Anda di halaman 1dari 19

169

E. UNSUR OUTPUT
Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan
(standar) yang telah ditetapkan. Pengendalian difokuskan pada proses yaitu
pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output (hasil) yaitu kepuasan
pelanggan, keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang merupakan
output adalah BOR, LOS, TOI, dan Audit dokumentasi keperawatan. Kepala
ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan
yang dilakukan (proses evaluasi = audit proses) terkait dengan MPKP. Data
tentang indikator mutu dapat bekerjasama dengan tim rumah sakit atau
ruangan membuat sendiri. Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada
rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat
rekapitulasinya untuk ruangan.Survey masalah pasien yang diambil dari
pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa
apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Indikator-
indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator
berikut bersumber dari sensus harian rawat inap. Pada pelaksanaan MPKP
kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran :
1. Efisiensi Ruang Rawat
Penilaian efisiensi pelayanan berkaitan dengan pemanfaatan tempat
tidur yang tersedia di rumah sakit, serta efisiensi pemanfaatan penunjang
medis rumah sakit, untuk menilai efisiensi rumah sakit, dapat
menggunakan grafik Barber Johnson. Dalam grafik ini terdapat suatu
daerah yang disebut dengan daerah efisiensi. Grafik barber johnson
sebagai salah satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit berguna
untuk membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur,
memonitor perkembangan target efisiensi penggunaan tempat tidur dan
membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur antar unit
(Sudra, 2010). Disamping itu grafik ini merupakan salah satu prasyaratan
penilaian oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan menggunakan
empat parameter yaitu Bed Occupancy Ratio (BOR), Length Of Stay
(LOS), Turn Over interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO) (Hatta, 2010).
170

Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Perawatan Intensif HCU dan


PICU efisiensi pelayaan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan
yang meliputi (BOR, LOS, TOI, BTO).
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
Penghitungan pemakaian Tempat Tidur yang digunakan untuk
melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit atau suatu ruangan
yang digunakan pasien dalam suatu waktu tertentu.
Standar depkes adalah sekitar (60-85%).

jumlah hari perawatan


BOR= ×100 %
jumalah TT × jumlah hari persatuan waktu
Keterangan :
 Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam
satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu
 Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka
jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari dalam bulan tersebut.
b. Lenght Of Stay (LOS)
Rata - rata lama rawat seorang pasien, indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
lama hari perawatan
LOS :
jumlah pasien keluar (hidup +mati)
Keterangan :
 Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan
pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
 Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang
pulang atau meninggal dalam satu periode tertentu.
c. Turn Over Interval (TOI)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
171

tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3
hari.
( jumlah TT × hari )−hari perawatan
TOI=
jumlah pasien keluar (hidup+ mati)

Keterangan :
 Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
 Hari perawatan :jumlah total hari perawatan pasien yang keluar
hidup dan mati
 Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang
dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal
d. Bed Turn Over (BTO)
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat
tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
jumlah pasien keluar (hidup+ mati)
BTO=
jumlah tempat tidur

Keterangan :
 Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
 Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang
dimutasikan keluar baik pulang, lari atau meninggal
Tabel 3.41
Indikator Efisiensi Ruang Rawat Intesif HCU dan PICU RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

No Indikator Standar Depkes Standar Barber


1 BOR 60-85% 75-85%
2 LOS 6-9 Hari 3-12 Hari
3 TOI 1-3 Hari 1-3 Hari
4 BTO 40-50Kali 30 Pasien
Sumber : data primer, rekam medis RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta 2021..
172

Tabel 3.42
Perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO Berdasarkan Jumlah Pasien
Periode Februari 2021 Ruang Rawat Intensif HCU dan PICU
RSUD Panembahan Senopati Bantul

Indikator
Bulan
BOR LOS TOI BTO
Desember 43,01 2,31 2,79 6,33
Januari 38,17 2,48 4,60 4,17
Februari 41,67 2,00 2,88 5,67
Rata-rata 40,95 2,26 3,42 5,39
Sumber :Data Primer, Rekam Medis RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta 2019

