Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MILLITUS

No. Dokumen : C/SOP/VII/


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 30/4/2018
Halaman : 1/3
UPT PUSKESMAS drg. SetyoSusilo
SEKAPUK NIP 19761005 200604 1 031

1. Pengertian Diabetes Millitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai


berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, ginjal
dan pembuluh darah.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosa
penyakit Diabetes Millitus.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Sekapuk
Nomor 445/28/437.52.14/2018 tentang Penyusunan Rencana
Layanan Medis dan Penyusunan Rencana Layanan Terpadu.
2. Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Sekapuk
Nomor 445/32/437.52.14/2018 tentang Identifikasi dan
Penanganan Keluhan.
3. Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Sekapuk
Nomor 445/33/437.52.14/2018 tentang Mewajibkan Penulisan
Lengkap Dalam Rekam Medis.
4. Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Sekapuk
Nomor 445/34/437.52.14/2018 tentang Layanan Klinis yang
Menjamin Kesinambungan Layanan.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Langkah- ANAMNESA
Langkah Apakah pasien mengeluhkan gejala klasik Diabetes Millitus yang
berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan
polifagi (serng lapar). Berat badan turun tanpa penyebab yang
jelas, kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria,
pruritus vulva pada wanita, serta adakah luka yang tidak kunjung
sembuh.

PEMERIKSAAN FISIK
Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah, Nadi, Suhu,
ekstremitas atas dan bawah termasuk jari.

PENEGAKKAN DIAGNOSA
Berdasarkan anamnesa pemeriksaaan fisik dan pemeriksaan
penunjang

PENATALAKSANAAN
1. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose
berdasarkan hasil lab dan anamnesis, yaitu:
a. Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl
(darah kapiler)
b. Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
(darah kapiler)
c. Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP
ulang ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)
2. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi
gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2 – 4 minggu.
Apabila kadar gula darah belum mencapai sasaran dilakukan
intervensi farmakologi dengan obat hipoglikemik oral (OHO)
dan atau suntikan insulin.
13.1 Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil
dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar
glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis hampir
maksimal. Pemberian OHO bersamaan dengan pengaturan diit
dan latihan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan
pemberian OHO tunggal atau OHO kombinasi. Terapi OHO
kombinasi harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang
mempunyai mekanisme kerja berbeda
a. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
b. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg
dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum
mkan, 1-2 kali/hari.
c. Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg
dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari.
3. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM)
makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing-masing individu. Pentingnya keteraturan
makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
4. Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani secara
teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
6. Bagan Alir -

7. Hal-Hal Yang Pemeriksaan penunjang


Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Ruang Tindakan
3. Ruang KIA-KB
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait
10. Rekaman Tanggal mulai
NO Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai