Anda di halaman 1dari 97

1.

Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan


kesadaran. Hasil pengkajian henti napas dan henti jantung. Perawat melakukan
kompresi dada 30 kali. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya?
A. Memberikan ventilasi 2 kali
B. Mengecek arteri karotis
C. Membuka jalan napas
D. Menyiapkan AED
E. Memasang infus
Jawaban C. Membuka jalan napas
Pembahasan
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai
dari CAB. Kompresi dada-Buka dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2
kali tiap 6 detik.

2. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan


kesadaran akibat kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian
saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata, kata-kata tidak tepat dan
tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.
Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?
A. E2V4M3
B. E2V3M3
C. E2V3M4
D. E1V3M4
E. E3V3M4
Jawaban C. E2V3M4
E = Saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata = 2
V = Saat diberikan rangsangan nyeri kata-kata tidak tepat = 3
M = Saat diberikan rangsangan nyeri tangan menjauhi sumber stimulus nyeri = 4
Penilaian Glasgow Coma Scale

Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)


4 = Membuka mata 5 = Orientasi bagus 6 = Mengikuti perintah
spontan 4= Bingung, berbicara 5 = Melokalisir nyeri
3= Membuka mata mengacau (sering bertanya 4 = Menghindari nyeri
dengan rangsangan berulang-ulang, Disorientasi) 3 = Fleksi abnormal /
suara 3 = kata-kata tidak jelas postur dekortikasi
2 = Membuka mata 2 = Mengerang/menggumam 2 = Ekstensi abnormal /
dengan rangsangan (suara tanpa arti/tidak jelas) postur deserebrasi
nyeri 1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon
1 = Tidak ada respon
3. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post
stroke. Perawat kontrak waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-
tiba perawat ditugaskan untuk membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah
pergi, keluarga pasien mencarinya karena cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke
selang infus. Apakah prinsip etik yang dilanggar pada kasus tersebut?
a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan otonomi
d. Justice dan otonomi
e. Fidelity dan justice
Jawaban A. Fidelity dan non malaficience
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga
pasien untuk mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar
prinsip Fidelity karena tidak menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang
dilanggar oleh perawat adalah Non Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat
tidak nyaman karena darah pasien mengalir ke selang infus.

4. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat
ledakan kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat
III pada wajah, leher, dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna
hitam, retraksi sternum dan bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32
x/mnt, frekuensi nadi 116 x/mnt, suhu 36,2 oC dan SpO2 83%. Perawat melakukan
penghisapan lendir dan memberikan bantuan oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus
Jawaban D. Memasang endotrakeal (ETT)
Pembahasan : Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan
yakni bunyi stridor dan frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas
tambahan/sumbatan jalan nafas akibat edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang
tepat adalah memasang ETT (Endotracheal tube) agar jalan nafas paten/bebas. Ketika
pasien mengalami gangguan airway (jalan nafas), maka harus segera membebaskan jalan
nafas pasien. Tindakan lainnya boleh dilakukan setelah airway pasien tertangani.

5. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1
jam yang lalu. Pasien riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut
kering, tangan mengalami tremor, tiba-tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg,
frekuensi nadi 60 x/mnt, frekuensi napas 28 x/mnt, suhu 38 oC dan SpO2 80%. Hasil
pemeriksaan Lab AGD pH 7,50, PaO 2 58 mmHg, PCO2 28 mmHg, HCO3 23 mEq/L.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif
Jawaban C. Gangguan pertukaran gas
Pembahasan
Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai
PCO2 yang abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis
respiratorik. Maka jawaban yang tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan
jawaban lainnya potensial untuk dipilih sebagai jawabannya karena datanya terdapat pada
kasus. Namun masalah keperawatan gangguan pertukaran gas lebih mengancam nyawa
dibandingkan dengan masalah keperawatan lainnya. Sehingga yang harus diprioritaskan
adalah gangguan pertukaran gas.

6. Seorang perempuan umur 39 tahun, G2P1A0 merasa hamil 3 bulan datang ke PMB dengan
keluhan mual muntah berlebih sudah sejak 1 mg yang lalu disertai beberapa hari ini keluar darah
flek coklat dari kemaluan. Hasil pemeriksaan TD: 100/70 mmHg, N 108x/menit, S:36,5°C,
P:20x/menit, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ditemukan.
Pemeriksaan penunjang PP test (+). Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut ?
a. Abortus Iminen
b. Molahidatidosa
c. Abortus Insipiens
d. Abortus incomplit
e. Kehamilan ektopik terganggu

Jawaban b. Molahidatidosa

Pembahasan

Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili
korialisnya mengalami degenerasi hidrofik berupa gelembung yang menyerupai anggur
(Martaadisoebrata, 2005). Pada awalnya, molar pregnancy mem punyai gejala mirip kehamilan
biasa. Namun, ada beberapa gejala mendasar lainnya yang dapat menandakan hamil anggur.
Antara lain:
- Bercak darah dari vagina di trimester pertama yang berwarna coklat tua hingga merah
terang
- Rasa sakit atau tekanan pada panggul
- Rahim yang lebih besar dari biasanya
- Mual dan muntah parah
- Tanda-tanda hipertiroidisme, seperti mudah cemas/gugup atau lelah, detak jantung cepat
dan tidak teratur, banyak berkeringat.
- Jaringan atau cairan kental menyerupai anggur yang keluar dari vagina.
- Tekanan darah tinggi.
- Sesak napas, batuk berdahak darah. Ini terjadi karena koriokarsinoma dari hamil anggur
sudah menyebar ke paru-paru sebelum didiagnosis.

7. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar
akibat ledakan kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, sulit
bernapas, retraksi intercostal, luka bakar pada leher, kepala, dada, abdomen, kerusakan
pada seluruh lapisan kulit, bunyi napas stridor, CRT >3 detik, dan SpO 2 80%. TD 90/50
mmHg, frekuensi nadi 130 x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt, dan suhu 38 oC. Hasil
laboratorium AGD pH 7,28, PaO2 56 mmHg, PCO2 52 mmHg, HCO3 29 mEq/L, BE -2
mEq/L. Apakah interpretasi hasil AGD pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi
Jawaban E. Asidosis respiratorik terkompensasi
Pembahasan
Data focus pH 7,28 = pH yang <7,35 menandakan Asidosis. PCO 2 52 = pH menurun dan
PCO2 meningkat diinterpretasikan sebagai Asisdosis Respiratorik. PCO2 dan HCO3
meningkat berarti terkompensasi

Nilai gas darah arteri atau Arterial Blood Gas (ABG) berguna untuk mengkaji status
pernapasan dan keseimbangan asam basa; ABG adalah pengukuran pertukaran gas
secara sistemik. Dengan membandingkan pH, PaCO2 dan HCO3, kemampuan tubuh
untuk mengkompensasi keseimbangan asam basa, dapat dikaji; nilai PO2 yang
mengindikasikan ada tidaknya hipoksemia.
Nilai Normal AGD
PH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmhg
HCO3 21 – 28 mEq / L
BE -2 s/d 2
Menginterpretasikan nilai ABG melibatkan 3 langkah :
- Langkah 1 : Kaji pH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis
- Langkah 2 : Kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam
basa apakah karena pernapasan (respiratorik) atau metabolik. Jika nilai pH dan PaCO2
bergerak ke arah berlawanan (pH meningkat dan PCO2 menurun atau pH menurun dan
PaCO2 meningkat), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernapasan
(Respiratorik)
- Langkah 3 : Kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam
basa adalah metabolik. Jika pH dan HCO3 berpindah ke arah yang sama (pH meningkat
dan HCO3 meningkat, atau pH menurun dan HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi
secara alamiah karena metabolik.
Ketika terjadi ketidakseimbangan asam basa, tubuh akan berusaha untuk
mengkompensasi dan membuat pH menjadi normal. Hasil dari upaya ini bisa jadi tidak
terkompensasi, terkompensasi sebagian, atau terkompensasi penuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Disorder PH Primer Respon
Kompensasi
Asidosis HCO3 PCO2
Metabolik
Alkalosis HCO3 PCO2
Metabolik
Asidosis PCO2 HCO3
Respiratori
k
Alkalosis PCO2 HCO3
Respiratori
k
Catatan :
- Murni : PCO2 dan HCO3 ada
yang normal
- Terkompensasi penuh : PH normal
- Terkompensasi sebagian : Tidak ada yang normal

8. Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran.
Hasil pengkajian henti nafas dan henti jantung. Perawat melakukan resusitasi jantung paru
selama 10 siklus. Saat dievaluasi, arteri karotis teraba tapi belum bernapas spontan.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan DC shock
b. Melanjutkan kompresi dada
c. Memberikan ventilasi 2 kali
d. Melakukan recovery position
e. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Jawaban E. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Pembahasan : data fokus yang mendukung adalah saat dievaluasi arteri karotis teraba. Hal
ini menandakan jantung sudah berdenyut dan data yang kedua adalah belum bernapas
spontan menandakan kebutuhan oksigenasi pasien belum terpenuhi. Ketika arteri karotis
sudah teraba dan pasien belum bernafas spontan, tindakan yang dilakukan adalah
memberikan ventilasi (bantuan oksigen) 10 x/mnt atau 1 kali setiap 6 detik. Pilihan A tidak
tepat. DC Shock dilakukan ketika pasien mengalami ventrikel takikardia tanpa nadi dan
ventrikel fibrilasi. Pilihan B tidak tepat juga. Indikasi dilakukan kompresi dada adalah ketika
nadi tidak teraba (henti jantung) dan tidak ada pengembangan dada (henti nafas). Pilihan C
juga kurang tepat. Karena kebutuhan oksigen pasien tidak cukup ketika hanya diberikan
ventilasi 2 kali. Pilihan D tidak tepat pula. Karena indikasi melakukan recovery position
ketika kondisi pasien sudah stabil.

9. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran
akibat kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 10, sesak
napas, pucat, fraktur tertutup pada 1/3 tibia fibula dan nampak lendir yang banyak pada
mulut. Perawat melakukan suction. TD 130/70 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi
nadi 110 x/mnt, suhu 37 oC dan SpO2 90%. Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan
perawat pada kasus tersebut?
a. Bunyi napas
b. Tekanan darah
c. Frekuensi napas
d. Saturasi oksigen
e. Tingkat kesadaran

Jawaban A. Bunyi napas

Pembahasan

Data fokus yang menunjang perawat melakukan suction. Indikasi dilakukan suction adalah
ketika muncul bunyi napas abnormal pada pasien yakni tidak mampu mengeluarkan lendir
secara spontan, banyak lendir pada jalan nafas atas dan terdengar bunyi nafas gurgling.
Maka yang harus dievaluasi setelah melakukan suction adalah bunyi nafas pasien apakah
masih terdengar bunyi nafas gurgling atau sudah hilang

10. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi perdarahan pada
abdomen akibat luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian, kesadaran apatis,
membran mukosa pucat, akral dingin dan CRT 5 detik. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi
110 x/mnt dan frekuensi napas 24 x/mnt. Perawat melakukan bebat tekan pada luka dan
memberikan posisi modified Trendelemburg. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menjahit luka
b. Memasang kateter
c. Memberikan oksigen
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan infus cairan 2 line

Jawaban E. Memberikan infus cairan 2 line

Pembahasan

Data fokus yang membran mukosa pucat, akral dingin, CRT 5 detik, TD 90/60 mmHg dan
frekuensi nadi 110 x/mnt. Hal ini menunjukkan pasien mengalami risiko syok hipovolemik
akibat kurang volume cairan. Pada kasus di atas perawat sudah melakukan bebat tekan
sebagai tindakan awal untuk mengontrol perdarahan dan memberikan posisi modified
Trendelemburg. Maka tindakan selanjutnya adalah memberikan infus cairan 2 line untuk
mengganti volume cairan yang telah hilang.

11. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat
luka tusuk pada dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada
kiri skala 6, wajah pucat, deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat,
pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas
pada dinding dada kiri menurun, dan suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt dan SpO 2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12
L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan bantuan oksigen bag-valve-mask
b. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Mencabut benda yang menancap
e. Memasang chest tube
Jawaban B. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah sesak napas, luka tusuk pada dada kiri, deviasi
trakea ke kanan, tekanan vena jugularis meningkat, pengembangan dada tidak simetris,
perkusi thoraks hiperresonan, bunyi nafas dada kiri menurun, suara jantung menjauh dan
frekuensi napas 32 x/mnt. Data ini menandakan pasien mengalami tension pneumothoraks
yakni adanya penumpukan udara dalam rongga thoraks. Kondisi ini mengakibatkan pasien
mengalami gangguan breathing (pernapasan). Maka tindakan yang tepat adalah harus
mengeluarkan udara dengan cara melakukan needle dekompresi pada ICS ke 2 garis mid
axilaris agar paru-paru kembali terisi oksigen segara maksimal. Pilihan E kurang tepat
karena chest tube / WSD dilakukan hanya pada kondisi terdapat cairan di dalam rongga
pleura atau thoraks. Pilihan D tidak boleh dilakukan oleh perawat karena benda yang
tertancap berfungsi sebagai tampon. Jika dicabut, berisiko terjadi perdarahan. Pilihan C
kurang tepat karena walaupun pasien diberikan analgetik, masalah pada breathing tidak
akan teratasi. Pilihan A kurang tepat karena meskipun diberikan oksigen dengan
konsentrasi tinggi, tidak akan maksimal dan masalah pada breathing tidak teratasi karena
paru-paru tidak mengalami kembang kempis secara maksimal dan bahkan paru-paru
berisiko kolaps akibat adanya tekanan udara dan juga menempati sebagian ruang pada
paru-paru.

12. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu
disertai dengan kekuningan dan marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa
diperlakukan tidak layak atau sangat lambat dalam penanganan. Pasien tersebut sudah
menunggu di UGD selama 35 menit dan melihat perawat sibuk dengan pasien lain dan
lebih mendahulukan pasien gawat kecelkaan yang baru datang. Perawat pun kemudian
menjelaskan bahwa pasien yang masuk ke UGD akan diprioritaaskan berdasarkan tingkat
keparahan kegawatan dan kondisi yang mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non-maleficence
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. Justice
Rasional :
Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat
kegawatan pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien

13. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose
medis Sindrom coroner akut (SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV
terhadap pasien tersebut, pasien tiba-tiba mengeluh nyeri dada yang sangat hebat
kemudian terjadi henti jantung. Perawat berencana akan melakkukan tindakan RJP namun
keluarga menolak dan keberatan terhadap tindakan RJP meskipun sudah diberikan
penjelasan. Keluarga mengatakan bahwa pasien ingin meninggal dengan tentram dan
tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience
Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas
manfaat dari tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan
pelanggaran terhadap hak-hak pasien.

14. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara
beruntun dengan waktu yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang
mengeluh sesak nafas: kedua, pasien perempuan dengan riwayat penyakit ACS
mengalami nyeri dada yang menyebar sampai ke leher dan lengan kiri; ketiga, seorang
anak balita dengan keluahan demam dengan suhu 40 derajat celcius dan beberapa kali
mengalami kejang tonik klonik; pasien keempat dan kelima , sepadang suami istri yang
mengalami kecelakaan laulintas dimana sang suami mengalami fraktur terbuka pada mid
shaft tibia dan fibula kiri, Manakah pasien yang perlu mendapatlan pertolongan prioritas
pertama?
Pilihan jawaban :
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. pasien ketiga
Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak
nafas pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko
sumbatan jalan nafas karena spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi
perdarahan akibat fraktur dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi
jenis dan tingkat keparahan trauma kepala, serta penanganannya.

15. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan
mobil dengan keluahan nyeri kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak
tenang, mondar-mandir di depan loket triase dan memarahi perawat triase karena merasa
lambat dilayani. Pasien ternyata memiliki riwayat terkahir masuk RS jiwa yaitu sekitar 1
tahun yang lalu, pasien sering mendengar suara-suara yang tidak jelas dan pernah dirawat
di fasilitas kesehatan jiwa sebanyak 5 kali dirawat.
Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?
Pilihan jawaban :
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent
Pembahasan :
Jawaban : C. urgent
Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian
Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam
nyawa dengan respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau
situasional urgency (resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau
bisa diarahkan untuk berobat ke poli rawat jalan

16. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja
laki-laki. Pada saat initial assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway
paten, tetapi korban idak bernapas serta nadi karotis tidak teraba.
Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. hitam
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau <
10x/menit, CRT > 2 detik, tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas

17. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa
dengan fraktur tertutup pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan
pada dahinya akibat tertimpa reruntuhan plafon rumahnya. Hasil initial assessment pasien
tampak sada dan dapat berjalan sendiri.
Apakah warna kategori triase korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. hijau
Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau <
10x/menit, CRT > 2 detik, tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas

18. Seorang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan
dicurigai terkena serangan jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap
nyeri disternum dan dan dilakukan palpasi nadi karotis tetapi tidak teraba.
Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x
Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah
tindakan kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.

19. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang
mengalami henti jantung. Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini
sudah teraba ada denyutan nadi karotis.
Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?
a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)
Pembahasan :
Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan
Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi
belum sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung

20. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang
mengalami sumbatan total saluran pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam.
Korban sadar, terlihat pucat dan juga cemas serta memegang lehernya yang tersedak.
Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil
tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. chest thrust
Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung

21. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple.
Korban tampak tidak sadar, tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada
serta usaha untuk bernafas
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga
stabilisasi leher adalah tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan
penanganan yang lain ke korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien
dengan penurunan kesadaran.

22. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat
pada dada tembus ke belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak
apneu dan nadi tidak teraba. RJP langsung diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang
bedsite monitoring dengan gambaran asystole :
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada
pasien sehingga dapat diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan
tindakan kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)

23. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami
tenggelam di kolam renang dan mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan
anakanya masih terlihat bernafas dan masih teraba nadi saat sebelum sampai RS. Setelah
5 siklus RJP dilakukan evaluasi dan masih belum teraba denyutan nadi karotis.
Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan ETT dan berhasil dilakukan.
Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit
Pembahasan :
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG
Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah
terpasang airway definitive (ETT atau LMA)

24. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil
setelah mengalami cedera kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam
hari. Hasil pengkajian didaptkan pasien tampak sadar tetapi mudah tertidur, membuka
mata bila dipanggil, bicara tidak koheren dan meracau sendiri dan masih dapat melokalisir
adanya nyeri.
Berapakah GCS pasien tersebut ?
a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan : kunci jawaban : D. 12
Rasional D : E3 M5 V4

25. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan
ambulance ke UGD setelah mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil
pemeriksaan penunjang CT scan didapatkan pasien didiagnosa edema serebral dan
segera direncanakan untuk osmoterapi IV dengan Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6 jam
Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mengukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuensi napas
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi

26. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran
rumah dan mengalami luka bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan
kedua tangan 40 menit yang lalu. Diketahui BB pasien 50 kg dan TB 163 cm.
Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. 3600 ml
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan
masing masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml

27. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring,
tiba-tiba pasien mengalami penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial
takikardi hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/60 mmHg (via bedsite monitoring)
frekuensi Nadi : 60 palpasi.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang
shockable setelah tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang
baik pada pasien sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti
jantung dan kebutuhan tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG
gelombang shoc-able (VF & Pulseless VT)

28. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien
mempunyai riawayat DM. hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi
nafas 26 x/menit ireguler, frekuensi nadi 93 x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil
pemeriksaan penunjang didaptkan Gula darah 70 mg%, terpasang O2 6 liter/menit melalui
masker, terpasang infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice dokter pemberian glucose 10%
IV, akral dingin dan diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas
indicator evaluasinya adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien
membaik maka suplay glukosa ke otak optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat
kesadarannya.

29. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran
delirium, nafas dangkal berbau aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada
riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi nafas 27 x/menit dangkal. Sudah dipasang infus Nacl
0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil pemeriksaan penunjang Gula darah sewaktu 300 gr %.
Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?
a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. berikan insulin
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah
kerusakan sel lebih lanjut oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya

30. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata
bekunag-kunang setelah terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/60 mmHg, Frekuensi nadi 92 x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit,
Suhu 38°C. pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, sianosis nafas lambat dan
dalam tetapi nadi masih teraba pada pembuluh darah perifer.
Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?
a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup
sehingga gangguan ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi
dengan ambubag. Jadi pilihan kunci jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10
liter).

31. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut
tampak membesar dank eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna
gelap dan banyak stolsel, perut masih tampak kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik
didaptkan TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit,
pasien terpasang infus asering 8 jam/kolf.
Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?
a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak
stolsel untuk mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan
berakibat distensi lambung menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang
toksik dalam tubuh.

32. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah
Sakit dengan keluhan BAB cair lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-
ubun teraba cekung, turgor kulit jelek/tidak elastis. Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi
Nadi : 115 x/menit, frekuensi nafas : 34 x/menit, suhu 37,8°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian
parenteral.

33. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan
kesadaran, hasil pengkajian CAB palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 0/0 mmHg, Mulut tampak sianosis dan luka, dan segera dilakukan RJP.
Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada
arteri besar seperti nadi carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada
hembusaan nafas paru juga tidak bekerja. Bila jantung sudah tidak mampu
memmompakan darah ke seluruh tubuh, maka seluruh organ mengalami kerusakan
bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan kompresi agar jantung dapat
terangsang untuk berkontraksi yang diikuti dengan ventilasi agar paru expansi sehingga
terjadi inspirasi.

34. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur
benda tumpul, pasien tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi
nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien dinyatakan fraktur cervical
3-4 harus immobilisasi.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar
dislokasi tulang cervical dapt dicegah

35. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan
kesadaran dan diaphoresis setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan
pasien mempunyai riwayat MCI. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan nadi carotis teraba
kecil dan lambat, TD: 60/60 mmHg, Frekuensi Nafas 30 x/menit dangkal, bibir tampak
sianosis.Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas ?
a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan
untu membebaskan jalan nafas pasien.

36. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak
tersebut terlihat memegang leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah
perawat yang sedang berada ditempat tersebut diluar jam dinas.
Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen

Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun

37. Ruangan Maleo terbagi menjadi 2 ruangan yaitu VIP dan Bangsal, dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 22 tempat tidur. Sebagian besar tidak memiliki pengaman untuk
pasien resiko jatuh. Terkendala dalam alat-alat penunjang pelaksanaan asuhan
keperawatan seperti mesin EKG dan nebulizer serta kelengkapan dalam hal urinal dan
toileting tidak tersedia. Menyebabkan ketidakpuasan pasien dalam manajemen sarana dan
prasarana rumah sakit.
Apakah instrument pengamatan langsung yang digunakan dalam memudahkan perawat?
a. Grafik
b. Catatan
c. Daftar tilik
d. Lembar alur
e. Daftar nama
Pemabahasan : Instrument yang digunakan di Rumah Sakit yang tepat untuk melakukan
pengamatan langsung bagaimana sarana dan prasarana rumah sakit adalah, Daftar Tilik
yaitu daftar nama, barang, kegiatan dan sebagai untuk di pertimbangkan atau
dilaksanakan.

38. Ketua tim meminta izin tidak masuk kerja pada pagi hari karena ada acara syukuran
nikahan keluarga di kampung. Namun kepala ruangan tidak mengizinkan ketua tim untuk
tidak masuk kerja. Hal ini karena sebagian besar pasien berada pada tingkat
ketergantungan parsial dengan BOR 92 %.
Apakah tindakan ketua tim selanjutnya ?
a. Masuk kerja sesuai ketentuan jadwal dinas
b. Meminta kesediaan teman untuk menggantikannya
c. Meminta kepada kepala ruangan mengganti di hari lain
d. Meminta ulang pengertian dan pemahaman kepada kepala
e. Tetap hadir namun menginformasikan akan datang terlambat
Pembahasan : ketua tim harus professional bekerja dan tidak meminta izin pada hari itu
karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi, yang hapir 100 %, hal ini sangat
membutuhkan pelayanan yang cepat dan bermutu dari pasien.

39. Ketua tim di ruang bedah memberikan gambaran umum pasien baru yang akan
dirawat kepada perawat pelaksananya saat operan. Pasien dibantu personal hygiene,
makan dan minum dibantu, pergerakan dibantu, intake dan output cairan dicatat dan
diawasi.
Apakah tindakan awal perawat tersebut?
a. Mengkaji data tambahan pasien
b. Menentukan diagnosis atau masalah kepewatan
c. Berkolaborasi dengan dokter tentang terapi awal
d. Menetapkan tingkat ketergantungan pasien
e. Menyusun rencana asuhan keperawatan
Pembahasan : seorang perawat vokasi atau asosiete yang professional sebelum
menyusun asuahan keperawatan baik itu menyusun diagnosis atau membuat rencana
tindakan maka harus menentukan terlebih dahulu tingkat ketergantungan pasien sebelum
berkoodinasi dengan dokter penanggung jawab pasien.

40. Kepala bidang keperawatan mendapatkan data bahwa selama 30 hari didapatkan jumlah hari
perawatan seanyak 5500 dan terdapat 250 tempat tidur. Jumlah pasien yang keluar sebanyak 200
orang.
Berapa jumlah BOR pada kasus di atas?
a. 69 %
b. 70 %
c. 71 %
d. 72 %
e. 73 %

Jumlah hari perawatan_________________ X 100 %


Jumlah TT x jumlah hari dalam 1 periode

5500__ X 100 = 73,3 %


250x30

BOR yang ideal 60-85 %

Pastikan anda telah memahami, Sangat Mudah.


Cara Menghitung
jumlah BOR
Jumlah hari perawatan_________________ X 100 %
Jumlah TT x jumlah hari dalam 1 periode
41. Kepala bidang keperawatan mendapatkan data bahwa selama 30 hari didapatkan jumlah hari
perawatan sebanyak 2500 hari dan terdapat 60 tempat tidur. Jumlah pasien yang keluar sebanyak
250 orang.
Berapa jumlah ALOS pada kasus di atas?
a. 14 hari
b. 13 hari
c. 12 hari
d. 11 hari
e. 10 hari

Jumlah hari perawatan__


Jumlah pasien keluar

2500__ = 10 hari
250

Pastikan anda telah memahami, Sangat Mudah.


Cara Menghitung
jumlah ALOS
Jumlah hari perawatan__
Jumlah pasien keluar

42. Kepala bidang keperawatan mendapatkan data bahwa selama 30 hari di RS didapatkan
jumlah hari perawatan sebanyak 3000 hari dan terdapat 100 tempat tidur. Jumlah pasien yang
keluar sebanyak 150 orang.
Berapa jumlah ALOS pada kasus di atas?
a. 16 hari
b. 17 hari
c. 18 hari
d. 19 hari
e. 20 hari

Jumlah hari perawatan__


Jumlah pasien keluar

3000__ = 20 hari
150

43. Diketahui di ruang rawat bedah terdapat 10 orang pasien yang dirawat saat ini, dengan 3
orang pasien minimal care, 4 orang pasien dengan parsial care dan 3 orang pasien dengan total
care. Kepala ruangan akan melakukan perhitungan kebutuhan jumlah perawat.
Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan pada kasus di atas menurut Douglass?
a. 4 perawat
b. 5 perawat
c. 6 perawat
d. 7 perawat
e. 8 perawat
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 0,27 x 4 0,36 x 3 (2,67) 3
perawat
Siang 0,14 x 3 0,15 x 4 0,3 x 3 (1,92) 2
perawat
Malam 0,07 x 3 0,10 x 4 0,2 x 3 (1,21) 1
perawat

6 perawat/hari

44. Seorang ibu berusia 26 tahun sedang berada di ruang bersalin, hasil pemeriksaan
leopold diperoleh posisi janin letak kepala, punggung kiri. Saat ini ibu sudah terasa sangat
mules dan ingin meneran. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam diperoleh bahwa
pembukaan sudah lengkap, ketubah (+), tidak ada halangan jalan lahir, kepala sudah
turun ke hodge IV. Terlihat perineum sudah menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
Apakah tindakan yang dilakukan perawat pada kala II selanjutnya?
a. Memulai untuk memimpin meneran
b. Mengatur posisi ibu untuk meneran
c. Segera mempersiapkan peralatan
d. Melakukan amniotomi
e. Melakukan episiotomi

Pembahasan:
Kasus di atas memperlihatkan bahwa ibu sudah memasuki kala II dan siap untuk proses
persalinan (keluarnya janin). Jika hasil pemeriksaan dalam menemukan ketuban masih (+)
pada kala II ini, maka tindakan berikut yang tepat dilakukan setelah periksa dalam adalah
melakukan amniotomi. Sedangkan tindakan episotomi dilakukan setelah amniotomi dan
jika kepala bayi sudah terlihat di vulva serta ibu sedang his. Memimpin meneran baru dapat
dilakukan jika selaput amnion telah pecah, yang sebelumnya dengan mengatur posisi ibu.
Sebelum memasuki kala II semua peralatan sudah harus dipersiapkan.

45. Seorang wanita usia 26 tahun datang ke poli kebidanan untuk melakukan ANC. Hasil
anamnesa diperoleh usia kehamilan memasuki 12 minggu dengan status obstetri G1P0A0.
Hasil pemeriksaan fisik diperoleh konjungtiva tidak anemis, tekanan darah 110/70 mmHg,
berat badan 64 kg, dan tinggi badan 151 cm.
Berapakah penambahan berat badan ibu tersebut yang dianjurkan selama hamil
berdasarkan perhitungan IMT?
a. 7 – 11,5 kg
b. 10 – 16,5 kg
c. 11,5 – 16 kg
d. 12,5 – 18 kg
e. 12 – 16,5 kg

Pembahasan:
Rumus IMT = berat badan dalam kg dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan. Jika
diketahui berat badan 64 kg, tingg badan 151, maka IMT = 64/(12.28) 2 = 28.07. IMT di
antara 26 - 29 menunjukkan bahwa berat badan berlebih. Untuk wanita yang berat
badannya dalam kategori berlebih maka kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah 7 –
11.5 kg.

46. Seorang ibu berusia 30 tahun hamil ke tiga dengan usia kehamilan 10 minggu, datang
melakukan ANC ke poli kebidanan. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan BB 66 kg sedangkan
BB sebelum hamil 65 kg, TB 152 cm, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/mnt,
konjungtifa anemis, Hb 9 gr%. Diketahui riwayat obstetri ibu adalah: kehamilan pertama
kembar dan lahir hidup, kehamilan ke dua abortus.
Manakah yang termasuk faktor risiko ibu selama kehamilan?
a. BB 67 kg
b. Hb 8 gr%
c. Riwayat abortus
d. Riwayat kehamilan kembar
e. Tekanan darah 130/80 mmHg

Pembahasan:
Berat badan ibu termasuk faktor risiko sebelum kehamilan karena sebelum hamil BB ibu
sudah berlebih, sehingga tidak termasuk faktor risiko selama kehamilan. Riwayat abortus,
dan kehamilan kembar termasuk faktor risiko sebelum kehamilan. Tekanan darah 130/80
mmHg masih batas normal pada ibu hamil. Sedangkan Hb 9 gr% pada saat kehamilan
adalah termasuk faktor risiko ibu selama kehamilan karena ibu mengalami anemia.

47. Seorang ibu berusia 27 tahun dengan post partum hari ke 4. Ini merupakan kelahiran
anak pertama. Pada saat perawat melakukan home visit, ibu mengeluhkan bahwa ASI nya
sedikit dan merasa tidak yakin dapat mencukupi untuk bayinya. Sehingga ibu juga tidak
yakin dapat menyusui secara eksklusif. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan bahwa payudara
ibu tidak padat, tidak ada nyeri, dan tidak ada lecet pada putting susu. Hasil observasi saat
ibu menyusui ditemukan posisi bayi belum benar.
Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan perawat untuk ibu tersebut?
a. Melakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif
b. Menjelaskan cara memposisikan bayi yang benar
c. Mengajarkan ibu teknik untuk memperlancar ASI
d. Meningkatkan percaya diri ibu dengan memberikan dukungan
e. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang dapat memperbayak ASI

Pembahasan:
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa faktor utama yang menyebabkan ibu gagal
menyusui eksklusif adalah karena ibu tidak percaya diri. Oleh sebab itu kepercayaan diri
ibu untuk mampu menyusui harus ditingkatkan dengan memberikan dukungan pada ibu.
Sehingga jika percaya diri ibu meningkat maka akan mempengaruhi tindakan ibu untuk
dapat menyusui eksklusif.

48. Seorang wanita muda usia 23 tahun datang bersama suaminya ke poli kebidanan
keluhan sudah 2 minggu tidak datang haid. Siklus haid biasanya teratur tiap bulan. Hasil
planotes menunjukkan hasil positif. Diketahui hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah
tanggal 10 – 1 – 2019.
Kapankah taksiran persalinan pasien tersebut?
a. 17 – 8 – 2019
b. 19 – 9 – 2019
c. 17 – 10 – 2019
d. 13 – 6 – 2020
e. 17 – 6 – 2020

Pembahasan:
Jika HPHT bulan Januari-Maret, maka menggunakan rumus: (tanggal + 7), (bulan + 9) dan
(tahun + 0). Maka jika HPHT diketahui 10 - 1 - 2019, berarti: (10 + 7), (1 + 9), (2019 + 0).
Jadi taksiran persalinan adalah 17 - 10 - 2019.

49. Seorang ibu muda usia 21 tahun masuk UGD dengan keluhan utama mual, muntah
dan nafas sesak. . Hasil anamnesa menemukan bahwa ibu dengan G1P0A0 hamil 16
minggu, mual dan muntah dirasakan setiap waktu, sehingga menyebabkan lemah, sering
pusing dan mengganggu aktifitas. Ibu hanya bisa minum sedikit teh manis, tapi jika makan
akan mual dan muntah. Hasil pemeriksaan ditemukan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi
halus dan cepat 96x/mnt, frekuensi pernafasan 24x/mnt, konjungtifa anemis, CRT >2 detik,
Hb 9 gr%.
Apakah tindakan yang segera perlu dilakukan pada ibu tersebut?
a. Memberikan O2
b. Memberikan cairan intra vena
c. Memberikan obat bronkodilator
d. Mempersiapkan transfusi darah
e. Memberikan anti emetik melalui intra vena
Pembahasan:
Akibat anemia sehingga jumlah O2 yang dapat diikat oleh Hb menjadi sedikit, yang
menyebabkan nafas ibu menjadi sesak. Oleh karena itu tindakan segera yang perlu
dilakukan yang pertama adalah memberikan O2. Baru setelah itu dilakukan pemberian
cairan intra vena untuk memberikan kebutuhan cairan yang adekuat akibat sering muntah.
Kemudian jika mual dan muntah masih berlanjut maka diberi anti emetik melalui intra vena.
Sedangkan pemberian obat bronkodilator tidak diperlukan, karena penyebab sesak bukan
karena masalah pada paru-paru. Jumlah Hb 9 gr% pada ibu hamil tri mester II masih
dianggap wajar karena adanya penambahan volume darah. Hai ini masih bisa dikoreksi
dengan pemberian tablet Fe, sehingga tidak perlu dilakukan transfusi darah.

50. Seorang ibu usia 28 tahun sedang bersalin dan telah selesai kala II. Bayi langsung
menangis dengan kuat begitu lahir. Kondisi ibu dalam keadaan stabil. Tali pusat bayi juga
telah selesai dipotong dan diklem.
Apakah tindakan tepat selanjutnya yang harus dilakukan oleh penolong persalinan?
a. Bantu lahirkan plasenta
b. Menilai robekan jalan lahir
c. Lakukan inisiasi menyusu dini
d. Kosongkan kandung kemih ibu
e. Bersihkan bayi, timbang dan ukur bayi

Pembahasan:
Segera setelah bayi lahir yang harus dilakukan adalah inisiasi menyusui dini (IMD). IMD
dilakukan setelah tali pusat bayi dipotong, jadi tidak perlu bayi dibersihkan dulu. IMD ini
dilakukan ± selama 1 jam. Mengosongkan kandung kemih ibu dilakukan setelah bayi
diletakkan di atas perut ibu untuk IMD, setelah itu baru bantu melahirkan plasenta.
Sedangkan menilai robekan jalan lahir dilakukan setelah plasenta selesai dilahirkan dan
dilakukan pemeriksaan.

51. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan leopold pada ibu yamg hamil 34
minggu. Perawat tersebut ingin mengetahui apa yang terdapat pada bagian bawah.
Bagaimanakah cara perawat perawat melakukan hal tersebut?
a. Ketengahkan Rahim dan palpasi bagian fundus dengan kedua ujung jari tangan.
b. Tangan kiri menahan fundus dan engan tangan kanan goyangkan bagian terbawah
c. Telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut ibu sambil menekan salah satu
sisinya
d. Meletakkan kedua telapak tangan dibagian bawah perut sambil menekan ke arah
sumbu pintu atas panggul ibu.
e. Tangan kiri menahan fundus dan tangan kanan memegang bagian bawah perut
ibu tepat diatas simpisis.

Pembahasan:
Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat pada bagian bawah, berarti perawat akan
melakukan pemeriksaan leopold III. Cara melakukan leopold III yaitu:. tangan kiri menahan
fundus dan tangan kanan memegang bagian bawah perut ibu tepat diatas simpisis.

52. Seorang ibu usia 33 tahun baru selesai melahirkan dengan partus normal
menggunakan bantuan vakum 5 jam yang lalu. Ibu mengeluhkan merasa pusing dan
badan terasa lemas. Hasil observasi menemukan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 106
x/mnt, konjunktiva tampak anemis; akral dingin; ibu berkeringat dingin, kontraksi baik,
TFU=1 jari diatas pusat; pengeluaran lochea banyak; perdarahan lebih kurang 100 cc sejak
persalinan.
Apakah penataksanaan pertama yang harus dilakukan pada kasus di atas?
a. Lakukan segera uji beku darah
b. Pemberian cairan intra vena
c. Pemberian vasokonstriktor
d. Pemberian uterotonika IM
e. Pemberian transfusi darah
Pembahasan:
Kondisi ibu tersebut sudah menunjukkan terjadinya syok (hipotensi, tachikardi, akral dingin,
berkeringat dingin), sehingga perlu segera dilakukan penanganan segera yaitu dengan
pemberian cairan intra vena. Pemberian vasokonstriktor dan uterotonika tidak diperlukan
karena kontraksi baik. Uji beku darah diperlukan jika tidak diketahui penyebab perdarahan.
Pemberian transfusi darah dilakukan jika terjadi perdarahan akut dengan kehilangan darah
1500 hingga ˂ 2000 cc. Sedangkan untuk kasus di atas dengan persalinan normal,
diperkirakan jumlah perdarahan ˂ 750 cc.

53. Seorang ibu hamil umur 31 tahun datang ke poli kebidanan dan kandungan
untuk melakukan ANC, Hasil anamnesa diperoleh data: kehamilan yang sekarang adalah
yang kelima, anak pertama lahir hidup, hamil kedua mengalami keguguran, pada
kehamilan ketiga mengalami IUFD saat usia kandungan memasuki usia 30 minggu.
Kehamilan keempat molahidatidosa dan harus dikuret.
Bagaimanakah cara penulisan status obstetri pada kasus di atas?
a. G5P2A1
b. G5P2A0
c. G5P2A2
d. G5P1A3
e. G5P1A2
Pembahasan:
Kehamilan ke lima berarti G5; anak pertama lahir hidup dan kehamilan ketiga IUFD, berarti
sudah mengalami partus 2 kali maka = P2. kehamilan kedua keguguran dan kehamilan
keempat molahidatidosa yang dilakukan tindakan kuret, berarti sudah mengalami dua kali
keguguran = A2. Maka status obstetri pasien di atas adalah G5P2A2.

54. Seorang perempuan usia 32 tahun hamil 35 minggu datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilan. Riwayat persalinan yang lalu 2 kali Caesar, bayi hidup, dan
pernah 1 kali keguguran. Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36’5 0C, nadi 70x/mnt,
frekuensi nafas 20x/mnt.
Apakah status obstetric dari kasus diatas?
A. G3P2A1
B. G3P1A1
C. G4P2A1
D. G4P1A1
E. G4P2A0

Jawaban: C

Penjelasan: Status Obstetri adalah riwayat kehamilan dan persalinan.

G adalah singkatan dari Gravida (jumlah kehamilan)

P adalah singkatan dari Partus (Jumlah persalinan yang mencapai variabel)

A adalah singkatan dari Abortus (Jumlah Aborsi)

Pada kondisi diatas ibu sudah pernah melahirkan 2 kali/Caesar (P=2) dan keguguran 1x
(A=1), jadi kehamilan yang sekarang adalah kehamilan yang ke 4 (G=4).

Status obstetri pada klien tersebut adalah G4P2A1.

55. Seorang perempuan, 23 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan tidak haid.
Setelah dilakukan pemeriksaan urin, pasien dinyatakan positif hamil dengan usia
kehamilan 6 minggu. HPHT: 10 Agustus 2019. Hasil pengkajian TD : 110/70 mmHg,
frekuensi nadi : 80x/menit, frekuensi napas: 20/menit, suhu : 36,2 0C dan saat ini pasien
tidak ada keluhan lain. Pasien bertanya tentang kapan tanggal persalinannya.
Apakah informasi yang seharusnya diberikan oleh perawat berdasarkan situasi tersebut?
A. 16-04-2020
B. 16-05-2020
C. 17-04-2020
D. 17-05-2020
E. 17-06-2020

Jawaban: D

Penjelasan: Taksiran persalinan dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.


Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari pertama
haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, Periode rumus
Hukum Negele adalah untuk HPHT bulan 1-3 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan +9 Tahun +0
dan untuk HPHT bulan 4-12 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan -3 Tahun +1.

Berdasarkan kasus diatas HPHT 10-08-2019, menggunakan rumus HPHT bulan ke 4-12

Tanggal 10 + 7 = 17

Bulan 08 – 3 = 05

Tahun 2019 + 1 = 2020

Tafsiran Partus: 17-05-2020

56. Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0 ingin mengetahui taksiran berat janinnya.
Apabila TFU 33 cm, Konvergen. Berpakah taksiran berat janinnya?
A. 3250 gram
B. 3255 gram
C. 3300 gram
D. 3350 gram
E. 3355 gram

Jawaban: B

Penjelasan: Rumus untuk menghitung TBJ adalah:

Divergen (kepala sudah masuk PAP) = (TFU-11) x 155

Konvergen (kepala belum masuk PAP) = (TFU-12) x 155

Jadi kasus diatas menggunakan Rumus (TFU-12) x 155= (33-12) x 155 = 3255 gram

57. Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0 datang kepuskesmas dengan usia
kehamilan 34 Minggu. Pasien sudah 3 kali memeriksakan kandungannya. Pada saat
datang ke ruang pemeriksaan pasien diukur BB dengan kenaikan 9 Kg, kemudian
dilakukan Palpasi Abdomen dengan hasil tinggi fundus 33 cm, letak punggung kanan.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya sesuai kasus diatas?
A. Memeriksa seberapa jauh bagian janin masuk pintu atas panggul
B. Memeriksa letak punggung janin
C. Memeriksa bagian tubuh janin di bawah uterus
D. Memeriksa bagian janin yang berada dipintu atas panggul
E. Memeriksa presentasi janin

Jawaban: C

Penjelasan: pemeriksaan Leopold terdiri dari:

Leopold I: Untuk mengetahui TFU, bagian apa yang ada di fundus dan tuanya kehamilan

Leopold II: Untuk mengetahui letak punggung dan bagian terkecil janin

Leopold III: Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus,
mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau
belum masuk ke pintu atas punggul ibu.

Leopold IV: Memastikan apakah bagian terendah janin sudah benar-benar masuk ke pintu
atas panggul atau belum & menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah
memasuki ke pintu atas panggul.

58. Seorang Bayi Perempuan lahir 1 jam yang lalu di Rumah Bersalin Lasalle, Saat lahir
bagian ekstremitas tampak kebiruan, frekuensi nadi 110x/menit, lambat menangis, gerakan
aktif fleksi tungkai baik, pernapasan lambat tidak teratur.
Berapakah nilai APGAR skornya ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Jawaban: C

Penjelasan:

APGAR SKOR Skor 0 Skor 1 Skor 2


Appearance Biru seluruh Kebiruan pada Tidak ada
(Warna Kulit) badan ekstremitas kebiruan
tangan dan
kaki
Pulse (Nadi) Tidak ada nadi Nadi < 100 x/m Nadi > 100x/m
Grimace Tidak ada Jika bayi Jika bayi
(Refleks respon saat meringis, menangis,
Gerak) stimulasi menangis batuk, bersin
lemah saat saat diberi
diberikan stimulus
stimulus
Activity Jika bayi tidak Jika bayi Jika bayi
(Tonus Otot) bergerak sama hanya menggerakkan
sekali begitu ia melakukan kedua kaki dan
lahir sedikit gerakan tangannya
begitu lahir secara
spontan begitu
lahir
Respiration Jika bayi tidak Jika bayi Jika bayi
(Pernapasan) bernapas. hanya merintih, langsung
bernapas menangis
pelan. dengan
kencang dan
kuat.
Pada kasus diatas, didapatkan
A= ekstremitas kebiruan (1)
P= frekuensi nadi 110x/menit (2)
G= Lambat menangis (1)
A= gerakan aktif fleksi tungkai baik (2)
R= pernapasan lambat tidak teratur (1)
TOTAL APGAR: 7

59. Seorang perempuan usia 31 tahun G3P2A0 hamil 40 minggu, datang ke klinik
bersalin dengan keluhan nyeri perut tembus belakang disertai pengeluaran Lendir
bercampur darah dan ketuban pecah sejak 2 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan kepala bayi
tampak di vulva, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, Frekuensi napas 24x/mnt
dan Suhu 36, 5°C.
Apakah masalah keperawatan pada kasus di atas ?
A. Kurang Pengetahuan
B. Intoleransi aktifitas
C. Nyeri persalinan
D. Kelelahan
E. Ansietas

Jawaban: C

Penjelasan:

Nyeri didefinisikan sebagai pesan sensorik dari trauma jaringan perifer yang "khusus dan
akurat” dikodekan dalam saraf perifer, ditransmisikan dalam pusat jalur saraf, dan
diterjemahkan di otak. Dampak dari nyeri akan menimbulkan respon stres metabolik yang
akan memengaruhi semua sistem tubuh dan memperberat kondisi pasien dan akan
timbulnya perubahan fisiologi dan psikologi, salah satunya perubahan kognitif, kecemasan,
ketakutan dan lain lain (Fraser, 2009; Hodnett, 2009).

Persalinan adalah proses di mana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
tanpa disertai adanya penyulit (Royal Collage of Obgyn, 2013).

Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda inpartu menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai berikut:
- Rasa sakit oleh adanya His yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
- Keluar lendir dan bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
- Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
- Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukan telah ada.

Keluhan nyeri perut tembus belakang disertai pengeluaran Lendir bercampur darah, kepala
bayi tampak di vulva, merupakan tanda-tanda persalinan, sehingga masalah keperawatan
utama yang di temukan pada kasus adalah Nyeri Persalinan.

60. Rasa Seorang perempuan berusia 31 tahun, G3P2A0 postpartum hari kedua. Pasien
mengatakan nyeri perut saat menyusui bayinya dan masih keluar darah berwarna merah
segar saat mengganti pembalut. Hasil pengkajian: TD: 110/70 mmHg, Frekuensi nadi:
80x/menit, Frekuensi nafas: 22 x/menit, suhu; 36,70 C. luka perineum tampak kering.
Apakah jenis lochia pada kasus diatas?
A. Alba
B. Rubra
C. Serosa
D. Purulenta
E. Sanguinolenta

Jawaban: E

Penjelasan:

Jenis – Jenis Lochea menurut Suherni (2009), yaitu :

- Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban selama 2
hari pasca persalinan,

- Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi
pada hari ke 3 – 7 pasca persalinan
- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 –
14 pasca persalinan. Dan

- Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca
persalinan.

- lochia purulenta: terjadi karena adanya infeksi dengan bau busuk

61. Seorang perempuan usia 25 tahun P1A0 post partum hari ke 2 dirawat di ruang nifas.
Pasien hanya berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif, tidak mau menggendong
bayinya dan masih sangat tergantung pada orang lain disekitarnya.
Perubahan psikis apakah yang dialami oleh pasien di atas?
A. Ansietas
B. Taking In
C. Letting Go
D. Taking Hold
E. Post partum blues

Jawaban: D

Penjelasan:

Menurut Rubin (1977 dalam Pilliteri, 2003) ada tiga fase yang terjadi pada ibu postpartum
yang disebut “Rubin Maternal Phases” yaitu :

- Taking-in (fase ketergantungan) dimulai segera setelah persalinan, ada fase ini ibu
masih berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif dan masih sangat tergantung pada
orang lain disekitarnya. Tahap ini berlangsung hingga hari kedua setelah melahirkan,
biasanya fase ini merupakan waktu untuk refleksi diri bagi ibu post partum. Pada tahap ini
ibu beristirahat untuk pemulihan kekuatan fisiknya dan untuk menenangkan pikirannya
terhadap perubahan peran baru yang akan dijalaninya.
- Taking-hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian) terjadi pada hari
ketiga postpartum. Dalam fase ini tenaga ibu pulih kembali secara bertahap, ibu merasa
lebih nyaman, fokus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat
bayinya, ibu mulai mandiri dalam perawatan diri dan terbuka pada pengajaran perawatan.
- Letting-go (fase mandiri). Fase ini berlangsung antara dua sampai empat minggu
setelah persalinan ketika ibu mulai menerima peran barunya. Pada fase ini tidak semua ibu
postpartum mampu beradaptasi secara psikologis sehingga muncul gangguan mood yang
berkepanjangan ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, cemas, panik, mudah
marah, kelelahan, disertai gejala depresi seperti gangguan tidur dan selera makan, sulit
berkonsentrasi, perasaan tidak berharga, menyalahkan diri dan tidak mempunyai harapan
untuk masa depan.
62. Seorang perempuan berusia 22 tahun di rawat di ruang nifas dengan post SC hari ke
2. Hasil pengkajian diperoleh data klien mengeluh ASI yang keluar hanya sedikit, putting
terasa nyeri ketika menyusui, putting payudara ibu tampak lecet dan kemerahan.
Apakah intervensi yang tepat untuk kasus di atas?
A. Menganjurkan ibu membersihkan putting dengan air hangat setiap hari
B. Menganjurkan ibu istrahat menyusui sampai putingnya sembuh
C. Menganjurkan ibu tetap menyusui anaknya dan ajarkan tehnik menyusui yang
benar
D. Menganjurkan ibu gunakan susu formula untuk sementara
E. Merujuk ibu untuk pengobatan

Penanganan terbaik untuk puting lecet adalah pencegahan. Pencegahan terbaik adalah
dengan memastikan pelekatanbayi ke payudara dengan benar sejak hari pertama. Kontak
kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin setelah kelahiran bayi, setidaknya dalam satu
atau dua jam pertama, akan memudahkan bayi untuk melekat sendiri dengan baik.

Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau
kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak
mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara
dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan
sendirinya). Jadi, proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan
yang kurang baik.

Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang
tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan
berkurang seiring bayi menyusu.

63. Seorang perempuan usia 26 Tahun, datang kepuskesmas tanggal pengkajian 17 juli
2019 pukul 09.00 WITA. hari ke-2 post partum dengan rupture perineum grade II. Hasil
pengkajian tanda-tanda vital : Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 82x/menit, Frekuensi
napas 24x/menit, Suhu tubuh 37,5°C, area perineum basah, Lokia rubra, tindakan
keperawatan yang telah diberikan menganjurkan ibu cebok dari depan ke belakang dan
menganjurkan ibu mengganti pembalut setiap kali BAK/BAB

Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan perawat sesuai dengan kasus diatas ?

A. Kemerahan

B. Edema positif

C. Ekimosis positif

D. Infeksi tidak terjadi


E. Pengeluaran nanah

Diagnosa Keperawatan Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan atau
kerusakan kulit dengan Tujuan : Infeksi tidak terjadi. Kriteria : a) Luka episiotomi sembuh
dengan sempurna dan tidak ada tandatanda infeksi (color, tumor, dolor, dan fungsio laesa),
b) Pasien mampu mendemontrasikan teknik-teknik untuk meningkatkan penyembuhan, c)
Tanda-tanda vital dalam batas normal (36-37º C), d) Nutrisi terpenuhi (adekuat).

Intervensi keperawatan Anjurkan pada pasien untuk mencuci perineum depan kebelakang
dan untuk mengganti pembalut sedikitnya setiap 4 jam atau jika pembalut basah
rasionalnya untuk embantu mencegah kontaminasi rektal memasuki vagina atau uretra.

64. Seorang perempuan usia 33 tahun dengan kehamilan 34 minggu datang ke


puskesmas untuk memeriksakan kehamilan. Riwayat persalinan yang lalu 2 kali Caesar,
bayi hidup, dan belum pernah keguguran. Tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 36’5 0C,
nadi 76x/mnt, frekuensi nafas 20x/mnt.
Apakah status obstetric dari kasus diatas?
A. G1P0A0
B. G2P1A0
C. G2P0A1
D. G3P2A0
E. G3P1A1

Jawaban: D

Penjelasan: Status Obstetri adalah riwayat kehamilan dan persalinan.

G adalah singkatan dari Gravida (jumlah kehamilan)

P adalah singkatan dari Partus (Jumlah persalinan yang mencapai variabel)

A adalah singkatan dari Abortus (Jumlah Aborsi)

65. Seorang perempuan, 33 tahun, datang ke puskemas dengan keluhan tidak haid.
Setelah dilakukan pemeriksaan urin, pasien dinyatakan positif hamil dengan usia
kehamilan 6 minggu. HPHT: 10 Desember 2017. Hasil pengkajian TD : 100/70 mmHg,
frekuensi nadi : 84x/menit, frekuensi napas: 20/menit, suhu : 36,2oC dan saat ini pasien
tidak ada keluhan lain. Pasien bertanya tentang kapan taksiran partusnya.
Apakah informasi yang seharusnya diberikan oleh perawat berdasarkan situasi tersebut?
A. 16-08-2018
B. 16-09-2018
C. 17-08-2018
D. 17-09-2018
E. 17-10-2018
Jawaban: D

Penjelasan: Taksiran persalinan dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Naegele.


Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan menentukan hari pertama
haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir, Periode rumus
Hukum Negele adalah untuk HPHT bulan 1-3 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan +9 Tahun +0
dan untuk HPHT bulan 4-12 Rumusnya: Tanggal +7 Bulan -3 Tahun +1.

66. Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0 ingin mengetahui taksiran berat janinnya.
Apabila TFU 35 cm, Divergen. Berpakah taksiran berat janinnya?
A. 3620 gram
B. 3720 gram
C. 3820 gram
D. 3520 gram
E. 3420 gram

Jawaban: B

Penjelasan: Rumus untuk menghitung TBJ adalah:

Divergen (kepala sudah masuk PAP) = (TFU-11) x 155

Konvergen (kepala belum masuk PAP) = (TFU-12) x 155

Jadi kasus diatas menggunakan Rumus (TFU-11) x 155= (35-11) x 155 = 3720 gram

67. Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0 datang kepuskesmas dengan usia
kehamilan 35 Minggu. Pasien sudah 3 kali memeriksakan kandungannya. Pada saat
datang ke ruang pemeriksaan pasien diukur BB dengan kenaikan 8 Kg, kemudian
dilakukan Palpasi Abdomen dengan hasil tinggi fundus 33 cm. Apakah tindakan
keperawatan selanjutnya sesuai kasus diatas?
A. Memeriksa bagian tubuh janin di bawah uterus
B. Memeriksa seberapa jauh bagian janin masuk pintu atas panggul
C. Memeriksa letak punggung janin
D. Memeriksa bagian janin yang berada dipintu atas panggul
E. Memeriksa presentasi janin

Jawaban: C

Penjelasan: pemeriksaan Leopold terdiri dari:

Leopold I: Untuk mengetahui TFU, bagian apa yang ada di fundus dan tuanya kehamilan

Leopold II: Untuk mengetahui letak punggung dan bagian terkecil janin
Leopold III: Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus,
mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau
belum masuk ke pintu atas punggul ibu.

Leopold IV: Memastikan apakah bagian terendah janin sudah benar-benar masuk ke pintu
atas panggul atau belum & menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah
memasuki ke pintu atas panggul.

68. Seorang Bayi Perempuan lahir 1 jam yang lalu di Rumah Bersalin Lasalle, Saat lahir
seluruh badan berwarna merah, frekuensi nadi 110x/menit, lambat menangis, gerakan aktif
fleksi tungkai baik, pernapasan lambat tidak teratur.
Berapakah nilai APGAR skornya ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9

Jawaban: D

Penjelasan:

APGAR SKOR Skor 0 Skor 1 Skor 2


Appearance Biru seluruh Kebiruan pada Tidak ada
(Warna Kulit) badan ekstremitas kebiruan
tangan dan
kaki
Pulse (Nadi) Tidak ada nadi Nadi < 100 x/m Nadi > 100x/m
Grimace Tidak ada Jika bayi Jika bayi
(Refleks respon saat meringis, menangis,
Gerak) stimulasi menangis batuk, bersin
lemah saat saat diberi
diberikan stimulus
stimulus
Activity Jika bayi tidak Jika bayi Jika bayi
(Tonus Otot) bergerak sama hanya menggerakkan
sekali begitu ia melakukan kedua kaki dan
lahir sedikit gerakan tangannya
begitu lahir secara
spontan begitu
lahir
Respiration Jika bayi tidak Jika bayi Jika bayi
(Pernapasan) bernapas. hanya merintih, langsung
bernapas menangis
pelan. dengan
kencang dan
kuat.
Pada kasus diatas, didapatkan
A= seluruh badan berwarna merah (2)
P= frekuensi nadi 110x/menit (2)
G= Lambat menangis (1)
A= gerakan aktif fleksi tungkai baik (2)
R= pernapasan lambat tidak teratur (1)
TOTAL APGAR: 8

69. Seorang perempuan usia 28 tahun dirawat diruang bersalin, dan baru saja melahirkan
anak keduanya. Saat ini bayi baru lahir sedang ditaruh di dada ibu untuk proses inisiasi
menyusui dini. Suntikan oksitosin di paha luar pasien diberikan, dan kontraksi uterus
sedang diperiksa.
Apakah intervensi keperawatan selanjutnya ?
A. melahirkan plasenta
B. mengecek adanya pendarahan
C. mengecek kemungkinan bayi kembar
D. memberikan vitamin K kepada bayi
E. melakukan pemeriksaan TTV

Jawaban: A

Penjelasan:

KALA PERSALINAN

Kala I: fase pembukaan serviks

- Fase laten: pembukaan 1-3


- Fase aktif: pembukaan 4-10

Kala II: lahirnya bayi

Kala III: lahirnya plasenta

Kala IV: fase pengawasan 2 jam post partum


Kasus diatas sudah memasuki Kala III dikarenakan Bayi sudah lahir dan plasentan belum
lahir.

70. Seorang perempuan berusia 31 tahun, G3P2A0 postpartum hari ketiga. Pasien
mengatakan nyeri perut saat menyusui bayinya dan masih keluar darah berwarna merah
kuning berisi darah dan lendir saat mengganti pembalut. Hasil pengkajian: TD: 110/80
mmHg, Frekuensi nadi: 82x/menit, Frekuensi nafas: 24 x/menit, suhu; 36,70 C. luka
perineum tampak kering.
Apakah jenis lochia pada kasus diatas?
A. Alba
B. Rubra
C. Serosa
D. Purulenta
E. Sanguinolenta

Jawaban: E

Penjelasan:

Jenis – Jenis Lochea menurut Suherni (2009), yaitu :

- Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa – sisa selaput ketuban selama 2
hari pasca persalinan,

- Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi
pada hari ke 3 – 7 pasca persalinan

- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke – 7 –
14 pasca persalinan. Dan

- Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca
persalinan.

- lochia purulenta: terjadi karena adanya infeksi dengan bau busuk

71. Seorang perempuan usia 25 tahun P1A0 post partum hari ke 3 dirawat di ruang nifas.
Pasien sedih dan mengatakan khawatir tidak mampu merawat bayinya. Pasien lalu
meminta agar perawat mengajarkan cara merawat bayi yang baik dan benar.
Perubahan psikis apakah yang dialami oleh pasien di atas?
A. Ansietas
B. Taking In
C. Letting Go
D. Taking Hold
E. Post partum blues

Jawaban: D

Penjelasan:

Menurut Rubin (1977 dalam Pilliteri, 2003) ada tiga fase yang terjadi pada ibu postpartum
yang disebut “Rubin Maternal Phases” yaitu :

- Taking-in (fase ketergantungan) dimulai segera setelah persalinan, ada fase ini ibu
masih berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif dan masih sangat tergantung pada
orang lain disekitarnya. Tahap ini berlangsung hingga hari kedua setelah melahirkan,
biasanya fase ini merupakan waktu untuk refleksi diri bagi ibu post partum. Pada tahap ini
ibu beristirahat untuk pemulihan kekuatan fisiknya dan untuk menenangkan pikirannya
terhadap perubahan peran baru yang akan dijalaninya.
- Taking-hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian) terjadi pada hari
ketiga postpartum. Dalam fase ini tenaga ibu pulih kembali secara bertahap, ibu merasa
lebih nyaman, fokus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat
bayinya, ibu mulai mandiri dalam perawatan diri dan terbuka pada pengajaran perawatan.
- Letting-go (fase mandiri). Fase ini berlangsung antara dua sampai empat minggu
setelah persalinan ketika ibu mulai menerima peran barunya. Pada fase ini tidak semua ibu
postpartum mampu beradaptasi secara psikologis sehingga muncul gangguan mood yang
berkepanjangan ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, cemas, panik, mudah
marah, kelelahan, disertai gejala depresi seperti gangguan tidur dan selera makan, sulit
berkonsentrasi, perasaan tidak berharga, menyalahkan diri dan tidak mempunyai harapan
untuk masa depan.
-
72. Seorang perempuan, 30 tahun, melahirkan bayi pertama 10 menit yang lalu dengan
Berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm plasenta lahir lengkap. Setelah plasenta
lahir perawat segera melakukan masase uterus.
Apakah tujuan dari tindakan tersebut?
A. Untuk merasakan kontraksi uterus pada saat plasenta lepas
B. Untuk merangsang kontraksi pembuluh darah uterus
C. Untuk mengurangi kontraksi uterus yang lemah
D. Untuk mengeluarkan sisa-sisa plasenta
E. Untuk mengurangi perdarahan

Jawaban: B

Penjelasan: menurut Chalid (2017) Salah satu langkah yang efektif untuk mencegah
komplikasi perdarahan pada saat melahirkan plasenta adalah manajemen aktif kala III,
dengan menyuntikkan oksitosin segera setelah bayi lahir, meregangkan tali pusat
terkendali dan masase fundus uteri setelah plasenta lahir untuk merangsang kontraksi
uterus.

73. Seorang Perempuan usia 29 tahun dirawat di ruang bersalin dengan keluhan nyeri
perut tembus kebelakang. Hasil pengkajian , pembukaan 10 cm, vulva dan anus membuka,
kepala sudah nampak pada vulva. Perawat mulai memimpin persalinan dan menganjurkan
ibu untuk mengedan sambil memijat perineum dengan kain steril dan menganjurkan ibu
untuk tidak mengangkat pantatnya.
Apakah Hasil yang diharapkan perawat ?
A. Lahirnya kepala
B. Tidak terjadi infeksi
C. Meminimalkan perdarahan
D. Mengurangi Nyeri persalinan
E. Mencegah terjadinya robekan pada jalan lahir
Jawaban: E
Penjelasan: menurut Tari (2010) Penahanan pada perineum antara anus dan vagina dapat
dilakukan dengan mudah agar tidak terjadi robekan perineum yang luas.

74. Tn M usia 40 tahun dibawa ke IGD akibat mengalami luka bakar. Dari hasil pengkajian
didapatkan bagian tubuh yang terbakar adalah pangkal paha kiri bagian depan sampai ke
lutut, genitalia, seluruh tangan kiri dan separuh bagian punggung. Luka bakar yang dialami
pasien akibat terkena ledakan tabung pengaduk cat di tempat kerjanya.
Berapakah luas luka bakar yang dialami pasien tersebut?
a. 23,5%
b. 28% A
c. 32,5%
d. 37%
e. 46%
Pembahasan: berdasarkan prinsip rules of nine dalam perhitungan luas luka bakar, kaki
nilainya 18% sehingga kalau hanya paha berarti 4,5%, genitalia nilainya 1%, satu tangan
nilainya 9 %, dan seluruh punggung nilainya 18 % jika sepatuh berarti 9 %. Sehingga total
luas luka bakar pasien diatas 23,5%.

75. Tn. X usia 39 tahun dibawa ke IGD karena luka bakar. Pasien mengalami luka bakar
derajat 2 dengan luas 29%. Dari hasil pengkajian diketahui luka bakar karena terkena
minyak air mendidih yang tumpah di dapur rumahnya. Pasien saat ini sedang ditangani
perawat dan dokter di IGD dan akan dibawa ke ruang unit luka bakar.
Apakah kategori luka kabar yang dialami pasien tersebut ?
a. Luka bakar ringan
b. Luka bakar sedang
c. Luka bakar berat
d. Luka bakar inhalasi
e. Luka bakar resusitasi
Pembahasan: kriteria luka bakar ada 3, yaitu luka bakar berat, sedang, dan ringan. Jika
luas luka bakar diatas 25% pada usia produktif termasuk dalam luka bakar berat.

76. Tn. SL usia 69 tahun dibawa ke IGD karena mengalami luka bakar derajat II dengan
luas 9%. Dari hasil pengkajian diketahui luka bakar karena terkena minyak minyak
mendidih. Pasien saat ini akan dibawa ke ruang unit luka bakar untuk mendapatkan
perawatan.
Apakah kategori luka bakar pasien diatas?
a. Luka bakar ringan
b. Luka bakar berat

c. Luka bakar sedang


d. Luka bakar inhalasi
e. Luka bakar dalam

Pembahasan: Kriteria luka bakar ringan adalah luasnya kurang dari 15% pada dewasa
atau kurang dari 10% pada anak-anak atau lansia sehingga pada kasus diatas termasuk
luka bakar ringan.

77. Seorang perempuan usia 47 tahun dibawa ke RS karena mengeluh sesak nafas.
Perawat UGD memeriksa pasien tersebut hasilnya pernafasan 30 x/menit, edema di kaki
dan tangan. Pasien juga batuk berdahak, mual, muntah dan badan lemas. Hasil
pemeriksaan darah menunjukkan ureum 181 mg/dl dan creatinin 13 mg/dl. Hasil rontgen
menunjukkan ada cairan dalam paru-paru.
Apakah diagnosis keperawatan utama untuk pasien diatas?
a. Gangguan bersihan jalan nafas
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Gangguan irama nafas
d. Gangguan aliran nafas
e. Intoleransi aktivitas
Pembahasan: Pada kasus diatas keluhan utamanya adalah sesak nafas yang didukung
dengan RR 30 kali per menit dan batuk berdahak sehingga masalah yang perlu segera
diatas adalah masalah pada gangguan bersihan jalan nafas.

78. Seorang laki-laki usia 57 tahun sudah tujuh hari merasakan badan lemas, sesak nafas,
dan edema di seluruh tubuh. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium
diketahui pernafasan 33 x/menit, tekanan darah 170/100 mmHg, Hb 7 mg/dl, ureum 173
mmHg, creatinin 9 mg/dl.
Apakah yang harus segera dilakukan perawat terhadap pasien diatas?
a. Mengkaji kemampuan mobilitas fisik
b. Mengukur tekanan vena jugularis
c. Memberi oksigen nasal kanul
d. Mengukur derajat edema
e. Memberi posisi supine
Pembahasan: dilihat dari kasus diatas masalah utamanya adalah pernafasan yang ditandai
dengan sesak nafas dan RR yang tinggi sehingga yang diperlukan pasien segera adalah
bantuan oksigen nasal kanul.

79. Seorang pasien usia 56 tahun mengeluh sesak nafas, badan lemah, mual, dan tidak
nafsu makan dan hasil pengkajian fisik tampak edema anasarka. Pasien sudah tiga hari
dirawat. Tekanan darah pasien tersebut 180/90 mmHg dan pernafasannya 27 x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik dan diagnostik telah dilakukan dokter dan disimpulkan pasien harus
menjalani hemodialisis.
Apakah tindakan keperawatan utama pada pasien diatas ?
a. Pantau intake dan output cairan
b. Periksa ureum dan kreatinin
c. Berikan latihan nafas dalam
d. Lakukan pemeriksaan
e. Batasi intake cairan
Pembahasan: Dari kasus diatas pasien mengalami gangguan pernafasan dan masalah
lainnya karena kerusakan ginjal sehingga yang harus diprioritaskan adalah mengurangi
edema dengan cara membatasi intake cairan agak kondisi pasien tidak semakin parah.

80. Seorang pasien usia 43 tahun dirawat dengan keluhan kulit gatal dan edema di kaki
sejak 5 minggu yang lalu. Pasien mengeluh mual, muntah serta dan nafsu makan. Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai ureum darah 98 mgl/dl dan albumin 1,6 mg/dl.
Apa masalah utama pasien diatas?
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan sensori persepsi
e. Kerusakan integritas kulit

Pembahasan: dari data yang tersedia di kasus diatas, data gangguan nutrisi adalah yang
paling menonjol sehingga masalah utama pasien diatas adalah gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan.
81. Seorang pasien usia 46 tahun dirawat dengan edema sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien mengeluh sesak nafas serta sulit bekerja berat. Hasil pemeriksaan diketahui ureum
darah 88 mgl/dl dan albumin 2,9 mg/dl.
Apa tindakan perawat yang sesuai untuk masalah pasien diatas?
a. Cek kadar glukosa
b. Ajarkan teknik nafas dalam
c. Bantu pasien melakukan aktifitas harian
d. Awasi intake dan output cairan
e. Berikan diet tinggi protein
Pembahasan: Tindakan keperawatan yang tepat pada pasie nedema dan albumin yang
rendah adalah mengawasi intake cairan agar edema tidak bertambah parah dan
mengganggu system tubuh lainnya.

82. Seorang laki-laki usia 37 tahun dibawa ke IGD karena luka bakar. Hasil pengkajian
didapatkan kaki kiri, genitalia, seluruh tangan kiri dan separuh bagian punggung terbakar
dengan derajat II. Luka bakar yang dialami pasien akibat terkena ledakan mobil.
Berapakah luas luka bakar yang dialami pasien tersebut?
a. 37%
b. 36%
c. 32,5%
d. 39%
e. 46%
Jawaban : A
Pembahasan: Luas luka bakar kaki kiri adalah18%, genitalia 1%, seluruh tangan kiri 9%,
separuh punggung 9% sehingga total luas luka bakar pasien tersebut adalah 37%.

83. Tn. F usia 53 tahun datang ke RS karena mengeluh gatal dan panas pada kulit kepala.
Pasien tampak kurang bersih dan penampilan kusut. Dari hasil pemeriksaan pasien fisik
akhirnya dokter diberikan beberapa obat untuk mengatasi gangguan tersebut. Apakah
kemungkinan gangguan yang dialami pasien diatas?
a. Psoriasis
b. Dermatitis
c. Kusta
d. Impetigo
e. Pediculosis
Pembahasan: pasien diatas mengalami masalah dengan rambut dan kulit kepala. Dari
semua pilihan gangguan pada pasien yang sesuai dengan pilihan yang tersedia adalah
pediculosis karena penyakit ini terkait dengan kutu yang ada di rambut atau kulit kepala.
84. Suatu Desa, didapatkan data 65% remaja yang mempunyai kebiasaan merokok yang rata-rata
bisa menghabiskan 1 bungkus rokok/hari. Sudah ada 2 kasus Kanker Paru yang tercatat pada 1
tahun terakhir di desa tersebut.
Apa upaya pokok yang harus dilakukan seorang perawat komunitas?
a. Memasang poster “Stop Merokok” di Desa
b. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang “Bahaya Merokok”
c. Bekerjasama dengan pemerintah untuk membatasi penjualan rokok
d. Bekerjasama dengan pihak Rumah sakit untuk melakukan deteksi dini kanker Paru pada
remaja
e. Menganjurkan kepada orang tua untuk melarang anak remaja merokok
Jawaban : B

Penjelasan :

Upaya pokok yang harus dilakukan perawat komunitas adalah upaya promotif dan preventif yaitu
dengan memberikan Pendidikan kesehatan Bahaya merokok kepada masyarakat desa agar semua
penduduk desa bisa memahami bahaya merokok dan dapat bekerjasama dengan perawat
komunitas dalam mengatasi kebiasaan merokok pada remaja di desa.

85. Hasil survey komunitas di suatu kelurahan, didapatkan data masyarakat penderita penyakit
tidak menular (PTM); 45% Hipertensi, 30% Diabetes Melitus, 20% Gouth Artritis. Masyarakat
mempunyai kebiasaan untuk mengkonsumsi daging sapi, seafood, kue manis, dan kacang-
kacangan.
Apa yang harus dilakukan seorang perawat komunitas dalam menanggapi kasus diatas?
a. Mengajarkan Menu Makanan Diet Sehat bagi masyarakat kelurahan
b. Memberikan ceramah tentang bahaya PTM
c. Bekerjasama dengan PKK Kelurahan untuk menyediakan bahan makanan sehat
d. Melakukan check up kesehatan bagi masyarakat
e. Melarang penderita PTM untuk mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
Jawaban : A

Penjelasan:

Salah satu penyebab tingginya angka PTM adalah pola diet masyarakat yang tidak sehat. Dengan
mengajarkan langsung kepada masyarakat tentang Menu Makanan Diet Sehat dapat membantu
peningkatan kesehatan penderita dan dapat mengurangi resiko PTM bagi masyarakat di kelurahan
tersebut.

86. Di Suatu Desa didapati masalah lingkungan dengan data; 40% masyarakat membuang
sampah di sungai, 30% masyarakat membuang sampah di depan rumah/pinggir jalan, 30%
masyarakat membuang sampah di kebun
Apa intervensi keperawatan prioritas yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menanggapi
kasus diatas?
a. Bekerjasama dengan pemerintah untuk membuat tempat pembuangan sampah Desa
b. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Pemeliharaan kesehatan Lingkungan; Kebersihan
dan Pengolahan Sampah”
c. Menganjurkan kepada masyarakat untuk jangan membuang sampah sembarang tempat
d. Bersama-sama dengan masyarakat membersihkan sampah di desa
e. Menganjurkan kepada masyarakat untuk jangan membuang sampah di Sungai.
Jawaban : B

Penjelasan :

Upaya pokok dalam kesehatan komunitas adalah upaya promotif dan preventif, dimana dalam
menanggapi kasus diatas, Pendidikan kesehatan “Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan;
kebersihan dan Pengolahan Sampah” adalah upaya promotif kesehatan yang harus dilakukan
terlebih dahulu dalam pemeliharaaan kesehatan lingkungan masyarakat.

87. Pada Suatu Desa, didapatkan data 75% anak balita belum mendapatkan imunisasi. Perawat
komunitas berencana memberikan Imunisasi pada saat pelaksanaan Posyandu di Balai Desa.
Apa upaya kesehatan yang dilakukan oleh perawat komunitas dalam kasus diatas?
a. Peningkatan Kesehatan
b. Pencegahan Penyakit
c. Pengobatan penyakit
d. Rehabilitasi Kesehatan
e. Pemeliharaan Kesehatan
Jawaban : B

Penjelasan:

Imunisasi adalah salah satu upaya Preventif kesehatan dalam hal ini pencegahan penyakit.

88. Seorang perawat komunitas baru saja ditugaskan di suatu desa yang terpencil. Berdasarkan
informasi yang didapatkan, desa tersebut memiliki masalah kesehatan lingkungan: Masyarakat
sering membuang sampah di selokan dan ternak peliharaan tidak memiliki kandang.
Apa langkah awal yang harus dilakukan perawat komunitas tersebut?
a. Bina hubungan saling percaya dengan masyarakat desa
b. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Kesehatan Lingkungan”
c. Bersama-sama dengan masyarakat desa membersihkan desa
d. Bekerjasama dengan pemerintah desa untuk membersihkan lingkungan desa
e. Menganjurkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di selokan dan membuat kendang
ternak.
Jawaban : A

Penjelasan :
Perawat Komunitas dalam menjalankan tugas pelayanannya harus melakukannya Bersama-sama
dengan masyarakat. Oleh karena itu hal penting yang harus dimiliki perawat adalah kepercayaan
masyarakat, dengan membina hubungan saling percaya dengan masyarakat.

89. Berdasarkan hasil survey komunitas di suatu desa, didapatkan data bahwa 70% remajanya
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan instant dan jajanan pasar, dan sebagian besar dari
mereka sering menderita diare, gastritis, dan demam thypoid.
Apa yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menanggapi kasus diatas?

a. Menganjurkan kepada orang tua untuk melarang anaknya mengkonsumsi makanan instant
dan jajanan pasar
b. Berkerjasama dengan pemerintah desa untuk melarang penjualan makanan instant dan
jajanan pasar di desa
c. Memberikan ceramah tentang “Pola Makan yang Sehat bagi Remaja”
d. Mengajarkan kepada keluarga dan remaja tentang “Pola makan dan Menu Sehat bagi Remaja”
e. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang gastritis dan demam thypoid

Jawaban: D

Penjelasan :

Terkait kasus diatas, mengajarkan kepada keluarga dan remaja tentang Pola manakan dan Menu
Sehat bagi Remaja adalah upaya preventif untuk mengurangi resiko terjadinya gastritis dan demam
thypoid pada remaja di Desa.

90. Di suatu desa didapatkan data 65% masyarakat mengkonsumsi alkohol, dan pemuda yang
mabuk sering melakukan tindak kekerasan dan keributan di Desa.
Apa yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menanggapi kasus diatas?
a. Menganjurkan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi alkohol
b. Bekerjasama dengan pemerintah untuk memberantas alkohol di desa
c. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Bahaya Mengkonsumsi Alkohol” bagi masyarakat
desa
d. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Perilaku sehat” bagi pemuda desa
e. Menganjurkan kepada pemerintah untuk meningkatkan sistem keamanan desa
Jawaban : C

Penjelasan :

Pendidikan kesehatan tentang “Bahaya Mengkonsumsi Alkohol” bagi masyarakat desa adalah
upaya promotif kesehatan harus dilakukan perawat komunitas untuk memberikan pengetahuan dan
meningkatkan kesadasaran masyarakat untuk pentingnya melakukan pola hidup yang sehat.
91. Di Suatu Puskesmas Desa didapatkan data 2 penyakit terbesar di Desa adalah Diabetes
Melitus dan Hipertensi.
Langkah prioritas apa yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menghadapi kasus diatas?
a. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang “Penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi”
b. Membuat perencanaan tentang program kesehatan yang harus dilakukan dalam mengurangi
angka kejadian Daibetes Melitus dan Hipertensi di Desa
c. Mengajarkan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi Diet Sehat Diabetes Melitus dan
Hipertensi
d. Melakukan pengkajian kesehatan kepada penderita diabetes melitus dan hipertensi di desa
e. Melatih kader untuk melakukan upaya preventif penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi
Jawaban : D

Penjelasan:

Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses asuhan keperawatan komunitas.

92. Seorang perawat komunitas ditempatkan di Desa terpencil, dimana sebagian masyarakat desa
lebih memepercayai dukun desa dibandingkan petugas kesehatan professional karena kurangnya
pelayanan petugas kesehatan di Desa tersebut. Sebagian besar mata pencaharrian masyarakat
adalah petani.
Apa langkah awal yang harus dilakukan perawat komunitas dalam menghadapi kasus diatas?
a. Bina hubungan saling percaya dengan Petani desa
b. Bina hubungan saling percaya dengan para ibu-ibu di desa
c. Bina hubungan saling percaya dengan para pemuda dan remaja desa
d. Bina hubungan saling percaya dengan semua pasangan usia subur di desa
e. Bina hubungan saling percaya dengan pemerintah, pemuka agama, pemuka adat,dan
Stakeholder desa lainnya
Jawaban : E

Penjelasan :

Seorang perawat komunitas saat pertama kali melakukan pelayanan keperawatan di suatu
komunitas, harus meminta ijin dan menjelaskan maksud dan tujuan pelayanan kesehatan yang
akan dilakukan di desa kepada para pemimpimpin/pemuka desa, agar dapat diteruskan kepada
masyarakat desa.

93. Di Suatu desa, didapatkan 5 kasus penderita kanker Payudara. Perawat komunitas berencana
melakukan Pendidikan kesehatan tentang “Penyakit & Deteksi dini Kanker Payudara” dengan
mengajarkan Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI) bagi para wanita di Desa.
 Apa peran perawat pada kasus tersebut?
a. Advokator
b. Koordinator
c. Kolaborator
d. Edukator
e. Konsultan
Jawaban : D

Penjelasan :

Pemberian Pendidikan Kesehatan bagi masyarakat adalah Peran Edukator yang dilakukan Perawat
Komunitas.

94. Seorang perempuan berusia 22 tahun G 1P0A0 hamil 39 minggu inpartu berada di kamar
bersalin. Hasil pengkajian pasien kesakitan, ingin mengejan tampak kepala sudah
membuka vulva, kemudian lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu, dan seluruh
kepala. Observasi tanda-tanda vital suhu 36,5oC, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88
x/menit, dan frekuensi nafas 22 kali/menit,
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus?

a. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


b. Lahirkan bahu depan dan belakang
c. Cek adanya lilitan tali pusat
d. Lakukan pegangan biparietal
e. Bersihkan mata hidung dan mulut bayi

Pembahasan:

Pada kala II setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
Selanjutnya periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi : jika tali pusat melilit leher secara
longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi . Jika tali pusat melilit leher secara kuat,
klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara klem tersebut.

Strategi

Pada kala II setelah lahir kepala tahap selanjutnya penolong harus memastikan apakah
ada lilitan tali pusat pada bayi sebelum bayi melakukan putaran paksi luar

Jawab: C
95. Seorang perempuan berusia 23 tahun  P0A1  post partum spontan hari ke-1, dirawat di
ruang nifas. Hasil pengkajian belum ingin menambah jumlah anak, belum tahu akan
menggunakan kontrasepsi dan di berikan penyuluhan tentang KB.
Apakah kontrasepsi yang tepat dianjurkan pada kasus?

a. Menggunakan kondom
b. Pantang berkala
c. Tubektomi
d. Vasektomi
e. IUD

Pembahasan:

IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device (alat kontrasepsi dalam rahim),


juga dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara menghambat
gerakan sperma menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi
kehamilan. Manfaat dan kelebihan kontrasepsi IUD yang dapat diperoleh: dapat mencegah
kehamilan hingga 99%, lebih praktis, Harga yang relatif terjangkau, Aman untuk ibu
menyusui, direkomendasikan untuk kondisi tertentu dan tidak meningkatkan berat badan.

Strategi:

Fokus pada data bahwa pasien post partum spontan hari ke-1, memiliki bayi dan belum
ingin menambah jumlah anak

Jawab: E

96. Seorang perempun berusia 32 tahun G 2P1A0 inpartu berada di kamar bersalin. Hasil
pengkajian pasien melahirkan bayi cukup bulan, menangis, diletakkan didada ibu untuk
IMD.  Perawat mengecek fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau gemeli.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus?

a. Memotong tali pusat


b. Mengecek fundus uteri
c. Menyuntikkan oksitosin
d. Menjepit/klem tali pusat
e. Memberitahu pasien akan disuntik
 
Pembahasan:

Pada kala II setelah bayi lahir maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan tubuh bayi
mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan
bayi di atas perut ibu, dan memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi
baik. Jangka waktu dari pemberian suntikan oksitosin adalah dalam waktu 1 menit setelah
bayi lahir, dengan dosis 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

Strategi:

Fokus pada data di mana pasien telah memasuki kala II, maka yang dilakukan adalah
memastikan bahwa kehamilan tunggal, dan memberikan suntikan oksitosin dengan dosis
10 unit IM pada 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin)

Jawab: C

97. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2020, dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi
Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2020
B. 13 Februari 2021
C. 12 Januari 2020
D. 12 Februari 2021
E. 13 Januari 2021

Pembahasan:

Penghitungan taksiran persalinan pada ibu dihitung dari HPHT dan menggunakan rumus
naegel’s Rule yaitu: tanggal ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1.

Strategi:

Fokus pada data HPHT pasien untuk dihitung dengan menggunakan rumus naegel’akan
diperoleh taksiran persalinan pasien.
Jawab: E

98. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018,
TFU 28 centimeter dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas:
20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Pembahasan:

Untuk menghitung usia kehamilan menggunakan rumus Mc. Donald’s dengan:

TFU dalam cm X 8 : 7 = …..minggu

Strategi:

Fokus pada data TFU pasien dalam cm. untuk dapat di hitung dengan menggunakan
rumus Mc. Donald’s

Jawab: A

99. Seorang perempuan umur 37 tahun datang ke PMB dengan keluhan telat haid 4 bulan, pusing,
mual dan merasa ada yang bergerak diperutnya. Hasil anamnesis ibu menikah sudah 16 tahun dan
belum pernah hamil dan tidak pernah ber KB. Hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit,
S: 36,3°C, P: 20x/menit. Palpasi payudara lembek, TFU tidak teraba bagian-bagian janin, DJJ tidak
ditemukan, pemeriksaan penunjang test pack (-). Penatalaksanaan apakah yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Konsul untuk USG
b. Konsul Psikolog
c. Konsul Psikiater
d. Konsul Psikiater
e. Konsul gizi

Pembahasan :
Hamil palsu atau pseudocyesis adalah kondisi yang membuat seorang wanita percaya bahwa
dirinya hamil, padahal tidak. Ia bahkan memiliki banyak gejala umum dari kehamilan. Pseudocyesis
sering menyerupai kehamilan yang sesungguhnya, dalam segala hal, kecuali kehadiran
jabang bayi. Pada semua kasus pseudocyesis yang terjadi, wanita benar-benar yakin bahwa ia
hamil. Secara fisik, gejala yang paling umum adalah perut yang buncit, mirip seperti sedang
mengandung bayi. Perut dapat mulai membesar seperti halnya kehamilan ketika bayi mulai tumbuh
dan berkembang. Selama hamil palsu, pembesaran perut ini bukan disebabkan oleh adanya bayi,
melainkan disebabkan oleh penumpukan gas, lemak, kotoran, air seni. Untuk menentukan apakah
seorang wanita mengalami hamil palsu, biasanya dokter akan mengevaluasi gejalanya, yaitu
dengan melakukan pemeriksaan panggul dan USG perut. 
(Husin, 2014, Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Sagung Seto:Jakarta)

100. Seorang perempuan umur 39 tahun, G2P1A0 merasa hamil 3 bulan datang ke PMB dengan
keluhan mual muntah berlebih sudah sejak 1 mg yang lalu disertai beberapa hari ini keluar darah
flek coklat dari kemaluan. Hasil pemeriksaan TD: 100/70 mmHg, N 108x/menit, S:36,5°C,
P:20x/menit, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ditemukan.
Pemeriksaan penunjang PP test (+). Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?
a. Abortus Iminen
b. Molahidatidosa
c. Abortus Insipiens
d. Abortus incomplit
e. Kehamilan ektopik terganggu

Pembahasan :

Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili
korialisnya mengalami degenerasi hidrofik berupa gelembung yang menyerupai anggur
(Martaadisoebrata, 2005). Pada awalnya, molar pregnancy mem punyai gejala mirip kehamilan
biasa. Namun, ada beberapa gejala mendasar lainnya yang dapat menandakan hamil anggur.
Antara lain:

- Bercak darah dari vagina di trimester pertama yang berwarna coklat tua hingga merah terang
- Rasa sakit atau tekanan pada panggul
- Rahim yang lebih besar dari biasanya
- Mual dan muntah parah
- Tanda-tanda hipertiroidisme, seperti mudah cemas/gugup atau lelah, detak jantung cepat dan
tidak teratur, banyak berkeringat.
- Jaringan atau cairan kental menyerupai anggur yang keluar dari vagina.
- Tekanan darah tinggi.
- Sesak napas, batuk berdahak darah. Ini terjadi karena koriokarsinoma dari hamil anggur sudah
menyebar ke paru-paru sebelum didiagnosis.

101. Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IRD dengan keluhan terasa sangat
nyeri dan berat pada dada kirinya saat bangun tidur. Nyeri bertambah saat beraktifitas.
Pemeriksaan fisik : TD 88/60 mmHg, RR : 26 x/mnt, klien mengatakan bahwa skala nyeri
7 . Hasil pemeriksaan EKG terdapat ST elevasi dan T depresi.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada klien?
a. Nyeri akut
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Perubahan perfusi jaringan
d. Gangguan istirahat tidur
e. Intoleransi aktifitas

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan nyeri dada pada saat kerja jantung kita meningkat,
misal saat beraktifitas, rasa nyeri timbul mendadak dan tidak berkurang saat istirahat
Kunci jawaban
A

102. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di bawa ke UGD dengan keluhan pusing,
sesak nafas, mual dan nyeri dada. Pada saat dipakai aktifitas klien juga mengeluh
berdebar-debar. Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 115 x /mnt, RR : 30 x/mnt,
berkeringat dingin, tampak pucat. Diagnosa Medis gagal jantung kongestif.
Masalah keperawatan prioritas pada klien diatas adalah ...
a. Gangguan pertukaran gas
b. Perubahan perfusi jaringan
c. Gangguan pola nafas
d. Nyeri akut
e. Penurunan curah jantung

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi jantung tidak dapat memompa (sistolik)
atau mengisi darah (diastolik) sebagaimana mestinya, Peningkatan tekanan dalam sirkulasi
paru mengakibatan cairan terdorong ke jaringan paru sehingga menyebabkan dispneu
akibat penimbunan cairan dalam alveoli
Kunci jawaban
A

103. Seorang perempuan usia 50 tahun menderita gagal jantung kongestif. Klien mengeluh
mudah lelah saat beraktifitas walaupun hanya melakukan aktifitas harian di rumah,seperti
makan, minum, mandi, dan personal hygiene.
Masalah keperawatan prioritas pada klien adalah ....
a. Gangguan pola nafas
b. Nyeri akut
c. Intoleransi aktifitas
d. Gangguan istirahat tidur
e. Perubahan perfusi jaringan

Rasional
Ciri khas gagal jantung kongestif adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan
untuk meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C

104. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnosa IMA. Klien
belajar duduk disisi tempat tidur sambil dibantu anaknya. Tiga menit setelah duduk klien
mengeluh nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan tampak berkeringat dingin, TD:105/70
mmHg, RR : 29 x/mnt,
Apakah prioritas tindakan yang harus dilakukan perawat ?
a. Menghentikan aktifitas klien
b. Segera lapor pada dokter
c. Membaringkan klien ditempat tidur
d. Membantu segala ADL klien
e. Memposisikan klien semifowler

Rasional
Pada infark miokard akut adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan untuk
meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C

105. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan tinggi badan 170 cm dirawat di RS dengan
keluhan mual bila dibuat makan, muntah, badan lemah. Sebelumnya pasien pernah
menderita Typhoid 3 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan, abdomen distensi, RR
20x/menit, TD : 120/80mmhg, Hb 9,2gr%. BB: 40 kg.
Apakah prioritas masalah keperawatan yang dialami pasien tersebut ?
a. Intoleransi Aktivitas
b. Penurunan Perfusi Jaringan`
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan
d. Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Kurang pengetahuan

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan masalah pada pencernaan, dengan output yang
berlebihan dan tidak dapat menerima makanan akibat mual dan muntah
Kunci jawaban
C

106. Seorang laki-laki berusia 74 tahun dirawat di RS dengan keluhan pusing, bicara pelo,
tubuh terasa lemah pada ekstrimitas kiri, nafsu makan menurun dan muntah proyektil.
Hasil pemeriksaan didapatkan T: 150/100 mm Hg, N : 60 x/mnt, RR : 24x/mnt. CT scan :
ICH periventrikel lateral dan brain atropi sedang. Diagnose medis CVA bleeding.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?
a. Nyeri akut
b. Kerusakan Komunikasi verbal
c. Gangguan perfusi jaringan cerebral
d. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Gangguan mobilitas fisik

Rasional
Pada CVA bleeding menyebabkan thrombus atau emboli di daerah serebral yang akan
mengakibatkan suplai darah ke jaringan serebral tidak adequat
Kunci jawaban
C

107. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa Diabetes
Mellitus. Klien mengeluh luka pada kaki sudah 2 minggu tidak sembuh-sembuh, badan
panas, mual, muntah, tidak pernah kontrol. Hasil pemeriksaan didapatkan setelah dibuka
terdapat pus, tampak kemerahan, dan terdapat jaringan nekrosis.
Masalah keperawatan utama pada klien tersebut?
a. Kurangnya pengetahuan
b. Hipertermi
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Resiko infeksi
e. Gangguan perfusi jaringan

Rasional
Pada Diabetes Mellitus akibat defisiensi insulin mengakibatkan hiperglikemia, menimbulkan
gangguan peredaran darah sehingga muncul luka yang menyebabkan suplai ke jaringan
perifer menurun
Kunci jawaban
E
108. Seorang laki-laki 45 tahun, dibawa oleh keluarga ke RS dengan keluhan sudah 3 hari
tidak bisa kencing. Pemeriksaan fisik teraba penuh pada abdomen bawah (kandung
kencing). Pasien diberikan intervensi pemasangan kateter. Saat di pasang kateter
didapatkan adanya tahanan dan kateter susah dimasukkan.
Apakah tindakan yang pertama kali dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melepas kateter
b. Meneruskan pemasangan kateter
c. Mengkaji adanya tahanan
d. Melaporkan pada Dokter
e. Melanjutkan pemasangan

Rasional
Dalam pemasangan kateter jika ada tahanan akan menyebabkan iritasi, maka diwajibkan
untuk menarik kembali selang kateter agar tidak melengkung yang mengakibatkan iritasi
lalu pendarahan
Kunci jawaban
A

109. Seorang perempuan, berusia 40 Tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan
panas selama 3 hari berturut-turut, mual, muntah 6 kali, diare, nafsu makan menurun, nyeri
kepala. Dalam pengkajian tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmhg, Nadi
110 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 38,5 0C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b Hipertermi
c Defisit volume cairan & elektrolit
d Gangguan pola nafas
e Nyeri (akut)

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, ada dehidrasi, output berlebihan dan input
berkurang
Kunci jawaban
C

110. Seorang laki-laki 24 tahun, dibawa dibawa petugas Dinas sosial ditemukan di pinggir
jalan dengan kondisi badan terlihat kotor, badan mengeluarkan bau tidak sedap, rambut
acak acakan. Pasien tampak lemah. T : 110/70 mmhg, N : 100 x/mnt. Perawat
memandikan klien akan tetapi klien menggigil sebelum proses selesai.
Tindakan pertama apa yang dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melanjutkan memandikan
b. Menghentikan memandikan
c. Mengevaluasi keadaan klien
d. Memberi selimut hangat
e. Mengkaji penyebab

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, kondisi menggigil sehingga wajib untuk dihentikan,
agar tidak terjadi hipotermi
Kunci jawaban
B

111. Seorang pasien, laki-laki, usia 33 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RSJ. Pasien
nampak ketakutan, ekspresi tegang, berusaha menutupi wajahnya, dan mengatakan
melihat bayangan laki-laki tinggi besar yang akan melukainya. Pasien sulit diajak
komunikasi dan diarahkan.
Berapakah skor RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptif) pasien tersebut ?
A. 1 – 10
B. 11 – 20
C. 21 – 30
D. 31 – 40
E. 41 – 50

Rasional
Pengkajian kedaruratan pasien psikiatri menggunakan skor RUFA (Respon Umum Fungsi
Adaptif) yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu skor 1-10, 11-20, dan 21-30. semakin
rendah skor RUFA menunjukkan kondisi pasien yang semakin darurat dan membutuhkan
tindakan yang sangat intensif.
Pada kasus diatas, pasien mengalami halusinasi pada level 4, yaitu pasien dikontrol oleh
halusinasinya sehingga respon pasien ketakutan dan panik sesuai dengan isi
halusinasinya serta sulit diajak berkomunikasi atau diarahkan. Pasien yang mengalami
halusinasi level 4 memiliki skor RUFA 1-10 dan mendapatkan perawatan intensif I.
Kunci jawaban
A

112. Seorang pasien laki-laki, usia 41 tahun, saat ini dirawat dengan masalah keperawatan
utama waham sisip pikir dan memiliki skor RUFA 21-30. Pikiran dan perasaan pasien
kadang-kadang dikendalikan wahamnya, sehingga komunikasinya masih sering terganggu
oleh wahamnya.
Apa prinsip tindakan (intervensi) pada pasien tersebut ?
A. Observasi ketat
B. Bantu pemenuhan kebutuhan dasar
C. Pencegahan cedera pada pasien, orang lain, dan lingkungan
D. Berikan terapi musik sebagai terapi modalitas
E. Memfasilitasi perawatan mandiri pasien

Rasional
Perawatan pasien gangguan jiwa termasuk waham dapat dikelompokkan dalam 3 fase
perawatan, yaitu intensif I dengan skor RUFA 1-10, intensif II dengan skor RUFA 11-20,
dan intensif III dengan skor RUFA 21-30. Data di atas menunjukkan kondisi pasien waham
berada pada fase intensif III (skor RUFA 21-30), sehingga prinsip tindakan memfasilitasi
perawatan mandiri pasien. Pada perawatan intensif I prinsip tindakan life saving dan
mencegah cedera. Pada perawatan intensif II prinsip tindakan lanjutan observasi dari
intensif I dan mencegah cedera pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Kunci jawaban
E

113. Seorang pasien perempuan, usia 32 tahun, mendapatkan terapi Amitriptilin 3x75 mg
dari dokter puskesmas. Pasien menyatakan kadang-kadang tidak minum obatnya karena
jika minum obat menyebabkan mulutnya kering dan konstipasi.
Apa tindakan perawat pada pasien tersebut?
A. Kolaborasi untuk menghentikan pemberian obat
B. Berikan minum/cairan tinggi gula
C. Tingkatkan asupan cairan dan diet tinggi serat
D. Anjurkan pasien untuk sering makan permen
E. Berikan laksatif

Rasional
Amitriptilin merupakan obat anti depresan yang memiliki salah satu efek samping kolinergik
berupa mulut kering dan konstipasi. Intervensi yang tepat pada pasien dengan masalah
mulut kering dan konstipasi sebagai efek samping amitriptilin adalah meningkatkan asupan
cairan dan diet tinggi serat.
Kunci jawaban
C
114. Seorang perawat mendapat tugas untuk merawat klien dengan masalah utama risiko
perilaku kekerasan. Perawat tersebut gelisah dan cemas memikirkan apa yang akan
dilakukan pada interaksi pertama pada pasien risiko perilaku kekerasan. Untuk mengatasi
hal tersebut, perawat membaca buku pedoman asuhan keperawatan pasien risiko perilaku
kekerasan yang ada di ruangan.
Apakah tahapan hubungan terapeutik perawat-pasien pada kasus diatas?
A. Pra interaksi
B. Orientasi
C. Interaksi
D. Kerja
E. Terminasi

Rasional
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan menggunakan tahapan komunikasi
terapeutik yang meliputi tahap pra interaksi, orientasi/interaksi, kerja, dan terminasi. Tahap
pra interaksi merupakan tahap sebelum perawat bertemu dan berinteraksi dengan pasien.
Pada tahap pra interaksi, perawat mempersiapkan diri, eksplorasi perasaan sendiri, fantasi,
dan kecemasan.
Kunci jawaban
A

115. Seorang pasien laki-laki, usia 42 tahun, sudah 1 minggu dirawat di RSJ. Di rumah
pasien bicara dan tertawa sendiri, mengurung diri, tidak bisa tidur, dan mengancam akan
membunuh istrinya. Pasien sering menyendiri, kontak mata kurang, malas berinteraksi,
mengatakan dirinya malu karena dirawat di RSJ dan sebagai manusia yang tidak berguna.
Apakah terapi aktivitas kelompok (TAK) yang tepat untuk pasien tersebut?
A. TAK sosialisasi
B. TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
C. TAK stimulasi persepsi harga diri rendah
D. TAK stimulasi persepsi halusinasi
E. TAK stimulasi sensori mendengarkan musik

Rasional
Masalah keperawatan utama pasien pada saat ini adalah harga diri rendah, sehingga TAK
yang paling tepat diberikan pada saat ini adalah TAK stimulasi persepsi harga diri rendah.
Pada kasus di atas juga terdapat data yang menunjukkan bahwa pasien mengalami
halusinasi, risiko perilaku kekerasan, dan isolasi social, namun sata yang paling menonjol
here and now adalah harga diri rendah.
Kunci jawaban
C
116. Seorang pasien perempuan, usia 31 tahun, seminggu ini dirawat di RSJ. Pasien tidak
mengenal pasien lain, menolak interaksi, menyendiri, kontak mata kurang. Keluarga
menyatakan di rumah pasien mengamuk dan memukul adiknya tanpa sebab. Sebelum
sakit, pasien bekerja sebagai buruh pabrik.
Apa tindakan keperawatan untuk pasien di atas?
A. Libatkan pasien dalam aktivitas kelompok
B. Latih pasien berkenalan dengan orang lain
C. Bantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
D. Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan berhubungan dengan orang lain
E. Bantu pasien mengidentifikasi kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

Rasional
Data pada kasus menunjukkan masalah keperawatan utama pada pasien adalah isolasi
sosial. Semua pilihan jawaban ABCDE juga merupakan tindakan untuk pasien isolasi
sosial. Namun, dari pilihan jawaban tersebut yang harus dilakukan pertama kali adalah
membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial.
Kunci jawaban
C

117. Seorang pasien, laki-laki, usia 34 tahun dirawat di RSJ yag ke-3 kalinya. Pasien
bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, mondar mandir, keluyuran dan meresahkan
tetangga. Pasien menyatakan malu menderita gangguan jiwa. Pasien bercerai dengan
istrinya 2 tahun yang lalu dan anak-anaknya bersama mantan istri. Pasien merasa gagal
sebagai seorang suami dan ayah untuk anak-anaknya.
Apakah tindakan keperawatan untuk pasien tersebut?
A. Latih pasien teknik nafas dalam
B. Latih pasien menghardik halusinasi
C. Bantu pasien mengidentifikasi harapan masa depan
D. Latih pasien merapikan piring setelah makan bersama
E. Bantu pasien mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki

Rasional
Data pada kasus di atas menunjukkan bahwa pada saat di rumah pasien mengalami
halusinasi dan risiko perilaku kekerasan, namun saat ini masalah keperawatan utama
pasien adalah harga diri rendah. Oleh karena itu tindakan prioritas saat ini adalah untuk
mengatasi masalah harga diri rendah yang pertama yaitu option E. Setelah teridentifikasi
kemampuan positif kemudian melatih berbagai kemampuan positif tersebut. Option A untuk
risiko perilaku kekerasan, dan option B untuk masalah halusinasi.
Kunci jawaban
E

118. Seorang pasien laki-laki, usia 28 tahun, dibawa keluarganya ke RSJ karena
mengamuk, memecahkan alat rumah tangga,bicara kasar, mengancam, tidak bisa tidur,
mondar-mandir, makan sedikit, dan tidak mau mandi. Pasien mengatakan sudah lebih
tenang, kontak mata terbatas, halusinasi 2-3 kali sehari berupa suara laki-laki yang
mengejeknya.
Apakah masalah keperawatan pasien tersebut?
A. Isolasi sosial
B. Harga diri rendah
C. Defisit perawatan diri
D. Risiko perilaku kekerasan
E. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran

Rasional
Masalah keperawatan utama pada pasien gangguan jiwa bersifat here and now. Pada
kasus di atas, data yang ada pada pasien saat ini menunjukkan pasien mengalami
masalah keperawatan utama gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran. Saat
baru masuk RSJ masalah keperawatan utama pasien adalah risiko perilaku kekerasan.
Kunci jawaban
E

119. Seorang pasien laki-laki, usia 32 tahun sudah 2 hari dirawat di RSJ. Di rumah pasien
marah-marah dan mengancam akan membunuh ibunya jika tidak dibelikan sepeda motor.
Pasien kurang kooperatif, bicara kasar, mata melotot, membatasi interaksi, aktifitas
diarahkan, kuku panjang, rambut dan kumis tidak rapi, menyatakan ibunya tidak
menyayanginya dan telah menghianati ayahnya.
Apakah tindakan keperawatan pada pasien tersebut?
A. Mengidentifikasi penyebab marah dan tanda gejala yang dirasakan pasien
B. Mengidentifikasi defisit perawatan diri pasien
C. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
D. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki pasien
E. Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari pasien.

Rasional
Sesuai kasus di atas, maka masalah keperawatan utama pasien adalah risiko perilaku
kekerasan (RPK) karena data RPK yang paling banyak ditemukan. Langkah awal dalam
intervensi pasien dengan RPK adalah Mengidentifikasi penyebab marah dan tanda gejala
yang dirasakan pasien, kekerasan yang dilakukan dan dampak kkerasan yang dilakukan.
Setelah itu baru melatih beberapa cara untuk mengontrol marah.
Kunci jawaban
A

120. Seorang pasien perempuan, usia 28 tahun diantar keluarganya di RSJ karena marah-
marah tanpa sebab, gelisah, dan tidak bisa tidur. Pasien menyatakan kesal dengan ibunya
karena selalu membandingkan dirinya dengan adik-adiknya. Pasien kurang kooperatif,
bicara kasar, mata melotot, membatasi interaksi, aktifitas diarahkan, kuku panjang, rambut
tidak disisir. Dua tahun yang lalu pasien pernah mencoba bunuh diri karena mendengar
suara yang mengatakan lebih baik dirinya mati.
Apakah evaluasi keperawatan pada pasien tersebut ?
A. Pasien mampu melakukan perawatan diri
B. Pasien mampu mengontrol halusinanya
C. Pasien mampu mengontrol marah
D. Pasien memiliki koping yang positif
E. Pasien mampu berkenalan dengan orang lain.

Rasional
Data pada kasus dominan menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah keperawatan
utama risiko perilaku kekerasan, sehingga evaluasi keperawatannya yaitu pasien mampu
mengontrol marah. Option jawaban yang lain (ABDE) merupakan evaluasi keperawatan
yang juga muncul pada pasien sesuai data yang ada, namun datanya tidak serbanyak
masalah risiko perilaku kekerasan.
Kunci jawaban
C

121. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan
nyeri dada. Hasil pengkajian didpatkan pasien ada riwayat benturan dada akibat
kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi Nadi
130x/m, frekuensi nafas 28x/menit dan suhu 37,8°C, tekanan vena jugularis meningkat,
perkusi thoraks hipersonor, tampak sesak semakin bertambah.
Apakah tindakan yang tepat pada kasus diatas?
a. Memasang infus cairan kristaloid
b. Menganjurkan relaksasi nafas dalam
c. Memberikan oksigen 10 L/menit
d. Melakukan dekompresi Needle
e. Melakukan kompres hangat

Rasional
Rasioanal pada kasus diatas terjadi peningkatan vena jugularis, perkusi thoraks
hipersonor, riwayat trauma dada, semakin sesak mengindikasikan terisi udara pada rongga
thoraks, ekspansi paru tidak maksimal/kolaps. Jadi tindakan yang tepat adalah D untuk
menguras=ngi sesak pasien, mengembalikan kembang kempis paru dan mengeluarkan
udara dalam rongga thoraks
Kunci
D

122. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar oleh keluarganya ke UGD dengan
kondisi penurunan kesadaran dialami sejak 15 menit yng lalu. Hasil pengkajian didapatkan
keluarga mengatakan pasien ada riwayat penyakit stroke, terdengar suara nafas snoring
dan gelisah. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/100 mmHg, frekuensi nadi 120
x/menit, frekuensi nafas 28 x/menit dan suhu 37,9° C. ners yang sedang shift melakukan
head tilt chin lift.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Melakukan suction 
b. Memasang orofaringeal airway
c. Memasang endotracheal tube
d. Melakukan jaw trust
e. Melakukan pemasangan infus

Rasional
Rasional pada kasus diatas pasien mengalami penuruan kesadaran yang mengakibatkan
resiko lidah jatuh ke belakang yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas sehingga muncul
suara tambahan snoring. Bunyi snoring muncul akibat sumbatan benda padat pada jalan
nafas atau lidah jatuh ke belakang. Jadi tindakan awal adalah buka jalan nafas dengan
head tilt chin lift kemudian pasang OPA untuk mempertahankan jalan nafas pasien
Kunci
B. memasang OPA

123. Seorang perempuan berusia 25 tahun diantar ke UGD oleh keluarganya dengan
kondisi penurunan kesadaran akibat KLL 20 mnit yang lalu. Nampak cedera pada kepala,
terdengar bunyi gurgling, perdarahan pada telapak tangan. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD : 110/60 mmHg, frekuensi Nadi 100x/menit, frekuensi nafas 14 x/menit,
suhu 35,6°C.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
b. Resiko kekurangan volume cairan
c. Ketidakefektifan jalan nafas
d. Kerusakan integritas kulit
e. Hipotermia

Rasional
Rasionalnya adalah opsi jawaban pada kasus diatas semua benar. Akan tetapi yang
diprioritaskan adalah ketidakefektifan jalan nafas. Indikasi jalan nafas tidak efektif pada
kasus diatas seperti terdengar suara gurgling
Kunci
C. ketidakefektifan jalan nafas

124. Seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD dengan kondisi luka bakar.
Hasil pemeriksaan fisik didaptkan luas luka bakar 40%, TD: 100/60 mmHg, frekuensi nadi
110 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, BB : 50 kg.
Berapakah kebutuhan cairan dalam 24 jam pada kasus tersebut dengan menggunakan
formula bexter ?
a. 8000 ml
b. 4000 ml
c. 5000 ml
d. 2400 ml
e. 2000 ml

Rasional
Kebutuhan cairan = 4 cc x BB (dalam Kg) x luas luka bakar (%)
4 cc x 50 kg x 40 % = 8000
Kunci
A. 8000 ml

125. Seorang perempuan berusia 50 tahun masuk UGD dengan keluhan nyeri kepala dan
pusing. Pasien mempunyai riawayat penyakit DM dan sedang menjalani terapi insulin.
Hasil pengkajian didapatkan pasien terlihat kebingungan, diaphoresis. Pemeriksaan fisisk
didaptkan TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu
36 ° C. hasil pemeriksaan penunjang : GDS = 40 mg/dl.
Apakah tindakan yang tepat dilakaukan pada kasus teresbut ?
a. Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv
b. Memberikan oksigen 6 L/menit
c. Melakukan pemeriksaan EKG
d. Menyelimuti tubuh pasien
e. Cek gula darah puasa

Rasional
Rasional kondisi pasien diatas mengalami hipoglikemia terlihat dari hasil GDS 40 mg/dl.
Jadi untuk regulasi penanganan kegawat daruratan pertama harus dengan dextrose 50
ml/iv.
Kunci
A. Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv

126. seorang perawat bekerja pada suatu shift berjalan ke ruang rawat pasien dan
menemukan pasien tidak sadarkan diri. Pasien tidak bernafas, tidak teraba nadi, perawat
dengan segera Apakah tindakan selanjutnya yang seharusnya dilakukan perawat ?
a. Berikan bantuan pernafasan
b. Berikan pasien oksigen
c. Mulai lakukan kompresi dada
d. Ventilasi dengan mulut dan alat sungkup
e. Lakukan posisi pemulihan

Rasional
Perawat sebaiknya mengikuti prosedur CAB (compressions, airway and Breathing).
Berdasarkan hal tersebut, tindakan yang selanjutnya dilakukan oleh perawat yaitu mulai
dengan kompresi dada.
Kunci
c. mulai lakukan kompresi dada

127. Seorang perempuan berusia 50 diantar ke UGD akibat luka bakar 25 % dengan
keluhan sesak nafas. Setelah diobservasi pasien dikirm ke ICU untuk pemasangan
ventilasi mekanik. Hasil pemeriksaan didaptkan : PaCO2 : 80 mmHg, PaO2 : 50 mmHg,
Ph : 7,10, HCO3 : 23. Tim menganjurkan untuk pemasangan ventilator.
Apakah yang menjadi indikasi dari tindakan kolaborasi pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asisdosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi

Kunci
B. Asidosis respiratorik
Rasional
Sebelum melakukan analisis gas darah, maka kita wajib mengetahui rentang nilai normal
dan interpretasi dari tiap komponen
1. PH
Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
Asidosis : <7,35
Alkalosis : >7,45
2. PaO2
Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
Hipoksemia : 70 – 80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
Hipoksemia berat : <60 mmHg
3. SaO2
Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
Asidosis respiratorik : > 45 mmHg (Ph turun)
Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (Ph Naik)
4. HCO3
Rentang nilai normal : 22 – 26 meq/L
Asidosis metabolic : <22 meq/L (pH turun)
Alkalosis metabolic : >26 mEq/L (PH naik)

128. seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD karena tidak sadar karena
kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami
penurunan kesadaran, pernafasan snoring (ngorok). Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD
: 160/90 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit reguler, frekuensi nafas 28x/menit dan suhu
37°C. Dari informasi didapatkan ada riwayat benturan dikepala
Apakah tindakan prioritas pada pasien diatas ?
a. Pasang OPA (mayo, gudel)
b. Monitor tanda-tanda vital
c. Berikan posisi semi fowler
d. Hiperekstensi leher
e. Finger sweep

Rasional
Rasional pada kasus diatas yaitu kondisi pasien yang mengalami penuruanan kesadaran
dan pernafasan dengan bunyi snoring atau ngorok maka untuk mengamankan jalan nafas
pasie supaya paten adalah dengan melakukan pemasangan OPA untuk mencegah lidah
jatuh kebelakang.
Kunci
A. Pasang OPA (mayo, gudel

129. Seorang laki-laki berusia 38 tahun masuk IGD mengeluh sakit pada daerah punggung
setinggi lumbal kebawah setelah mengalami jatuh  dari lantai 2 dengan posisi jatuh
terduduk. Hasil pengkajian  sudah 1 minggu pasien tidak dapat mengontrol buang air besar
dan buang air kecil, lumpuh  pada kedua kaki dan terasa kaku pada daerah kaki bawah
kanan dan kiri.
Apakah masalah keperawatan pada pasien diatas ?
a. Gangguan pemenuhan aktifitas sehari-hari
b. Gangguan eleminasi BAB dan BAK
c. Gangguan persepsi sensori
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Ganguan integritas kulit

Rasional
Rasional pada kasus diatas adalah perhatikan pada hasil pengkajia yang sudah dilakukan
yaitu pasien sudah 1 minggu tidak dapat mengontrol BAB dan BAK yang diakibatkan
cedera yang dialami yaitu pada bagian lumbal pasien sehingga diagnose yang paling tepat
adalah gangguan eliminasi BAB dan BAK
Kunci
B

130. Seorang perempuan berusia 35 tahun,masuk IGD , mengeluh badannya panas,


lemes, tak ada nafsu makan, lidah terasa pahit, konstipasi, perut nyeri. Hasil pemeriksaan
lidah pasien kotor, tepi lidah merah, TD 100/60 mmHg, Nadi 100 kali permenit, pernapasan
20 kali permenit, Suhu axilla 390 C
Apakah tindakan prioritas keperawatan pada pasien diatas ?
a. pemberian kompres hangat
b. anjurkan bedrest total
c. pemberian diit lunak
d. pasang infus
e. huknah rendah

Rasional
Hal yang paling penting dilakukan pad pasien tersebut yaitu focus pada penurunan suhu
termal pasien karena pada hasil pengkajian yang didapatkan yaitu suhu axilla 39°C. yang
mengindikasikan penyebab dari itu semua adalah adanya kemungkinan infeksi oleh virus
salmonellah thypoid sehingga factor pertama yang perlu ditangani adalah penururan suhu
tubuh
Kunci
A. pemeberian kompres hangat
131. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan keluahan BAB cair. Hasil
pengkajian didapatkan BAB 10 kali sejak pada hari ini. Pasien mengatakan mules, turgor
kulit jelek, mata cekung, nyeri abdomen sakala 4 (0-10). Lemas dan aktivitas dibantu oleh
keluarga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 85
x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, dan suhu 38° C.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas ?
a. Nyeri akut
b. Hipertermia
c. Intoleransi aktivitas
d. Gangguan eliminasi
e. Kekurangan volume cairan

Rasional
Cukup jelas, pasien dengan keluhan BAB cair, frekuensi BAB 10 kali dan turgor kulit jelek,
mata cekung, nyeri abdomen, lemas dan aktifitas dibantu merupakan gejala dari diagnosa
kekurangan volume cairan.
Kunci
E

132. Seorang perawat bertugas sebagai ketua tim, salah satu kliennya mengalami
gangguan pertukaran oksigen. Tindakan yang dilakukan pada klien tersebut sudah sesuai
dengan perencanaan, namun sampai batas waktu yang ditentukan masalah belum teratasi
bahkan muncul masalah baru.
Apa kegiatan yang tepat untuk mengatasi masalah pada klien tersebut adalah?
A. Delegasi
B. Supervisi
C. Hand over
D. Discharge planning
E. Ronde keperawatan
Rasional
Ronde keperawatan bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dengan
pendekatan berfikir kritis dan melibatkan kerjasama antar tim kesehatan
Kunci jawaban
E

133. Seorang kepala ruangan di ruang rawat inap mendapat komplain dari seorang ibu
yang mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak bagus dan mengklaim bahwa
perawatnya tidak bekerja sesuai dengan prosedur yang ada sehingga anaknya tidak
sembuh-sembuh.
Bagaimana sikap yang tepat sebagai kepala ruangan dalam menghadapi konflik tersebut ?
A. Mendengarkan dengan seksama keluhan klien dan memperhatikan respon non verbal
B. Memberikan sanksi pada perawat yang bertanggung jawab pada klien tersebut
C. Membela staf perawatnya karena dirasa semua bekerja sesuai dengan SOP
D. Melakukan mediasi dengan keluarga pasien
E. Melaporkan masalah ini pada kepala bidang keperawatan
Rasional
Mediasi adalah upaya untuk menyelesaikan konflik dengan menunjuk pihak ketiga. Dalam
hal ini kepala ruangan adalah pihak ketiga dalam menyelesaiakan konflik antara perawat
dan keluarga pasien.
Kunci jawaban
D

134. Seorang mahasiswi yang sedang praktik di ruang interna, pada saat dinas malam ia
diberikan tugas untuk mengambil sampel darah pada pasien hepatitis. Tusukan pertama
gagal sehingga ia harus mengulang kembali dengan menggunakan jarum yang sama,
tanpa sengaja jarinya tertusuk jarum bekas pakai tersebut.
Apa tindakan pertama kali yang harus dilakukan oleh mahasiswi tersebut?
A. Minum vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
B. Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan
C. Melaporkan kejadian pada tim keselamatan kerja
D. Membasuh luka tusukan pada air yang mengalir
E. Melakukan pemeriksaan HbsAg
Rasional
Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan dapat mencegah terjadinya infeksi/
penularan.
Kunci jawaban
B

135. Setiap hari kepala ruangan mengadakan morning report bersama dengan seluruh
perawat yang dinas saat itu. Pada kegiatan tersebut ia mengatakan bahwa perawat harus
memberikan servis excellent pada klien sehingga klien akan puas terhadap asuhan
keperawatan yang diterimanya.
Apa peran kepala ruangan dalam kegiatan tersebut?
A. Koordinator
B. Controlling
C. Motivator
D. Manajer
E. Konselor

Rasional
Kepala ruangan berperan sebagai first line manager di sebuah rumah sakit diharapkan
mampu melaksanakan fungsi manajemen keperawatan diantaranya adalah memberikan
pengarahan/ motivasi pada perawat pelaksana sehingga dapat menghasilkan pelayanan
yang bermutu.
Kunci jawaban
C

136. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat diruang bedah dengan post op appendiktomi
dan saat ini sudah diperbolehkan pulang. Saudara sebagai ketua tim akan melaksanakan
discharge planning.
Apakah prioritas yang perawat sampaikan kepada pasien dan keluarga?
A. Kebutuhan nutrisi
B. Aktivitas dan istirahat
C. Waktu kontrol pasien
D. Perawatan luka dirumah
E. Menunjukan tempat pelayanan kesehatan

Rasional
Luka operasi perlu dirawat dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalkan resiko
infeksi dan kebersihan menjadi hal utama dalam merawat luka. Infeksi yang terjadi pada
luka post op dapat menghambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan kematian
paska operasi
Kunci jawaban
D

137. Seorang perempuan usia 50 tahun dengan diagnosa IMA dipindahkan dari ruang ICU
ke ruang rawat inap karena kondisinya sudah stabil.
Apa yang harus dilakukan perawat yang menerima pasien tersebut?
A. Operan kondisi pasien
B. Melakukan pengkajian
C. Memanggil keluarganya
D. Orientasi tentang tata tertib ruangan
E. Kolaborasi dengan dokter untuk perawatan lanjutan

Rasional
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien. Dalam timbang terima
dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien
yang sebenarnya dan sebagaiacuan dalam menyusun rencana keperawatan pada tingkat
perawatan yang berbeda.
Kunci jawaban
A

138. Seorang kepala ruangan di sebuah bangsal mendapati beberapa stafnya terlibat
konflik, sesama perawat saling acuh tak acuh, tidak mau menerima umpan balik sehingga
hal tersebut mempengaruhi mutu asuhan keperawatan pada klien. Setelah diidentifikasi
penyebabnya adalah perbedaan persepsi.
Apa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik tersebut?
A. Akomodasi
B. Smoothing
C. Kompetisi
D. Negosiasi
E. Arbitrasi
Rasional
Akomodasi bertujuan mengurangi atau menyelesaikan masalah yang terjadi antar individu
atau kelompok  tanpa menjatuhkan salah satu pihak,  sehingga tercapai suatu keadaan
yang lebih kondusif. Dengan adanya akomodasi maka diharapkan semua pihak yang
bertikai mendapatkan win-win solution.
Kunci jawaban
A

139. Seorang perempuan usia 56 tahun mengalami Cedera Otak Sedang. Saat ini klien
tersebut mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, sehingga beresiko jatuh.
Apa gelang warna yang tepat untuk klien tersebut ?
A. Merah muda
B. Abu-abu
C. Kuning
D. Merah
E. Ungu
Rasional
Gelang kuning diberikan pada pasien yang memiliki resiko jatuh tinggi sehingga
memerlukan pengawasan ekstra
Kunci jawaban
C

140. Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita Decompensasi Cordis tiba-tiba mengalami
henti jantung. Ketua tim segera memberikan respon dengan memerintahkan anggota
timnya untuk melakukan resusitasi jantung.
Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan ketua tim pada situasi tersebut?
A. Autokratik
B. Situasional
C. Demokratik
D. Laissez faire
E. Birokratik
Rasional
Pada situasi tersebut dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan
nyawa pasien, sehingga dibutuhkan gaya kepemimpinan autokratik. Gaya kepemimpinan
autokratik mengutamakan pada pencapaian tugas dan membangun komunikasi satu arah
serta membuat keputusan independen
Kunci jawaban
A

141. Seorang kepala bidang keperawatan sedang menyusun perencanaan


pengembangan untuk meningkatkan kompetensi perawat yang ada di ruangan.
Apa yang harus dilakukan oleh kepala bidang tersebut untuk merealisasikan rencana
tersebut?
A. Setiap bulan memberangkatkan staf perawat untuk mengikuti pelatihan
B. Mendahulukan perawat yang senior untuk mengikuti pelatihan
C. Membuat peta kompetensi
D. Menyusun jenjang karir perawat
E. Mengadakan in house training
Rasional
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen keperawatan. Implementasi
jenjang karir perawat profesional merupakan upaya pengembangan profesi keperawatan
dan penataan pelayanan keperawatan ke arah yang lebihbaik, sehingga perawat memiliki
kompetensi yang selalu dipertahankan dan
dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya
Kunci jawaban
D

142. Seorang perempuan usia 45 tahun, dirawat yang ke 2 kali di rumah sakit jiwa , masuk
dengan gelisah, marah marah, curiga, merasa akan dibunuh, paman klien mengatakan
sejak kecil pasien selalu mendapat perlakukan tidak adil dari ayah tirinya. Pasien menolak
makan karena takut diracun. Mandi dan berpakaian harus selalu diarahkan. Terlihat
menyendiri di kamar.
Apakah diagnosa utama pada klien ?
a. Waham
b. Isolasi sosial
c. Harga dii rendah
d. Perilaku kekerasan
e. Defisit Perawatan Diri

Kunci Jawaban:
A

Rasional
Waham diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan terus menerus secara
kuat namun tidak sesuai kenyataan.

143. Seorang bayi laki-laki dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur dan gawat
napas, usia gestasi 28 minggu dengan BBL 1010 gram. Saat ini bayi berusia 4 hari dan
terpasang ventilator dengan mode SIMV, berdasarkan hasil pengkajian perawat didapatkan
data bayi tampak sesak dan pucat, RR 65x/menit, retraksi dinding dada (+), sianosis perifer
(+), SpO2 85%, refleks menghisap tidak ada, bayi tampak letargis.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Pola napas tidak efektif
b. Gangguan pertukaran gas
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Gangguan bersihan jalan napas
e. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rasional
Dari data kunci RR lebih dari normal yang terlihat bahwa bayi mengalami masalah
oksigenasi yang aktual (RR neonatus normal : 40-60 x/menit). Selanjutnya berdasarkan
data kunci sianosis dan tampak pucat, ditambah dengan data dukung SpO 2 pada angka
85%, ini mengindikasikan bahwa masalah oksigenasi yang dialami ada pada daerah
perifer. Sehingga masalah utama pada bayi adalah gangguan perfusi jaringan. Sementara
data refleks menghisap tidak ada dan bayi tampak letargis dapat kita abaikan, karena pada
usia gestasi 28 minggu dan umur koreksi 29 minggu refleks menghisap memang belum
muncul, baru mulai muncul dan dapat dikaji pada usia koreksi 34 minggu, sehingga
kemungkinan jawaban ke arah nutrisi hanya perancu.

Kunci Jawaban:
C

144. Seorang bayi perempuan dirawat hari dirawat di unit perinatologi dengan riwayat
prematur dan hipotermia. Bayi lahir pada usia gestasi 32 minggu dengan BBL 1670. Saat
ini bayi berusia 6 hari dan terpasang O 2 Nasal, berdasarkan hasil pengkajian perawat
didapatkan data BB 1620 RR 48x/menit, Nadi 140x/menit, suhu 37,2 oC, dalam 3 hari
terakhir suhu berfluktuasi sampai batas bawah 35,6 oC, tidak tampak sianosis perifer, SpO 2
95%, kulit tampak tipis, refleks menghisap tidak ada, bayi tampak lebih sering tidur.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Hipotermia
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Gangguan bersihan jalan napas
d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
e. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rasional
Dari data kunci RR lebih dari normal yang terlihat bahwa bayi mengalami Semua data pada
kasus masih dalam batas normal pada saat pengkajian, sehingga diagnosa aktual tidak
dapat dimunculkan. Dari data suhu 37,2 oC, suhu tubuh bayi masih dalam batas normal,
namun dari data bahwa dalam 3 hari terakhir suhu berfluktuasi sampai batas bawah 35,6
o
C, menunjukka bayi masih beresiko tinggi mengalami hypothermia, ditambah dengan
umur koreksi saat ini adalah 33 minggu, bayi masih sangat mungkin mengalami penurunan
suhu tubuh mendadak, dikarenakan sistem termoregulasi yang belum matur dan lemak
subkutan yang masih tipis.
Sementara data refleks menghisap tidak ada dan bayi tampak letargis bayi tampak lebih
sering tidur dapat kita abaikan, karena pada usia gestasi 32 minggu dan umur koreksi 33
minggu refleks menghisap memang belum muncul, baru mulai muncul dan dapat dikaji
pada usia koreksi 34 minggu. Paling tepat pada usia 32 minggu adalah dengan mengkaji
refleks menelan terlebih dahulu, karena refleks menelan mulai muncul pada usia gestasi 32
minggu. Data berat badan bayi sebesar 1620 gram juga masih turun dalam batas toleransi
pada 1 minggu pertama, yakni tidak lebih dari 10% dari berat badan lahir.

Kunci Jawaban:
D

145. Seorang bayi laki-laki dirawat hari dirawat di unit perinatologi dengan riwayat prematur
murni. Bayi lahir pada usia gestasi 31 minggu dengan BBL 1686 gram. Saat ini bayi
berusia 18 hari dan terpasang O 2 Nasal dan OGT. Berdasarkan hasil pengkajian perawat
didapatkan data RR 66x/menit, sesak (+), Nadi 140x/menit, suhu 37,9 oC, tidak tampak
sianosis perifer, SpO2 94%, kulit tampak tipis, refleks menghisap sudah ada BB saat ini
1718gram.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Gangguan pola napas
e. Hipertermia

Rasional
Pada kasus ini bayi mengalami aktual peningkatan suhu tubuh, karena suhu tubuh
meningkat dari batas atas suhu normal (suhu normal 36,5-37,5 oC).
Pada saat pengkajian juga ditemukan bahwa bayi mengalami peningkatan frekuensi
pernapasan sebesar 66x/menit, terkesan bayi mengalami masalah oksigenasi, namun tidak
terlihat adanya data dukung yang lain untuk menegakkan masalah oksigenasi. Hal ini
disebabkan karena peningkatan frekuensi pernapasan yang dialami oleh bayi merupakan
imbas dari peningkatan suhu tubuh yang dialamai oleh bayi. Dimana pada saat terhadi
peningkatan suhu tubuh, maka metabolisme tubuh akan mengalami peningkatan pula,
peningkatan metabolisme otomatis akan meningkatkan kebutuhan asupan oksigen sebagai
bahan bakar utama dalam metabolism sel, sehingga tubuh berkompensasi untuk
meningkatkan frekuensi pernapasan dan meningkatkan volume udara yang masuk ke paru,
sehingga bayi juga dapat mengalami retraksi dinding dada dan napas tampak sesak.

Kunci Jawaban:
E

146. Seorang bayi perempuan berusia 12 hari dirawat di unit perinatologi, bayi lahir dengan
SC pada usia gestasi 34 minggu, berat badan lahir1550 gram. Berdasarkan hasil
pengkajian perawat didapatkan data berat badan 1534 gr, RR 59 kali/menit, SPO2 92%,
refleks menghisap lemah, bayi tampak letargis, hasil uji laboratorium didapatkan CRP : 48
mg/L, It Ratio: 0,23.
Apakah diagnosa utama pasien?
a. Infeksi
b. Gangguan nutrisi
c. Intoleransi aktifitas
d. Gangguan oksigenasi
e. Gangguan pencernaan

Rasional
Berdasarkan kasus didapatkan data bayi tersebut terlahir prematur dengan usia gestasi <
37 minggu. Data berat badan lahir juga menunjukkan bayi terlahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Namun data tambahan selanjutnya berupa data berat badan saat ini,
frekuensi pernapasan, saturasi O2 menunjukkan kondisi yang normal. Hanya saja pada
bayi terlihat refleks hisap lemah dan letargis. Ini masalah, namun perlu dicari akar
permasalahannya. Pada bagian terakhir soal terlihat adanya hasil pemeriksaan
laboratorium CRP dan IT Rasio, Hasil lab ini jika lebih dari normal, maka kita dapat
menegakkan diagnosa infeksi (aktual). Jika tidak ditemukan data ini maka jika ditemuan
pada data adanya peningkatan leukosit maupun adanya tanda-tanda innfeksi local lainnya,
maka diagnose infeksi (aktual dapat ditegakkan). Infeksi pada neonatus dalam bentuk yang
ringan maupun berat dapat membuat bayi mengeluarkan energy cukup besar, sehingga
bayi dapat kekurangan energy, terlihad dari refleks hisap bayi tampak lemah dan tampak
letargis.
Kunci Jawaban:
A

147. Seorang bayi perempuan berusia 21 hari dirawat di unit perinatologi, bayi lahir dengan
SC pada UG 34 minggu dan BBL 1549 gram. Bayi rujukan dari puskesmas dengan
keluhan sesak napas. Saat ini bayi terpasang CPAP dan OGT. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data BB 1840 gram, RR 54 x/menit, nadi 121 x/menit, SPO 2 92%,
suhu 36,5oC, refleks menghisap lemah, bayi tampak letargis, hasil kultur pertama
didapatkan bayi terinfeksi klebsiella pneumoniae.
Apakah tindakan utama pada pasien?
a. mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien
b. hangatkan susu sebelum diberikan
c. kolaborasi pemberian antibiotik
d. suction secara berkala
e. pantau suhu

Rasional
Dari keseluruhan data yang ada, data kunci yang dapat digaris bawahi adalah hasil kultur
(+) terinfeksi klebsiella pneumonia, yang biasanya menyerang saluran pernapasan bayi,
namun dari data yang ada tidak ada yang mengarah pada gangguan sistem pernapasan.
Sehingga berdasarkan data yang ada diagnosa utama pasien adalah aktual infeksi,
dengan kemungkinan sepsis.
Tindakan utama yang harus dilakukan adalah untuk mengatasi akar permasalah pasien,
yakni mengatasi infeksi yang menyerang tubuh pasien, jawaban yang tepat adalah dengan
pemberian antibiotik. Intervensi tambahan lain adalah mencuci tangan sebelum dan
sesudah merawat pasien yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi silang pada
pasien yang lain maupun pada perawat dan pengunjung yang lain
Kunci Jawaban:
C

148. Seorang perawat di posyandu akan melakukan pengukuran perkembangan seorang


anak perempuan dengan menggunakan alat ukur perkembangan, pengkajian dilakukan
pada tanggal 27 September 2019. Sebelumnya perawat memperkenalkan diri pada anak
dan orang tua. Berdasarkan wawancara dengan ibu diketahui tanggal lahir anak adalah 21
Februari 2016, dan anak terlahir prematur pada usia gestasi 35 minggu.
Apakah langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh perawat?
a. Mempersiapkan alat bermain
b. Mempersiapkan ruangan bermain
c. Menghitung umur kronologis anak
d. Membina hubungan saling percaya dengan anak
e. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk pengukuran perkembangan

Rasional
Langkah yang harus dilakukan oleh perawat untuk melakukan pengukuran perkembangan
pada seorang anak, adalah mempersiapkan set alat bermain yang sesuai dengan usia
perkembangan anak, dan menyiapkan form alat ukur perkembangan, dapat menggunakan
form KPSP atau Denver II. Persiapan ini dilakukan sebelum mulai melakukan wawancara
dengan anak dan orang tua. Setelah melakukan anamnesa dan mengetahui tanggal lahir
anak, maka selanjutnya perawat harus menghitung usia kronologis anak untuk
menentukan pengkajian yang tepat pada anak.

Setelah mengetahui usia kronologis anak, kemudian perawat melakukan pengukuran


dengan form tersebut dengan berpatokan pada usia kronologis. Pada anak yang berusia
kurang dari 2 tahun, usia kronologis anak harus mempertimbangkan apakah anak tertahir
cukup bulan (matur) atau kurang bulan (prematur). Usia kronologis didapatkan dari
pengurangan tanggal pengkajian dengan tanggal
lahir anak.

Kunci Jawaban: C
149. Pada tanggal 27 Agustus 2019 seorang anak dibawa oleh ibunya ke klinik
tumbuh kembang untuk dilakukan pengukuran perkembangan karena ibu khawatir
anaknya mengalami keterlambatan, terutama perkembangan bahasa. Berdasarkan
wawancara dengan ibu diketahui anak lahir pada 30 Januari 2017, dan anak terlahir
matur pada usia gestasi 40 minggu.
Berapakah usia kronologis anak saat ini?

a. 2 tahun, 6 bulan, 27 hari


b. 2 tahun, 6 bulan, 30 hari
c. 2 tahun, 7 bulan, 27 hari
d. 2 tahun, 7 bulan, 30 hari
e. 2 tahun, 7 bulan

Rasional
Usia kronologis adalah usia real anak secara detail berdasarkan hari, bulan dan
tahun. Pengukuran usia kronologis didapatkan dari pengurangan tanggal saat
pengkajian dengan tanggal lahir anak.
Berikut pengukuran usia kronologis anak sesuai soal:
2019 08 27
2017 01 30 _
2 06 27
Pengukuran usia kronologis adalah langkah pertama yang harus dilakukan oleh
perawat untuk menentukan pengkajian yang tepat pada anak, agar dapat
membandingkan perkembangan anak dengan anak lain di usianya. Pada anak yang
berusia kurang dari 2 tahun, usia kronologis anak harus mempertimbangkan apakah
anak tertahir cukup bulan (matur) atau kurang bulan (prematur).
Kunci Jawaban:
A

150. Seorang anak berusia 8 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik anak untuk
dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan anamnesa diketahui bahwa anak sering
mengalami OMA rekuren, saat ini penyakit anak muncul lagi. Berdasarkan
pengkajian perawat menemukan bahwa OMA yang dialami anak saat ini berada
pada stadium perforasi
Manakah data pengkajian yang dapat menunjukkan anak mengalami OMA pada
stadium tersebut?
a. Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
b. Keluar nanah dari lubang telinga
c. Nyeri di daerah belakang telinga
d. Nyeri di dalam telinga
e. Anak demam
Rasional
Otitis media akut (OMA) merupakan infeksi yang terjadi pada saluran telinga tengah.
OMA memiliki 3 klasifikasi yaitu: OMA supuratif, OMA non suputarif dan OMA
rekuren.

OMA supuratif adalah infeksi telinga tengah akut yang disebabkan oleh organisme
piogenik. OMA lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak dari kelompok sosial
ekonomi yang rendah, karena pada kondisi ini dapat menyebabkan rendahnya
asupan nutrisi dan rendahnya imunitas tubuh anak. Pada 30% kasus, OMA
disebabkan oleh streprococcus pneumonia. Kuman penyebab infeksi ini dapat
masuk melalui tuba eustachius atau melalui telinga luar maupun dengan
penyebaran secara hematogen.

Terdapat 5 stadium OMA, yakni:


a. Stadium oklusi: pada fase ini terjadi penyumbatan pada tuba eustachius oleh
sekret yang diproduksi untuk mengatasi invasi mikroorganisme.
b. Stadium hiperemis (pre-supurasi): fase ini terjadi apabila oklusi tidak tertangani,
sekret berubah menjadi eksudat serosa
c. Stadium supurasi: jika virulensi kuman tinggi akan terjadi penumpukan eksudat
purulent di kavum timpani yang menyebabkan timpani mengalami bulging ke arah
telinga luar. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri sehingga anak menjadi rewel,
gelisah, sukar tidur, tiba-tiba menjerit disaat tidur, dan memegang telinga yang sakit
dan diare, ditambah lagi pada fase ini anak akan mengalami demam tinggi yang
juga dapat memicu kejang.
d. Stadium perforasi: pada fase ini terjadi ruptur membran timpani akibat bulging
dan desak ruang akibat tekanan eksudat dari telinga tengah. Pada fase ini nanah
akan tampak mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Nyeri yang dirasakan
mulai berkurang dan hilang serta terjadi penurunan suhu tubuh, sehingga anak
menjadi lebih tenang pada fase ini.
e. Stadium resolusi: pada fase ini jumlah sekret akan mulai berkurang dan
mengering, perforasi dapat menutup kembali. Bila imunitas anak baik dan virulensi
kuman rendah, fase resolusi dapat terjadi meskipun tanpa pengobatan. Bila purulasi
menetap dan sekret keluar terus menerus, maka OMA dapat berlanjut menjadi
OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)

Kunci Jawaban:
B
151. Seorang anak berusia 4 tahun dirawat di ruang bedah anak dengan diagnosa
tumor willms. Berdasarkan anamnesa diketahui bahwa dalam keluarga juga ada
riwayat penyakit ini. Berdasarkan pengkajian lebih lanjut oleh perawat dan petugas
kesehatan lainnya anak dinyatakan mengalami tumor willms pada stadium 1.
Apa data yang dapat menunjukkan anak mengalami tumor willms pada stadium
tersebut?
a. Tumor bilateral
b. Tumor pada ginjal kiri
c. Terdapat metastase pada paru
d. Terdapat metastase di area abdomen
e. Tumor bilateral dan metastase pada paru

Rasional
Tumor wilms merupakan nefroblastoma yang menyerang ginjal dan sering terjadi
terjadi pada anak-anak pada rentang usia 3-4 tahun. Berdasarkan penelitian
ditemukan bahwa tumor wilms lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Sebagian
besar pasien anak tengan tumor wilms mengalami pembengkakan pada abdomen
disertai rasa nyeri abdomen. Gejala lain yang mungkin timbul diantaranya demam,
rasa lemas yang berlebihan, menurunnya nafsu makan, konstipasi, mual dan
muntah. Jika terjadi metastase pada bagian tubuh yang lain, maka anak akan
mengalami gejala yang menunjukkan gangguan pada sistem organ yang terganggu.

Berikut adalah stadium tumor willms, yaitu:


a. Stadium 1: Pada stadium ini tumor terlokalisasi pada satu ginjal dan dapat
direseksi total.
b. Stadium 2: Pada stadium ini tumor telah menyebar ke jaringan di sekitar ginjal,
tapi masih dapat direseksi total.
a. Stadium 3: Pada stadium ini tumor menyebar ke jaringan di sekitar ginjal
namun masih terlokalisasi pada area abdomen.
b. Stadium 4: Tumor telah bermetastase ke organ lain, terutama pada organ vital
seperti jantung dan paru-paru, hari, tulang dan otak
c. Stadium 5: Pada tahap ini tumor telah menyerang kedua ginjal (bilateral)

Kunci Jawaban:
B

152. Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 2,5ahun ke klinik
tumbuh kembang karena ibu merasa khawatir dengan anaknya, ibu mengatakan
sampai anaknya jarang berbicara, namun mengerti bila diperintah dan kalau
menginginkan sesuatu anak biasanya menunjuk-nunjuk dan menarik tangan orang
tua. Dari pengkajian memang ditemukan anak mengalami delay dalam aspek
bahasa. Perawat kemudian memberikan edukasi tentang pentingnya stimulus
bahasa oleh ibu dan keluarga.
Manakah pernyataan yang menujukkan pemahaman yang tepat terhadap edukasi
yang diberikan perawat?
a. “Saya akan menitipkan anak saya pada ibu saya yang lebih cerewet
dibandingkan saya, agar anak saya bisa mencontoh neneknya”
b. “Saya mau mengeluarkan uang berapa pun untuk membayar terapis wicara
paling handal untuk dapat menyembuhkan anak saya”
c. “Saya akan berusaha untuk menyediakan mainan yang dapat mengeluarkan
bunyi dan suara”
d. “Saya akan mengusahakan untuk berbicara terus dengan anak saya, meskipun
anak sudah tertidur”
e. “Saya merasa sedih sekali dan merasa telah gagal jadi ibu yang baik untuk
anak saya”

Rasional
Aspek perkembangan anak dipengaruhi oleh kondisi anatomi dan fisiologi organ
tubuh. Selain itu stimulus dari lingkungan juga akan sangat mempengaruhi
pencapaian perkembangan anak. Pada aspek bahasa, jika tidak ada gangguan
pada anatomi dan fisiologi organ yang digunakan untuk berbicara, stimulus bahasa
dari lingkungan sekitarnya memegang peranan amat penting.
Ada dua tahapan perkembangan bahasa, yakni:
- Kemampuan bahasa reseptif
- Kemampuan bahasa ekspresif
Kemampuan bahasa ekspresif adalah kemampuan anak mengeluarkan kata-kata
dan juga menyusun kata dan kalimat untuk mengungkapkan pada orang lain tentang
apa yang ia pikirkan, yang ia ketahui dan mengungkapkan apa yang ia inginkan.
Anak dapat memiliki kemampuan bahasa ekspresif jika sudah memiliki kemampuan
berbahasa reseptif yang memadai.

Kemapuan bahahasa reseptif adalah kemampuan memahami tiap-tiap kata beserta


maknanya, kemampuan ini ditunjukkan oleh anak yang bisa menerima perintah
sederhana walaupun belum dapat mengucapkan kata atau kalimat yang ditujukan
kepadanya. Pada tahapan kemampuan bahasa reseptif anak menyerap semua kata
yang ia dengar secara berulang-ulang yang ia dengarkan dari lingkungan
sekitarnya, jika pengulangan kata dan kalimat didengarkan terus sebanyak ratusan
dan ribuan kata perhari anak akan memiliki pemahaman dan kemudian menabung
atau mengkoleksi kata tersebut dalam memorinya.
Anak akan mampu mengeluarkan 1 kata jika sudah memiliki pemahaman terhadap
50 sampai 100 kata. Dan artinya anak baru bisa membentuk kalimat jika sudah
memahami ribuan kata dalam memorinya. Koleksi pemahaman terhadap kata-kata
anak akan terus bertambah jika anak menerima stimulus yang banyak dari
lingkungannya. Sehingga pada anak yang normal, tanpa gangguan fungsi
pendengaran maupun gangguan anatomi dan fisiologi organ lainnya, stimulus
bahasa dari lingkungan sekitar seperti ibu, ayah, saudara, nenek, kakek, teman-
teman dan lainnya memiliki peranan amat penting. Pada kasus ini anak perlu
mendengarkan kata-kata lebih banyak dan lebih sering untuk mengejar
ketertinggalannya pada aspek perkembangan bahasa.

Kunci Jawaban:
D

153. Seorang laki laki usia 44 tahun dirawat di RSJ . 1 bulan terakhir menyendiri di
kamar, mengganggu tetangganya, makan minum tidak teratur, tidak mandi sudah
beberapa minggu, 1 tahun yang lalu di PHK, meyakini dan menyampaikan berulang
ulang bila dirinya sudah meninggal 3 tahun yang lalu..
Apakah jenis waham yang dialami pasien?
a. Curiga
b. Agama
c. Nihilstik
d. Siar pikir
e. Sisip pikir

Kunci Jawaban:
C

Rasional
Waham nihilistic adalah jenis waham yang mengganggap diri pasien sudah tidak
ada didunia/meninggal, diyakini tetapi tidak sesuai kenyataan, karena saat ini pasien
masih hidup.

154. Seorang perempuan usia 24 tahun dirawat hari ke 8 di RSJ dirawatuntuk


pertama pertama kali, pasien dibawa keluarga karena dirumah gelisah, marah
marah , bicara sendiri, ngelantur, emosi tidak stabil, menyakiti org lain. Bila ditanya
sesuatu pasien akan bercerita panjang dan berputar putar namun masih menjawab
pertanyaan.
Apakah alur pembicaraan yang dialami klien?
a. Bloking
b. tangensial
c. flight of idea
d. Sirkmtansial
e. assosiasi longgar

Kunci Jawaban:
D

Rasional
Sirkumtansial merupakan alur pembicaraan yang berputar putar yang dilakukan
oleh seseorang yang merupakan tanda adanya gangguan proses fikir klien

155. Seorang laki – laki 28 tahun, dirawat di rumah sakit jiwa , sejak 2 hari yang
lalu, dibawa keluarga karena mengamuk di rumah, saat ini masih sering berteriak
teriak dan mengancam orang yang mendekatinya. Perawat melakukan pengikatan
pada pasien di dalam ruangan, keputusan mengikat pasien dilakukan sendiri
tanpa menyampaikan alasan pengikatan pada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat?
a. justice
b. veracity
c. autonomy
d. maleficiency
e. accountability
Kunci Jawaban
C

Rasional
Autonomy adalah kebebasan seeorang untuk menentukan dirinya sendiri, pasien
perlu diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

156. Seorang laki laki usia 35 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu. Pasien
menolak makan dan minum yang diberikan, perawat yang sedang berjaga mencoba
membujuk pasien dengan membawa makanan ke hadapan pasien , tetapi pasien
tidak terbujuk sama sekali. Karena berkali kali mencoba gagal perawat merasa kesal
dan memaki maki pasien. Prinsip aspek legal etik apakah yang telah dilanggar oleh
perawat dalam menghadapi pasien tersebut?
a. justice
b. fidelity
c. beneficiency
d. confidencility
e. Nonmaleficiency
Kunci Jawaban
E

Rasional
Nonmaleficiency adalah prinsip etik yang harus dilaksanakan agar perawat tidak
melakukan yang dapat merugikan pasien baik fisik maupun psikologis.

157. Seorang perempuan usia 21 tahun dirawat di rumah sakit jiwa. Berdasarkan
hasil pengkajian klien mengatakan selama di rumah sakit belum pernah ada yang
menjenguk, ingin segera pulang tapi malu bila bertemu dengan tetangga, klien
mengatakan dirinya merasa tdk berguna karena tidak mempunyai pekerjaan. Bicara
pelan, tidak mandi bila tidak diingatkan perawat. Bila keinginan tidak dipenuhi pasien
memendam amarahnya.
Apakah diagnosis utama pada kasus?
a. isolasi sosial
b. deficit perawatan diri
c. resiko perilaku ekerasan
d. koping keluarga tidak efektif
e. resiko sosial

Kunci Jawaban
B

Rasional
Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri pasien.

158. Seorang laki laki usia 12 tahun, dibawa ke poly RSJ, sudah 3 hari mengurung
diri dikamar sambil berteriak teriak, menangis, menolak makan dan tidak bisa tidur.
Hasil wawancara dengan orang tua, didapatkan bahwa orang tua sangat over
protektif, menerapkan disiplin yang tidak konsisten. Pasien pernah mengalami
kecelakaan. Saat kecil pernah dikurung dikamar mandi. Pasien pernah tinggal
serumah dengan pamannya yang mantan narapidana.
Apakah factor penyebab pasien terganggua psikologisnya?
a. Pola asuh
b. lingkungan
c. factor biologis
d. Stressor psikologis
e. Pengalaman traumatis
Kunci Jawaban
A

Rasional
Penerapan pola asuh yang dilakukan orang tua dapat menjadi penentu kondisi
psikologis anak pada masa yang akan datang pada sikls kehidupanya.

159. Seorang perempuan usia 36 tahun dirawat di RSJ sejak 1 minggu yang lalu,
Berdasarkan observasi pasien hanya duduk dipojokan kamar setiap hari. Saat
didatangi pasien lain akan menghindar. Saat dilakukan wawancara emosi pasien
berubah ubah. Saat menceritakan penderitaanya pasien bercerita sambil tertawa.
Apakah afek yang dialami pasien pada kasus?
a. Datar
b. Labil
c. stabil
d. tumpul
e. tidak sesuai

Kunci Jawaban
E

Rasional
Afek tidak sesuai adalah pada saat apa yang disampaikan oleh pasien ( respon
verbal ) tidak sesuai dengan respon non verbal pasien.

160. Seorang perempuan usia 18 tahun, di rawat di rumah sakit umum , masuk
karena kecelakaan, pada bagian muka terdapat luka. Pada saat ada teman temanya
yang akan datang klien menutupi bagian muka yang sakit dengan kedua tanganya,
tidak ingin teman temanya melihat wajahnya, menolak membicarakan tentang
lukanya.
Apakah diagnosa utama pada pasien?
a. Peran
b. Identitas
c. Ideal diri
d. Harga diri
e. Citra tubuh

Kunci Jawaban
B

Rasional
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi pasien terhadap tubuhnya akibat
adanya perubahan pada tubuhnya.Kerusakan yang terjadi pada wajah pasien
menyebabkan persepsi terhadap struktur tubuhnya mempengaruhi perilaku pasien.

161. Seorang perawat rumah sakit jiwa merencanakan akan melakukan asuhan
keperawatan pada pasien Pada saat akan melakukan asuhan keperawatan salah
satu pasien belum memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu mandi, dan ganti baju, oleh
karena merasa tidak nyaman bicara dengan pasien yang masih belum mandi,
akhirnya perawat hanya bicara dengan pasien yang tampak bersih.
Prinsip etik apakah yang dilanggar oleh perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Accountability
e. Nonmaleficiency

Kunci Jawaban
A

Rasional
Justice adalah prinsip etik yang harus dilakukan perawat dengan tetap melakan
asuhan keperawatan tanpa membeda bedakan kondisi pasien.

162. Perawat melakukan pengkajian di sebuah desa yang sedang terlanda flu
burung. Hasil pengkajian menemukan banyak warga yang memelihara unggas di
pekarangan rumah mereka dan faktor ekonomi sebagai alasan utama mereka
memelihara unggas. Warga sangat menghormati kepala desanya.
Apakah metode pengkajian lanjutan untuk mencari intervensi yang tepat pada
kasus?
a. Winshield survey
b. informant interview
c. observasi partisipasi
d. focus group discussion
e. small group discussion

Kunci Jawaban:
b
Rasional
Penyelesaian kasus memerlukan pertimbangan dan masukan dari warga sendiri,
untuk itu jawaban yang paling sesuai adalah mengadakan wawancara langsung
dengan tokoh masyarakat atau pemuka setempat (informant interview)

163. Hasil pengkajian perawat di sebuah desa ditemukan 13 warga yang sudah
terindikasi menderita Diabetes pada 150 KK. Warga mengatakan jika mereka
memahami faktor resiko munculnya penyakit tersebut dan pernah diajarkan cara
melakukan senam diabetes tapi sudah lupa.Warga memiliki kebiasaan minum teh
manis setiap pagi dan sore.
Apakah metode yang tepat untuk melakukan pendidikan kesehatan pada warga?
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi kelompok
d. Curah pendapat
e. Fokus group discussion

Kunci Jawaban
B

Rasional
Warga sudah memahami faktor resiko DM karena pernah mendapatkan informasi
tersebut, akan tetapi warga lupa tentang senam DM, untuk itu pendidikan kesehatan
yang paling tepat untuk mengingatkan kembali kemampuan psikomotorik warga
adalah mendemostrasikan kembali senam DM.

164. Perawat mendapat keluhan dari beberapa ibu muda di Desa tentang ASI yang
sedikit keluar. Mereka merasa kebingungan bagaimana mengatasinya. Perawat
mengetahui diantara mereka ada beberapa ibu yang berhasil menyusi ASI ekslusif.
Perawat berencana mengadakan penkes.
Apakah metode yang tepat pada kasus?
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi terarah
d. Curah pendapat
e. Fokus group discussion

Kunci Jawaban:
d

Rasional
Positif devian atau simpangan positif dapat menjadi narasumber pemecahan
masalah ASI eksklusif di warga desa, maka metode curah pendapat (brainstorming)
dari warga dengan warga lain yang berhasil menyusui eksklusif adalah metode yang
tepat dala menyelesaikan masalah.

165. Seorang perawat bertugas di desa, didapatkan data lingkungan kurang sehat,
letak kandang berada di dalam rumah, system pembuangan air limbah
sembarangan, kondisi air berwarna, penyakit yang banyak diderita batuk filek,
rumah tidak ada jendela dan buang sampah sembarangan.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut ?
a. Krisis Kesehatan Akut
b. Perilaku Kesehatan Beresiko
c. Defisiensi Kesehatan Komunitas
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
e. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan
Kunci
Jawaban
B

Rasional
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah
muncul sehingga masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi
Kesehatan komunitas

166. Sebuah Puskesmas berada puskesmas diwilayah kumuh dengan pemukiman


padat penduduk dan banyak yang menderita ISPA. Masyarakat sering
mengkonsumsi obat antibiotic yang dapat di beli di toko obat di wilayah tersebut
tanpa resep dari dokter.
Manakah penyebab tingginya virulensi Agent penyebab ISPA pada kasus tersebut?
a. Resistensi terhadap antibiotic
b. Sanitasi lingkungan yang kurang
c. Tingkat imunitas penduduk yang rendah
d. Jumlah kuman dilingkungan yang banyak
e. Padat nya lingkungan penduduk diwilayah puskesmas tersebut
Kunci Jawaban
A
Rasional
Penyebab timbulnya ISPA adalah kuman influenza, kondisi lingkungan yang padat
dan sanitasi yang buruk dapat mempercepat penyebaran ISPA, dalam kasus
terdapat satu kondisi yang menjadi penyebab tingginya virulensi (kemampuan
menularkan) dari virus yaitu resistensi obat antibiotik sehubungan perilaku
masyarakat.yag membeli antibiotik tanpa resep dokter.

167. Seorang perawat puskesmas di daerah yang masih memegang teguh tradisi,
anak balita tidak boleh di imunisasi. Warga beralasan mereka menganggap
pemberian vaksin imunisasi tidak sesuai dengan ajaran agama, karena mereka
mendapat informasi tentang bahan pembuat vaksin berasal dari hewan yang di
haramkan.
Apakah intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut ?
a. Melaporkan pada pihak puskesmas dan dinas kesehatan
b. Melakukan pendekatan tokoh agama setempat
c. Mengadakan pelatihan kader tentang imunisasi
d. Memberikan penyuluhan pada warga
e. Mengadakan pertemuan warga
Kunci Jawaban
B

Rasional
Masalah kesehatan terkait dengan nilai dan keyakinan di masyarakat menurut
Leininger memerlukan pendekatan dari sumber yang memahami masalah dan
karakteristik masyarakat sebagai key person dalam hal ini pendekatan dari tokoh
agama setempat adalah jawaban yang paling tepat

168. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu kelurahan


terdapat 2500 penduduk, 5% dari total penduduk adalah usia balita. Tiga bulan yang
lalu ada 4 orang balita meninggal karena diare. Masyarakat memiliki kebiasaan
buang sampah ke kali, banyak lalat bertebaran di wilayah tersebut. Kebanyakan
masyarakat setempat belum mengetahui tentang penyakit diare.
Apakah masalah keperawatan yang paling tepat?
a. Kurang pengetahuan
b. Perilaku Kesehatan Beresiko
c. Defisiensi Kesehatan Komunitas
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
e. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan

KunciJawaban
C
Rasional
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan
sudah muncul sehingga masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah
Defisiensi Kesehatan komunitas

169. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 10%anak-
anak mengeluh gatal-gatal. Masyarakat desa memiliki kebiasaan mandi, mencuci
dan BAB di kali selama bertahun-tahun dan menyakini hal tersebut lebih bersih dan
nyaman.
Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat?
a. Bentuk Kader kesehatan Lingkungan
b. Buat poster tentang kebersihan lingkungan
c. Berikan penyuluhan kebersihan lingkungan
d. Koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah perilaku
e. Koordinasi dengan kelurahan untuk pelarangan MCK di kali

Kunci Jawaban
D

Rasional
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari
key person di masyarakat, dalam hal ini kebiasaan MCK di kali dari masyarakat
perlu mendapatkan masukan dan bantuan tokoh masyarakat, sehingga koordinasi
dengan tokoh masyarakat merubah perilaku menjadi jawaban yang tepat

170. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 75%
pasangan usia subur tidak melakukan KB, walaupun mereka sudah memiliki lebih
dari 2 orang anak. Masyarakat desa meyakini baha banyak anak banyak rejeki, dan
sebagian meyakini bahwa ber-KB tidak boleh dilakukan menurut agama yang dia
anut.
Apakah intervensi keperawatan tentang ber-KB yang paling tepat pada kasus?
a. Buat poster
b. Berikan penyuluhan
c. Lakukan pelatihan kader
d. Bentuk kelompok swa bantu
e. Koordinasi dengan tokoh agama

Kunci Jawaban
E
Rasional
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari
key person di masyarakat, dalam hal ini perilaku ber KB di masyarakat perlu
mendapatkan support dari tokoh masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh
agama menjadi jawaban yang tepat

171. Hasil pengkajian didapatkan kasus gizi kurang pada 30% balita pada
masyarakat miskin di sebuah desa, akan tapi juga ditemukan 10 % balita dengan
gizi baik. Perawat melakukan sharing pengalaman pola asuh dari orangtua balita
gizi baik kepada balita dengan masalah gizi, memberi makanan tambahan dan
edukasi. Hasil evaluasi terjadi peningkatan kasus status gizi pada balita di desa
tersebut.
Apakah upaya preventif sekunder awal yang tergambar pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi masalah gizi
B. Melakukan evaluasi dari program
C. Mengkaji positif devian di masyarakat
D. Melakukan pelayanan posyandu di setiap desa
E. Memberi makanan tambahan pada balita bermasalah

Kunci Jawaban:
C

Rasional
Pada kasus perawat menemukan masalah gizi balita pada masyarakat miskin di
sebuah desa, akan tetapi juga ditemukan kondisi yang sebaliknya yaitu adanya
balita dengan status gizi baik (positif devian). Maka kegiatan awal perawat tersebut
adalah melakukan pengkajian psoitif devian di masyarakat.

172. Angka Penyakit Menular Seksual (PMS) di suatu eks lokalisasi semakin
meningkat, setelah dikaji ternyata masalah itu timbul karena rendahnya perilaku
penggunaan kondom diantara pekerja seks komersial (PSK). Melalui wawancara
mendalam didapatkan alasan mereka tidak menggunakan kondom karena dilarang
oleh mucikarinya.
Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut ?
A. Memberikan pendidikan kesehatan ke para PSK
B. Membuat aturan penggunaan kondom bagi PSK
C. Melakukan kondomisasi di wilayah tinggi PMS
D. Membentuk Kader Kesehatan Masyarakat
E. Melakukan advokasi ke para mucikari
Kunci Jawaban:
E

Rasional
Key person pada kasus adalah para mucikari, sehingga perlu adanya advokasi
kepada mereka tentang pentingnya penggunaan kondom pada para PSK sebelum
dlakukan tindakan selanjutnya

173. Terjadi wabah Flu burung pada masyarakat, dari hasil pengkajian didapatkan
data banyaknya unggas yang mati mendadak. Hasil windshield survey juga
ditemukan 80 % warga memelihara unggas di pekarangan rumahnya. Masyarakat
memelihara unggas dengan alasan ekonomi dan budaya.
Apakah tindakan keperawatan awal yang tepat pada kasus?
A. Memberikan pendidikan kesehatan ke masyarakat tentang bahaya flu burung
B. Membuat aturan pelarangan pemeliharaan unggas di lingkungan perumahan
C. Memberdayakan kader kesehatan untuk menyadarkan masyarakat
D. Melakukan advokasi ke para tokoh masyarakat dan agama
E. Meningkatkan promosi kesehatan melalui media informasi
Kunci Jawaban:
D

Rasional
Pendekatan awal pada kasus adalah melibatkan key person di masyarakat atau
dalam hal hal ini adalah melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat dan agama
dikarenakan adanya value atau budaya yang menjadi latar belakang masalah
kesehatan di sana.

174. Perawat komunitas sedang melakukan pembinaan UKS di Sekolah Dasar yang
50% siswanya menderita cacingan. Hasil pengamatan perilaku siswa 90% tidak
mencuci tangan sebelum makan dan 60% tidak cuci tangan setelah buang air besar.
Apakah tindakan prioritas yang tepat dilakukan perawat?
A. Pemberian obat untuk siswa yang sakit
B. Pemberian Imunisasi pada anak di sekolah
C. Kolaborasi dengan guru untuk mengembangkan uks
D. Pendidikan kesehatan tentang PHBS di sekolah
E. Skreening seluruh siswa disekolah

Kunci Jawaban:
A
Rasional
Prinsip pemberian askep adalah here and now, pada kasus di atas masalah yang
aktual dan memerlukan tindakan segera adalah Tingginya angka kesakitan
Cacingan pada siswa, untuk itu tindakan yang prioritas tentunya adalah tindakan
kolaboratif pemberian obat cacing pada siswa

175. Sebuah desa memiliki riwayat bencana tanah longsor di daerahnya, dari hasil
winshield survey didapat data 65% wilayah desa tersebut berada di antara bukit
yang sudah terlihat gundul akibat penebangan pohon. Masyarakat tidak memiliki
pengetahuan tentang penanganan bencana tanah longsor.
Apakah upaya preventif primer paling tepat yang harus dilakukan pada kasus
tersebut ?
A. Memberi edukasi tentang penanganan bencana
B. Membuat jalur evakuasi warga saat terjadi bencana
C. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana tanah longsor
D. Membentuk tim gawat darurat penanggulangan bencana tanah longsor
E. Melakukan advokasi ke aparat untuk aturan pelarangan penebangan pohon

Kunci Jawaban:
A

Rasional
Pada kasus, resiko bencana alam dapat muncul kembali dengan kondisi alam yang
rentan, akan tetapi masyarakat masih kurang pengetahuan tentang penanganan
bencana, untuk itu upaya preventif primer yang dapat dilakukan oleh perawat adalah
memberikan edukasi tentang penanganan bencana.

176. Seorang perempuan umur 43 tahun, P2A0 akseptor KB pil sudah 15 tahun datang ke
Puskesmas mengeluh sejak beberapa minggu ini keputihan berwarna coklat kekuningan
berbau, keluar darah dari kemaluan setelah bersenggama. Hasil anamnesa ibu perokok
aktif, minum pil tidak pernah lupa. pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit, S:36,5ºC,
P: 24x/menit, palpasi abdomen tidak ada kelainan, inspekulo portio tampak kemerahan dan
perdarahan aktif. Pemeriksaan lanjutan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Biopsi
b. IVA test
c. Pap Test
d. Pap smear
e. Rujuk ke Rumah Sakit
Pembahasan :
Pada kasus di atas gambaran klinis portio tidak normal kemerahan dan perdarahan. Pasien
mempunyai faktor resiko sebagai perokok aktif. Nikotin, mempermudah semua selaput
lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan,
paru-paru, maupun serviks. Selain itu pasien sebagai akseptor KB Pil mungkin dapat
meningkatkan risiko kanker serviks karena jaringan leher rahim merupakan salah satu
sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan. Kemungkinan diagnosa pada kasus
diatas adalah kanker serviks diperkut dengan perdarahan setelah berhubungan seksual.
Karena ini di Puskesmas maka pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
merupakan metode inspeksi yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan asam asetat 3% - 5% pada
serviks sebelum melakukan inspeksi visual. Pemeriksaan ini disebut positif bila terdapat
area putih (acetowhite) didaerah sekitar porsi serviks.

177. Seorang perempuan umur 48 tahun datang ke PMB dengan suaminya mengeluh belum
hamil setelah 3 tahun menikah. Hasil anamnesis haid teratur, saat ini tinggal bersama
dengan suami, berhubungan seksual aktif dan tidak menggunakan KB. Hasil pemeriksaan
TD:150/90 mmHg, N:79x/menit, S:36,6°C, P:20x/menit. Dukungan kesehatan apakah yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan bayi tabung
b. Memberikan pengertian terhadap ibu untuk bersabar
c. Bersikap baik dan simpatik terhadap ibu agar dapat menerima kondisi ini
d. Membantu mencari alternatif untuk mengadopsi anak karena ibu sudah tidak
memungkinkan hamil lagi
e. Membantu pasangan supaya dekat dengan anak-anak dan bisa menerima kenyataan
hidup
Pembahasan :
Infertilitas ( pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak (Prawirohardjo, 2005). Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis
setelah usia 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur semakin sedikit. Fase
reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga
berkemapuan untuk hamil. Penanganan infertilitas diarahkan kepada penyebab itu sendiri.
Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dalam langkah langkah pemeriksaan dalam mencari
penyebabnya. Pada kasus di atas wanita dengan usia 48 tahun sudah tidak subur lagi,
untuk itu petugas kesehatan harus memberikan dukungan berupa Membantu mencari
alternatif untuk mengadopsi anak karena ibu sudah tidak memungkinkan hamil lagi.

178. Seorang perempuan umur 50 tahun P3A0 datang ke Rumah Sakit dengan keluhan
pusing, keluar perdarahan sampai bergumpal-gumpal dari kemaluannya. Hasil
pemeriksaan Ku tampak lemah, Konjungtiva anemis, TD: 100/60 mmHg, N: 96x/menit, S:
37° C, P: 18x/menit. Palpasi abdomen teraba massa yang sulit digerakkan sebesar buah
meylon. Apakah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan sesuai dengan hak reproduksi
pada kasus tersebut?
a. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan ksehatan reproduksi
b. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
c. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
d. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan pelayanan reproduksinya
e. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan kehidupan reproduksinya

Pembahasan:
Hak reproduksi sebagai bagian dari hak asasi manusia dijamin dalam beberapa perjanjian
internasional seperti termuat dalam The convention on the elimination alls forms of
discrimination againt woment (CEDAW), ICPD ke 4 di Kairo dan konferensi ke 4 tentang
perempuan di Beijing 1995. Hak-hak tersebut meliputi:
1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan reproduksinya
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan reproduksinya
3. Hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksinya
4. Hak mendapatkan pelayanan dan keamanan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan reproduksinya

179. Seorang perempuan umur 52 tahun P2A0 sudah menopause 1 tahun yang lalu datang
ke PMB dengan keluhan malas melakukan hubungan suami istri karena nyeri dan perih
vagina pada saat melakukan hubungan suami istri. Hasil pemeriksaan TD: 130/90 mmHg,
N: 86x/menit, S: 36,3° C, P: 18x/menit. Palpasi payudara dan perut tidak ada kelainan,
vagina tampak lecet dan kemerahan. Apakah konseling yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Menghindari makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol.
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung estrogen alami
c. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air
d. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun
e. Menerapkan teknik relaksasi
Pembahasan :

Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air Tujuannya adalah untuk mengurangi
rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. Jangan menggunakan produk pelumas
vagina yang mengandung gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi. Untuk
mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, seorang wanita disarankan untuk
menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan tidur yang cukup, rutin berolahraga,
serta menerapkan pola makan yang sehat. Pola makan yang dianjurkan adalah
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti
buah, sayur, atau biji-bijian. Selain itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak. Jika
dibutuhan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
Selain itu, hindarilah konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur.
180. Seorang perempuan umur 55 tahun P5A0 sudah menopause 10 tahun yang lalu datang
ke PMB dengan keluhan panas dan perih saat kencing bahkan sesekali pernah berdarah.
Hasil pemeriksaan TD: 130/90 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,3° C, P: 18x/menit. Palpasi
payudara dan perut tidak ada kelainan, lubang uretra tampak lecet dan kemerahan. Apakah
konseling yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Anjurkan ibu banyak minum
b. Melakukan kolaborasi dengan dokter
c. Anjurkan ibu untuk tidak menahan kencing
d. Anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel
e. Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman mengandung kafein

Pembahasan :

Kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil merupakan hal yang wajar dialami oleh
wanita menopause. Ibu mungkin mengalami keinginan untuk buang air kecil walaupun
kandung kemih ibu belum penuh. Ibu juga mungkin mengalami nyeri saat berkemih. Hal ini
disebabkan karena selama menopause, jaringan di vagina dan saluran kemih Anda
kehilangan elastisitasnya. Selain itu, otot-otot yang mengelilingi pelvis Ibu juga melemah.
Untuk mengatasinya Ibu dapat minum air putih lebih sering, hindari minuman beralkohol,
dan lakukan latihan kegel untuk memperkuat otot pelvis ibu. Penurunan kadar estrogen
dalam tubuh juga dapat membuat ibu lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa wanita dapat
menjadi lebih sering mengalami infeksi saluran kencing pada masa ini. Jika Ibu mengalami
keinginan berkemih yang sering, atau mengalami sensasi panas saat berkemih, Ibu
mungkin harus berkonsultasi pada dokter.

Anda mungkin juga menyukai