Anda di halaman 1dari 3

DIABETES MELLITUS

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS dr. Hj. Sri Indah Susilawati

MUARA HARUS NIP.19781018 200604 2 012

Diabetes Melitus (DM) tipe 2, menurut American Diabetes


1. Pengertian Association (ADA) adalah kumpulan gejala yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi
insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya

2. Tujuan Sebagai bahan acuan dalam menegakkan diagnosis dan


penatalaksanaan DM

SK Kepala Puskesma Muara Harus Nomor --- tentang


3. Kebijakan
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Muara Harus

1. PERMENKES RI Nomor 514 Tahun 2015, tentang Panduan


Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Referensi Tingkat Pertama.
2. Konsensus PERKENI pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di Indonesia tahun 2015.
5. Prosedur 1. Petugas pelayanan klinis menerima rekam medis dari
petugas pendaftaran,
2. Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan pasien
masuk,
3. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit
sekarang, apakah pasien mengeluhkan gejala klasik DM
yang berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering
haus) dan polifagi (sering lapar), serta penurunan berat
badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga bisa
disertai keluhan tidak khas meliputi lemah, kesemutan,
gatal, mata kabur, luka yang sulit sembuh, pruritus
vulva pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat badan, atau
adakah pruritus atau gangren.
5. Petugas melakukan rujukan ke laboratorium untuk
pemeriksaan GDS atau GDP dan GD2JPP bila pasien
berpuasa
6. Petugas menegakkan diagnosa DM bila:
 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) +
Glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler)
atau
 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
(darah kapiler) atau
 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu (TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau
GDP ulang ≥ 126 mg/dl (darah kapiler)
7. Petugas memberikan pengobatan DM:
Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg
dosis maksimal 15 mg/hr atau glimepiride dosis
awal 1 mg dan dapat ditingkatkan sesuai tingkat
keparahan diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan,
1-2 kali/hari.
8. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non
farmakologi dan efek samping obat
9. Petugas melakukan rujukan konseling gizi jika
diperlukan
10. Petugas melakukan rujukan jika diperlukan
Tidak
Gejala
Anamnesis GDA 200 mg/dL
klasik GDP 126 mg/dL
DM

Ya

GDA 200 mg/dL DIABETES


GDP 126 mg/dL MELLITUS

Evaluasi status gizi


Evaluasi penyulit DM
Evaluasi perencanaan
makan sesuai
6. Diagram/ Bagan kebutuhan

Alir

Terapi:
Metformin dosis awal 500
Edukasi terapi non mg, 1-3x/hari, maks dosis
farmakologis, dan
2500 mg
efek samping obat
Glibenklamid 2,5 mg (dosis
awal) maks 15 mg atau
Glimepiride dengan dosis
awal 1 mg 1-2x/hari 30
Konseling Gizi menit sebelum makan

Rujukan jika
diperlukan
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Laboratorium
8. Unit Terkait
3. Apotik
4. Pojok Gizi
1. Rekam Medis
9. Dokumen terkait
2. Blangko permintaan pemeriksaan Laboratorium

No. Yang Isi Perubahan Tangga Mulai


diubah Perubahan
10. Rekam historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai