Anda di halaman 1dari 4

PELAKSANAAN DIABETES MELITUS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :1 / 3
PUSKESMAS dr.Hj. Dovi Yuniarti
KALIDONI
NIP.196806221999032001
Kumpulan gejala yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja
1. Pengertian
insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam pelaksanaan diabetes melitus di
Puskesmas Kalidoni.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas kalidoni No :
440/001/ADMENT/SK/II/2017 tentang Visi misi, tujuan dan tata nilai.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
1. Alat :
5. Alat dan
 Alat pengukur berat dan tinggi badan anak serta dewasa
bahan  Monofilamen test
 Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah, darah rutin, urin rutin,
ureum, kreatinin
2. Bahan : -
6. Prosedur
1. Petugas kesehatan melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit
sekarang, apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa
poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (sering lapar),
serta penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga
bisa disertai keluhan tidak khas meliputi lemah, kesemutan, gatal, mata
kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan disfungsi
ereksi pada priadengan menggunakan protokol kesehatan covid 19 :

- Memakai masker
- Menjaga jarak
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan.

2. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan


berat badan, atau adakah prurirus atau gangren.
3.Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP
bila pasien berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C
4.Petugas kesehatan menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
4.1.1 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa darah
sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.2 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl (darah
kapiler). ATAU

1/3
4.1.3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu
(TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
4.1.4 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ulang ≥
126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.5 HbA1C ≥ 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya apabila
pasien menyetujui.
5. Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,
evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM:

6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal


2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg
dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting
7. Petugas kesehatan memberi edukasi sesuai dengan terapi non
farmakologi dan efek samping obat

2/3
Petugas kesehatan melakukan anamnesa

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan fisik, adakah


penurunan berat badan, atau adakah prurirus atau gangren.

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan GDA, atau


7. Bagan Alir GDP dan GD2JPP bila pasien berpuasa, serta
pemeriksaan HbA1C

Petugas kesehatan menegakkan diagnosa Diabetes

Petugas kesehatan melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit


DM, evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM

Petugas kesehatan memberikan pengobatan DM

Petugas kesehatan memberi edukasi sesuai


dengan terapi non farmakologi dan efek
samping obat

8. Hal-hal yang -
perlu

3/3
diperhatikan

9. Unit terkait Ruangan Pemeriksaan Umum


10. Dokumen - Rekam medis
terkait
11. Rekaman
Historis Tanggalmulai
No Yang diubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan

4/3

Anda mungkin juga menyukai