Nim : 202008002
Prodi/kelas : S1 Farmasi/5A
PRAKTIKUM 1
DIABETES MILITUS
Tujuan :
Pada praktikum kali ini mahasiswa dapat menganalisis dan memberikan informasi kasus
penyakit diabetes militus.
Dasar Teori :
Beberapa proses patofisiologis yang terlibat dalam terjadinya diabetes, mulai dari
perusakan sel β pada pankreas dengan konsekuensi defisiensi insulin, sampai abnormalitas yang
berujung pada resistensi insulin. Resistensi insulin pada otot adalah kelainan yang paling awal
terdeteksi dari diabetes tipe 1. Adapun penyebab dari resistensi insulin yaitu: obesitas/kelebihan
berat badan, glukortikoid berlebih (sindrom cushing atau terapi steroid), hormon pertumbuhan
berlebih (akromegali), kehamilan, diabetes gestasional, penyakit ovarium polikistik, lipodistrofi
(didapat atau genetik, terkait dengan akumulasi lipid di hati), autoantibodi pada reseptor insulin,
mutasi reseptor insulin, mutasi reseptor aktivator proliferator peroksisom (PPAR γ), mutasi yang
menyebabkan obesitas genetik (misalnya: mutasi reseptor melanokortin), dan hemochromatosis
(penyakit keturunan yang menyebabkan akumulasi besi jaringan). Pada diabetes tipe I, sel beta
pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun, sehingga insulin tidak dapat diproduksi.
Hiperglikemia puasa terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat diukur oleh hati.
Meskipun glukosa dalam makanan tetap berada di dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia
postprandial (setelah makan), glukosa tidak dapat disimpan di hati. Jika konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak akan dapat menyerap kembali semua glukosa yang telah
disaring. Oleh karena itu ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa yang disaring. Akibatnya,
muncul dalam urine (kencing manis). Saat glukosa berlebih diekskresikan dalam urine, limbah
ini akan disertai dengan ekskreta dan elektrolit yang berlebihan. Kondisi ini disebut diuresis
osmotik. Kehilangan cairan yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil
(poliuria) dan haus (polidipsia). Kekurangan insulin juga dapat mengganggu metabolisme
protein dan lemak, yang menyebabkan penurunan berat badan. Jika terjadi kekurangan insulin,
kelebihan protein dalam darah yang bersirkulasi tidak akan disimpan di jaringan. Dengan tidak
adanya insulin, semua aspek metabolisme lemak akan meningkat pesat. Biasanya hal ini terjadi
di antara waktu makan, saat sekresi insulin minimal, namun saat sekresi insulin mendekati,
metabolisme lemak pada DM akan meningkat secara signifikan. Untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah pembentukan glukosa dalam darah, diperlukan peningkatan ISBN: 987-
602-72245-6-8 Prosiding Biologi Achieving the Sustain jumlah insulin yang disekresikan oleh
sel beta pankreas. Pada penderita gangguan toleransi glukosa, kondisi ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan tetap pada level normal atau sedikit meningkat.
Namun, jika sel beta tidak dapat memenuhi permintaan insulin yang meningkat, maka kadar
glukosa akan meningkat dan diabetes tipe II akan berkembang.
FORMAT LAPORAN
1. Patient’s Database
Nomorregistrasi / tglmasukrumahsakit :-
Tanggal Review :-
Nama : Tn. E
Usia : 46 tahun
Jeniskelamin : Laki-Laki
Tinggibadan : 162 cm
Beratbadan : 65 kg
Family History : -
Social History : -
M
Glucodex 1x1 p.o P
Si
So
M
Neurodex 2x1 p.o P
Si
So
M
2. SOAP Notes
Temperatur o
C 36,5-37,5 oC 37,8 oC
- Laboratory Test
WBC/Leuko X 109 /L
RBC/Eri X 1012 /L
HGB/Hb 14,0 g%
HCT/PCV %
PLT/Thrombo X 109 /L
LED mm/jam
Eo %
Ba %
Stab %
Seg %
Lym %
Mo %
Cr Mg/dL 0,5-1,2mg/dL 2,3mg/dL
Natrium mMol/L 136-145mMol/L 123mMol/L
Kalium mMol/L 3,5-5mMol/L 3,0mMol/L
SGOT U/L 5-40 µ/L N
SGPT U/L 7-56 µ/L N
Cholesterol mg/dL
Triglyceride mg/dL
HDL-Cholesterol mg/dL
LDL-Cholesterol mg/dL
Gula darah acak mg/dL ≥ 200mg/dL 421mg/dL
2 jam PP mg/dL
HbA1C %
BUN Mg/dl 9-20mg/dl 21mg/dl
Assessment :
Plan
Kesimpulan :
Pembahasan :
Hasil pemeriksaan lab didapatkan Cr 2,3 mg/dl Tinggi (Normal 0,5-1,2mg/dl) ,BUN. 21mg/dl Tinggi
(Normal 9-20mg/dl). Pada penderita diabetes ketoasidosis Blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin (Cr)
seringkali tinggi akibat dehidrasi dan menurunnya perfusi ginjal. Selain itu kadar Na 123meq/l Rendah
(Normal 135-145meq/l), K 3,0 meq/l Rendah (Normal 3,5-5 meq/l). Ketoasidosis diabetikum juga
dikaitkan dengan penurunan kadar kalium dan natrium tubuh total. Serupa dengan natrium, hiperglikemia
akan menyebabkan terjadinya pergeseran air dan kalium dari ruang intraselular ke ruang ekstraselular.
Deplesi kalium disebabkan oleh karena adanya kehilangan kalium hebat di urin sebagai akibat diuresis
osmotik dan kemudian peningkatan hantaran cairan dan natrium ke situs sekresi kalium pada nefron
distal. Keadaan ini dapat dieksakserbasikan lebih lanjut oleh intake oral yang buruk, dan muntah.
DAFTAR PUSTAKA
Ferina, Jhons, Alia. 2016. Tatalaksana Farmakologi DM Tipe 2 pada Wanita Lansia dengan
Kadar Gula Darah Tidak Terkontrol. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung
Putra I Wayang,Berawi Khairun Nisa. 2015. Jurnal Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes
Tipe 2. Fakultas Kedokteran.Universitas Lampung
Lestari,Zulkarnain, ST. Aisyah Sijid. 2021. DM:Riview Etiologi, Patofisiologi, Gejala, Penyebab,
Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan, dan Cara Pencegahan. Program Studi Biologi, Fakultas
Sains dan Teknologi. UIN Alauddin Makassar
Kasim Fauzi. 2019. Informasi Sepesialite Obat Indonesia;Volume 52-Tahun 2019. PT ISFI
Peberbitan Jakarta.
MIM.(2020).Petunjuk konsultasi Edisi 20 (2020/2021). Jakarta:PT Bhuana Ilmu Populer