No. Revisi : SPO Tanggal : 04 Januari 2023 Halaman : 1 dari 3 Puskesmas Nggiku L. Mbewa Rambangaru
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai gejala
1. Pengertian hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya. Sebagai acuan dalam menerapkan langkah - langkah penanganan 2. Tujuan diabetes melitus tipe 2. Keputusan Kepala Puskesmas Rambangaru Nomor 023/SK/XII/2022 tentang 3. Kebijakan Pelayanan Klinis
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun
4. Referensi 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut. 2. Petugas mencocokkan identitas pasien sesuai dengan Simpus rekam medis. 3. Petugas menanyakan keluhan pasien berupa sindrom 3P trias klasik (polifagia, poliuri, polidipsi), penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya. Keluhan tidak khas antara lain lemah, esemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas), gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita, luka yang sulit sembuh. 5. Prosedur 4. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan fisik. 5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 2 jam post prandial. 6. Petugas menegakan diagnostik berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Kriteria diagnostik DM : a. Gejala klasik DM + GDS ≥200 mg/dL b. Gejala Klasik DM + GDP ≥126 mg/dL c. Gejala klasik DM + GD2PP >200 mg/dL Kriteria gangguan toleransi glukosa: a. GDPT ditegakkan bila GDP 100 – 125 mg/dL b. TGT ditegakkan bila TTGO 140–199 mg/dL 7. Petugas memberikan terapi bagi pasien berupa obat anti diabetik dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal. Obat antidiabetik oral antara lain : a. Pemacu sekresi insulin Sulfonilurea (glimepirid, glibenklamid) diberikan 15 – 30 menit sebelum makan. Efek samping hipoglikemia dan berat badan naik. Glinid (repaglinid, nateglinid) diberikan sesaat sebelum makan. Efek samping hipoglikemia. b. Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin Metformin : mengurangi glukoneogenesis dan meningkatkan pengambilan glukosa di jaringan perifer. Diberikan pada saat makan. Efek samping : gangguan pencernaan (mual, rasa tidak nyaman di perut, diare) Tiazolidinedion (pioglitazone) menurunkan resistensi insulin, hati - hati pada CHF karena bersifat retensi cairan. c. Penghambat Alfa Glukosidase (Acarbose) menghambat penyerapan glukosa di usus, efek samping flatus. d. DPP-IV inhibitor (vildagliptin, sitagliptin) memperbaiki toleransi glukosa, meningkatkan respon insulin, menurunkan sekresi glukagon. e. SGLT-2 inhibitor menghambat reabsorbsi glukosa dan meningkatkan ekskresi glukosa. Dapat menurunkan berat badan dan tekanan darah. Hati - hati pada gangguan ginjal dan menyebabkan ketoasidosis. f. Obat antidiabetik suntik (Insulin). Indikasi : gagal dengan pengobatan OAD oral, HbA1C >9, DM gestasional, krisis hiperglikemia, penurunan berat badan drastis, gangguan fungsi ginjal dan hepar. 8. Petugas memberi edukasi berupa perilaku CERDIK a. Cek kesehatan berkala, menjaga berat badan ideal, minum obat teratur b. Enyahkan asap rokok c. Rajin olahraga dan aktivitas fisik minimal 30 menit perhari d. Diet rendah garam, rendah gula dan rendah lemak. Perbanyak konsumsi air putih, sayur dan buah. e. Istirahat cukup f. Kelola stres 9. Petugas melengkapi Simpus rekam medis. 6. Diagram Alir - 7. Unit Terkait Semua unit pelayanan klinis