Anda di halaman 1dari 5

Materi Leaflet Diabetus Melitus

Definisi Diabetus Melitus


Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik yang terjadi karena kelainan
kerja insulin atau sekresi insulin atau keduanya (American Diabtes Association, 2018)
Kategori Diabetus Melitus, Menurut ADA, 2018:
- DM type 1, terkait destruksi autoimun dari sel beta sehingga terjadi defisiensi
absolut
- DM type 2, terkait penurunan progresif dari produksi insulin oleh sel beta
- DM gestasional, diagnosa pada trisemester kedua atau ketiga dimana riwayat
diabetes sebelum kehamilan tidak jelas
Tanda dan Gejala pada pasien DM
- Keluhan klasik:
o Poliuria
Kondisi ketika seseorang buang air kecil lebih sering dibanding hari
biasanya.
o Polidipsia
Kondisi ketika seseorang merasa haus secara berlebihan, yang
berakibat pada keinginan untuk minum
o Polifagia
Kondisi ketika seseorang mudah lapar dan ada rasa ingin makan terus
menerus.
o Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- Keluhan lain:
o Lemah badan
o Kesemutan
o Gatal
o Mata kabur
o Disfungsi ereksi pada pria
Diagnosis Diabetus Melitus
Pemeriksaan untuk menegakkan diabetus melitus daoat melalui oemeriksaan
kadae glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa puasa, kemudian dapat dilanjutkan
dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar
HbA1c (%) Glukosa darah puasa Glukosa plasma 2 jam
(Mg/dl) setelah TTGO (mg/dl)
Diabetes >6,5 >126 >200
Pre-diabetes 5,7 – 6,4 100-125 140-199
Normal <5,7 <100 <140
Pengobatan Diabetus Melitus
Menurut PERKENI (2021) Pengobatan pada pasien DM type 2 pemilihan
penggunaan obat anti diabetus didasarkan pada nilai pemeriksaan HbA1C,
pemeriksaan ini juga dapat menjadi dasar perlunya terapi tambahan pada pasien DM.
pemeriksaan HbA1C secara rutin dikerjakan setiap 3 bulan sekali untuk memantau
kadar gula darah pada pasien.
- HbA1C >7,5%
Melakukan perubahan gaya hidup selama 3 bulan, kemudian dilakukan
pemeriksaan HbA1C, jika nilai HbA1C <7% maka diberikan obat anti
diabetus monoterapi oral
- HbA1C > 7,5%
Pada pasien dengan HbA1C >7,5% maka diberikan kombinasi obat anti
diabetus. Pemilihan kombinasi OAD dengan memberikan 2 mekanisme kerja
OAD yang berbeda
- HbA1C > 9%
Pada pasien dengan HbA1C > 9% meskipun sudah diberikan kombinasi OAD,
maka harus mulai diberikan insulin. Insulin pilihan pertama adalah insulin
long acting / insulin basal.

Pencegahan Diabetes Melitus


Pencegahan primer adalah upaya yang dilakukan pada kelompok yang memiliki
faktor resiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi berpotensi untuk menderita
DM.

Faktor Resiko Diabetes Melitus


1. Faktor yang tidak bisa dimodifikasi
- Ras dan etnik
- Riwayat keluarga dengan DMP tipe 2
-Umur (>40th)
2. Faktor yang bisa dimodifikasi
- Berat Badan lebih (IMT lebih dari/sama dengan 23kg/m2)
- Kurangnya aktifitas fisik
-Penyakit komorbid seperti hipertensi atau dislipidemia
- Diet tidak sehat
Perubahan gaya hidup yang dianjurkan :
1. Pengaturan Pola Makan
2. Meningkatkan Aktifitas Fisik dan Latihan Jasmani
3. Menghentikan Kebiasaan Merokok
4. Diperlukan Intervensi Farmakologi

Terapi Obat Diabetes Melitus


1. Golongan Biguanid (ex: Metformin 500-3000mg/hari)
aturan pakai : 2-3 kali sehari bersama/sesudah makan
sediaan yang beredar: Glucophage 500mg

2. Golongan Sulfonilurea(ex: Glimepiride1-8mg/hari)


aturan pakai : 1 kali sehari sebelum makan
sediaan yang beredar : Amaryl tablet

3. Golongan Penghambat Alfa - Glukosidase (ex: Acarbose 100-300mg/hari)


aturan pakai: 3 kali sehari saat suapan pertama)
sediaan yang beredar : Eclid50

4. Penghambat DPP-4 (ex: Vildagliptin 50-100mg)


aturan pakai : 1-2 kali sehari (tidak bergantung jadwal makan)
sediaan yang beredar: Galvus 50mg

Terapi Insulin
1. Insulin Analog Kerja Cepat (Rapid Acting)
Contohnya : Insulin Aspart (Novorapid)
Lama Kerja : 4-6 jam
Biasa digunakan 3 kali sehari

2. Insulin Analog Kerja Panjang(Long-Acting)


Contohnya : Insulin Glargine (Lantus)
Lama kerja : 12-24 Jam
Biasa digunakan 1 kali sehari(malam hari)

Cara Menggunakan Insulin:

1. Persiapkan insulin, lepaskan tutup pada pen insulin


2. Pasang jarum insulin (jika belum 2 terpasang). Hilangkan kertas pembungkus
pada jarum dan tutup jarum
3. Periksa apakah masih ada sisa udara di dalam pen. Hilangkan udara di dalam
pen melalui jarum
4. Aktifkan tombol dosis insulin dengan memutar dosis sesuai dengan dosis AA
Mencubit lokasi yang akan disuntik yang ditentukan
5. Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikkan
6. Suntikan insulin dengan cara:
- Genggam pen menggunakan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis
- Mencubit lokasi yang disuntik (perut/paha/lengan bagian atas)
- Posisikan pen tegak lurus dengan kulit (900) lalu suntikkan dengan menekan
tombol sampai dosis berhenti/kembali ke angka 0
- Tunggu sekitar 10 detik agar cairan insulin terserap masuk ke dalam
kulit,lalu tarik jarum dari kulit

Hipoglikemia
Pada pasien DM, pemberian OAD dapat mengakibatkan kondisi tubuh kekurangan
kadar gula dalam darah yakni GDS <70mg/dl. Penyebab hipoglikemia pada pasien
DM seringkali disebabkan oleh penggunaan insulin berlebihan, kurangnya asupan
makanan pasien.

Gejala Hipoglikemia
1. Gejala adrenergik:
a. Pucat
b. Keringat dingin
c. Berdebar
d. Gemetar
e. Cemas
f. Gelisah
g. Mengantuk
2. Gejala neuroglikopenik
a. Bingung
b. Bicara tidak jelas
c. Disorientasi
d. Penurunan kesadaran
e. Kejang

Referensi:

Diabetes basics. American Diabetes Association website. diabetes.org.(Diakses 14


Januari 2024)

Diabetes treatment: using insulin to manage blood sugar. Mayo Clinic website.
mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/ diabetes-treatment/art-
20044084.(Diakses 14 Januari 2024)

Konsensus Penatalaksanaan DMT2 di Indonesia. PERKENI. 2021. Available


at : https://pbperkeni.or.id/unduhan. ( Diakses 15 Januari 2024)

Pedoman Petunjuk Praktis Insulin dalam Diabetes Melitus Tipe 2. PERKENI 2021.
Available at : https://pbperkeni.or.id/unduhan. ( Diakses 15 Januari 2024)

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Available


at : https://pionas.pom.go.id/cari/konten/insulin. Akses 15 Januari 2024)

Anda mungkin juga menyukai