Anda di halaman 1dari 3

DIABETES MILLITUS

No. Dokumen :

No. Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit : Februari 2023

Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS Rina Arlini, SKM,M.Kes


NIP. 19751015 200012 2 002
JAYA BARU
1. Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
2. 1. Pengertian Metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai  
komplikasi kronik pada mata, saraf ginjal dan &e$buluh darah.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menegakkan diagnosis DM dan melakukan
pengobatan DM

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor :

4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Permenkes Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagu Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Hal 426
3. Panduan Klinis Prolanis Diabetes Millitus

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit sekarang,


apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria
(sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar),
serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga
bisa disertai keluhan tidak khas meliputi lemah, kesemutan, gatal,
mata kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan
disfungsi ereksi pada pria.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat
badan, atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP bila
pasien berpuasa
4. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
4.1.1 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa
darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.2 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl (darah
kapiler). ATAU
4.1.3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu (TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
4.1.4 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP
ulang ≥ 126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.5 HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya
apabila pasien menyetujui.
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi
perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:

6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis


maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum makan,
1-2 kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg
dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting
7. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi dan
efek samping obat

6. Diagram alir
Tidak
Anamnesa Gejala klasik DM
GDA 200
mg/dL
GDP 126
mg/dL
Ya

GDA 200 mg/dL DIABETES


GDP 126 mg/dL MELLITUS

Evaluasi status gizi


Evaluasi penyulit DM
Evaluasi perencanaan
makan sesuai kebutuhan

Edukasi terapi non


farmakologis, dan efek
samping obat

7. Hal-hal yang perlu -


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Poli umum
2. Poli PTM
3. Poli KIA/KB
4. Poli Gigi

5. Laboratorium
6. Posbindu Desa
9. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Register harian
Tangal Mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
10. Rekaman
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai