Anda di halaman 1dari 10

Perubahan Farmakokinetika dan Perubahan

Dosis Obat pada Beberapa Penyakit

Mahirsyah Wellyan TWH, MSc., Apt.


Overview Materi
• Contoh kasus farmakokinetika dan perubahan
dosis obat pada penyakit gagal ginjal
• Contoh kasus farmakokinetika dan perubahan
dosis obat pada penyakit gangguan hepar
• Contoh kasus farmakokinetika dan perubahan
dosis obat pada penyakit kardiovaskuler
• Contoh kasus farmakokinetika dan perubahan
dosis obat pada pasien geriatri
Kasus 1: Gagal Ginjal
• Tn. Edi (45 th), 60 kg, tinggi 167 cm. Masuk RS
dengan keluhan mual, muntah, pusing, lemas.
Dijumpai udem. BP 210/120 mmHg, suhu tubuh
normal. Riwayat minum obat Captopril 3x12,5 mg.
Hasil lab Cr 14,5 mg/dL, ureum 153 mg/dL, Na 143
mmol/L, K 4,1 mmol/L, Ca 2 mmol/L. Terapi
Captopril 25 mg/8 jam, Furosemid 40 mg/8 jam,
Metoclopramide 1 ampul/8 jam, infus D5% 1
flash/24 jam. Bagaimana pendapat Anda mengenai
dosisnya?
Kasus 2: Gagal Ginjal
• Ny. Eni (24 tahun, BB 55 kg) dirawat di RS
karena infeksi pasca operasi kuret. Kondisi
ginjal normal, dibuktikan dengan nilai Cr dan
ureum normal. Pasien mendapat terapi
Ampisilin sulbactam 1,5 g (ampisilin 1 g +
sulbactam 0,5 g) tiap 6 jam. Berapakah dosis
Ampisilin sulbactam yang harus diberikan bila
nilai CrCl pasien 23 mL/menit?
Kasus 3: Gangguan Hepar
• Tn. R (52 tahun, 65 kg) masuk RS dengan
keluhan mual, muntah, gelisah. Riwayat DM,
minum obat Glibenklamid 1 tablet/24 jam
selama 7 tahun terakhir. Hasil lab GDS 280
mg/dL, bilirubin total 4,3 mg/dL, SGOT/SGPT
79/83 mg/dL, Albumin 2,9 mg/dL, kreatinin
dan ureum normal. Bagaimana pendapat
Anda mengenai regimen terapinya? Apakah
ada rekomendasi terkait dosis Glibenklamid?
Petunjuk
• Penyesuaian dosis obat pada penderita
gangguan ginjal dengan cara menghitung skala
CPS (Child-Pugh Score)
• Perubahan minor/tidak ada perubahan dosis
– Gangguan hepar ringan
– Obat yg eliminasinya via ginjal dan tidak ada gagal
ginjal
Petunjuk
• Kurangi dosisnya hingga 25%
– Obat yang laju eliminasi di hepar <40%
• Kurangi dosisnya >25%
– Obat yg metabolismenya dipengaruhi oleh
penyakit hepar, diberikan secara kronis
– Obat memiliki indeks terapi sempit
– Obat dieliminasi oleh ginjal, dan fungsi ginjal
terganggu
Child-Pugh Score
1 poin 2 poin 3 poin
Ensepalopati Tidak ada 1 atau 2 3 atau 4
Asites Tidak ada Ringan Sedang
Bilirubin (mg/dL) 1-2 2-3 >3
Albumin (mg/dL) >3,5 2,8-3,5 <2,8
PT 1-4 4-10 >10

• Poin total
• 5-6 = gangguan ringan
• 7-9 = gangguan sedang
• >9 = gangguan berat
Kasus 4: Penyakit Kardiovaskular
• Ny W (78 tahun, 167 cm, 70 kg) masuk RS dengan keluhan
sesak nafas, kaki bengkak, lemah, mual. Riwayat gagal
jantung 2 tahun. Pasien membawa obat dari rumah
Bisoprolol 5 mg/24 jam, Valsartan 80 mg/24 jam, ISDN 5
mg/8 jam, HCT 25 mg/24 jam, Spironolakton 25 mg/24
jam. Tekanan darah 120/90 mmHg, RR 29x/menit,
temperatur 37,2 °C. Hasil lab kreatinin 3,7 mg/dL, ureum
45 mg/dL, Albumin 3,9 mg/dL, Na 145 mmol/L, K 3,1
mmol/L. Terapi dari rumah dilanjutkan, ditambah
Furosemid 40 mg/12 jam bolus i.v. Bagaimana pendapat
Anda mengenai dosisnya?
Kasus 5: Pasien Geriatri
Tn. S (72 th, 78 kg) dirawat di RSDK. Masalah medis yang
dialami adalah pneumonia sepsis (dengan penurunan
kesadaran), asidosis respiratorik, hematemesis (muntah darah)
e.c. stress ulcer, hipertensi stage I, dislipidemia, hiperurisemia,
hipoalbuminemia ringan, serta overweight. Obat-obatan yang
telah diberikan kepada pasien adalah: Injeksi Ceftriaxone 1 x
2gr i.v, Ambroksol 3 x 30 mg, Parasetamol 3 x 500 mg,
Captopril 3 x 12,5 mg, Allopurinol 3 x 100 mg, Simvastatin 1x10
mg (malam), Ranitidin 6x50 mg i.v, Oksigen 2L/menit, Infus RL
40 tpm : D 5% 40 tpm : Aminovel 20 tpm (satu kali sehari).
Temperatur 39 °C, kreatinin 2,1 mg/dL. Bagaimana pendapat
Anda mengenai dosisnya?

Anda mungkin juga menyukai