Anda di halaman 1dari 14

TUTORIAL 2

PELAYANAN SEDIAAN FARMASI

DIABETES MELLITUS, NEFROPATI DIABETIC, HIPERTENSI STAGE II


HASIL BELAJAR MANDIRI

ELSA CHRISTINA

(2008020169)

KELOMPOK 3

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
STEP 5
LEARNING OBJECTIF
1. Mahasiswa mampu menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium klinik pasien
2. Mahasiswa mampu mengkorelasikan penyakit yang diderita oleh pasien
dengan factor resiko dan patofisiologi
3. Mahasiswa mampu merumuskan atau menyusun algoritma terapi
4. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi obat melalui PTO,
MESO menurut algoritma naranjo, dan konseling
5. Mahasiswa mampu merumuskan atau menentukan tujuan dari terapi yang
diberikan
6. Mahasiwa mampu menerapkan SOAP dalam kasus
7. Mahasiswa mampu mengetahui cara rekonsiliasi obat

BELAJAR MANDIRI
Diabetus Mellitus Nefropati

Nefropati Diabetik adalah komplikasi mikrovaskuler diabetes melitus


yang ditandai dengan adanya penurunan albumin, lesi diabetic glomelular,
dan penuruan GFR, kemudian pada ginjal dapat berakhir sebagai gagal ginjal.
Penyakit ginjal (nefropati) merupakan penyebab utama kematian dan
kecacatan pada diabetes melitus. Pada keadaan hiperglikemik dapat memicu
hiperfiltrasi dan hipertrofi ginjal yang dapat menyebabkan area filtrasi
glomerulus berkurang.

Faktor Resiko Diabetic Nefropati


1. Hipertensi
2. Hiperglikemi
3. Dislipidemia
4. Usia
5. Genetic
6. Merokok

Tatalaksana Terapi
Terapi Insulin

Insulin digunakan pada saat keadaan :


1. HBA1C saat diperiksa ≥7.5% dan sudah menggunakan dua obat antidiabetes
2. HBAIC saat diperiksa >9%
3. Penurunan berat badan yang cepat
4. Hiperglikemia berat disertai ketosis
5. Krisis hiperglikemia
6. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
7. Stress berat ( infeksi sistemik, operasi besar, infarm miokard dan stroke)
8. Kehamilan dengan DM/diabetes mellitus gestasional yang terkendali
dengan pencernaanmakanan
9. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
10. Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
11. Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi

Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara persisten dengan tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg pada
pemeriksaan berulang (Perkeni, 2015).

Faktor resiko
a. Merokok
b. Obesitas
c. Immobilitas
d. Dyslipidemia
e. Diabetes mellitus
f. Ras
g. Asupan tinggi garam
h. Konsumsi alcohol
i. Usia (pria >55 th da wanita >65 th)
j. Riwayat keluarga terkena hipertensi
k. Pasien dengan tekanan darah normal tinggi

Tanda dan Gejala Hipertensi


a. tekanan darah (<120/80 mmHg)
b. sakit kepala
c. gelisah
d. jantung berdebar-debar
e. pusing
f. pengelihatan kabur
g. sakit dada dan mudah lelah (Depkes RI, 2013)

Tatalaksana Terapi hipertensi dengan CKD


HIPERKALEMIA
Hiperkalemia adalah masalah metabolic yang disebabkan oleh
ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan atau mengekresikan kalium yang
ditandai dengan peningkatan kadar kalium pada tubuh.

Faktor resiko

a. akibat dari efek samping suatu terapi


b. gangguan distribusi kalium antara ruang intraseluler dan ekstraseluler
c. gangguan ginjal dalam mengekresikan kalium

Tanda dan gejala

a. lemas
b. mual
c. mintah
d. aritmia
Tatalaksana terapi
No. ID : OB678SC01
No. RM
: 12.00.978.89
Nama pasien
: Ny. SE
Nama Ibu Kandung
: Ny. Ha
Alamat Pasien
: Jl. Manggis
LEMBAR REKONSILIASI PENGOBATAN
Daftar Riwayat Alergi

Tanggal Alergi Obat Berat alergi Reaksi Alergi


Ringan/sedang/berat
- - - -

Daftar semua jenis obat yang digunakan pasien atau dibawa dari rumah baik obat resep, OTC, herbal atu TCM

No. Nama Obat Dosis/ Lama Alas an Berlanjut saat rawat


Frekuensi penggunaan mengkonsumsi inap
obat Ya Tidak
1. Metformin 3x 500 mg 16 tahun Hiperglikemia Tidak
(Diabetus
Mellitus)
2. O2 4 lpm 2 hari Pasien Ya
mengalami
sesak
3. Ventolin nebul 10 ml 2 hari Pasien Ya
mengalami
sesak
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

Tanda Vital Parameter Nilai Normal Tanggal


26-3-2021 (09.00) 26-3-2021 (17.00) 27-3-21
Tekanan darah ≤120/80 mmHg 180/80 mmHg 145/80 mmHg 140/80
(mmHg) mmHg
Nadi (kali permenit) 60-80x/ menit 120x / menit 88x / menit 80x/menit
Suhu badan (ºC) 37±0.5ºC 37ºC 36.2 ºC 36.2 ºC
Respirasi (kali pe 18-22x/ menit 33x / menit 25x / menit 20x/ menit
menit)
Keluhan Lemah Edema (-)
Sesak Sesak (-)
Mual (-)
Data Laboratorium Nilai normal - - -
laboratorium pasien/kultur/
pasien radiologi
GD2PP <200 mg/dL 273 mg/dL
GDP 70-99 mg/dL 147 mg/dL 130 mg/dL
Kreatinin 0.5-1.5 mg/dL 13.6 mg/dL 16.0 mg/dL
BUN 5-20 mg/dL 78.6 mg/dL 79 mg/dL
K 3.8-5.0 mg/dL 7.1 mg/dL 4.8 mg/dL
HbA1C 4-5.6% 9.1%
Protein - +3
Glukosa - +1
Eritrosit 1-2 9-10
pCO2 35-45 23
HCO3 21-25 12.1
BE (-3.5)-(+2.0) -13.8
Nama Obat Dosis
Rute Furosemid 2x20 mg V V v
parenteral
Ca Glukonat bolus 1 amp V V v
Ranitidine 2 x 50 mg V V v

Rute oral Captopril 3 x 12.5 mg V V V


Amlodipin PO 10 mg – 0 – 0 V V V
IV FD Balance Cairan 600 cc/24 jam V V V
Rute Lantus (Subkutan) 0-0-8 IU V V V
Lainnya
O2 (inhalasi) 4 lpm V V -
Ventolin Nebul 10 ml V V -

Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Tanggal Catatan Perkembangan Dokter Nama Tangga Catatan perkembangan Nama


Jam terang l Jam tenaga kesehatanlain terang dan
TTD TTD
26-3- Dx: DMND + HT stage II + dr. Broto, 25-3- 2021 Subjektif :
2021 Hiperkalemia KU : lemah, sesak SpPD 12.00 lemah dan sesak
09.00 TD : Objektif :
180/80 TD: 180/80 mmHgRR: 32x/
mmHg RR menit Nadi : 120x/menit Apt.
: 32 GFR: 5.104 mL/menit Elsa
x/menit Assesment : Christina.
Nadi : 1. Pasien mengalami S.Farm.,
120x/meni hipertensi, setelahditerapi
t T : 37 oC tekanan darah pasien
Tx: belum memenuhi target
O2 4 lpm terapi yaitu 140/80
Ventolin nebul 10 mL mmHg
Ca gluconat bolus 2. Pasien mengalami
pelan 1 amp Lantus hiperglikemi, setelah
0-0-8 IU diberikan terapi kadar
Captopril PO 3 x
gula darah pasienbelum
12.5 mg
Furosemid IV 2 x 20 memenuhi target terapi
mg yaitu
Ranitidin IV 2 x GD2JPP <200 mg/dL
50 mg Balance cairan, minum 3. Tidak diketahui kadar
600 cc/24 kalium, setelah
Jam pemberian terapi
Plan :
Rekomendasi : Terapi dapat
tetap diteruskan
dengan memonitoring
terhadap efektivitas
terapi dan ESO
Monitoring efektivitas :
penurunan Tekanan
darah, penurunan kadar gula darah,
penurunan kadar kalium
Monitoring Efek samping :
Hipotensi dan
Hipoglikemia, Hipokalemia.
09.30 Konsul kardiologi: EKG : dr.Hana, Apt.
Irama sinus takikardi Sp.J P Elsa
120x/menit, aksis frontal N (K) Christina.
Kesimpulan: hipertensi S.Farm.,
stage II + hiperkalemia
tanpa aritmia Saran :
amlodipine 10 mg – 0 – 0 ,
koreksi
kalium, terapi lain
mengikuti TS, px kami
ikuti

17.00 Dx: DMND + HT dr. Sinta Subjektif : Apt.


stage II + (dr.jaga) lemah Elsa
Hiperkalemia Objektif : Christina.
GCS : 456 KU : TD: 145/80 mmHgRR: 25x/ S.Farm.,
lemah menit Nadi : 88x/menit
TD : 145/80 mmHg RR : Assesment :
25 x/menit Nadi : 88 1. Pasien mengalami
x/menit hipertensi, pemberian
T : 36,2 oC terapi sudah
GD2PP : 273 mg/dL menununjukan
Tx: O2 4 lpm efektivitas dengan
Ventolin penurunan tekanan
nebul 10 mL darah mendekati target
Lantus 0 - 0 - terapi yaitu 145/80
8 IU mmHg
Captopril PO 3 x 12.5 mg 2. Pasien mengalami
Furosemide IV 2 X 20 Mg
Ranitidin IV 2 x 50 mg hiperglikemia, setelah
Amlodipin PO 10 mg - 0 -0 diberikan terapi kadar
Balance cairan, minum 600 gula darah pasien
cc/24 jam belum memenuhi target
terapi yaitu GD2JPP
<200 mg/dL
3. Tidak diketahui kadar
kalium, setelah
pemberian terapi
Plan :
Rekomendasi : Terapi dapat
tetap diteruskan dengan
memonitoring terhadap
efektivitas terapi dan ESO
Monitoring efektivitas :
penurunan Tekanan darah,
penuruna kadar gula darah,
penurunan kadar kalium
Monitoring Efek samping
: Hipotensi dan
Hipoglikemia, Hipokalemia
27 - 3 - Dx: DMND + HT stage II + dr. Broto, 27 - 3 - Subjektif : Apt.
2021 Hiperkalemia GCS : 456 SpPD 2021 08.00 Baik, udema berkurang, Elsa
07.00 KU : baik, udema berkurang, sesak (-) dan Mual(-) Christina.S.
sesak ( -),mual ( - ) Objektif : Farm.,
TD : TD: 140/80 mmHgRR: 20x/
140/80 menit Nadi : 80x/menit
mmHg RR : GFR : 4.33 mL/menit
20 x/menit Assesment :
Nadi : 80 1. Pasien mengalami
x/menit hipertensi, pemberian
T : 36,2 oC terapi sudah menununjukan
GDP : efektivitasdengan
130 memenuhi target terapi
mg/dL yaitu tekanan darah 140/90
Kreatinin mmHg
16.0 2. Pasien mengalami
BUN 79 mg/dL hiperglikemia, setelah
K 4.8 diberikan terapi sudah
Tx: menunjukanefektivitas
Terapi lanjut O2 bila sesak yaitu dengan kadar GDP
Ventolin stop 130 mg/dL
3. Pasien hiperkalemia,
setelah diberikan terapi
sudah menunjukkan
efektivitas dibuktikan
dengan penurunankadar
kalium yaiti 4.8 mg/dL

DOKUMEN KONSELING

Nama : Ny. SE
Jenis Kelamin: Perempuan
Tanggal Lahir: 17-Maret-1965
Alamat : jl. Yang Jauh
Tanggal Konseling : 15-03-2021
Nama Dokter : dr. NamiraChristy Davina
Diagnosis : DMND + HT stage II + Hiperglikemia
Nama Obat, dosis, dan cara pemakaian obat :
1. Penggunaan obat captopril : dikonsumis 3 kali sehari setiap 8 jam dengan dosis 12.5 mg dikonsumsi pada
saat belum makan ataupada saat perut kosong.
2. Penggunaan obat amlodipine : dikonsumsi 1 kali sehari pada pagi hari sesudah makan dengan dosis 10
mg.
3. Cara penggunaan obat khusus, yaitu penggunaan insulin:
Step 1. Persiapan
Lepaskan tutup insulin pen, periksa reservoir untuk memastikan insulin jelas, tidak berwarna dan tidak terdapat
partikel
Step 2. Pemasangan Jarum
Tarik kertas pembungkus jarum pen, masukkan jarum insulin ke insulin pen
Step 3. Melakukan Uji Keaman
 Tahan pena denan jarum mengarah ketas dan tekan reservoir insulin pelanelan sehingga gelembung udara
naik ke bagian atas jarum
 Tekan tombol injeksi dengan benar sampil mengamati bahwa insulin keluar dari jarum
 Jika perlu, ulangi sampai insulin terlihat diujung jarum
 Jika insulin masih belum keluar, gunakan jarum baru dan lakukan uji keamanan lagi
Step 4. Pemilihan dosis
Pastikan dosis awal menunjukkan “0” dan kemudian pilih dosis. Putar kembali keatas atau kebawah
Step 5. Injeksikan Insulin
 Bersihkan daerah yang akan disuntikkan dengan alcohol swab
 Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol injeksi
 Cubit bagian kulit yang akan di suntikkan
 Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan
 Gunakan ibu jari untuk menekan kebawah pada tombol injeksi sampai berhenti (klep dosis akan
kembali ke nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin keluar
dari tempat injeksi. Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi
tidak berbahaya.
Step 6. Lepaskan Jarum
 Setelah penyuntikan, memasukkan penutup jarum luar pada jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari
pen.
 Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah
Riwayat Alergi : -
Keluhan : Sesak, lemas
Pasien pernah datang konseling sebelumnya: tidak
Tindak Lanjut : -
Pasien Apoteker

(Ny. SE) (Apt. Elsa Christina.


S.Farm.,)
DAFTAR PUSTAKA
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edit., McGraw-HillEducation Companies,
Inggris.
JOYCE C, et al, 2006, Hiperkalemia, Portland, American Family Physician, Volume
773, Number 2.
Lim A, 2014, Diabetic Nephropathy-Complication and Treatment, Australia,
Internasional Journal Of Nephrology and Renovascular Disease, Volume : 4,
Number: 7, page : 361-381.
Parchwani d, Upadhyah, A 2012, Diabetic Nephrophaty: Progression and
Pathophysiology, Gujarat, Internasional Journal of Medical and Public
Health, Vol 1, Issue 2
PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai