Anda di halaman 1dari 3

DIABETES MELITUS

No. Dokumen : 445/ /SOP/KL/2016

No. Revisi :
S
Ditetapkan Oleh
Tanggal Kepala Puskesmas
: 27 Desember 2016
O Terbit Kotawaringin Lama
Puskesmas
Kotawaringin Halaman : ½
P
Lama GUSTI SADIKIN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NIP. 19640916 198802 1004

1. Pengertian Diabetes berasal dari bahasa Yunani yg berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yg bermakna manis atau madu.
Penyakit diabetes melitus bisa diartikan individu yg mengalirkan volume urine yg
banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus ialah penyakit
hiperglikemia yg ditandai dengan ketidak adaan absolute insulin/penurunan
relative insensitivitas sel pada insulin (Corwin, 2009).

Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi hiperglikemia kronik disertai beraneka


kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yg menimbulkan beraneka
komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal, saraf, & pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan menggunakan
sebuah mikroskop elektron

( Mansjoer dkk, 2007 ). Menurut American Diabetec Associatiion (ADA) th 2005,


DM ialah sebuah kelompok panyakit metabolik dengan adanya karakterristik
hiperglikemia yg terjadi dikarenakan adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau bisa saja terjadi kedua-duanya.

Diabetes Mellitus (DM) yaitu kelainan defisiensi dari insulin & kehilangan
toleransi pada glukosa ( Rab, 2008)

DM ialah sekelompok kelainan heterogen yg ditandai oleh kelainan kadar glukosa


dalam darah atau hiperglikemia yg disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja
insulin yg tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).

2. Tujuan Mengetahui lebih dini para penderita penyakit diabetus militus dan untuk
mengontrol keadaan pasien penderita DM
Agar petugas dapat menegakkan diagnosis DM dan melakukan pengobatan DM.
3. Kebijakan

4. Referensi Corwin, 2009


Mansjoer dkk, 2007
Brunner & Suddart, 2002
https://www.scribd.com/doc/309772042/SOP-DM
Kesepakatan bersama

5. Langkah- a. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


langkah 1. Pemeriksaan kadar serum glukosa
a. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
b. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
c. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
2. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu
nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr

3. HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol

4. Pemeriksaan kadar glukosa urin


Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan
enzim glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan
glukosa dalam urin.

b. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi
komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM
adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia
dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan
kesehatan.
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.

Tujuan penatalaksanaan nutrisi :


a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin,
mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.

4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah

b. Obat oral anti diabetik


- Sulfonaria
 Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
 Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
 Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
 Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
 Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
 Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
- Biguanid
Metformin 500 mg

5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :

a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping


obat, pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
b. Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene
umum )
c. Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat.
(Smeltzer and Bare,1996 Price and Wilson, 1992 )

1. Unit Terkait IGD, Laboratorium, Poli umum, Rawat inap

2. Dokumen Register, Rekam medis,


Terkait
3. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai