Anda di halaman 1dari 5

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

DIABETES MELITUS
No. Dokumen : /SOP-UKM-MTR
No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 01 Januari 2021
Halaman : 1/2

UPT Puskesmas H. Akhmad Baidawi,SKM,MM


Mataraman NIP. 19670403 198803 1 024

1. Pengertian Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat
efek pada kerja insulin ( resistensi insulin ) dan sekresi insulin atau kedua – duanya.
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes melitus (DM) dan melakukan
pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan diabetes melitus.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : /SK/PKM-MTR/I/2021 Penetapan Tim Pengendalian
Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Mataraman.
4. Referensi a. Buku pedoman manajemen penyakit tidak menular, direktorat pencegaran dan pengendalian
penyakit tidak menular tahun 2020
b. Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Hal 423
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengeluhkan gejala klasik
DM yang berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi
(sering lapar) dan penurunan berat badan yang tidak jels sebabnya.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan lain seperti lemah,
kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita,
serta adakah luka yang sulit sembuh.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstremitas atas dan bawah termasuk
jari.
7. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan penunjang yaitu gula
darah puasa, gula darah 2 jam PP.
8. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk selanjutnya pasien ke
laboratorium
9. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
10. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose berdasarkan hasil lab
dan anamnesis, yaitu:
Gejala klasik DM ( poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa plasma sewaktu
≥200 mg/dL. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
a. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/Dl. Puasa diartikan
pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
b. Kadar glukose plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu ≥ 200 mg/dL
11. Pemilihan jenis Obat Hipoglikemik Oral ( OHO ) dan insulin bersifat individual
tergantung kondisi pasien dan sebaiknya mengkombinasi obat dengan cara kerja
yang berbeda.
Cara pemberian OHO, terdiri dari :
a. Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis
optimal.
b. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal 2500 mg
diberikan 1-3 kali/hari sebelum/pada saat/sesudah makan.
c. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis maksimal 15 mg/hr
diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.
12. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan DM , penyulit DM, intervensi farmakologi, bagaimana mengatasi
sementara keadaan gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan hipoglikemia).
13. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM)
Standart yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi :
a. Karbohidrat 45 – 65 %
b. Protein 15 – 20 %
c. Lemak 20 – 25 %
14.Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara teratur 3 – 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit.
15. Petugas menulis resep.
16. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
17. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi kedalam
rekam medic pasien
18. Petugas menandatangani rekam medik
19. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan
6. Bagan alir Di bawah

7. Hal-hal yang Kepatuhan tenaga medis / para medis terhadap SOP.


perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Ruang pelayanan, laboratorium

9. Dokumen a. Pencatatan dan pelaporan PTM


Terkait b. Evaluasi laporan SPM
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
DIABETES MELITUS
No. Dokumen : /SOP-UKM-MTR
No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 01 Januari 2021
Halaman : 1/2

UPT Puskesmas H. Akhmad Baidawi,SKM,MM


Mataraman NIP. 19670403 198803 1 024

memanggil pasien Petugas menulis identitas pasien di


sesuai nomor urut buku register

Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah


pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa
poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan
polifagi (sering lapar) dan penurunan berat badan
yang tidak jelas sebabnya

Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat


keluhan lain seperti lemah, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada
wanita, serta adakah luka yang sulit sembuh

Petugas melakukan pemeriksaan


Petugas melakukan
fisik termasuk ekstremitas atas dan
bawah termasuk jari. pemeriksaan tekanan darah

Bila diperlukan petugas membuat


Petugas menyerahkan surat
permintaan pemeriksaan penunjang
permintaan kepada pasien untuk
yaitu gula darah puasa, gula darah 2
selanjutnya pasien ke laboratorium
jam PP
Petugas menerima hasil
laboratorium dari pasien

Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis, yaitu:
a. Gejala klasik DM ( poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa plasma sewaktu ≥ 200
mg/dL. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
b. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/Dl. Puasa diartikan pasien
tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
c. Kadar glukose plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu ≥ 200 mg/dL

Pemilihan jenis Obat Hipoglikemik Oral ( OHO ) dan insulin bersifat individual tergantung
kondisi pasien dan sebaiknya mengkombinasi obat dengan cara kerja yang berbeda.
Cara pemberian OHO, terdiri dari :

a. Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal.
b. Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal 2500 mg diberikan 1-3
kali/hari sebelum/pada saat/sesudah makan.
c. Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis maksimal 15 mg/hr
diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.

Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya pengendalian dan


pemantauan DM , penyulit DM, intervensi farmakologi, bagaimana mengatasi
sementara keadaan gawat darurat akibat DM ( rasa sakit dan hipoglikemia )
Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM)
Standart yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi :

a. Karbohidrat 45 – 65 %

b. Protein 15 – 20 %

c. Lemak 20 – 25 %

Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara teratur 3 – 4


kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.

Petugas menulis resep

Petugas menyerahkan resep kepada pasien

Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,


laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam
medic pasien

Petugas
menandatangani
rekam medis

Petugas menulis
diagnose ke buku
register rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai