Anda di halaman 1dari 21

Diabetes Mellitus

Debby Krisdayanti
Ratih Astaning Gusti
Sri Kartika Dewi
Kelompok 4 (B2)
Definisi Penyakit
• Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok
gangguan metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia dan kelainan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Ini hasil dari cacat
dalam sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau
keduanya. Mikrovaskuler kronis, makrovaskular, dan
komplikasi neuropati dapat terjadi.
(Dipiro, 2009 Ed 7 hal 210).
Epidemiologi
• Tipikal DM tipe 1 adalah gangguan autoimun yang berkembang di masa kanak-kanak
/ awal dewasa, meskipun beberapa bentuk laten terjadi. Jenis 1 DM account untuk
hingga 10% dari semua kasus DM dan mungkin diprakarsai oleh paparan individu
yang rentan secara genetik untuk agen lingkungan. Gen kandidat dan faktor
lingkungan dilaporkan lazim dalam populasi umum, tetapi pengembangan
autoimunitas sel β terjadi dalam waktu kurang dari 10% dari populasi dan
berkembang menjadi diabetes melitus dalam waktu kurang dari 1% populasi.
Prevalensi autoimunitas β-sel tampak sebanding dengan insiden tipe 1 DM dalam
berbagai populasi. Misalnya, negara Swedia, Sardinia, dan Finlandia memiliki
prevalensi antibodi sel islet tertinggi (3% sampai 4,5%) dan berhubungan dengan
insiden tertinggi tipe 1 DM, 22 untuk 35 per 100.000. Penanda autoimunitas telah
terdeteksi di 14% untuk 33% orang dengan tipe 2 DM pada beberapa populasi dan
terwujud dengan kegagalan awal dari agen oral dan ketergantungan insulin. Jenis DM
ini juga telah dirujuk sebagai diabetes autoimun laten pada orang dewasa (LADA).
(Dipiro, 2005 Ed 6 hal 1334).
Patofisiologi
• Tipe 1 DM (5% – 10% kasus) biasanya berkembang di masa kanak-kanakan atau awal
dewasa dan hasil dari kehancuran autoimun-dimediasi sel β-pankreas, mengakibatkan
kekurangan insulin mutlak. Proses autoimun dimediasi oleh makrofag dan limfosit T
dengan autoantibodi untuk β-sel antigen (misalnya, antibodi sel islet, antibodi insulin).
• Tipe 2 DM (90% kasus) ditandai dengan kombinasi dari beberapa derajat resistensi
insulin dan kekurangan insulin relatif. Resistensi insulin diwujudkan dengan
meningkatnya lipolisis dan produksi asam lemak bebas, peningkatan produksi glukosa
hepatik, dan berkurangnya penyerapan otot rangka glukosa.
• Penyebab umum diabetes (1% – 2% kasus) termasuk gangguan endokrin (misalnya,
acromegaly, sindrom Cushing), kehamilan diabetes mellitus (gdm), penyakit pada
pankreas eksokrin (misalnya, pankreatitis), dan obat-obatan (misalnya, glukokortikoid,
pentamidin, Niacin, α-interferon).
• Komplikasi mikrovaskuler termasuk retinopati, neuropati, dan nefropati. Komplikasi
makrovaskular termasuk penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit vaskular perifer.
(Dipiro, 2015 Ed 9 hal 161).
Tanda dan Gejala
Gejala diabetes ditambah kadar glukosa plasma kasual ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
atau glukosa puasa plasma ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L) atau 2-jam pasca beban
glukosa ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT.
a. dengan tidak adanya hiperglikemia tegas, kriteria ini harus dikonfirmasi oleh
pengujian berulang pada hari yang berbeda. Ukuran ketiga (tes toleransi glukosa
oral; OGTT) tidak dianjurkan untuk penggunaan klinis rutin.
b. kasual didefinisikan sebagai setiap saat sepanjang hari tanpa memperhatikan
waktu sejak makanan terakhir. Gejala klasik diabetes termasuk poliuria,
polydipía, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
c. puasa didefinisikan sebagai tidak ada asupan kalori selama sedikitnya 8 jam.
d. pengujian harus dilakukan sebagaimana dijelaskan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization), menggunakan beban glukosa yang
mengandung 75 g glukosa anhidrat yang terlarut dalam air
(Dipiro, 2005 Ed 6 hal 1334).
Diagnosis
• Skrining untuk tipe 2 DM harus dilakukan setiap 3 tahun di semua orang dewasa yang
dimulai pada usia 45. Pengujian harus dipertimbangkan pada usia yang lebih awal dan lebih
sering pada individu dengan faktor risiko (misalnya, riwayat keluarga DM, obesitas, tanda
resistensi insulin).
• Tes skrining yang dianjurkan adalah glukosa puasa plasma (FPG). FPG normal kurang dari
100 mg/dL (5,6 mmol/L).
• Gangguan glukosa puasa didefinisikan sebagai FPG 100 untuk 125 mg/dL (5,6 sampai 6,9
mmol/L).
• Gangguan toleransi glukosa didiagnosis ketika 2-jam postload sampel tes toleransi glukosa
oral antara 140 dan 199 mg per dL (7,8 untuk 11,0 mmol/L).
• Kriteria diagnostik untuk DM terkandung dalam tabel 19-1.
• Wanita hamil harus menjalani penilaian risiko untuk GDM pada kunjungan Prenatal
pertama mereka dan melanjutkan pengujian glukosa jika beresiko tinggi (misalnya, sejarah
keluarga positif, sejarah pribadi GDM, obesitas bertanda, atau anggota kelompok etnis
berisiko tinggi).
(Dipiro, 2009 Ed 7 hal 2101).
Pemeriksaan Penunjaang
1. Glukosa Plasma Puasa
• Glukosa puasa terganggu = 100-125mg/dL
• Diabetes Mellitus = FPG >126mg/dL
2. Uji glukosa plasma 2 jam postload
• Toleransi glukosa terganggu = 140-199mg/dL
• Diabetes Mellitus = >200mg/dL
3. HbAIC
• Resiku Diabetes mellitus = 5,7%-6,4%
• Diabetes Mellitus = HbAIC >6,5%
(Dipiro, 2017 hal 3226).
Algoritma
(Dipiro, 2008 hlm 1356)
(Dipiro, 2009 hlm 1358)
Subject
- riwayat dm sejak 5 tahun yang lalu datang ke
dokter
- keluhan badan lemah, pegal-pegal, kaki sering
kesemutan dan terdapat ganggrene di kaki.
- Riwayat pengobatan sebelumnya : gibenklamid,
metformin, simvastatin
- Diagnosa : dm tipe 2-neuropati dan ulkus di kaki
Object
- GDP 220 mg/dl, GD 2 jam PP 490 mg/dl, HbA1c
11%, HDL 35 mg/dl, LDL 210 mg/dl, kolesterol total
285 mg/dl, TGA 278 mg/dl.
- TD 140/90 mmHg, suhu 38°C
- 80 kg
- 160 cm
Assesment
Tepat obat dan tepat dosis :
1. captopril tepat obat dan tepat dosis
2. metformin tepat tobat dan tepat dosis
3. furosemid tidak tepat obat/tidak digunakan
4. Novorapid tepat obat dan tidak tepat dosis
5. Lantus tepat obat dan tidak tepat dosis
6. Lipitor tepat obat dan tepat dosis
Plan
• Furosemid tidak diberikan, dan karena pasien baru
mengalami hipertensi stage pertama (DM perkening
hal 54)
• Novoramid diberikan 0,1-0,2unit/kg/ hari x 80kg=8-
16 unit per hari (manscape)
• Lantus diberikan 0,2 unit/kg per hari x 80 kg = 16
unit/hari (manscape)
Kasus
Tn US, usia 45 tahun, 160 cm, 80 kg, dengan riwayat dm sejak
5 tahun yang lalu datang ke dokter dengan keluhan badan
lemah, pegal-pegal, kaki sering kesemutan dan terdapat
ganggrene di kaki. Data klinik menunjukkan td 140/90 mmhg,
suhu 38°c.
Hasil pemeriksaan laboratorium : GDP 220 mg/dl, gd 2 jam
pp 490 mg/dl, hba1c 11%, HDL 35 mg/dl, LDL 210 mg/dl,
kolesterol total 285 mg/dl, tga 278 mg/dl.
Riwayat pengobatan sebelumnya : glibenklamid, metformin,
simvastatin
Diagnosa : dm tipe 2-neuropati dan ulkus di kaki
Obat yang digunakan pasien sekarang
adalah :
R/ captropil 12,5 mg
s. 2 d d 1 tab
R/ furosemid tab
s. 1. d. d 1 tab
R/ metformin 500 mg
s. 3. d. D 1 tab
R/ novorapid flex pen
s. 2dd 16 unit
R/ lantus flex pen
s. 1dd 5 unit
R/ lipitor
s. 1. d d 1 tab
Pertanyaan
1. Lakukan pemantauan obat dengan metode soap !
2. Isi formulir pelayanan dan lakukan konseling obat
pada pasien diatas dengan metode 3 prime question
3. Jelaskan penggunaan insulin dengan alat peraga !
1) Apa yang dikatakan dokter tentang kegunaan
pengobatan anda ?
2) apa yang dikatakan dokter tentang cara pakai
obatnya ?
3) apa yang dikatakan dokter tentang harapan
terhadap pengobatan anda ?
Jawab
1. Soap
Subject :
riwayat dm sejak 5 tahun yang lalu datang ke dokter
keluhan badan lemah, pegal-pegal, kaki sering
kesemutan dan terdapat ganggrene di kaki.
Riwayat pengobatan sebelumnya : gibenklamid,
metformin, simvastatin
Diagnosa : dm tipe 2-neuropati dan ulkus di kaki
Objek :
GDP 220 mg/dl, GD 2 jam PP 490 mg/dl, HbA1c 11%, HDL 35
mg/dl, LDL 210 mg/dl, kolesterol total 285 mg/dl, TGA 278 mg/dl.
TD 140/90 mmHg, suhu 38°C
80 kg
160 cm

Assesment :
Tepat obat dan tepat dosis :
1. captopril tepat obat dan tepat dosis
2. metformin tepat tobat dan tepat dosis
3. furosemid tidak tepat obat/tidak digunakan
4. Novorapid tepat obat dan tidak tepat dosis
5. Lantus tepat obat dan tidak tepat dosis
6. Lipitor tepat obat dan tepat dosis
Plan :
• Furosemid tidak diberikan, dan karena pasien baru
mengalami hipertensi stage pertama (DM perkening
hal 54)
• Novoramid diberikan 0,1-0,2unit/kg/ hari x 80kg=
(manscape)
• Lantus diberikan 0,2 unit/kg per hari x 80 kg = 16
unit/hari (manscape)
Kegunaan dan Cara Pakai Obat Yang Diberikan
• Captropil digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien dan di minum 2 x sehari 1
tablet, obat ini lebih efektif jika diminum sebelum makan.
• Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), dan
memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer. Metformin merupakan pilihan pertama pada
sebagian besar kasus DMT2. Obat ini diminum 3 x sehari satu tableet sesudah makan.
• Novorapid digunakan untuk memasukkan insulin guna membantu memperbaiki produksi
insulin yang dihasilkan tubuh dengan cepat dan modern dengan cara disuntikkan kedalam
tubuh. Novorapid akan mulai untuk menurunkan gula darah 10-20 menit setelah
menyuntikannya ke dalam tubuh, efek maksimum terjadi antara 1 dan 4 jam setelah injeksi, dan
efeknya tertahan hingga 24 jam. Obat digunakan 8-16 unit perhari, suntikkan obat dibawah kulit
biasanya dapat dilakukan sekitar 5 sampai 10 menit sebeum makan. Jangan suntikkan obat di
area pembuluh darah atau otot karena dapat terjadi gula darah amat rendah (hiperglikemia).
• Lantus digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe 1 dan diabetes mellitus tipe 2 pada
orang dewasa, remaja dan anak berusia 2 tahun ke atas yang sudah menjalani pengobatan
dengan perubahan pola hidup dan obat antidiabetik namun tidak dapat mencapai target gula
darah yang diinginkan. Obat ini digunakan sebanyak 16 unit perhari dan diberikan pada waktu
yangsama tiap harinya.
Cara penggunaan insulin
• Cuci tangan terlebih dahulu dengan air dan sabun sebelum memegang alat suntik, kemudian,
buka tutup luar vial atau kemasan insulin, lalu bersihkan karet pada bagian atas kemasan
dengan tisu alkohol.
• Setelah itu, tarik tuas suntikan sampai alat suntik terisi udara sejumlah dosis insulin yang
dianjurkan dokter.
• Masukkan ujung jarum suntik ke dalam vial menembus lapisan karet kemasan, lalu dorong
tuas perlahan agar tidak meninggalkan udara dalam tabung suntik.
• Balik vial hingga jarum suntik berada di posisi bawah. Tuas akan terdorong oleh tekanan
udara dan terisi dengan insulin, kemudian tarik tuas untuk memasukkan insulin sesuai dosis
yang dibutuhkan.
• Jika ada gelembung udara, ketuk tabung suntik, agar gelembung udara naik atas, lalu dorong
tuas untuk mengeluarkan gelembung, dan tarik tuas kembali untuk mengambil dosis insulin
yang tepat.
• Bersihkan area kulit yang akan Anda suntik dengan tisu alkohol. Pegang area kulit tersebut
dengan jari lalu suntik insulin dengan posisi 90 derajat.  Perlu diperhatikan jarum suntik
hanya sekali pakai, sehingga jarum suntik harus segera dibuang setelah pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai