Anda di halaman 1dari 26

GA - TIVA pada Ca

Endometrium
PEMBIMBING :
DR. SUSI SEMBIRING, SP. AN

Disusun oleh :

Vegi Sulya Putra


Khairyani Keliat
Bagus Ali Yasiin
Okti Randa Edra
Nurzuwita Hasibuan
Gita Kurnia Sari
Pendahuluan
Obat anestesi intravena adalah obat anestesi dimana
induksi dan rumatan anestesi dicapai melalui obat-obatan
yang diberikan melalui jalur intravena

Setelah berada di dalam pembuluh darah vena, obat –


obat ini akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui
sirkulasi umum, selanjutnya akan menuju target organ
masing–masing

Anestesi yang ideal akan bekerja secara cepat dan baik


serta mengembalikan kesadaran dengan cepat segera
sesudah pemberian dihentikan.
Definisi

 Teknik anestesi intra vena (TIVA) merupakan suatu


teknik pembiusan dengan memasukkan obat
langsung ke dalam pembuluh darah secara
parenteral, obat-obat tersebut digunakan untuk
premedikasi seperti diazepam dan analgetik
narkotik.
INDIKASI

 Obat induksi anesthesia umum


 Obat tunggal untuk anestesi pembedahan
singkat
 Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat
 Obat tambahan anestesi regional
 Menghilangkan keadaan patologis akibat
rangsangan susunan saraf pusat (SSP sedasi)
Cara pemberian

 Sebagai obat tunggal :


 Induksi anestesi
 Operasi singkat: cabut gigi
 Suntikan berulang :
 Sesuai kebutuhan : curetase
 Diteteskan lewat infus :
 Menambah kekuatan anestesi
Obat yang biasa
digunakan
 Propofol
 Ketamin
 Midazolam
 Atropin
 Analgetik opioid (ex: fentanyl)
identitas
Nama : Ny. S

Umur : 65 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Tinggi / Berat badan : 150 cm / 62 kg

No. RM : 00.29.81.45

Alamat : Jalan Bandar labuhan. Tj. morawa

MRS : 27 agustus 2018

Tanggal Operasi : 28 agustus 2018


Pre - Operasi

 B1:Airway/RR/SP/ST : clear/ 20x/i / vesikuler / -


 B2: Akral/TD/HR/t/v: hangat/120/70 mmhg/
80/cukup
 B3: Sens/GCS/pupil/isokor: CM / 15 / bulat / +/+
 B4: Abdomen/peristaltic/mual/muntah: soepel/
=/-/-
 B5: Urin/volume/warna: + / cukup / kuning
 B6: Fraktur/luka/edema: - / - / -
KU
keluar darah dari kemaluan

RPS Hal ini dialami pasien ± 1bulan ini, darah keluar berwarna
kemerahan dan berupa bercak. Pasien mengaku
mengganti doek 1-2 kali dalam sehari. Darah keluar
disertai nyeri perut bagian bawah. Riwayat perdarahan
saat coitus disangkal, riwayat trauma disangkal, riwayat
keputihan disangkal. BAB (+) dalam batas normal. BAK (+)
dalam batas normal.

RPT DM tipe 2

Penyakit Jantung, Paru, Kencing Manis, Penyakit Ginjal,


RPK Hipertensi , Alergi , Riwayat dengan penyakit yang sama
disangkal
Lama haid : ± 7 hari
Siklus haid : teratur 28 HARI
Riwayat Menstruasi Dismenorrhoe : tidak ada
Jumlah darah : normal
(sehari ganti pembalut 2 kali)

Pasien kontrol kehamilan teratur ke


Riwayat ANC bidan puskesmas. Pada Trimester I
ini, pasien kontrol sebanyak satu kali
per bulan,

Pasien merupakan ibu rumah tangga


dan suaminya bekerja sebagai guru.
Riwayat sosial Kesan sosial ekonomi keluarga adalah
ekonomi golongan menegah. Pasien
menggunakan ASKES dalam
pembiayaan kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum :Baik
 Kesadaran :Compos mentis
(E4M6V5)
 BB : 50 kg
 TB : 150 cm
 Vital Sign :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 37,8 °C
Kulit : Warna sawo matang

 Kepala : mesocephal
 Mata : CA-/-, SI-/-
 T-H-T – Leher : DBN

Thorax : Mamae : Puting susu normal,pus - , massa -


Paru : SD vesikuler, ST –
Cor : S1>S2, regular, M-, G-

Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus DBN
Perkusi : tympani, undulasi (-)
Palpasi : nyeri tekan di perut
bagian bawah

Ekstrimitas
Superior
Edema -/-, Akral dingin -/-
sianosis -/-, RF +/+, RP -/-
Inferior
Edema +/+, Akral dingin -/-,
sianosis -/-, RF +/+, RP -/-
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan 9- 08 – 2018 Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 12.6 12,0-16,0 g/dL
Leukosit 8.840 4800-10800/L
Hematokrit 37.4 37-47%
Eritrosit 5.61 juta 4,2-5,4x106/
Trombosit 411.000 150000-450000/L
PT 8.8 11,5-15,5 detik
APTT 32.9 25-35 detik
Kimia Klinik
SGOT 12 15-37 U/L
SGPT 10 30-65 U/L
Ureum 25 14,98-38,52 mg/dL
Creatinin 1.7 0,60-1,00 mg/dL
GDS 256 ≤ 200 mg/dL
Natrium 142.8 136-148 mmol/L
Kalium 3.33 3,5-8,1 mmol/L
Klorida 113.6 98-107 mmol/L

Pemeriksaan USG (9 – 08 - 2018):


bilateral renal cyst, susp. Tumor
endometrial dan myoma uteri
PENATALAKSANAAN

Anestesi
Dokter Sp.OG Informed consent
IVFD RL 20 gtt/I pembiusan
Ketorolac 30mg/8jam Puasa 8 jam sebelum operasi
Ranitidine 50 mg/12 jam Dilakukan operasi dengan
Konsul ke Bagian Anestesi anestesi umum dengan status
untuk acc kuretase ASA II dengan diagnosis
pasca bedah sesuai dengan
diagnosis awal
Persiapan Obat-Obatan Anestesi
1. Premedikasi : SA 0,25 mg/1ml
Dosis 0,25 mg-5 mg IV
Pemberian 0,25 mg

Midazolam 5 mg/5cc
Dosis : 0,05-0,1 mg/kgBB 3.1-6,2 mg
Pemberian : 5 mg

Fentanyl 100 µg/2cc


Dosis : 2-5 µg/kgBB 124-310 µg
Pemberian : 100 µg

2. Induksi : Propofol 200 mg/20cc


Dosis : 2-2,5 mg/kgBB 124-155 mg
Pemberian : 50 mg

Ketamin 10 ml 50mg/ml
Dosis : 0,5-2 mg/kgBB 31-124 mg
Pemberian :30mg
4. Relaksan : -
5. Maintenance (rumatan) :

Analgetik selama op : Ketorolac 30 mg


Steroid : -
Anti emetic selama op : Ondansetron 4 mg
Antifibrinolitik : -
Anti emetic post op : Ondansetron 4 mg/12 jam
Analgetik post op : Ketorolac 30 mg/8 jam
Obat emergency : * Sulfas Atropin dosis 0,25 mg-5 mg IV
* Epinephrine dosis 1 mg atau 0.02 mg/kg larutan 1:10.000
PELAKSANAAN ANESTESI

JAM (WIB)
09. 30 * Pasien dari ruang tunggu masuk ke ruang operasi
* Pindahkan pasien ke meja operasi dengan posisi supinasi
* Pasang infus pada tangan kanan menggunakan abocath no.18G dengan cairan RL sejumlah 500 cc
* Memasang monitor EKG dan oksimeter pulse
* Mengukur tekanan darah, nadi, saturasi prainduksi (TD: 160/90 mmHg, Nadi : 94x/m, SPO2 : 99%)
* Pemberian obat SA 0,25 mg, midazolam 5 mg, dan analgetik fentanyl 100 mcg secara iv (premedikasi).
TD: 170/90 mmHg, Nadi : 104x/m, SPO2 : 99%.

09.35 * Induksi dengan propofol 50 mg iv, ketamin 30 mg iv


* Memastikan pasien sudah tidak sadar dengan cara memeriksa refleks bulu mata
TD: 150/90 mmHg, Nadi : 103x/m, SPO2 : 99%.

09.38  Oksigenasi dengan nasal kanul menggunakan O2 sebanyak 2L/menit,


TD: 180/90 mmHg, Nadi : 103x/m, SPO2 : 99%.

09.40 Operasi dimulai


09.45 Kuretase
09.50 * Operasi selesai
* Pemberian obat anastesi dihentikan, pemberian O2 dipertahankan
* Pasien dibangunkan
* TD 110/70 mmHg, Nadi 73x/menit, SPO2 99%,
* Setelah semua peralatan dilepaskan (EKG, manset tensimeter, oksimeter) pasien dibawa ke ruang Recovery Room.
Continue..

