Anda di halaman 1dari 13

Nama : Zuraida Mulqiah, Ns

Angkatan : XVIII (18)


Kelompok : 1 (Satu)
NDH : 01
Tugas : Agenda 1
Tutor : Dr. Abdul Haris, S.Sos, SH,M.Si
Hari, tanggal : Senin, 20 Juni 2022
Tugas : Analisis ISU yang berkaitan dengan Uraian Tugas atau SKP

A. Uraian Tugas Jabatan Fungsional Perawat Ahli Pertama, meliputi :


Berdasarkan Pemenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, rincian kegiatan Perawat Ahli
Pertama adalah sebagai berikut:
1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi
dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada
pelayanan kesehatan
9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular
10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan
tindakan)
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan
tindakan)
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal
15. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/intra/post operasi
17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. melakukan perawatan luka
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas
kesehatan
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat
51. melakukan preseptorship dan mentorship.

B. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Tahun 2022


1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu adalah kegiatan
melakukan pengkajian keperawatan lanjutan yang berfokus pada masalah
kesehatan spesifik secara berkelanjutan, lengkap, akurat, nyata, dan relevan
yang dilakukan oleh perawat pada individu yang menjadi kelolaan atau
tanggung jawabnya.
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga adalah kegiatan
melakukan pengkajian keperawatan lanjutan yang berfokus pada masalah
kesehatan spesifik secara berkelanjutan, lengkap, akurat, nyata dan relevan,
dilakukan oleh perawat dalam keluarga yang menjadi kelolaan atau tanggung
jawabnya.
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat adalah kegiatan
melakukan pengumpulan data dasar kesehatan masyarakat mencakup data
demografi dan data dasar lain yang relevan
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
adalah kegiatan menerima konsultasi, mengklarifikasi atau
memeriksa, memberikan masukan terhadap hasil pengkajian data
dasar dari perawat jenjang di bawahnya.
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan adalah kegiatan komunikasi dengan klien dan keluarga
yang memberikan efek terapi dan bertujuan memenuhi kebutuhan
klien mulai fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase
terminasi.
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan
risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
adalah kegiatan mengidentifikasi, memperbaiki, peningkatan kualitas
pengendalian infeksi terhadap pasien yang berisiko
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
adalah tindakan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar
pada pasien, petugas, pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
melalui standar universal precaution, seperti memberikan edukasi
keperawatan dan pencegahan penularan/penyakit, mengajarkan
teknik kontrol infeksi, mensimulasikan teknik pencegahan infeksi,
dan lain lain.
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan adalah kegiatan
mengidentifikasi, menelusuri faktor risiko, penyebab terjadinya suatu
kejadian luar biasa yang terkait dengan pengendalian infeksi dan
penularan penyakit/wabah
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular adalah kegiatan mengajarkan cara pencegahan penularan
penyakit infeksi antar anggota keluarga pada keluarga dengan
kemandirian keluarga (mampu mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat anggota yang sakit, memanfaatkan fasilitas
kesehatan)
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu adalah
kegiatan menetapkan diagnosis keperawatan individu dengan
masalah aktual, risiko dan sejahtera berdasarkan data
dukung yang ada sesuai kondisi pasien/klien (1)
11. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan) adalah kegiatan menetapkan
tujuan keperawatan individu, menetapkan indikator pencapaian
tujuan, menetapkan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi
berdasarkan diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan kondisi kesehatannya
yang disusun secara spesifik, terukur, akurat, realistis, dan berbatas
waktu
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan) adalah kegiatan menetapkan
tujuan keperawatan keluarga, menetapkan indikator pencapaian
tujuan, menetapkan intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi
berdasarkan diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan kondisi kesehatannya
yang disusun secara spesifik, terukur, akurat, realistis, dan berbatas
waktu
13. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
adalah melakukan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi,
memberikan makan dalam bentuk cairi dan minum melalui selang
atau pipa NGT, memberikan nutrisi berupa cairan infus yang
dimasukan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena dan
penatalaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan mual
muntah
14. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru
pada individu adalah kegiatan mencari, mengidentifikasi,
mendeteksi dan menemukan kasus penyakit (lama/baru),
melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pemeliharaan
kesehatan bagi individu sebagai upaya meningkatkan derajat
kesehatan (4)
15. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu adalah kegiatan memantau dan memotivasi klien dalam
melakukan tindakan sesuai dengan SPO pada kasus tingkat
ketergantungan minimal sampai parsial dengan risiko sedang
16. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
adalah kegiatan memberikan edukasi kesehatan/ keperawatan
pada individu terkait upaya pencegahan (preventif) terhadap
timbulnya masalah kesehatan (5)
17. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat adalah kegiatan
memberikan edukasi kesehatan/keperawatan pada masyarakat
terkait upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan (preventif)
terhadap timbulnya masalah kesehatan.
18. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas adalah melakukan tindakan keperawatan yang lebih
spesifik dan kompleks pada area komunitas seperti pemberdayaan
masyarakat, advokasi tingkat warga
19. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
adalah kegiatan menerima konsultasi sejawat perawat tingkat
dibawahnya berupa memberikan saran, arahan dan rekomendasi
dalam perawatan pasien dan koordinasi yang dilakukan dengan
perawat lainnya atau dengan tenaga kesehatan lain/professional
pemberi asuhan sesuai kebutuhan
20. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah
mendokumentasikan seluruh rangkaian kegiatan asuhan
keperawatan dengan benar dan lengkap (pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi baik dalam
bentuk cacatan keperawatan, catatan perkembangan, dan lain
lain) sesuai dengan masalah dan diagnosis yang ditegakkan yang
ditunjukkan laporan dokumentasi asuhan keperawatan untuk
setiap pasien/klien atau keluarga (2)
21. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan
kondisi pasien adalah melakukan observasi, monitoring dan
evaluasi kondisi pasien terkait tindakan keperawatan spesifik
sesuai kasus (3)

C. Identifikasi Isu atau Masalah yang Ditemukan ditempat Kerja


Beberapa isu atau masalah yang ditemukan ditempat kerja meliputi:
1. Kurang optimalnya perumusan diagnosis keperawatan pada pasien yang berobat di UPT
Puskesmas Mataraman
2. Rendahnya kualitas pendokumentasian tindakan keperawatan oleh perawat di UPT
Puskesmas Mataraman
3. Kurang otimalnya pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien penderita Hipertensi di UPT
Puskesmas Mataraman
4. Kurang optimalnya pelaksanaan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru
Penyakit Tidak Menular (PTM) pada pasien di UPT Puskesmas Mataraman
5. Kurang optimalnya kegiatan pendidikan kesehatan dari perawat untuk pasien yang
berkunjung ke Puskesmas Mataraman

D. Analisis Isu dengan Menggunakan Teknik Tapisan APKL


Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan
(APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
 Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang;
 Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
 Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang;
   Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat
menjadi isu yang prioritas.
Tabel analisis APKL ISU Sesuai Uraian Tugas Perawat Ahli Pertama

NO ISU A P K L Jumlah Peringkat

1. Kurang optimalnya perumusan


diagnosis keperawatan pada
5 3 4 3 15 IV
pasien yang berobat di UPT
Puskesmas Mataraman

2. Rendahnya kualitas
pendokumentasian tindakan 5 4 3 5 17 III
keperawatan oleh perawat di
UPT Puskesmas Mataraman
3. Kurang otimalnya pemantauan
atau penilaian kondisi pasien
selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai 5 4 5 4 18 II
kasus dan kondisi pasien
penderita Hipertensi di UPT
Puskesmas Mataraman
4. Kurang optimalnya pelaksanaan
case finding/ deteksi
dini/penemuan kasus baru 5 4 5 5 19 I
Penyakit Tidak Menular (PTM)
pada pasien di UPT Puskesmas
Mataraman
5. Kurang optimalnya kegiatan
pendidikan kesehatan dari
perawat untuk pasien yang 5 3 3 3 14 V
berkunjung ke Puskesmas
Mataraman
E. Analisis Isu dengan Menggunakan Teknik Urgency seriousness growth ( USG )
Dalam menentukan prioritas masalah, penulis juga menggunakan analisis USG
sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan
kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG.
Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan
berkaitan dengan dimensi waktu;
b. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa
menimbulkan masalah baru; dan
c. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak
diselesaikan.
Tabel Teknik USG ISU Sesuai Uraian Tugas Perawat Ahli Pertama
No ISU Kriteria Prioritas

