Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IMPLEMENTASI RELAKSASI AUTOGENIK DAN EDUKASI DIET


GUNA PENGENDALIAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI KELURAHAN MERSI
PURWOKERTO TIMUR

TIM PENGUSUL

KETUA:
DWI NOVITASARI, S.Kep.,Ns.,M.Sc (NIDN 0611108101)

ANGGOTA:
IKIT NETRA WIRAKHMI, SST, M.Kes (NIDN 0620058503)

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


JULI, 2019

HALAMAN PENGESAHAN
Ringkasan

Latar belakang. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomer satu tahun


2030 (WHO, 2014). Hipertensi sebagai silent killer membahayakan penderitanya
karena komplikasi seperti stroke dan sindrom koronari akut. Mengelola stres
dengan teknik relaksasi membantu penderita menurunkan tekanan darahnya.
Managemen hipertensi lainnya dengan diet. Edukasi merupakan tindakan
promotif, preventif dan rehabilitatif untuk membantu penderita hipertensi.
Pengkajian pada 5 anggota Kelompok Peduli Hipertensi (KPH) Kelurahan Mersi
hanya 1 (20%) orang yang rutin melakukan teknik relaksasi. Sejumlah 2
(40%) orang tidak mengkonsumsi susu rendah lemak, 4 (80%) orang tidak
mengonsumsi seledri, 1 (20%) orang tidak mengonsumsi mentimun dan teh
hijau. Tujuan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini untuk meningkatkan
pengendalian hipertensi dengan meningkatkan pengetahuan tentang diet hipertensi
dan relaksasi autogenic. Metode. Metode PKM ini dilakukan dengan
ceramah, diskusi, tanya jawab, wawancara tertutup, demonstrasi, redemonstrasi,
dan menonton video. Khalayak sasaran PKM ini adalah anggota KPH Kelurahan
Mersi khususnya RT 05/RW 01. Implementasi pelatihan relaksasi autogenik dan
edukasi diet sebanyak 4 pertemuan. Hasil. Usia mayoritas 45-59 tahun sejumlah
12 (60%). Mayoritas berjenis kelamin perempuan 16 (80%). Rutin berolah raga
sejumlah 13 (65%), tidak merokok sejumlah 18 (90%), serta tidak memiliki
keturunan hipertensi sejumlah 18 (90%). Sejumlah 11 (55,0%) peserta
melakukan diet penderita hipertensi dengan baik. Peserta termasuk hipertensi
derajat 2 sebelum kegiatan dan kategori hipertensi derajat 2 dan termasuk
kategori hipertensi derajat 1 setelah kegiatan menunjukkan ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah
kegiatan.
Kesimpulan. Peserta pelatihan dapat memahami diet penderita hipertensi dan
dapat menredemonstrasikan relaksasi autogenik dengan baik.

Kata kunci: diet, relaksasi autogenik, hipertensi.


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN ......……………………........................………….. ii

RINGKASAN......……………………........................………………………....... iii

DAFTAR ISI ..............…………………………………………………………… vi

A. ANALISIS SITUASI ……………………………………….................. 1

B. PERUMUSAN MASALAH…………………………………………….. 2

C. TUJUAN……………………………………………………………….... 2

D. MANFAAT…………………………………………………………….... 3

E. SOLUSI YANG DITAWARKAN ……………………………………… 3

F. TARGET LUARAN …………………………………………………..... 4

G. BIAYA PEKERJAAN ………………………………………………….. 4

H. REALISASI PENYELESAIAN MASALAH…………………………… 4

I. KHALAYAK SASARAN……………………………………………….. 4

J. METODE YANG DIGUNAKAN ……………………………………... 4

K. OPERASIONAL KEGIATAN …………………………………………… 4

L. MONITORING........…...……………………………………………...... 5

M. EVALUASI…………….....…...................…………………………….. 6

N. KESIMPULAN…………………………………………………………… 6

O. SARAN...................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1

IMPLEMENTASI RELAKSASI AUTOGENIK DAN EDUKASI DIET


GUNA PENGENDALIAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI KELURAHAN MERSI
PURWOKERTO TIMUR

A. Analisis Situasi
Hipertensi diketahui sebagai istilah yang mengacu pada peningkatan
tekanan arteri tinggi dalam sistem sirkulasi. Kejadian hipertensi di negara-
negara industri sekitar 20% dari populasi. Batasan hipertensi untuk semua
kelompok usia yaitu tekanan darah lebih dari 160/95 mmHg. Tekanan darah
di bawah angka tersebut dalam kategori ambang batas hipertensi, pre
hipertensi dan optimal (Silbernagl & Lang, 2010). Hipertensi adalah sebagai
tekanan darah presisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan darah di atas 90 mmHg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistoliknya lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
untuk lansiaa (James, 2014). World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa sampai tahun 2030 penyebab kematian nomer satu adalah
hipertensi. Hipertensi sebagai silent killer karena menjadi penyebab penyakit
kardioserebro lainnya seperti stroke dan sindrom koronari akut. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi penyakit hipertensi
di Indonesia termasuk tinggi yaitu sebesar 25,8% (Balitbang Kemenkes RI,
2013).
Jenis hipertensi yang utama adalah hipertensi esensial (primer), dan
hipertensi sekunder (yang diakibatkan oleh penyakit ginjal atau penyebab lain
yang dapat diidentifikasi). Hipertensi maligna adalah bentuk hipertensi berat
dan fulminan yang umum pada kedua tipe. Hipertensi merupakan penyebab
utama stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi esensial biasanya
dimulai secara diam-diam. Jika tidak diobati, bahkan kasus ringan dapat
menyebabkan komplikasi besar dan kematian (Sharon, 2014). Risiko
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih tinggi pada orang
kulit hitam dibandingkan kulit putih dan pada mereka yang berpendidikan
rendah dan pendapatan rendah. Pria memiliki insidensi hipertensi yang lebih
tinggi pada usia dewasa muda awal, setelah itu, wanita memiliki insiden yang
lebih tinggi (Munson, 2015).

1
2

Hipertensi dapat membahayakan penderitanya, namun dapat diobati


secara efektif (Silbernagl & Lang, 2010). Hipertensi harus dikelola dengan
hati-hati, seperti modifikasi gaya hidup dan terapi obat, meningkatkan
prognosis. Menurunkan berat badan hingga beberapa kilogram membantu
mengurangi tekanan darah pada individu hipertensi yang kelebihan berat
badan. Berolahraga seperti melakukan aktivitas sedang (jalan cepat) beberapa
kali seminggu selama 30 hingga 45 menit dapat menurunkan tekanan darah
sistol hingga sekitar 10 mmHg. Tidak merokok karena merokok dapat
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga menyebabkan
hipertensi dan merusak jantung. Mengelola stres dengan berbagai teknik
relaksasi, meditasi, dan biofeedback membantu beberapa orang mengurangi
tekanan darah tinggi. Metode-metode ini dapat bekerja dengan mengurangi
pelepasan epinefrin harian dan norepinefrin oleh medulla adrenal (Nair &
Peate, 2015).
Relaksasi autogenik membantu individu untuk dapat mengendalikan
beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, frekuensi jantung dan aliran
darah (Widyastuti, 2004). Selama latihan seseorang dipandu untuk rileks
dengan situasi yang tenang dan sunyi (Micah, 2011). Sensasi tenang, ringan
dan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh merupakan efek yang bisa
dirasakan dari relaksasi autogenik. Tubuh merasa kehangatan, merupakan
akibat dari arteri perifer yang mengalami vasodilatasi yang mengakibatkan
darah mengalir secara teratur dan membuat tekanan darah menjadi menurun.
Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh relaksasi ini
mengubah fisiologi dominan simpatis menjadi dominan sistem parasimpatis
(Oberg, 2009). Penelitian Novitasari (2016) tentang pengaruh relaksasi
autogenik untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
mendapatkan hasil menunjukan rata-rata tekanan darah sistolik menurun
sebesar 8, 25 mmHg dan signifikan dengan p-value 0,002 sedangkan rata-rata
tekanan darah diastolik meningkat sebesar 1,78 mmHg tetapi tidak signifikan
dengan p-value 0,293. Serta penelitian Novitasari (2018) tentang penurunan
nyeri kepala pada lansia dengan hipertensi menggunakan relaksasi autogenik
menunjukkan nilai rata-rata nyeri kepala sebelum teknik relaksasi autogenik
pada lansia sebesar 5,24, dan rata-rata nyeri kepala setelah teknik relaksasi
autogenik pada lansia sebesar 3,47 termasuk rentang nyeri sedang. Serta
terdapat perbedaan yang signifikan antara nyeri kepala sebelum dan setelah
teknik relaksasi autogenik dengan nilai p: 0,000.
Managemen hipertensi lainnya dengan diet yang dianjurkan yaitu
meningkatkan asupan serat, antioksidan serta membatasi asupan alkohol.
Minum dalam jumlah sedang dapat menurunkan risiko penyakit jantung
koroner, terutama di antara pria berusia di atas 45 tahun dan wanita di atas 55
tahun. Mengurangi asupan natrium (garam) dapat menurunkan tekanan darah.
Mempertahankan asupan diet kalium, kalsium, dan magnesium yang
direkomendasikan. Kadar potasium, kalsium, dan magnesium yang lebih
tinggi dalam makanan dikaitkan dengan penurunan risiko hipertensi (Nair &
Peate,
2015). Nutrien kaya arginin juga sangat dianjurkan untuk penderita hipertensi.
Arginin merupakan asam amino pembentuk nitrit oksida yang berfungsi
sebagai vasodilator pembuluh darah (Hsueh & Wyne, 2011).
Penderita yang paham tentang penyakit hipertensi akan melakukan
berbagai tindakan untuk mencegah timbulnya komplikasi. Edukasi merupakan
suatu bentuk tindakan promotif, preventif dan rehabilitatif untuk membantu
penderita hipertensi baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya. Peran tenaga kesehatan sebagai pemberi
pendidikan kesehatan kepada pasien hipertensi dapat menambah pengetahuan
dan bisa merubah perilaku pasien untuk berhidup sehat dan berkualitas
(Setiawan, 2008).
Berdasarkan hasil pengkajian di pembina Kelompok Peduli Hipertensi
di Kelurahan Mersi Purwokerto Timur didapatkan data 95 % anggota rutin
memeriksakan tekanan darahnya di ‘Ketua Kelas Tensi’ minimal 1
bulan/minggu, rutin mengikuti kegiatan pembinaan setiap 1 bulan sekali.
Pengkajian pada 5 penderita didapatkan data bahwa 4 (80%) orang
mengontrol tekanan darahnya rutin 1 bulan sekali. Sejumlah 3 (60%) orang
melakukan olah raga rutin dan tidak merokok. Pengkajian terkait teknik
relaksasi untuk manajemen stres yang digunakan hanya 1 (20%) orang yang
melakukan yoga
secara rutin 3 kali sepekan. Pengkajian tentang pengetahuan diet penderita
hipertensi didapatkan yaitu sejumlah 2 (40%) orang tidak mengetahui manfaat
meminum susu rendah lemak bagi penderita hipertensi, sejumlah 4 (80%)
orang tidak mengetahui manfaat mengonsumsi seledri bagi penderita
hipertensi. Sejumlah 1 (20%) orang tidak mengetahui manfaat mengonsumsi
mentimun dan teh hijau bagi penderita hipertensi.
Sejumlah 4 (80%) orang mengetahui bahaya mengonsumsi daging
kambing, ayam boiler, gorengan, dan meminum alkohol dan kopi bagi
penderita hipertensi. Sejumlah 5 (100%) orang mengetahui bahaya
mengonsumsi makanan instan, sarden, telur asin, ikan asin, buah durian dan
tape bagi penderita hipertensi. Hasil pengkajian perilaku penerapan diet
hipertensi didapatkan sejumlah 3 (60%) orang mempunyai perilaku cukup,
dan
2 (40%) orang mempunyai perilaku baik dalam menerapkan diet hipertensi.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
implementasi relaksasi autogenik dan edukasi diet guna pengendalian tekanan
darah penderita hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto Timur.

B. Permasalahan Mitra
1. Anggota Kelompok Peduli Hipertensi di Kelurahan Mersi belum
sepenuhnya mengetahui manajemen stres dengan relaksasi autogenik dan
diet hipertensi.
2. Anggota Kelompok Peduli Hipertensi di Kelurahan Mersi belum
sepenuhnya menerapkan manajemen stres dengan relaksasi autogenik dan
diet hipertensi.

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Membantu meningkatkan pengendalian tekanan darah anggota
Kelompok Peduli Hipertensi di Kelurahan Mersi.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan anggota Kelompok Peduli Hipertensi
di Kelurahan Mersi tentang relaksasi autogenik.
2) Meningkatkan perilaku anggota Kelompok Peduli Hipertensi di
Kelurahan Mersi tentang relaksasi autogenik.
3) Meningkatkan pengetahuan anggota Kelompok Peduli Hipertensi
di Kelurahan Mersi tentang diet hipertensi.
4) Meningkatkan perilaku anggota Kelompok Peduli Hipertensi di
Kelurahan Mersi tentang diet hipertensi.
2. Manfaat
a. Bagi anggota Kelompok Peduli Hipertensi akan meningkat
pengetahuannya sehingga akan menerapkan (berperilaku) yang baik
dalam kehidupan sehari-harinya terkait manajemen stres menggunakan
relaksasi autogenik dan diet hipertensi.
b. Bagi masyarakat secara umum akan meningkatkan derajat kesehatan
melalui upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif akibat dari
implementasi edukasi yang akan dilakukan.

D. Solusi yang ditawarkan


1. Mengumpulkan informasi sejauh mana anggota Kelompok Peduli
Hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto Timur tentang relaksasi
autogenik dan diet bagi penderita hipertensi.
2. Berkoordinasi dengan pembina dan pengurus Kelompok Peduli
Hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto Timur tentang jumlah
peserta, teknis, setting lingkungan, waktu yang disepakati, alat dan bahan
yang diperlukan untuk implementasi edukasi.
3. Melakukan birokrasi dan pengajuan perijinan kegiatan kepada Ketua
LPPM Universitas Harapan Bangsa.
4. Melakukan birokrasi dan pengajuan perijinan kegiatan kepada Kepala
Bakesbangpolinmas Kabupaten Banyumas, Kepala Bappeda Kabupaten
Banyumas, Kepala Kelurahan Mersi Purwokerto Timur, dan pembina
serta
pengurus Kelompok Peduli Hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto
Timur.
5. Membuat perencanaan kegiatan untuk pelaksanaan implementasi edukasi
kesehatan guna peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait
relaksasi autogenik dan diet penderita hipertensi di Kelurahan Mersi
Purwokerto Timur
6. Melakukan persamaan persepsi dan simulasi dengan dosen anggota dan
mahasiswa yang terlibat dalam implementasi edukasi kesehatan guna
peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait relaksasi
autogenik dan diet penderita hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto
Timur.
7. Implementasi pelatihan relaksasi autogenik dan edukasi diet selama 4
pertemuan.

E. Target Luaran
1. Publikasi di jurnal ilmiah tentang implementasi relaksasi autogenik dan
edukasi diet guna pengendalian tekanan darah penderita hipertensi di
Kelurahan Mersi Purwokerto Timur.
2. Publikasi di koran lokal tentang implementasi relaksasi autogenik dan
edukasi diet guna pengendalian tekanan darah penderita hipertensi.
3. Buku saku pedoman relaksasi autogenik dan diet penderita hipertensi.

F. Biaya Pekerjaan
Pembiayaan pengabdian kepada masyarakat ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Anggaran Biaya Pelatihan
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Honorarium Rp. 598.000,-


2. Bahan habis pakai dan peralatan Rp. 842.000,-
3. Perjalanan Rp. 150.000,-
4. Lain-lain (publikasi, laporan, luaran, lainnya) Rp. 860.000,-
Total Rp. 2.450.000,-
G. Realisasi Pemecahan Masalah
Implementasi kegiatan dilakukan selama 4 pertemuan yaitu pertemuan
pertama edukai diet untuk penderita hipertensi, pertemuan kedua, ketiga
adalah pelatihan relaksasi autogenik dan pertemuan keempat direncanakan
untuk evaluasi.
Tabel 2. Kegiatan PKM
No Hari/ Pukul Tempat Peserta
Tanggal
1 Minggu, 12 10.00 – Rumah Ketua RT 05 RW 20 penderita
Mei 2019 11.30 WIB 01 Mersi, Bapak Arif hipertensi
Setyo Upoyo
2 Minggu, 19 10.00 – Rumah Ketua RT 05 RW 20 penderita
Mei 2019 11.30 WIB 01 Mersi, Bapak Arif hipertensi
Setyo Upoyo
3 Minggu, 26 10.00 – Pembina Kelompok 20 penderita
Mei 2019 11.30 WIB Peduli Hipertensi hipertensi
Kelurahan Mersi, Bapak
Sidik Awaludin
4. Minggu, 16 19.30 – Pembina Kelompok 20 penderita
Juni 2019 21.00 WIB Peduli Hipertensi hipertensi
Kelurahan Mersi, Bapak
Sidik Awaludin

H. Khalayak sasaran
Kegiatan ini ditujukan bagi anggota Kelompok Peduli Hipertensi Kelurahan
Mersi khususnya RT 05/RW 01.

I. Metode Yang Digunakan


1. Ceramah, diskusi, tanya jawab
2. Wawancara tertutup
3. Demonstrasi, redemonstrasi
4. Menonton video pembelajaran

J. Operasional Kegiatan
1. Persiapan
a. Berkoordinasi dengan Lurah Mersi, Pembina Kelompok Peduli
Hipertensi, dan Ketua RT 05 RW 01 Mersi.
b. Menetapkan jadwal dan rancangan kegiatan
c. Mendata seluruh peserta khusus di RT 05 RW 01 Mersi
d. Mendiskusikan teknis pelaksanaan dengan Pembina Kelompok Peduli
Hipertensi, dan Ketua RT 05 RW 01 Mersi
e. Menyiapkan kuesioner diet hipertensi, materi pelatihan relaksasi
autogenik, video pembelajaran relaksasi.
f. Menyiapkan sarana pendukung pada kegiatan ini antara lain leaflet,
LCD, Laptop, Microphone.
g. Menyiapkan tenaga pelatih demonstrasi relaksasi autogenik yaitu
team pelaksana kegiatan

2. Pelaksanaan
Tabel 3. Pelaksanaan kegiatan PKM
No Hari & Waktu Jenis Kegiatan Keterangan
Tanggal
1 Rabu, 8 13.00 Berkoordinasi dengan Lurah Tahap
Mei s.d Mersi, Pembina Kelompok persiapan
2019 13.30 Peduli Hipertensi, dan Ketua
WIB RT 05 RW 01 Mersi
2 Kamis, 16.00 Menetapkan jadwal dan Tahap
9 Mei s.d rancangan kegiatan. persiapan
2019 16.30 Mendata seluruh peserta
WIB Mendiskusikan teknis
pelaksanaan dengan ketua
dan Pembina Kelompok
Peduli Hipertensi.
3 Jumat, 09.00 Menyiapkan materi Tahap
10 Mei s.d pelatihan dan alat-alat persiapan
2019 10.00 pendukung.
WIB Menyiapkan sarana
pendukung pada kegiatan ini
antara lain leaflet, LCD,
Laptop, Microphone.
4 Sabtu, 09.00 Menyiapkan tenaga pelatih Tahap
11 Juni s.d demonstrasi relaksasi persiapan
2019 10.30 autogenik yaitu team
WIB pelaksana kegiatan
5 Minggu, 10.00 – Edukasi diet hipertensi di Tahap
12 Mei 11.30 rumah Ketua RT 05 RW 01 pelaksanaan,
2019 WIB Mersi, Bapak Arif Setyo pengambilan
Upoyo data
gambaran
No Hari & Waktu Jenis Kegiatan Keterangan
Tanggal
diet
hipertensi
6 Minggu, 10.00 – Pelatihan relaksasi autogenik Tahap
19 Mei 11.30 di rumah Ketua RT 05 RW pelaksanaan,
2019 WIB 01 Mersi, Bapak Arif Setyo pengambilan
Upoyo data tekanan
darah pre
7 Minggu, 10.00 – Pelatihan relaksasi autogenik Tahap
26 Mei 11.30 di pembina Kelompok pelaksanaan
2019 WIB Peduli Hipertensi Kelurahan
Mersi, Bapak Sidik
Awaludin
8 Minggu, 19.30 – Pelatihan relaksasi Tahap
16 Juni 21.00 autogenik di pembina pelaksanaan,
2019 WIB Kelompok Peduli Hipertensi pengambilan
Kelurahan Mersi, Bapak data tekanan
Sidik Awaludin dan evaluasi darah post
dan evaluasi

K. Hasil Kegiatan
Berikut merupakan karakteristik peserta kegiatan meliputi umur, jenis
kelamin, dan pendidikan serta data diet penderita hipertensi dan tekanan
darah peserta.
1. Karakteristik peserta kegiatan
Tabel 4. Karakteristik peserta kegiatan (n: 20)
Karakteristik Frekuensi Persentase
Dewasa 12 60,0
Umur
Lansia 8 40,0
Laki-laki 4 20,0
Jenis kelamin
Perempuan 16 80,0
Ya 13 65
Rutin olah raga
Tidak 7 35
Ya 2 10
Merokok
Tidak 1s8 90
Keluarga sedarah Ya 2 10
dengan penyakit
Tidak 18 90
hipertensi
10

Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil bahwa mayoritas usia


responden usia dewasa sebesar 12 (60%). Analisa diskriptif rata-rata usia
peserta kegiatan yaitu 59,75 tahun dengan minimal usia 45 tahun dan
maksimal usia 80 tahun. Penyakit hipertensi timbul akibat interaksi
berbagai faktor risiko seperti konsumsi alkohol, jarang berolah raga,
keturunan, penambahan usia dan lainnya. Kemungkinan menderita
hipertensi akan semakin besar seiring dengan penambahan usia. Beberapa
faktor risiko hipertensi pada lansia adalah 1) adanya perubahan pada
dinding pembuluh darah; 2) kekakuan dan hilangnya daya lentur
(elastisitas) pembuluh darah; dan 3) degeneratif ginjal (Sutanto, 2010).
Hipertensi pada populasi dewasa adalah ketika tekanan darah di atas
140/90 mmHg, sedangkan hipertensi pada populasi lansia adalah tekanan
darah di atas 160/90 mmHg secara konstan (Black, 2015). Kejadian
penyakit kardiovaskuler khususnya hipertensi meningkat secara nyata
pada usia 50 tahun ke atas (WHO, 2007).
Mayoritas peserta yaitu 16 (80%) berjenis kelamin perempuan
(Tabel 4). Sejalan dengan penelitian Twagirumukiza (2011) yang
menunjukkan bahwa pada usia 45-60 tahun dengan jenis kelamin laki-laki
memiliki prevalensi hipertensi sebesar 39,78 lebih tinggi dibandingkan
wanita yaitu sebesar 37,29. Ketika usia lebih dari 60 tahun prevalensi
hipertensi pada laki-laki menjadi lebih rendah yaitu sebesar 73,51
dibandingkan wanita sebesar 76,38. Hal ini juga menunjukkan bahwa
penambahan usia semakin meningkatkan risiko kejadian penyakit
kardiovaskuler seperti hipertensi.
Berdasar tabel 1 sejumlah 18 (90%) tidak merokok, serta sejumlah
18 (90%) peserta tidak memiliki keluarga sedarah dengan penyakit
hipertensi. Salah satu gaya hidup yang mempercepat kejadian hipertensi
adalah merokok. Diyakini juga faktor genetik, riwayat keluarga yaitu
orang tua atau saudara kandung penderita hipertensi merupakan faktor
risiko hipertensi (Lingga, 2012).
Sejumlah 13 (65%) rutin berolah raga. Manfaat olah raga bagi
penderita hipertensi yaitu: meningkatkan asupan oksigen dalam tubuh,
merelaksasi otot sehingga memperbaiki kinerja jantung dan pembuluh
darah, menurunkan stres, meningkatkan aliran dasar sirkulasi,
menurunkan kadar glukosa darah, low density lipid (LDL) dan trigliserida
serta meningkatkan high density lipid (HDL) sehingga memperbaiki
fungsi metabolisme, meingktkan pembakaran kalori sehingga
meningkatkan masa otot, serta meningkatkan produksi endorfin (Lingga,
2012).
2. Diet penderita hipertensi peserta kegiatan
Tabel 5. Data diet hipertensi peserta kegiatan (n: 20)
Kategori diet Frekuensi Persentase
Cukup 9 45,0
Baik 11 55,0
Berdasar tabel 5 didapatkan hasil bahwa sejumlah 11 (55,0%)
peserta melakukan diet penderita hipertensi dengan baik. Karakteristik
diet peserta dengan kategori baik didapatkan bahwa sejumlah 11 (100%)
tidak memakan daging kambing, 11 (100%) tidak meminum alkohol,
9(81,8%) tidak meminum kopi, 9(81,8%) jarang memakan buah durian,
9(81,8%) jarang memakan sarden, 9(81,8%) jarang memakan telur asin.
Sejumlah peserta juga 11 (100%) mengontrol tekanan darah rutin 1 bulan
sekali, 8 (72,7%) berolah raga rutin, 11 (100%) tidak merokok.
Sejumlah 9 (45%) peserta melakukan diet penderita hipertensi
dengan cukup baik. Karakteristik diet peserta dengan kategori baik
didapatkan bahwa sejumlah 5 (55,6%) meminum susu rendah lemak, 9
(100%) tidak mengkonsumsi air rebusan seledri/lalap seledri, 4 (36,4%)
peserta sering mengkonsumsi mie instan, 4 (36,4%) peserta
mengkonsumsi buah mentimun, 7 (63,6%) tidak mengkonsumsi teh hijau,
dan 5 (55,6%) peserta sering mengkonsumsi mendoan. Sejumlah 8
(88,9%) peserta mengontrol tekanan darah secara rutin, 9 (100%) peserta
tidak meminum alkohol, 4 (44,4%) peserta rutin melakukan olah raga, 2
(19,4) merokok.
Saat ini terjadi pergeseran pola makan masyarakat dengan alasan
efesien waktu dan praktis dengan memilih makanan siap santap yang
tidak
sehat dan kandungan kalori, lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah
serat pangan (dietary fiber) (Wang, 2008). Hal ini menyebabkan
perubahan status gizi menuju gizi lebih dan obesitas serta meningkatkan
perkembangan penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes
mellitus, dan kanker). Sebagai upaya mengurangi risiko dan
meningkatkan pengendalian penyakit degeneratif termasuk penyakit
jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi diperlukan pola makan
sehat dan gizi seimbang. Tujuan penatalaksanaan diet adalah untuk
membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan
darah menuju normal. Diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor
risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah (Gunawan, 2007).
Tatalaksana non farmakologi seperti penanggulangan melalui diet:
penurunan berat badan, asupan kalium tidak perlu ditingkatkan secara
khusus, membatasi konsumsi alkohol, berhenti merokok, minum teh,
kopi karena dapat menghalangi efek obat anti hipertensi (Bustan, 2007).
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi menurut seperti: 1) Makanan
yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit,
craker, keripik dan makanan kering yang asin). 3) Makanan dan
minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink). 4) Makanan yang diawetkan (dendeng,
asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin,
selai kacang). 5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise,
serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). 6) Bumbu-bumbu seperti
kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. 7)
Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape
(Lingga, 2012; Sutomo, 2009).
Pengaturan pola makan bagi pengendalian penderita penyakit
karduovaskuler dapat dilakukan dengan mengikuti Pedoman Umum Gizi
Seimbang yaitu:
a. Komsumsi makanan beranekaragam
Setiap orang membutuhkan lebih dari 1 jenis makanan untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Sehingga sangat dianjurkan makan
makanan yang beranekaragam. Keanekaragaman makanan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur. Indonesia kaya akan keberagaman makanan bagi tubuh kita
seperti: sumber zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, cantel, sagu,
ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, dan oat menghasilkan
energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pengatur
adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh. Makanan sumber zat
pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang berasal dari bahan makanan
tumbuhan seperti kacang-kacangan, tempe dan tahu. Sedangkan yang
berasal dari hewan adalah ikan, ayam, telur, susu serta hasil olahannya
(Departemen Keseharan RI, 2007).
Asupan protein yang tinggi khususnya protein nabati dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan, sedangkan asupan
protein hewani ataupun asupan protein total tidak didapatkan hasil
yang signifikan. Susu dapat menurunkan tekanan darah sesuai dengan
protein nabati dari kacang kedelai pada pasien prehipertensi dan
hipertensi stadium I (Wang, 2008). Keanekaragaman makanan dalam
hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari
setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut
terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur
dan buah). Sumber sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi,
katuk, daun
singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan
sebagainya. Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir,
tomat, nangka muda, dan sebagainya. Sayur akar: wortel, lobak, bit,
dan sebagainya. Buah seperti jambu biji, pepaya, jeruk, nanas,
alpukat, belimbing, salak, mengkudu, semangka, melon, sawo,
mangga. Konsumsi makanan beranekaragam termasuk sumber
makanan berserat cukup (25 gram/hari) seperti padi-padian, kacang-
kacangan, sayur dan buah-buahan dapat mencegah atau memperkecil
terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi (Departemen
Keseharan RI,
2007; P2PTM, 2018).
b. Konsumsi makanan sesuai kebutuhan
Memilih makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
Konsumsi energi yang melebihi mengakibatkan peningkatan berat
badan. Energi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak.
Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas disertai
berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit
diabetes melitus, penyakit jantung, dan lain-lain. Kecukupan masukan
energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Berat
badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui keadaan gizi
dan kesehatan karena itu lakukan penimbangan berat badan secara
teratur P2PTM, 2018).
Memakan makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi. Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, ubi,
jagung, singkong, sagu, dan lainnya. Batasi sumber karbohidrat
sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sendok makan/hari,
karena konsumsi gula yang berlebih akan menyebabkan konsumsi
energi yang berlebihan. Konsumsi fruktosa >74 g/hari individu yang
tidak mempunyai riwayat hipertensi, yang berasal dari diet ataupun
minuman yang diberi gula dapat meningkatkan risiko sebesar 30%
hipertensi. Jumlah fruktosa ini adalah ekuivalen dengan 2½ kemasan
minuman manis yang diberi gula/hari. Fruktosa dalam diet dapat
diperoleh dari
minuman manis, produk roti/bakery, minuman sari buah, kembang
gula, dan kue-kue manis (Jalal, 2010).
c. Batasi lemak dan minyak
Lemak dan minyak berguna untuk meningkatkan jumlah energi,
membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta
menambah lezatnya hidangan. Ditinjau dari kemudahan proses
pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu: a) Lemak yang
mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna.
Asupan lemak tak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan tekanan
darah sistolik. b) Lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh
tunggal yang mudah dicerna. Diet tinggi asam lemak tak jenuh
tunggal dapat menurunkan tekanan darah pada individu sehat. Namun,
peran lemak tak jenuh tunggal akan hilang bila asupan lemak total
lebih dari 37% total energi. Makanan yang mengandung asam lemak
tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan
nabati, kecuali minyak kelapa. c) Lemak yang mengandung asam
lemak jenuh yang sulit dicerna. Makanan sumber asam lemak jenuh
umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak hewani secara
berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri
dan penyakit jantung koroner. Membiasakan makan ikan dapat
mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak
ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3
berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding
pembuluh darah (Departemen Kesehatan, R. I, 2003); Kumala, 2014).
d. Rendah garam dan tinggi kalium
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur.
Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam
dan sumber lain seperti produk susu dan bahan makanan yang
diawetkan dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit
tekanan darah tinggi yang merupakan risiko untuk penyakit jantung.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1
sendok teh) per
hari. Asupan potasium dan sodium berlebih dapat meningkatkan
tekanan sistolik dan diastolik sebesar 6 mmHg dan 4 mmHg pada
subjek normotensi. Berbeda halnya dengan natrium, kalium
(potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara
kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang
banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan
intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian
ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (P2PTM, 2018).
Konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio
konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Kebutuhan
kalsium perhari rata-rata 808 mg. Sumber kalium yang baik adalah
buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Menggunakan
ukuran sedang sekitar 50 gram buah seperti apel (159 mg kalium),
jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg
kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas
(406 mg kalium). Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki
kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan
natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses
pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya
menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga
cenderung menaikkan tekanan darah (P2PTM, 2018).
e. Hindari minuman beralkohol
Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak
mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol
dapat menghambat proses penyerapan zat gizi dan menghilangkan zat-
zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting bagi tubuh
sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita kurang gizi.
Selain itu itu juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan
saraf otak dan jaringan di dalam tubuh (Dalimarta, 2008).
3. Tekanan darah peserta kegiatan
Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk data tekanan darah
sistolik sebelum dan setelah pelatihan menunjukkan data tidak
berdistribusi normal dengan nilai p sistolik sebelum 0,000 dan nilai p
sistolik setelah 0,014 sehingga uji beda menggunakan non parametrik test
Wilcoxon. Uji normalitas data tekanan darah diastolik sebelum dan
setelah pelatihan menunjukkan data berdistribusi normal dengan nilai p
diastolik sebelum 0,060 dan nilai p diastolik setelah 0,209 sehingga uji
beda menggunakan parametrik t test dependent. Analisis data tekanan
darah sebagai berikut:
Tabel 6. Data tekanan darah peserta kegiatan (n: 20)
Tekanan darah Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviasi
Sistolik pre 150 220 169,0 21,1
Sistolik post 130 200 156,7 18,6
Diastolik pre 70 120 91,5 13,5
Diastolik post 70 110 87,5 11,9
Berdasar tabel 6 diketahui tekanan darah peserta sebelum termasuk
kategori hipertensi derajat 2 dan setelah kegiatan termasuk kategori
hipertensi derajat 1.
Tabel 7. Analisis perbedaan tekanan darah sistolik peserta sebelum
dan setelah kegiatan (n: 20)
Perubahan Jumlah Nilai p
Menurun 20
Meningkat 0 0.000*
Sama 0
*Uji wilcoxon
Tabel 8. Analisis perbedaan tekanan darah diastolik peserta sebelum
dan setelah kegiatan (n: 20)
Tekanan darah Rata-rata Std. Dev Rata-rata perbedaan Nilai p
Sistolik pre 91,5 13,5
4,00 0,004*
Sistolik post 87,5 11,9
*Uji t test dependent
Berdasarkan tabel 7 dan 8 menunjukkan ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah
kegiatan dengan nilai p sistolik 0,000 dan nilai p diastolik 0,004 dengan
rata-rata penurunan tekanan darah distolik sebesar 4,0 mmHg. Berdasar
penelitian Novitasari (2016) tentang efek terapi relaksasi autogenik pada
tekanan darah dapat menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar
8,25 mmHg secara signifikan dengan p-value 0,002 tetapi meningkatkan
rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 1,78 mmHg secara tidak
signifikan dengan p-value 0,293.
Penatalaksanaan farmakologi pada penderita hipertensi dapat
beriringan dengan non farmakologi. Tatalaksana non farmakologi seperti
penanggulangan melalui diet mengontrol stres, seperti teknik relaksasi
autogenik agar dapat mengendalikan tekanan darah berada di bawah
140/90 mmHg (Bustan, 2007; Gabb et al, 2016). Relaksasi autogenik
merupakan jenis psychophysiologikal psikoterapi berdasarkan sugesti.
Bersumber pada diri sendiri berupa kata atau kalimat pendek agar
pikiran menjadi tentram rileks dengan situasi yang tenang dan sunyi
(Micah, 2011). Makna autogenik adalah pengaturan diri atau pembentukan
diri sendiri, sehingga tindakan ini dilakukan diri sendiri tanpa
mengandalkan orang lain sebagai terapis (Lim & Kim, 2014; Schultz,
1959). Penggunaan yang rutin dapat memberi efek positif pada tubuh
(National Safety Counsil, 2004). Relaksasi autogenik dapat memberikan
efek bahkan hanya 2 kali latihan (Davis,
2000).
Relaksasi autogenik membuat seseorang dapat mengendalikan
beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, denyut jantung dan aliran
darah (Widyastuti, 2004). Sensasi tenang, ringan dan hangat yang
menyebar ke seluruh tubuh. Rasa hangat timbul karena vasodilatasi arteri
perifer sehingga darah mengalir secara teratur dan menurunkan tekanan
darah. Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh
relaksasi ini mengubah fisiologi dominan simpatis menjadi dominan
sistem parasimpatis (Oberg, 2009). Aktivasi syaraf parasimpatis pada
sistem kardiovaskuler akan menyebabkan bradikardia sehingga
menurunkan denyut jantung, menurunkan tahanan perifer yang pada
akhirnya menurunkan tekanan darah penderita hipertensi (Awad et al,
2019). Latihan relaksasi autogenik selama
15 menit dapat merubah gelombang otak β menjadi α yang pada akhirnya
akan stres berkurang, irama nafas menjadi teratur, penurunan denyut
jantung dan tekanan darah (Saunders, 2006).