Analisa data :
a. Berdasarkan tabel indikator BOR (pemakaian tempat tidur) di ruang
perawatan intensif HCU dan PICU rata-rata pada bulan Desember-
Februari 2021 adalah 40,95%. Dengan demikian, pemakaian tempat
tidur di ruangan rawat intensif HCU dan PICU belum efisien, selain
itu berdasarkan standar depkes yaitu 60-85%, dan berdasarkan
standar barber jonhson belum efisien yaitu 75-85%. Kesimpulan
indikator BOR (pemakaian tempat tidur) di ruang rawat intensif
HCU dan PICU pada bulan Desember-Februari adalah belum
efisien.
b. Berdasarkan tabel indikator LOS (lama rata-rata hari perawatan)
pasien di ruangan rawat intensif HCU dan PICU rata-rata pada
bulan Desember 2020-Februari 2021 adalah 2,26 hari. Hal ini
menunjukkan bahwa lama rata-rata hari perawatan di ruang rawat
intensif HCU dan PICU belum sesuai dengan standar barber
Jonhson dengan standar 3-12 Hari. Sehingga dapat di katakan
bahwa perawatan di ruang rawat intensif HCU dan PICU belum
efisien. Perhitungan LOS standarnya dilakukan dalam kurun waktu
12 bulan terakhir sehingga dapat mengahsilkan data yang valid.
c. Berdasarkan tabel Indikator TOI (waktu rata-rata tempat tidur
kosong) di ruang rawat intensif HCU dan PICU pada bulan
Desember-Februari 2021 adalah 3,42 hari dibulatkan menjadi 3 hari.
173

Hal ini menunjukkan waktu tempat tidur di ruangan perawatan


intensif HCU dan PICU sudah efisien karena sesuai dengan
standar Depkes yaitu 1-3 Hari.
d. Berdasarkan tabel Indikator BTO (frekuensi pemakaian tempat
tidur) di ruang perawatan intensif HCU dan PICU pada bulan
Desember-Februari 2021 adalah 5,39 kali. Hal ini menunjukkan
frekuensi pemakaian tempat tidur di ruang perawatan intensif HCU
dan PICU masih sangat rendah bila dibandingkan dengan standar
Depkes yaitu 40-50 kali. Hal ini tidak menjadi analisa utama yang
kuat untuk di jadikan refrensi karena ruang perawatan intensif HCU
dan PICU baru dioprasikan pada tanggal 17 Oktober 2019.
2. Mutu Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan aspek penting yang
perlu ditingkatkan. Dokumentasi asuhan keperawatan menjadi salah satu
fungsi yang paling penting dari perawat sejak zaman Florence
Nightingale, sistem pelayanan kesehatan mengharuskan adanya
pendokumentasian karena dapat menjamin kelangsungan perawatan, dapat
berfungsi sebagai bukti hukum dari proses perawatan dan mendukung
evaluasi kualitas perawatan pasien, perawat yang kurang patuh dalam
pendokumentasi asuhan keperawatan akan berakibat pada rendahnya mutu
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan. Departemen kesehatan RI
menetapkan capaian standar asuhan keperawatan (SAK) yaitu sebesar 90%
(Depkes RI, 2010; Cheevakasemsook, 2006). Pendokumentasian asuhan
keperawatan yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan
mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat menilai sejauh mana
tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan (Yanti dan
Warsito, 2015).
Standar penilaian yang digunakan untuk menialai mutu asuhan
keperawatan adalah dengan menggunakan instrument A, B dan C. Adapun
rentang nilai untuk instrument A adalah :
1. Kriteria baik (76-100%)
2. Kriteria cukup (56-75%)
174

3. Kriteria kurang (<56%)


Adapun instrumen A, B dan C meliputi:
1. Instrumen A
a. Kajian teori
Komponen dokumentasi asuhan keperawatan adalah sebagai
berikut:
1) Pengkajian
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang
lengkap dan di kumpulkan secara terus menerus tentang keadaan
pasien untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data
harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen
pengkajian meliputi pengumpulan data, pengorganisasian data.
Pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik dan penunjang.
2) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah pasien
baik aktual maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data.
Diagnosa dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien,
dianalisa, dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan pasien.
Kreteria diagnosa dihubungkan dengan penyebab kesenjangan
dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan
wewenang perawat, dengan komponen yang terdiri atas
masalah, penyebab dan tanda gejala (PES) atau terdiri dari
masalah dan penyebab (PE) yang bersifat aktual apabila masalah
kesehatan sudah nyata dan terjadi dan bersifat potensial
kemungkinan besar akan terjadi dan dapat ditangani oleh
perawat.
3) Rencana keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan, komponen rencana keperawatan meliputi
penentuan prioritas, tujuan, kemungkianan pemecahan, metode
pendekatan, pemecahan masalah prioritas masalah ditentukan
175

