Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN UJI DISOLUSI

1. Pengertian disolusi
Disolusi merupakan suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk
padat ke dalam larutan suatu media (cairan tubuh), pada saat obat melarut
partikel-partikel padat memisah dari molekul demi molekul yang akan bercampur
dengan cairan dan tampak menjadi bagian dari cairan tersebut. Proses disolusi
terjadi ketika molekul obat dibebaskan dari fase padat (bentuk sediaan) dan akan
masuk ke dalam fase larutan (cairan tubuh), secara fisikokimia disolusi
merupakan proses zat padat memasuki fasa pelarut melewati proses multi langkah
yang melibatkan berbagai reaksi heterogen antara fasa solut-solut (zat terlarut-zat
terlarut) dan fasa pelarut pada antarmuka solut dan pelarut (Kurniawan, 2013).
2. Pengujian disolusi digunakan untuk mengetahui secara invitro pelepasan zat aktif obat
dari bentuk sediaan menjadi bentuk terlarut. Disolusi berhubungan dengan dimensi mutu
obat yaitu efisiensi suatu sediaan obat, karena obat akan efektif jika zat aktif dalam obat
dapat sampai diresptor dalam jumlah yang cukup.
UJI DISOLUSI
Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan alat tipe 2 USP. Pengaturan alat:
putaran pengaduk pada 75 rpm, jumlah medium disolusi 900 mL, dan suhu 37oC (±
0,5oC). Media yang digunakan yaitu larutan dapar HCl pH 1,2; dapar asetat pH 4,5;
dapar fosfat pH 6,8. Kaplet dimasukkan ke dalam bejana disolusi, alat dijalankan dan
diambil sampel sebanyak 5 mL pada menit ke 10, 15, 20, 30, 45, 60. Setiap pengambilan
larutan, diganti dengan medium dan suhu yang sama sebanyak 5 mL. Kadar dihitung
dengan menggunakan persamaan kurva baku yang telah diperoleh untuk masing-masing
medium disolusi.

SYARAT UJI DISOLUSI

Hasil interpretasi diperoleh hasil uji disolusi memenuhi persyaratan FI, yaitu untuk stage
1 (S1) maka dipersyaratkan tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5% dan rata-rata jumlah zat
terlarut tidak kurang dari Q + 10% (Kemenkes, 2014). Amoksisilin trihidrat memiliki kelarutan
dalam air 1 : 400, dan WHO juga mengklasifikasikan amoksisilin 250 dan 500 mg termasuk ke
dalam BCS kelas I (kelarutan dan permeabilitas tinggi). Persyaratan suatu kaplet dapat
menyederhanakan uji bioekivalensi dengan studi biowaiver yaitu apabila produk uji terdisolusi
≥85% pada menit ke 15 (Widiyasari dan Teuku, 2020).
Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui kadar kaptopril yang terlarut. dari masing-
masing formula yang sudah dibuat apakah sesuai dengan yang dipersyaratkan atau tidak.
Disolusi obat biasanya berkaitan dengan waktu hancur tablet dan biasanya akan mempengaruhi
ketersediaan obat dalam cairan tubuh. Kriteria untuk persen disolusi agar tablet memenuhi syarat
yaitu kadar obat terlarut dalam waktu 20 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Depkes.,
2014).
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keshatan RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Jakarta, Departemen Kessehatan
republic Indonesia, 327-569 P.

Kurniawan, Dadang. 2013. Disolusi dan Laju Disolusi Sediaan Farmasi. Purwokerto.
Universitas Jenderal Soedirman
Widiyasari, E., dan Teuku N.S.S., 2020, Assessment of physicochemical properties and
comparison of the dissolution profile of amoxicillin caplets: Uji sifat fisika-kimia dan
disolusi terbandingkan kaplet amoksisilin, Jurnal Ilmiah Farmasi. 16(2), Hal.118-
129, ISSN: 1693-8666

Anda mungkin juga menyukai