U S G

1 Kurang optimalnya pelaksanaan case 5 5 5 15


finding/ deteksi dini/penemuan kasus
baru Penyakit Tidak Menular (PTM)
pada pasien di UPT Puskesmas
Mataraman
2 Kurang otimalnya pemantauan atau 4 5 5 14
penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan
spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
penderita Hipertensi di UPT Puskesmas
Mataraman
3 Rendahnya kualitas pendokumentasian 4 5 4 13
tindakan keperawatan oleh perawat di
UPT Puskesmas Mataraman

Angka 1 : sangat tidak mendesak/gawat dan dampak


Angka 2 ; tidak mendesak/gawat dan dampak
Angka 3 : Cukup mendesak/ gawat dan dampak
Angka 4: mendesak/ gawat dan dampak
Angka 5 : sangat mendesak/ gawat dan dampak
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah “Kurang
optimalnya pelaksanaan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru Penyakit Tidak Menular
(PTM) pada pasien di UPT Puskesmas Mataraman “Isu ini menjadi lebih prioritas karena lebih
mendesak dalam waktu dekat harus segera diatasi.

F. Analisis Sebab Akibat Munculnya ISU


Berdasarkan hasil analisis didapatkan 4 penyebab Kurang optimalnya pelaksanaan
case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru Penyakit Tidak Menular (PTM) pada pasien
di UPT Puskesmas Mataraman.
1. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya case finding/deteksi dini/penemuan
kasus baru Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT Puskesmas Mataraman
2. Tidak adanya Tabel Prediksi Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT
Puskesmas Mataraman
3. Kurangnya pemahaman perawat dalam penggunaan instrument deteksi dini
Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT Puskemas Mataraman
4. Tidak adanya SOP Pelayanan Terpadu (PANDU) Penyakit Tidak Menular (PTM)
di UPT Puskesmas Mataraman

G. Dampak apabila ISU Tidak diselesaikan


Apabila ISU tidak segera tidak diselesaikan maka dapat berpengaruh kepada
kualitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas. Menyebabkan tidak optimalnya fungsi
utama puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
H. Pohon Masalah

Tidak optimalnya fungsi utama puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif.

Kurang optimalnya pelaksanaan case finding/ deteksi dini/penemuan


kasus baru Penyakit Tidak Menular (PTM) pada pasien di UPT
Puskesmas Mataraman

Kurangnya Tidak adanya Kurangnya Tidak adanya


sosialisasi tentang Tabel Prediksi pemahaman SOP Pelayanan
pentingnya case Resiko Penyakit perawat dalam Terpadu
finding/deteksi Tidak Menular penggunaan (PANDU)
dini/penemuan (PTM) di UPT instrument deteksi Penyakit Tidak
kasus baru Puskesmas dini Penyakit Menular (PTM)
Penyakit Tidak Mataraman Tidak Menular di UPT
Menular (PTM) di (PTM) di UPT Puskesmas
UPT Puskesmas Puskemas Mataraman
Mataraman Mataraman
I. Rumusan Gagasan Kreatif
Berdasarkan hasil analisis didapatkan 4 penyebab Kurang optimalnya pelaksanaan
case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru Penyakit Tidak Menular (PTM) pada pasien
di UPT Puskesmas Mataraman. Maka dari itu ditetapkan rumusan gagasan kreatif untuk
penyelesaian isu tersebut yang meliputi kegiatan:
1. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Terpadu (PANDU)
Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPT Puskesmas Mataraman
2. Memanfaatkan Tabel Prediksi Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) yang selama
ini tidak pernah dipakai
3. Melakukan sosialisasi kepada seluruh perawat di Puskesmas Mataraman tentang
pentingnya case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru Penyakit Tidak
Menular (PTM)
4. Melakukan mini workshop penggunaan Tabel prediksi Resiko Penyakit Tidak
Menular (PTM) di UPT Puskesmas Mataraman
5. Menempel Tabel Prediksi Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di meja Balai
Pengobatan (BP) di UPT Puskesmas Mataraman
6. Menuliskan hasil dari Tabel Prediksi Resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) pada
status atau rekam medis pasien.

Anda mungkin juga menyukai