Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS Jantung-Ulkus peptikum

Seorang pasien wanita berusia 45 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 65 kg
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan Diabetes sejak 5 tahun yang lalu, PJK sejak 1 tahun yang
lalu dan ulkus peptikum sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang : Mual, Muntah sudah 3 hari diikuti dengan diare
Riwayat Penyakit keluarga : Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi Diabetes
Obat yang sedang digunakan :

No Date Test Normal Range Result Day1 Day2 Day3 Day4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10
BG (blood gases)

FPG (Fasting plasma glucos)


LFT(Liver function test)
CBC(complete blood count)
ESR(erythrocyte
sedimentation rate)
RBG(Random blood glucose)
RCT
RP+LFT(Renal profile +
Liver Function test)
BU+CR(BUSE +
Creatnine)
RP+LFT+RB
BU+CR+LFT

Hemoglobin (WB) 12.3-16.3g/L 11


Hematocrit (WB) 42-52% for ♂
37-47% for ♀.
WBC 5.2-12.4 13
RBC 4.7-6.1 5
Hematology
Renal Profile:
Urea (S) 3.2-6.7
mmol/L
Creatinine (S) 61.8-132.6 132.6
mmol/L mmol/L
Cr Clearence 75-125
mmol/L
Electrolytes
Sodium(S) 135-145 145
mmol/L
Potassium(S) 3.5-5.0mmol/L 5.5
Calcium(S) 2.0-2.6mmol/L
Magnesium(S) 0.8-
1.20mmol/L
Lipid Profile:
Total cholesterol 3.5-5.7mmol/L 6
mmol/L
Triglyceride(S) 0.6-2.3mmol/L
LDL-cholesterol(S) 3.3-4.9mmol/L
HDL (S) >0.9mmol/L
Apolipoproten Mg/dl/L
Hyperlipidimia %
Blood glucose level
Random blood <11.0 mmol/L
glucose level
Fasting blood glucose 3.58 < 7.0
level mmol/L

Liver function test:


T-protein(S) 66-87 g/l
Albumin(S) 38-51 g/l
Globulin(S) 20-30 g/l
T-bilirubin(S) 0-24µmol/l
D-bilirubin(S) 0-4 µmol/l
CRP mg/L
Interleukin-6 Mg/L
Homocysteine Mg/L or
µmol/lit
SGPT
SGOT
Cardiac Function
test :
Troponin-T 0.3 ng/L
CKMB 5 mcg
INR
PT
APTT

Nama obat 23 24 25 26 27 28 29
Untuk ……………………
Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
Untuk Terapi ……………………..
Lasik 1 x 1 (PO)
Untuk Terapi ………………………

Ascardia 1 x 80 mg (PO)
Untuk Terapi ……………………….
Insulin 3x1 SC
Untuk Terapi ………………………
Captopril 2 x 12,5 mg (PO) v v v v v v V
Untuk ……………
Dulcolax 1x1 (PO)
Laxadine k/p
Untuk ,………..
NTR 3x1 tab (PO)
Untuk Terapi ……..
Ceftriaxone IV 1x2 gram
Metronidazol IV 3x1 gram
Untuk Terapi ……….
Alprazolam 1x 0,5 mg (PO)
Untuk Terapi ……………..
Paracetamol k/p
UntukTerapi…………….
Lansoprazole 1x1

Pemeriksaan Vital Sign


TekananDarah : 170/90 mmHg
T (suhu) : 37 C
Nadi : 85/menit
Pernafasan : 22/menit
Dokter mendiagnosa pasien ulkus peptikum dan dicurigai adanya H. Pylory
Pertanyaan :
1. Hitung Nilai GFR pasien?
Jawab :

2. Apakah obat yang perlu diberikan kepada pasien ulkus peptikum dan dicurigai adanya H. Pylory?
Jawab :
TIPE TERAPI CONTOH PILIHAN TERAPI
Triple Therapy  Amoksisilin + Clarithromycin + Omeprazole
2 Antibiotik + Proton Pump Inhibitor  Amoksisilin + Clarithromycin + Lansoprazole
(PPI)
Dual Therapy  Clarithromycin + Omeprazole
Antibiotik + Proton Pump Inhibitor (PPI)
 Amoksisilin + Lansoprazole
Antibiotik + H2 antagonis
 Clarithromycin + Ranitidine
Other Therapy  Metronidazole + Tetracycline + Bismuth
2 Antibiotik + Bismuth Subsalisilat + H2  Subsalicylate + Ranitidine
Antagonis

Referensi : Pharmacotherapy Handbook 9 th Edition


3. Jelaskan fungsi pengobatan diatas?
4. Bandingkan pengobatan diatas dengan guideline
5. Apakah penyebab CKMB menjadi tinggi ?
6. Apakah perbedaan ulkus peptikum dan GERD ?
Jawab :
Ulkus peptikum merupakan robekan pada mukosa lambung atau duodenum dengan ukuran >5 mm dan kedalaman
yang mencapai muskularis mukosa, yang secara umum diakibatkan oleh aktivitas asam dan pepsin dari cairan lambung (Valle,
2010). Sebagian besar tukak lambung akibat dari infeksi H. pylori atau penggunaan NSAID. Tingginya insiden ulkus lambung
dan duodenum pada pasien usia lanjut, menunjukkan bahwa mekanisme patofisiologi perkembangannya mungkin berbeda dari
pada populasi yang lebih muda. Bahkan studi epidemiologi terbaru menunjukkan bahwa prevalensi dan kejadian ulkus
peptikum menunjukkan penurunan konstan dalam populasi umum, studi terbaru melaporkan peningkatan penyakit ulkus
peptikum, komplikasi dan kematian pada pasien yang lebih tua (Franceschi, 2009).
(Valle JD. Peptic ulcer disease and related disorders. In: Longo DL, Faucy AS. Edts. Harrison Gastroenterology Hepatology.
New York: Mc Graw Hill Comp, 2010. P. 125-33)
(M. Franceschi et al. Acid-related disorders in the elderly. Best Practice & Research Clinical Gastroenterology 2009 ; 23: 839–
48)
Menurut definisi Montreal, GERD adalah kondisi kronis yang terjadi ketika refluks isi lambung menyebabkan gejala
yang mengganggu, merusak kualitas hidup atau menyebabkan kerusakan mukosa atau komplikasi.
(Vakil N, van Zanten SV, Kahrilas P, Dent J, Jones R. The Montreal definition and classification of gastroesophageal reflux
disease: a global evidence-based consensus. Am JGastroenterol 2006;101:1900–20).

7. Apakah penyebab pasien mual ?


Jawab :
Ulkus peptikum disebabkan oleh sekresi asam dan pepsin yang berlebih oleh mukosa lambung atau berkurangnya kemampuan
sawar mukosa gastroduodenalis untuk berlindung dari sifat pencernaan dari kompleks asam-pepsin (Guyton dan Hall, 2007).
Hal inilah yang menyebabkan pasien tersebut mual.

8. Apakah Captopril tetap harus dilanjutkan untuk pasien diatas, berikan alasan untuk jawaban saudara !
Jawab :
Efek kenaikan asam lambung karena mengkonsumsi antihipertensi Captopril secara berlebihan dan jangka waktu panjang akan
menyebabkan dinding lambung iritasi dan mengalami pembengkakan dan ini juga yang memicu perut terasa mual-mual dan
melilit. Pada umumnya antihipertensi bukan merupakan kontraindikasi pada pasien dengan maag, sehingga tetap
diperbolehkan untuk diberikan pada pasien dengan penyakit maag. Akan tetapi memang terdapat beberapa kelas antihipertensi
yang lebih sering menimbulkan dispepsia/maag akibat intoleransi, terutama golongan ACEI (captopril, lisinopril) dan ARb
(valsartan, losartan). Amlodipin sendiri merupakan agen antihipertensi yang sangat aman, dan sangat jarang menimbulkan efek
negatif pada lambung.

9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?


10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasien diatas!
Jawab :
 Istirahat secara teratur dan menjaga pikiran agar tidak stress dan cemas.
 Mengatur pola makan secara teratur dan makan-makanan lunak seperti bubur karena makanan halus akan merangsang
pengeluaran asam. Hindari cabai dan makanan mengandung asam.
 Hindari merokok karena menghalangi penyembuhan tukak gaster kronik, menghambat sekresi bikarbonat pankreas,
menambah keasaman bulbus duodenum, menambah refluks duogenogastrik akibat relaksasi sfingter pylorus sekaligus
meningkatkan kekambuhan tukak.

11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas !


Jawab :
ANALISA SOAP
 Subjekif
Wanita
Usia 45 tahun
TB/BB : 165 cm/65 kg
Mual Muntah sudah 3 hari
Diare

Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Hipertensi
Diabetes

Diagnosa :
Ulkus peptikum dan dicurigai adanya H. Pylory

 Objektif
Pemeriksaan Vital Sign
TekananDarah : 170/90 mmHg
T (suhu) : 37 C
Nadi : 85/menit
Pernafasan : 22/menit

Pemeriksaan Laboratorium

 Assasment
1. Captopril 12,5 mg ( 2x sehari )
 Plan
1. Captopril (golongan ACE-I) memiliki efek samping mual muntah dan ganguan lambung sehingga dikhawatirkan akan
memperburuk kondisi penyakit terapi dapat digantikan Amlodipine ( Golongan CCB ) 1x sehari 10 mg, setelah makan.
2. Pemberian Regimen terapi 1 minggu (PIONAS)
 Golongan PPI :
Omeprazole 20 mg : 2x sehari 1 capsul sebelum makan
 Pemberian Antibiotik
Amoxcicilin : 2 x sehari 1000 mg capsul, setelah makan
Clarithromycin : 2x sehari 500 mg capsul, setelah makan
3. Pemberian antidiare
Loperamide tablet : Setelah buang air besar, 2-4 mg maximal pengobatan 5 hari (PIONAS)

Anda mungkin juga menyukai