 Jenis Pembedahan : Kuretase


 Jenis Anestesi : GA TIVA
 Mulai Anestesi : 5 Juni 2012 pukul 09.00 WIB
 Mulai Operasi : 5 Juni 2012 pukul 09.05 WIB
 Premedikasi : Ondansentron 4 m
Sulfas Atropin 0,5 mg
 Medikasi : Ketamin 50 mg
 Post operasi : Ketorolac 30 mg
 Posisi : Litotomi
DURANTE OPERASI
Waktu Hasil Pantauan Tindakan
09.00 WIB TD 110/70 mmHg Pasien masuk ke ruang kuretase VK Infus RL
HR 88x/m terpasang pada tangan kanan. Premedikasi :
Ondansetron 4mg.
Sulfas Atropin 0.5 mg
Mulai anestesi dengan GA TIVA , Ketamine 50
mg
09.05 WIB TD 110/70 mmHg Dimulai kuretase
HR 88x/m
09.10 WIB TD110/70 mmHg Ketorolac 30 mg
HR 80x/m
09.15 WIB TD 110/70 mmHg Kuretase selesai
HR 80x/m

09.20 WIB TD 110/70 mmHg Anestesi selesai


HR 90 x/m Pasien distabilkan kemudian dikirim ke
BANGSAL
Post operasi
 Diagnosis Pasca Bedah
Post kuretase atas indikasi ca endometrium
 Pengawasan
 Aldrette Score bernilai 8, dengan rincian sebagai berikut:
 Warna kulit merah muda (nilai 2)
 Pasien dapat bernapas dalam dan teratur (nilai 2)
 Tekanan darah + 20 % dari tekanan darah praanestesi (nilai 2)
 Pasien bangun bila dipanggil (nilai 1)
 Ekstremitas atas dapat digerakkan (nilai 1)
 Program pasca operasi
Setelah pasien memiliki Aldrette Score > 8, pasien dikirim ke Bangsal:
 Awasi tanda vital secara ketat
 Awasi kesadaran
 Infus cairan Ringer Laktat 20 tpm
 Terapi lain sesuai dengan bagian obsgyn
PEMBAHASAN
 Preoperatif
 ASA III yaitu pasien dengan kelainan sistemik ringan-sedang.
 Pada pasien hamil, ASA II merupakan hal fisiologis. Pada pasien
terdapat anemia, penurunan Hb menjadi 10.8 g/dl. Anemia
kehamilan didefinisikan kurang dari 11 mg/dl.
 Pada kasus ini, pasien dianjurkan puasa 8 jam sebelum
operasi.
 mencegah terjadinya aspirasi isi lambung
 Pemeriksaan lab lain dalam batas normal
 Pasien diberikan premedikasi ondansetron sebagai profilaksis
mual dan sulfas atropine untuk mengatasi hipersalivasi
akibat penggunaan ketamin
DURANTE OPERASI

 Pada pasien ini dilakukan teknik General Anestesi


(GA) dengan TIVA.
 TIVA adalah teknik anestesi umum dengan hanya
menggunakan obat-obat anestesi yang
dimasukkan lewat jalur intravena tanpa
penggunaan anestesi inhalasi termasuk N2O
CONTINUE..

 Pasien diberikan medikasi dengan ketamin


sebanyak 50 mg pelan-pelan.
 Ketamin merupakan pilihan pada operasi yang
singkat.
 kelebihan ketamin adalah hal penekanan pusat
pernafasan lebih rendah dibandingkan
penthotal.
 Efek samping berupa sekresi kelenjar ludah dan
saluran pernafasan bertambah sehingga perlu
diberikan sulfas atropine pre operasi
POST OPERASI

 Pasien diberikan ketorolac 30mg iv.


 Ketorolac 30mg diindikasikan untuk
penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri
akut sedang sampai berat setelah prosedur
pembedahan.
 Ketorolac adalah anti inflamasi non steroid
dengan durasi kerja sedang dengan waktu paruh
4-6 jam sehingga digunakan sebagai analgesik
dalam penggunaan intravena bukan sebagai
antiinfalamasi.
CONTINUE..

 Pemulihan adalah suatu proses yang secara


tradisional dibagi atas 3 bagian yang saling
tumpang tindih yaitu early recovery, intermediate
recovery, dan late recovery.
 Aldrete merancang suatu sistem skoring untuk
menentukan kapan pasien dapat dipindah dari
ruang pengawasan post operasi.
 Nilai skoring 0, 1, atau 2 ditujukan untuk aktifitas
motorik, respirasi, sirkulasi, kesadaran, dan warna
kulit. Total skor maksimal adalah 10
 Pada pasien ini didapatkan Aldrete Score 8
sehingga pasien bisa dipindahkan ke bangsal.
kesimpulan
 TIVA adalah teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi
yang dimasukkan lewat jalur intravena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk
N2O.
 Pada kasus ini, pilihan TIVA sudah tepat karena kuretase merupakan operasi yang
singkat. Selain itu pertimbangan penekanan pusat pernapasan yang lebih rendah
dibandingkan penthotal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai