Anda di halaman 1dari 3

DIABETES MELITUS

No. Dokumen : 116/SOP/PKM-S/III/2023


No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 31 Maret 2023
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS Ferry Fawzi Annor
SALIMBATU

1. Pengertian Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai gejala


hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan
sekresi insulin atau kedua-duanya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah - langkah penanganan
diabetes melitus tipe 2.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Salimbatu Nomor
049/SK/PKM-S/III/2023 tentang Program Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (PTM).
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
langkah/Prosedur 2. Petugas mencocokkan identitas pasien sesuai dengan Simpus
rekam medis.
3. Petugas menanyakan keluhan pasien berupa sindrom 3P trias
klasik (polifagia, poliuri, polidipsi), penurunan berat badan
yang tidak jelas sebabnya. Keluhan tidak khas antara lain
lemah, esemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas),
gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae
pada wanita, luka yang sulit sembuh.
4. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan
fisik.
5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 2 jam post
prandial atau HbA1c dan urinalisis.
6. Petugas menegakan diagnostik berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Kriteria diagnostik DM :
a. Gejala klasik DM + GDS ≥200 mg/dL
b. Gejala Klasik DM + GDP ≥126 mg/dL
c. Gejala klasik DM + GD2PP >200 mg/dL
d. HbA1C ≥6.5
Kriteria gangguan toleransi glukosa:
a. GDPT ditegakkan bila GDP 100 – 125 mg/dL
b. TGT ditegakkan bila TTGO 140–199 mg/dL
c. HbA1C 5.7 - 6.4
7. Petugas memberikan terapi bagi pasien berupa obat anti
diabetik dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat
diberikan sampai dosis optimal. Obat antidiabetik oral
antara lain :
a. Pemacu sekresi insulin Sulfonilurea (glimepirid,
glibenklamid) diberikan 15 – 30 menit sebelum makan.
Efek samping hipoglikemia dan berat badan naik.Glinid
(repaglinid, nateglinid) diberikan sesaat sebelum makan.
Efek samping hipoglikemia.
b. Meningkatkan sensitivitas terhadap insulin Metformin:
mengurangi glukoneogenesis dan meningkatkan
pengambilan glukosa di jaringan perifer. Diberikan pada
saat makan. Efek samping : gangguan pencernaan
(mual, rasa tidak nyaman di perut, diare)
Tiazolidinedion (pioglitazone) menurunkan resistensi
insulin, hati - hati pada CHF karena bersifat retensi
cairan.
c. Penghambat Alfa Glukosidase (Acarbose) menghambat
penyerapan glukosa di usus, efek samping flatus.
d. DPP-IV inhibitor (vildagliptin, sitagliptin) memperbaiki
toleransi glukosa, meningkatkan respon insulin,
menurunkan sekresi glukagon.
e. SGLT-2 inhibitor menghambat reabsorbsi glukosa dan
meningkatkan ekskresi glukosa. Dapat menurunkan
berat badan dan tekanan darah. Hati - hati pada
gangguan ginjal dan menyebabkan ketoasidosis.
f. Obat antidiabetik suntik (Insulin). Indikasi : gagal
dengan pengobatan OAD oral, HbA1C >9, DM
gestasional, krisis hiperglikemia, penurunan berat badan
drastis, gangguan fungsi ginjal dan hepar.
8. Petugas memberi edukasi berupa perilaku CERDIK
a. Cek kesehatan berkala, menjaga berat badan ideal, minum
obat teratur
b. Enyahkan asap rokok
c. Rajin olahraga dan aktivitas fisik minimal 30 menit
perhari
d. Diet rendah garam, rendah gula dan rendah lemak.
Perbanyak konsumsi air putih, sayur dan buah.
e. Istirahat cukup
f. Kelola stres
9. Petugas melengkapi Simpus rekam medis.
1. Diagram Alir -
2. Unit Terkait Semua unit pelayanan klinis

Anda mungkin juga menyukai