NAMA : HENDRY
NIM : 008SYE20
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Di susun oleh :
027SYE20
Tanggal : Tanggal :
Pembimbing Klinik 2
1. Definisi
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat .
Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai keluhan metabolic
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada berbagai
organ dan system tubuh seperti mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, dan lain-lain .
Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Diabetes mellitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidaseimbangan antara tuntutan
dan suplai insulin.
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol atau
aldosteron. Gejalanya meliputi kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit.
b. Kurangnya kelenjar adrenal. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar adrenal melepaskan terlalu
sedikit hormon kortisol atau aldosteron. Gejalanya meliputi kelelahan, sakit perut,
dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.
4. Pohon Masalah
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Diabetes mellitus:
1) Glukosadarah:meningkat100–200mg/dlataulebih.
3) Asamlemakbebas:kadarlipiddankolesterolmeningkat.
4) Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari
330 m osm/l.
7. Penatalaksanaan :
a. Medis
b. Keperawatan
a. Diet
adalah :
b) Lemak. Asupan lemak yang dibutuhkan 20-25% tapi jika pasien dengan
kadar trigliserida > 1000 mg/dl dianjurkan untuk diet dyslipidemia tahap II
yaitu < 7% energy total dari lemak jenuh, tidak lebih dari lemak total
makanan.
25
(2)Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, susu
(3)Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
b) Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita
DM adalah :
(1)Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup,
goreng-gorangan.
(3)Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan
yang diawetkan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
2) Mencegah kegemukan.
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen.
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dan serat. Ajarkan pasien untuk dapat mengontrol gula darah untuk
mencegah komplikasi dan mampu merawat diri sendiri (ADA, 2016).
d. Obat
Obat untuk penderita DM ada obat hipoglikemi oral dan insulin yang
diberikan sesuai kebutuhan. Obat hipoglikemi oral dapat dibedakan menjadi 3
golongan berdasarkan cara kerjanya yaitu :
pada otot dan sel beta pankreas, meningkatkan performance dan jumlah
reseptor insulin pada otot dan sel lemak, meningkatkan efisiensi sekresi
insulin dan potensiasi stimulasi insulin transport karbohidrat ke sel otot dan
jaringan lemak, penurunn produksi glukosa oleh hati, bekerja melalui alur
kalsium sensitive terhadap ATP. Contohnya obat Khlorpropamid,
Glibenklamid, Gliklasid, Glikuidon, Glipsid, Gimepiri Glinid obat generasi baru
tapi cara kerjanya sama dengan Sulfonilurea. Contoh obatnya Repaglinid dan
Nateglinid.
e. Cangkok pankreas
mencegah terjadinya komplikasi dan kecacatan akibat DM, pada individu yang
telah mengidap DM. pencegahan tersier terdiri dari tiga tahap, yaitu :
9. Konsep Hospitalisasi
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap dasar dari seluruh proses
keperawatan dengan tujuan mengumpulkan informasi dan data-data
pasien. Supaya dapat mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan hiperglikemia, diare, muntah,
poliuria, evaporasi.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan defisiensi insulin/penurunan intake oral : anoreksia, abnominal pain,
gangguan kesadaran/hipermetabolik akibat pelepasan hormone stress,
epinefrin, cortisol, GH atau karena proses luka.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leucosit/ gangguan
sirkulasi.
3. Perencanaan / Intervensi
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan hiperglikemia, diare, muntah,
poliuria, evaporasi
Tujuan :
Klien akan mendemonstrasikan hidrasi adekuat, dengan
kriteria :
1) Nadi perifer dapat teraba, turgor kulit baik.
2) Vital sign dalam batas normal, haluaran urine lancer.
3) Kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi :
No Intervensi Rasional
Klien akan mengkonsumsi secara tepat jumlah kebutuhan kalori atau nutrisi
yang di programkan dengan kriteria :
1) Peningkatan barat badan.
2) Pemeriksaan albumin dan globulin dalam batas normal.
3) Turgor kulit baik, mengkonsumsi makanan sesuai
program
Intervensi :
No Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tidak adanya tanda “inteksi, dengan kriteria :
a. Luka sembuh
b. Tidak ada edema sekitar luka.
c. Tidak terdapat pus, luka cepat mongering.
Intervensi :
Intervensi Rasional
unuh kuman.
3. Kompres luka dengan larutan Nacl 3. Selain untuk membersihkan luka dan
juga untuk mempercepat pertumbuhan
jaringan
Tujuan :
Klien akan mempertahankan fungsi penglihatan
Intervensi :
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi :
Intervensi Rasional
Intervensi :
Intervensi Rasional
5. Intervensi
Merupakan tahap dimana rencana keperawatan dilaksanakan sesuai dengan
intervensi. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
peningkatan kesehatan baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi
dan rujukan.
6. Evaluasi
Merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk mencapai kemampuan klien dan
tujuan dengan melihat perkembangan klien. Evaluasi klien diabetes mellitus
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8), EGC, Jakarta Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC,
Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan
Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta Ganong,
1997, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi
Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran,
(Edisi 9), EGC, Jakarta