dengan memberi prioritas masalah utama masalah yang


mengancam kehidupan dan prioritas selanjutnya adalah masalah
yang mengancam kesehatan pasien, prioritas ketiga adalah
masalah yang mempengaruhi prilaku.
4) Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan,
serta pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan
keluarga, tindakan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
5) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk memeriksa kembali hasil
pengkajian awal dan intervensi awal untuk mengidentifikasi
masalah dan rencana asuhan keperawatan pasien termaksud
strategi keperawatan masalah pasien.
6) Catatan Asuhan Keperawatan
Pencatatan merupakan data tertulis tentang kesehatan
pasien dan perkembangan pasien selama dalam pemberian
asuhan keperawatan. Syarat penilaian observasi studi
dokumentasi menurut Depkes (2008) pada status pasien yang
dirawat minimal 3 hari atau dari status pasien yang sudah
pulang.
b. Kajian Data
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen A yang
sudah dibakukan oleh Depkes (2008). Studi pendokumentasian di
lakukan dari tanggal 1-2 april 2021 terhadap pasien ruang
perawatan intensif HCU dan PICU di RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan hasil seperti pada
tabel berikut.
Tabel 3.43
Nilai Rata – Rata Instrumen A Di Ruang Perawtan Intensif
HCU dan PICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta Pada Tanggal 1-2 April 2021
176

No Aspek yang Hasil Keterangan


Dinilai
1. Pengkajian 100% Di ruang perawatan intensif HCU dan
PICU selalu dilakukan pengkajian untuk
melengkapi format pengkajian.
2. Diagnosa 100% Di ruang perawatan intensif HCU dan
PICU sudah menentukan diagnosa sesuai
dengan format yang ada, yang terdiri dari
PE/PES.
3. Rencana 100% Di ruang perawatan intensif HCU dan
Tindakan PICU sudah membuat perencanaan
sesuai dengan diagnosa keperawatan.
4. Tindakan 100% Untuk implementasi di ruang perawatan
Keperawatan Intesif HCU dan PICU sudah
melakukan tindakan berdasarkan
perencanaan yang sudah ada.
5. Evaluasi 100% Evaluasi yang digunakan adalah SOAP.
Sudah terdapat tanggal, jam, TTD dan
nama terang perawat yang melakukan
tindakan.
6. Catatan Asuhan 100% Pendokumentasian di ruang perawatan
Keperawatan intensif HCU dan PICU sudah baik
yaitu setiap melakukan tindakan
keperawatan pada kolom paraf dan nama
terang sudah dicantumkan.
Jumlah rata-rata 100%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat perawatan Intesif HCU dan
PICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2021

Analisa Data:
Dari tabel diatas hasil pengkajian item pengkajian pada askep di
ruang perawatan Intesif HCU dan PICU di dapatkan presentase
sebanyak 100% termasuk dalam kategori baik. Pada item diagnosa
pada format askep didapatkan presentase hasil 100% masuk kedalam
kategori baik, karena dalam penulisan diagnosa keperawatan sudah
mengandung problem, etiologi dan sindrom jadi lebih lengkap dan
detail. Dari item perencanaan pada format askep didapatkan presentasi
hasil 100% dan termasuk dalam kategori baik, item implementasi
didapatkan presentase hasil 100% dan termasuk dalam kriteria baik,
item evaluasi didapatkan hasil 100% dan masuk dalam katagori baik,
item dokumentasi didapatkan hasil 100% dan masuk dalam kategori
baik, jadi total rata-rata presentase keseluruhan dari semua item
177

asuhan keperawatan yang dilakukan di ruang rawat intensif HCU dan


PICU yaitu 100% dan masuk dalam kategori baik.

2. Instrument C
Hasil observasi tindakan keperawatan
Tabel 3.45
Hasil Observasi Pelaksanan Tindakan Keperawatan Di Ruang
perawatan Intesif HCU dan PICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta 1-2 April2021

No Kegiatan yang F (%) Keterangan


dilakukan
1. Pelaksanaan 124 x 100% 91%
pemberian informasi 136 Pada kegiatan pelaksanaan
Pasien Baru orientasi pasien baru didapatkan
nilai 91% yang berarti perawat
melaksanakan dengan baik
2 Pelaksanaan 100x 100 % 100%
orientasi pasien baru 100 Pada pelaksanaan pasien baru
didaptkan hasil 100% yang berarti
orientasi pasien baru dilakukan
dengan baik
3. Pelaksanaan 22x 100 % 100% Pada kegiatan pelaksanaan
komunikasi 22
komunikasi terapeutik didapatkan
terapeutik
nilai 100% yang berarti bahwa
perawat melaksanakan
komunikasi terapeutik dengan
baik diruang perawatan HCU dan
PICU
4. Pelaksanaan tugas 45 x 100% 77,58% Pada pelaksanaan tugas asisten
asisten ners 58
ners didapatkan hasil 77,58%
yang berarti tugas asisten ners
berjalan dengan baik.
5. Pelaksanaan tugas 48x100% 94,1% Pada pelaksanaan tugas primary
primery ners 51
ners didapatkan nilai sebesar
94,1% yang berarti primary ners
melaksanakan tugas dengan baik.
178

Kategori :
>75%-100% : Baik
60- 74% : Cukup Baik
< 60% : Kurang Baik
Hasil Evaluasi Total Instrumen AC
Tabel 3.46
Hasil Evaluasi Total Instrumen AC Di Ruang Perawatan Intesif HCU
Dan PICU RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tanggal 1-2 November 2021

Instrumen Rata – rata


Nilai A C
100% 93,33% 96,66%
Sumber : Data primer di ruang rawat intensif HCU dan PICU RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2021

Analisa data :
Dari hasil pengkajian keseluruhan berdasarkan tabel diatas,
didapatkan kesimpulan bahwa hasil penerapan diseluruh instrument A dan
C yaitu mendapatkan nilai dengan presentase 96,66% dengan kategori
baik. Dari kedua instrument diatas nilai tertinggi dengan nilai 100% adalah
pada instrument A (asuhan keperawatan). Sedangkan nilai terendah
dengan nilai 96,33% terdapat pada instrument C .

3.Kepuasan Kerja Pegawai


a. Evaluasi Kepuasan Perawat

Tabel 3.47
Evaluasi Kepuasan Kerja Pegawai Di Ruang Perawatan Intensif HCU dan
PICU RSUD Panembahan Senopati
N: 18

TP CP P SP
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4)
Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
1 18
pekerjaan yang saudara lakukan
System penggajian yang dilakukan institusi
2 18
tempat saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan dengan 18
179

pendidikan saudara
Pemberian insentif tambahan atau suatu prestasi
4 18
atau kerja ekstra
Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang
5 18
mendukung pekerjaan
Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar
6 18
mandi, tempat parkir dan kantin
Kondisi ruangan kerja terutama yang berkaitan
7 dengan ventilasi udara kebisingan dan 18
kebersihan
Adanya jaminan atas kesehatan/ keselamatan
8 18
kerja
9 Perhatian institusi RS terhadap saudara 18
10 Hubungan antar karyawan dalam kelompok kerja 18
11 Kemampuan dalam kerja sama antar karyawan 18
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 18
Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang
13 18
pendidikan saudara
Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
14 18
dengan penugasan yang diberikan
Kemampuan supervise/ pengawasan dalam
15 18
membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama saya bekerja disini 18
Kebebasan dalam melakuan metode sendiri
17 18
dalam menyelesaikan pekerja
Kesempatan untuk meningkatakan kemampuan
18 18
kerja melalui pelatihanatau pendidikan tambahan
Kesempatan untuk endapatkan posisi yang lebih
19 18
tingg
Kesmpatan untuk membuat suatu prestasi dan
20 18
medapatkan kenaikan pangkat
JUMLAH 360

Sumber : Data primer Di Ruang Rawat Intensive HCU dan PICU RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2021
Persentase (%) = Nilai yang didapat x 100 %
Nilai keseluruhan(n)
Persentase (%)=1080X 100% = 75 % (Puas)
1440

Kategori :
>75% : Puas
60-74% : Cukup
<60% : Kurang puas
180

Analisa :
Berdasarkan hasil pengkajian pada tabel 3.47 yang dilakukan pada
tanggal 1-2 april 2021 kepada 18 responden tentang kepuasan kerja
perawat, didapatkan nilai rata-rata dengan prosentase 75% dengan
kategori puas.
181

4. Implementasi 6 Sasaran Keselamatan Pasien


Tabel 3.48
Implementasi 9 patient safety
Di Ruang Intensif HCU dan PICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul Bulan 1- 2 April 2021
No Komponen Yang Di Nilai (n= 5) Hasil Keterangan
f %
1. Perhatikan nama obat, rupa dan 7 x 100 87,5 % Pada pelaksanaan
182
ucapan mirip (Norum) 8 perhatikan nama obat,
rupa dan ucapan mirip
(norum) didapatkan nilai
sebesar 87,5% yang
berarti ‘baik dalam
pelaksanaannya namun
tidak ada pencatatan obat
masuk dan keluar di
ruang HCU dan PICU
2. Pastikan identifikasi pasien 5 x 100 100 % Pada pelaksanaan
5 kepatuhan identifikasi
termasuk dalam kategori
cukup baik dan semua
item dilakukan.
3. Komunikasi secara benar saat 5 x 100 100% Pada pelaksanaan
serah terima/ operan klien 5 komunikasi secara benar
saat serah terima/ operan
klien didapatkan nilai
sebesar 100% yang
berarti pelaksanaannya
baik dan semua item
dilakukan.
4. Pastikan tindakan yang benar 3 x 100 100% Pada pelaksanaan
pada sisi tubuh yang 3 memastikan tindakan
benarsebelum tindakan operasi yang benar pada sisi
(misalnya pengendalian tubuh yang benar
jaringan), tempat atau sisi tubuh sebelum tindakan operasi
diberi tanda (misalnya pengendalian
jaringan), tempat atau sisi
tubuh diberi tanda
didapatkan nilai sebesar
100% yang berarti
pelaksanaannya baik dan
semua item dilakukan.
5. Kendalikan cairan elektrolit 7 x 100 100% Pada pelaksanaan
pekat (konsentrat) 7 mengendalikan cairan
elektrolit pekat
(konsentrat) didapatkan
nilai sebesar 100% yang
berarti pelaksanaannya
baik dan semua item
dilakukan.
6. Pastikan akurasi pemberian obat 3 x 100 100 % Pada pelaksanaan
pada pengalihan pelayanan 3 kepatuhan akurasi
pemberian obat pada
pengalihan pelayanan
termasuk dalam kategori
baik. Semua item yang
terdapat pada instrumen
dilakukan oleh perawat.
7. Hindari salah kateter, salah 7 x 100 100% Pada pelaksanaan
sambung selang (tube) 7 menghindari salah
kateter, salah sambung
selang (tube) termasuk
dalam kategori baik.
Semua item yang
terdapat diinstrumen
183

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup Baik
59< : Kurang

Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian pada tabel 3.48 yang dilakukan pada
tanggal 30 Maret-1 April 2021 kepada 5 responden tentang
Implementasi 9 Sasaran Keselamatan Pasien, didapatkan nilai rata-rata
dengan presentase 98,6% dengan kategori baik. terdapat 1 item yang
mendapatkan nilai belum sempurna yaitu, perhatikan nama obat, rupa
dan ucapan mirip (Norum), dikarenakan tidak adanya pencatatan obat
masuk dan keluar di Ruang HCU dan PICU RSUD Panembahan
Senopati Bantul.

5.Standar penilaian untuk pembimbing PKK


Tabel 3.49
Evaluasi Penilaian Untuk Pembimbing PKK
Di Ruang Rawat Intensif HCU dan PICU RSUD
Panembahan Senopati Bantul

No Variabel Yang di nilai (n=0) Ya (1) Tidak (0)


1 Pembimbing PKK selalu mengadakan orientasi - -
ruangan
2 Mengadakan pre dan post conference - -
3 Menguasai materi dan tindakan yang akan - -
dipandunya
4 Selalu menyediakan waktu untuk membimbing - -
5 peserta didik dalam kegiatan asuhan - -
keperawatan
6 Memberikan contoh plaksanaan prosedur yang - -
benar (bed side teaching)
7 Mengarahkan dan membimbing peserta didik - -
dalam pencapaian target kompetensi
8 Memotifasi minat dan semangat belajar untuk - -
meningkatkan kemampuan peserta didik
9 Memonitor pelaksanaan praktek yang meliputi: - -
kemampuan peserta dan ketaatan peserta didik
dalam mematuhi aturan RS dan institusi
pendidikan
184

10 Melakukan ronde keperawatan - -


11 Melakukan evaluasi bimbingan praktek - -
(kognitif, afektif, psikomotorik)
12 Memeriksa dan memberikan penilaian yang - -
dibuat peserta didik
13 Memberikan bimbingan kepada peserta didik - -
minimal 2 kali dalam satu minggu
14 Memberikan umpan balik kepada peserta didik - -
Jumlah -
Total - -
Nilai yang didapat
Persentase (%) = x 100%
nilai keseluruhan

Sumber : Data primer di ruang rawat inap Anggrek RSUD Panembahan


Senopati Bantul Yogyakarta 2021
Kategori :
76-100 : Baik
56-75 : Cukup baik
<56 : kurang
(Berdasarkan Arikunto, 2013)
Analisa :
Standar pelaksanaan penilaian untuk pembimbing Praktek Klinik
Keperawatan di ruang rawat inap intensif HCU dan PICU belum dapat
diberikan penilaian, karena saat ini belum ada mahasiswa keperawatan
yang melakukan praktek klinik di ruang rawat intensif HCU dan PICU.

F. MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN


1. Identifikasi masalah
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan diruang Intensif HCU dan
PICU 1-2 april 2021 dapat diidentifikasih masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Belum optimalnya tindakan sesuai SOP :
-Hubungan profesional antara staf keperawatan dengan klien dengan
hasil (60%)
b. Belum optimalnya peran perawat, meliputi :
- Pelaksanaan operan jaga cukup baik dengan hasil (73,06%)
185

- Pelaksanaan post conference baik dengan hasil 75%


c. Pelaksanaan patient safety meliputi :
- Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (Norum) baik
dengan nilai 87,5%
2. Analisa Data
Dari identifikasi masalah diatas maka sebelum kita merencanakan
tindakan selanjutnya maka perlu kita menganalisa kekuatan, kelemahan,
peluang, dan keadaan yang dapat mengancam jalan pelayanan
keperawatan di ruang Intensif HCU dan PICU dalam bentuk analisa
USG.
3. Prioritas Masalah
Tabel 3.50
Prioritas Masalah di Ruangan Rawat Intensif HCU dan PICU di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

NO Masalah U S G Tota Prioritas


l
1 Hubungan profesional antara staf 3 3 3 9 I
keperawatan dengan klien dengan hasil
(60%)
2 Pelaksanaan operan jaga cukup baik 3 2 2 7 II
dengan hasil (73,06%)

3 Pelaksanaan post conference baik dengan 3 2 1 6 III


hasil 75%

4 Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan 2 1 1 4 IV


mirip (Norum) baik dengan nilai 87,5%

Keterangan
U : Urgency (dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan)
S : Seriousness (melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan
system atau tidak)
G : Growth (masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga
sulit untuk dicegah)
Peniliaian menggunakan skala likert yaitu :
1 : Sangat kecil
2 : Kecil
186

3 : Sedang
4 : Besar
5 : Sangat besar
169

H. PLANING OF ACTION (POA)


Tabel 3.51
Planing Of Action (POA) Di Ruang Rawat Intensive HCU dan PICU
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

No Masalah Pokok Kegiatan Uraian Tugas Sasaran Target Waktu PJ


Pelaksanaan
1 Hubungan Mengupayakan 1. Lakukan motivasi dan teguran KaRu, Perawat Peningkatan terhadap Selasa 6 april Iswandi
profesional agar optimal dengan petugas ruangan untuk Primer, Perawat pelaksanaan hubungan 2021 Zulpahmi
antara staf dalam melakukan mengoptimalkan dalam Associate profesional antara staf ansyah
keperawatan hubungan melakukan hubungan keperawatan dengan
dengan klien profesional antara profesional antara staf klien dengan hasil
dengan hasil staf keperawatan keperawatan dengan klien (75-90%)
(60%) dengan klien 2. Lakukan Role Play
3. Lakukan penilaian antara
perawat dengan perawat untuk
mengisi surveinlas atau
lembar Hubungan profesional
antara staf keperawatan
dengan klien
4. Lakukan Evaluasi
Keberhasilan Penerapan
hubungan profesional antara
staf keperawatan dengan
klien.

Anda mungkin juga menyukai