L. Monitoring
1. Tahap persiapan: sarana dan prasarana terpenuhi, video pembelajaran
autogenik tersedia, pelatih telah terampil melakukan relaksasi autogenik,
jadwal pelaksanaan dan tempat dapat disepakati.
2. Tahap pelaksanaan: kegiatan berjalan dengan baik, kegiatan terlaksana
sesuai rencana kegiatan, seluruh peserta tertib, tenang, diskusi berjalan
lancar, pemateri dapat menjawab pertanyaan seputar diet hipertensi
dengan baik, pemateri dapat mendemonstrasikan relaksasi autogenik
dengan baik.

M. Evaluasi
Secara umum peserta mengetahui diet yang dianjurkan dan diet yang dilarang
bagi penderita hipertensi. Peserta pelatihan relaksasi autogenik mampu
mempraktikkan teknik relaksasi autogenik. Selama proses pelaksanaan
terdapat beberapa hal yang berjalan di luar perencanaan, diantaranya yaitu:
1. Sejumlah 40% peserta pelatihan adalah lansia sehingga daya tangkap
terhadap meteri lebih lambat. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ini
yaitu dengan memberikan edukasi dan pelatihan dengan tempo lambat,
mengulang-ulang kembali informasi yang penting, mengevaluasi dengan
pertanyaan, penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
serta diselingi dengan humor ringan
2. Saat pertemuan keempat terlihat beberapa peserta tampak lelah karena
pertemuan dilaksanakan pada malam hari, hal ini berdampak pada
keaktifan peserta pelatihan.

N. Simpulan
1. Peserta pelatihan anggota Kelompok Peduli Hipertensi Kelurahan Mersi
antusias mengikuti acara.
20

2. Peserta pelatihan anggota Kelompok Peduli Hipertensi Kelurahan Mersi


dapat menredemonstrasikan relaksasi autogenik
3. Pembina dan ketua Kelompok Peduli Hipertensi Kelurahan Mersi dapat
menredemonstrasikan relaksasi autogenik
4. Kehadiran peserta 100 % selama 4 kali pertemuan.

O. Saran
1. Bagi anggota Kelompok Peduli Hipertensi Kelurahan Mersi
Selalu melakukan relaksasi autogenik dengan benar dalam keseharian secara
mandiri untuk mengendalikan tekanan darahnya.
2. Bagi ketua Kelompok Peduli Hipertensi Kelurahan Mersi
Secara aktif mengingatkan dan memotivasi anggota untuk melakukan teknik
relaksasi autogenik dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Awad, M. A., Hasanin, M. E., Taha, M. M., & Gabr, A. A. (2019). Effect of
stretching exercises versus autogenic training on preeclampsia. Journal of
exercise rehabilitation, 15(1), 109.

Balitbang Kemenkes, R. I. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.

Black, H.R., Sica, D.C., Ferdinand, K., White, W.B. Eligibility and
Disqualification Recommendations for Competitive Athletes With
Cardiovascular Abnormalities: Task Force 6: Hypertension. Circulation. 1
December 2015: Volume 132, Hal e298-e302

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalimartha, S., Purnama, B. T., SpGK, M. S., Nora Sutarina, S., Mahendra, B.,
Akp, I., & Darmawan, R. (2008). Care your self, Hipertensi. Jakarta:
Penebar Plus.

Departemen Kesehatan, R. I. (2003). Pedoman umum gizi seimbang. Jakarta:


Direktorat J enderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi
Maryarakat.

Gabb, G. M., Mangoni, A. A., Anderson, C. S., Cowley, D., Dowden, J. S.,
Golledge, J., & Schlaich, M. (2016). Guideline for the diagnosis and
management of hypertension in adults—2016. Medical Journal of
Australia, 205(2), 85-89.

Gunawan, L. (2007). Hipertensi, penyakit tekanan darah tinggi. Yogyakarta:


Kanisius

Hsueh, W. A., & Wyne, K. (2011). Renin‐angiotensin‐aldosterone system in


diabetes and hypertension. The Journal of Clinical Hypertension, 13(4),
224-237.

Jalal, D. I., Smits, G., Johnson, R. J., & Chonchol, M. (2010). Increased fructose
associates with elevated blood pressure. Journal of the American Society of
Nephrology, 21(9), 1543-1549.

James, P. A., Oparil, S., Carter, B. L., Cushman, W. C., Dennison-Himmelfarb, C.,
Handler, J., & Smith, S. C. (2014). 2014 evidence-based guideline for the
management of high blood pressure in adults: report from the panel
members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC
8). Jama, 311(5), 507-520.
Kumala, M. (2014). Peran diet dalam pencegahan dan terapi hipertensi. Damianus
Journal of Medicine, 13(1), 50-61.

Lim, S. J., & Kim, C. (2014). Effects of autogenic training on stress response and
heart rate variability in nursing students. Asian nursing research, 8(4), 286-
292.

Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: AgroMedia.

Munson, C., Traister, R. 2015. Pathophysiology: a 2-in-1 reference for nurses.


Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Nair, M., Peate, I. 2015. Pathophysiology for Nurses at a Glance. USA: Wiley-
Blackwell.

Novitasari, D. Pengaruh Relaksasi Autogenik terhadap Penurunan Tekanan darah


pada Lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto. Prosiding
2016 Seminar hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
pelayanan kesehatan integratif berdasarkan evidence based sebagai upaya
peningkatan kesehatan komunitas dalam mencapai SDG’s. LPPM Stikes
Harapan bangsa Purwokerto. 17 November 2017, Hal 126-132.

Novitasari, D., & Awaludin, S. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah
Terapi Humor Di Kelurahan Mersi Purwokerto. Viva Medika, 9 (17): 95-
101.

Novitasari, D., & Wirakhmi, I. N. (2018). Penurunan Nyeri Kepala Pada Lansia
Dengan Hipertensi Menggunakan Relaksasi Autogenik Di Kelurahan
Mersi Purwokerto. Media Ilmu Kesehatan, 7(2), 104-113.

Oberg, E. (2009). Mind-body techniques to reduce hypertension's chronic


effects. Integr Med Clin J, 8(5), 52-7.

P2PTM. Pedoman Gizi Seimbang Untuk Penyandang Hipertensi. Diakses dari:


http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi/pedoman-
gizi-seimbang-untuk-penyandang-hipertensi, diakses tanggal 30 Maret
2019

Sadigh, M. R. (2012). Autogenic Training: A Mind-Body Approach to the


Treatment of Chronic Pain Syndrome and Stress-Related Disorders.
McFarland.

Schultz, J. H., & Luthe, W. (1959). Autogenic training: A psychophysiologic


approach to psychotherapy.

Setiawan, D. (2008). Care your self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.


Sharon, R.E. 2014. Ann-Essential Pathophysiology For Nursing And Healthcare
Student. USA: McGraw-Hill Education.

Silbernagl, S; Lang, F. 2010. Color Atlas of Pathophysiology. 2nd edition. New


York: Thieme Stuttgart

Sutanto. Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan


Diabetes. Yogyakarta: Andi Offset: 2010.

Sutomo, B. (2009). Menu sehat penakluk hipertensi.Yogyakarta: DeMedia.

Twagirumukiza, M., De Bacquer, D., Kips, J. G., de Backer, G., Vander Stichele,
R., & Van Bortel, L. M. (2011). Current and projected prevalence of
arterial hypertension in sub-Saharan Africa by sex, age and habitat: an
estimate from population studies. Journal of hypertension, 29 (7), 1243-
1252.

Wang, Y. F., Yancy Jr, W. S., Yu, D., Champagne, C., Appel, L. J., & Lin, P. H.
(2008). The relationship between dietary protein intake and blood pressure:
results from the PREMIER study. Journal of human hypertension, 22(11),
745

Widyastuti, P. (2004). National Safety Council. Stress Management, Jakarta:

EGC. World Health Organization, 2007. Prevention of Cardiovascular

Disease.
Guidelines for Assessment and Management of Cardiovascular Risk,
Geneva. World Health Organization
Lampiran 1 Susunan organisasi pelaksana
No Nama/NIDN Prodi Bidang Alokasi Uraian Tugas
Ilmu Waktu
(J/M)
1 Dwi D3 Kepera 3 Jam/ Sebagai Ketua
Novitasari, Kepera watan minggu Pengabdian dengan
S.Kep, Ns, watan uraian tugas:
M.Sc Koordinator &
Penanggung jawab
seluruh proses dan
kegiatan operasional
pengabdian kepada
masyarakat, kajian
teori dan pustaka,
penyusunan laporan.
2 Ikit Netra D3 Kebidan 2 Jam/ Sebagai Anggota Tim
Wirakhmi, Kebidan an minggu dengan uraian tugas:
SST, M.Kes an Pengembangan
NIK : desain dan
10760910058 operasionalisasi
5 pengabdian kepada
masyarakat
Lampiran 2 Justifikasi anggaran
1. Honorarium
Waktu (Jam/
Honor Honor/Jam(Rp) minggu) Minggu Total (Rp)
Ketua Rp. 10.000,- 3,5 10 minggu Rp. 350.000,-
Anggota 1 Rp. 10.000,- 2 10 minggu Rp. 200.000,-
Mahasiswa 1 Rp. 6.000,- 2 2 minggu Rp. 24.000,-
Mahasiswa 2 Rp. 6.000,- 2 2 minggu Rp. 24.000,-
SubTotal Rp. 598.000,-

2. Biaya bahan habis pakai


Bahan/Alat Justifikasi Kuantitas Harga Total(Rp)
Pemakaian Satuan(Rp)
Konsumsi Konsumsi 20 x 4 Rp. 10.000,- Rp. 560.000,-
peserta pertemuan
Materai Legalisasi 6 buah Rp. 7.000,- Rp. 42.000,-
laporan
Sub total Rp. 602.000,-

3. Transport/perjalanan
Kegiatan Justifikasi Kuantitas HargaSatuan Total(Rp)
Pemakaian (Rp)
Pengajuan Pembelian BBM 1x Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Perijinan
Koordinasi Pembelian BBM 2x Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-
dan
Pelaksanaan
SubTotal Rp. 150.000,-

4. Lain-lain
Uraian Justifikasi Kuantitas HargaSat.(Rp) Total(Rp)
Fotokopi Proposal dan 6 Rp. 10.000,- Rp. 60.000,-
aporan kemajuan
dan hasil
Publikasi Biaya 1 Rp.500.000,- Rp.500.000,-
administrasi
jurnal
Desain buku Luaran penelitian 2 Rp.150.000,- Rp.300.000,-
saku
SubTotal Rp860.000,-
Lampiran 3 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
Biodata Ketua Pengusul
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan Dwi Novitasari, S.Kep.,Ns.,M.Sc
gelar)kelamin
2 Jenis Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIK
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purworejo, 11 Oktober 1981
6 Nomer telp / fax -
7 Alamat email dwinovitasari1110@gmail.com
8 No HP 081901415177
9 Alamat kantor STIKES Harapan Bangsa Jl Raden
PatahNo100

Ledug Kembaran
10 NomorTelepon/Fax (0281)6843493/ (0281) 6843494

11 Lulusan yang telah dihasilkan D3= 1090 orang. S1= 167orang

12 Mata kuliah yang diampu 1. Ilmu Dasar keperawatan 1


2. Ilmu Dasar keperawatan 2
3. Metodologi keperawatan
4. Sistem kardiovaskuler
5. Sistem gastrointestinal
6. Sistem integumen
7. Biokimia
8. Riset keperawatan
9. Biostatistik

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2
Nama PT Universitas Universitas Gadjah Mada
Indonesia
Bidang Ilmu Keperawatan Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis
(jurusan biokimia)
Tahun masuk 1999 2008
Tahun lulus 2004 2010
Judul Skripsi/ Pengaruh Emping Garut
(Marantaarundinacea Linn) sebagai
Tesis/ Disertasi Makanan Ringan pada Penderita
Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2)
terhadap Pengendalian Kadar
Angiotensin II Plasma dan Tekanan
Darah
S1 S2
Nama Pembimbing/ 1. Dr. Sunarti, M. Kes
Promotor 2. dr. Arta Farmawati, PhD

C. PENGALAMAN PENELITIAN
No Tahun Judul penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2010 Pengaruh Emping Garut Institusi Rp.
(Marantaarundinacea Linn) STIKES 10.000.000,-
sebagai Makanan Ringan Ngudi
pada Penderita Diabetes Waluyo
Melitus tipe 2 (DMT2) Ungaran
terhadap Pengendalian Kadar
Angiotensin II Plasma dan
Tekanan Darah
2 2012 Efektifitas Terapi Bawang Mandiri
Putih dalam Penurunan
Hipertensi di Desa
Nyatnyono, Ungaran
Kabupaten Semarang
3 2013 Formulasi Biskuit Kacang PDP DIKTI Rp.
merah (Vigna angularis) dan 12.000.000,-
Apel Malang (Mallus
pumila) Sebagai Kudapan
Bernilai Indeks glikemik
(IG) Rendah
4 2013 Tipe Pola Asuh Orang Tua Mandiri
Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Bullying Di SMA
Kabupaten Semarang
5 2013 Pengaruh Tehnik Relaksasi Mandiri
Benson Terhadap Penurunan
Tingkat Stres Lansia Di Unit

Rehabilitas Sosial Wening


Wardoyo Ungaran
6 2016 Perbedaan Tekanan Darah Mandiri
Sebelum dan Setelah Terapi
Humor di Kelurahan Mersi

7 2016 Terapi Humor Untuk Mandiri


Menurunkan Intensitas Nyeri
Pasca Bedah Intensive
No Tahun Judul penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
8 2016 Pengaruh Relaksasi Institusi Rp. 2.000.000,-
Autogenik Untuk STIKES
Menurunkan Tekanan Darah Harapan
Pada Lansia dengan Bangsa
Purwokerto
Hipertensi di Kelurahan
Mersi Purwokerto

