Pembimbing :
dr. H. Ahmad Muchlis, MS, MH
Disusun oleh :
Lyonia Lilis Salsabila
2019730060
Daftar Isi
1. Profil Pasien
2. Diagnosis
3. Tatalaksana dan Prognosis
4. Berkas Keluarga
5. Analisis Kedokteran Keluarga
6. Identifikasi Permasalahan
7. Diagnosis Holistik dan Rencana Tatalaksana
8. Kesimpulan dan Saran
1. Profil Pasien
Identitas, Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Diagnosis
IDENTITAS
Usia : 44 Tahun
Agama : Islam
RPK R. Alergi
R. KEBIASAAN
- Antibiotik cefixime 200mg 2x1 pada dokter apabila ada terkelupas atau daerah kemerahan atau
luka, Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
TATALAKSANA
DIABETES MELITUS TIPE 1
Medikamentosa Non Medikamentosa
- Terapi Awal - Diet ( mengatur jumlah kalori,
o Insulin rapid-acitng : 0,25 unit/kgBB karbohidrat, protein, dan lemak)
- Terapi Lanjutan - Olahraga
o Short dan intermediate-acting dengan dosis total 1 unit/kgBB/hari - Rujukan ke Rumah Sakit jika pasien
dibagi 2/3 nya pada pagi hari dan 1/3 nya pada malam hari.
Intermediate-acting pada pagi hari dan 1/3 nya short acting.
mengalami hiperglikemia berulang
atau mengalami penurunan
o Multipel suntikan perhari dengan insulin analog long-acting malam kesadaran baik akibat terjadinya
hari dan suntikan sebelum makan dengan insulin analog rapid-acting
dengan dosis 0,4 unit/kgBB sebagai insulin basal menggunakan long- ketoasidosis maupun akibat kejadian
acting insulin pada jam 20.00-21.00 kemudian dilanjutkan dengan 0,6 hipoglikemia berat
unit/kgBB insulin rapid-acting terbagi dalam 3 dosis sebelum makan
pagi, siang, dan malam.
TATALAKSANA
HIPERTENSI
NO Diuretik Beta Blocker Calsium Channel
Blocker
1 Hidroklortiazid 12,5 mg 1x1 Loop Propanolol Verapamil 40,80
diuretik 10mg 2x1 mg 2x1
2 Furosemide 40mg 2x1 Deuretik Amlodipin 5,
Atenolol 50mg 2x1
hemat kalium 10mg 1x1
Bisoprolol 5mg 1- Diltiazem 60 mg
3 Amilorid 5 mg 1x1
2-3 x1
2x ½ -1
Nifedipin 2,10
4 Spinoronalakton 100mg 1x1
mg
1-3 x 1
Non Medikamentosa
- Menghindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi ( otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih)
- Menghindari makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium ( Biscuit, crackers, keripik
dan makanan yang asin)
- Menghindari susu full cream, mentega, margarine, keju, mayonnaise, serta sumber protein yang tinggi
kolesterol seperti daging merah ( sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam
- Menghindari bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium
- Menghindari alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape
PROGNOSIS
DIABETES MELITUS TIPE 2 DIABETES MELITUS TIPE 1
dubia ad bonam untuk quo Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
ad vitam, quo ad functionam Quo ad Functionam : Dubia ad Malam
dan quo ad sanationam Quo ad Santionam : Dubia ad Malam
HIPERTENSI
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Santionam : Dubia ad
Malam
4. Berkas Keluarga
Profil Keluarga – Genogram – Penilaian
Lingkungan Hidup
Tn . Ryza Ny. Ayu
20
Penilaian Lingkungan
Hidup
Aktivitas Fisik
b. Ibu (Pasien)
Aktivitas di sehari-hari meliputi,
Keluarga Ny. Ayu tidak menerapkan pola gizi seimbang. Hal ini
dapat terjadi karna pengetahuan tentang gizi seimbang tidak
diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Penilaian Lingkungan
2. Fisik dan Biologik :
Hubungan dengan
Sarana Pembuangan Air Limbah Melalui Saluran air ke Parit
lingkungan sekitar baik. Sumber air Minum Air galon isi ulang
Pasien memiliki Riwayat penyakit dahulu Diabetes Melitus di tambah dengan adanya Riwayat
penyakit keluarga Hipertensi, dan pengobatannya yang tidak selesai serta gula darah tak terkontrol.
Riwayat Hipertensi tersebut kemungkinan di dapatkan dari sang ayah pasien yang juga menderita
Hipertensi. Pola hidup pasien yang menunjang terjadinya faktor resiko diabetes dikarenakan
tingginya konsumsi Karbohidrat, Gula dan Lemak
Pasien Cukup mengerti akan pentingnya Kesehatan dan pemeliharaan Kesehatan, di tambah
dengan adanya edukasi dari pengobatan diabetes sebelumnya, Namun usaha dalam merubah
pola hidup masih sangat kurang karena pasien masih sering mengkonsumsi makanan yang
tinggi gula dan lemak, serta tidak pernah di imbangi dengan kegiatan olahraga.
7. Diagnosis Holistik
dan
Tatalaksana Komprehensif
(Sasaran Pasien dan Keluarga)
Aspek Personal
Pasien datang berobat ke rumah sakit di karenakan rasa takut jika sakit yang dialaminya
dulu kembali timbul dan dapat membahayakan pasien, harapan pasien agar gatal yang ia
rasakan dapat segera sembuh seperti semula, karena gatal hilang timbul yang pasien
rasakan sangat menganggu keseharian pasien
Pendekatan Holistik telah dilakukan. Didapatkan Faktor Resiko yang lebih banyak
berkontribusi Dalam Progresivitas Penyakit Pasien adalah Gaya hidup dan Faktor
biologis. Terkait berbagai riwayat penyakit pasien. Namun, di dalamnya juga
melibatkan faktor keluarga sebagai controller. Jika ditinjau dari tiap2 aspek,
diperlukan tatalaksana yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan pasien
yang sudah dipaparkan di slide saya sebelumnya. Diharapkan pasien dan keluarga
dapat menjalani rekomendasi yang telah saya rumuskan secara berkesinambungan.
Sehingga kesehatan pasien dan keluarga dapat terpelihara dengan baik
Diperlukan pemeriksaan lanjutan yang lebih
proper untuk penegakkan diagnosis.