9 2017 Pengaruh Pijat Terhadap Mandiri


Intensitas Nyeri Pasca Bedah
Jantung

10 2018 Penurunan tekanan darah Institusi Rp. 2.000.000,-


menggunakan relaksasi STIKES
autogenik Harapan
Bangsa
Purwokerto
11 2018 Hubungan nyeri kepala Institusi Rp. 2.000.000,-
dengan kemampuan ADL STIKES
pada lansia dengan hipertensi Harapan
di Mersi, Purwokerto Timur Bangsa
Purwokerto
12 2018 Pengaruh stimulasi titik Institusi Rp. 2.000.000,-
akupresur liv 3 (taichong) STIKES
terhadap nyeri pada pasien Harapan
hipertensi Bangsa
Purwokerto
13 2018 Karakteristik Penderita Institusi Rp. 2.000.000,-
Hipertensi Di Kelurahan STIKES
Sumampir Harapan
Bangsa
Purwokerto
14 2018 The Effect Of SIKKOMODO Mandiri
(Combination Of Music,
Humor, And Prayer)
Formulation Toward Blood
Pressure Of Hypertension
Patient On The Elderly
Group In Banyumas Regency
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No Tahun Judul pengabdian kepada Pendanaan
masyarakat
Sumber Jumlah (Rp)
1 2013 Penyuluhan kanker serviks Mandiri
pada petugas Unit
Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran, Kab.
Semarang
2 2014 Penyuluhan kanker serviks Mandiri
pada guru TKBina Citra
Cendekia, Ungaran, Kab.
Semarang
3 2016 Pelatihan Senam Lansia Bagi Institusi Rp. 2.000.000,-
Lansia di Kelurahan STIKES
Sumampir Kecamatan Harapan
Bangsa
Purwokerto Utara Kabupaten
Purwokerto
Banyumas

4 2018 Pelatihan cuci tangan WHO Institusi Rp. 2.000.000,-


di TK Diponegoro Mersi STIKES
Purwokerto Timur Harapan
Bangsa
Purwokerto
5 2018 Pelatihan Deteksi Tumbuh Institusi Rp. 2.000.000,-
Kembang Dengan Kuesioner STIKES
Pra Skrinning Perkembangan Harapan
Bangsa
(KPSP) Pada Guru Di PG/TK
Purwokerto
Nakita Insan Mulia
Purwokerto

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL /


PROSIDING
No Tahun Judul Volume/ nomer Jurnal
1 2010 Pengaruh Emping Garut Volume 45 Issue Media
(Marantaarundinacea 1: (53-58) Medika
Linn) sebagai Makanan Indonesia
Ringan pada Penderita (UNDIP)
Diabetes Melitus tipe 2
(DMT2) terhadap
Pengendalian Kadar
Angiotensin II Plasma
dan Tekanan Darah
No Tahun Judul Volume/ nomer Jurnal
2 2012 Efektifitas Terapi Volume 4 Jurnal Gizi
Bawang Putih dalam Nomor 2: (86- dan
Penurunan Hipertensi di 89) Kesehatan
Desa Nyatnyono,
Ungaran Kabupaten
Semarang
3 2013 Tipe Pola Asuh Orang Volume 1 Jurnal
Tua Yang Berhubungan Nomor 1: (49- Kesehatan
Dengan Perilaku 59) Jiwa PPNI
Bullying Di SMA Jawa Tengah
Kabupaten Semarang
4 2013 Pengaruh Tehnik No 1 volume 2 Jurnal
Relaksasi Benson (187-196) Kesehatan
Terhadap Penurunan Jiwa PPNI
Tingkat Stres Lansia Di Jawa Tengah
Unit
Rehabilitas Sosial
Wening Wardoyo
Ungaran
5 2016 Perbedaan Tekanan Volume 9 Jurnal Viva
Darah Sebelum dan Nomer 17 (62- Medika
Setelah Terapi Humor di 66) STIKES
Kelurahan Mersi Harapan
Bangsa
Purwokerto
6 2016 Terapi Humor Untuk Vol 1 Nomer 2 Aisyah Jurnal
Menurunkan Intensitas (59-66) Ilmu
Nyeri Pasca Bedah Kesehatan
Intensive (STIKES
Pring Sewu
lampung)
7 2016 Pengaruh Relaksasi Proceeding STIKES
Autogenik Untuk Harapan
Menurunkan Tekanan Bangsa
Darah Pada Lansia Purwokerto
dengan Hipertensi di
Kelurahan Mersi
Purwokerto
8 2016 Pelatihan Senam Lansia Proceeding STIKES
Bagi Lansia di Kelurahan Harapan
Sumampir Kecamatan Bangsa
Purwokerto Utara Purwokerto
Kabupaten Banyumas
9 2017 Pengaruh Pijat Terhadap Volume 10 Jurnal Viva
Intensitas Nyeri Pasca Nomer 18 (43- Medika
No Tahun Judul Volume/ nomer Jurnal
Bedah Jantung 47) STIKES
Harapan
Bangsa
Purwokerto
10 2018 Penurunan tekanan darah Volume 7 Jurnal Media
menggunakan relaksasi Nomer 2 Ilmu
autogenik Kesehatan
11 2018 Hubungan nyeri kepala Seminar Prosiding
dengan kemampuan ADL Enhanching LPPM
pada lansia dengan memory, STIKES
hipertensi di Mersi, reproduction, Harapan
Purwokerto Timur and quality of Bangsa
life in elderly tgl Purwokerto
19 September 2018
2018
12 2018 Pengaruh stimulasi titik Volume 16 Jurnal Profesi
akupresur liv 3 Nomer 1 (Profesional
(taichong) terhadap nyeri Islami) Media
pada pasien hipertensi Publikasi
Penelitian
13 2018 Karakteristik Penderita Seminar Prosiding
Hipertensi Di Kelurahan Enhanching LPPM
Sumampir memory, STIKES
reproduction, Harapan
and quality of Bangsa
life in elderly tgl Purwokerto
19 September 2018
2018
13 2018 The Effect Of 1st International Prosiding
SIKKOMODO Conference on LPPM
(Combination Of Music, Multidisciplinary Universitas
Humor, And Prayer) Approaches for Jenderal
Formulation Toward Sustainable Soedirman
Blood Pressure Of Rural 2018
Hypertension Patient On Development
The Elderly Group In (ICMA-SURE)
Banyumas Regency tgl 14-15
November 2018

F. PENGALAMAN MENULIS BUKU


No Tahun Judul Buku Jumlah Penerbit
halaman
G. PENGALAMAN ILMIAH
No Jenis Kegiatan Tahun
1 Seminar Enhanching memory, reproduction, and quality 2018
of life in elderly
2 Clinical Pathway Dalam Perawatan Pasien 2017
3 Workshop Administrator soal uji kompetensi ners 2017
asosiasi institusi pendidikan ners Indonesia
4 Workshop Item Review soal uji kompetensi ners asosiasi 2016
institusi pendidikan ners Indonesia
5 1st Joint Conference School oh Nursing, Unsoed and 2016
Boromarajanani College of Nursing, Thailand: Evidence
Based Nursing: Laying the Foundation for Quality Care
6 Paliative care pembekalan capping day 2016
7 Seminar Profesionalisme Keperawatan dalam Musyawarah 2016
PPNI Kab Banyumas
8 Seminar Internasional Emergency Nursing 2016
9 Seminar AHA update 2015 2015
10 Pelatihan managemen henti jantung base on AHA 2015 2015
11 Workshop Item Review 2015
12 Pelatihan BTCLS Gadar Medik Indonesia 2014
13 Seminar Penatalaksanaan terkini gawatdarurat 2014
kardiovaskuler
14 Seminar Peningkatan Tenaga kesehatan dalam perawatan 2013
kanker
15 Seminar Peran perawat dalam memberikan pelayanan 2013
aman
ditinjau dari
16 Seminar perspektifprofesionalisme
Peningkatan etik tenaga kesehatan 2013
17 Seminar Perbedaan system keperawatan di Indonesia dan
Amerika 2013
18 Pelatihan Item Development and Item Review 2012
19 Pelatihan penyusun proposal penelitian 2010
20 Pelatihan AA dan PEKERTI 2008
Semua data yang saya isikan dan tercantum ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan hibah penyebaran Iptek bagi masyarakat.

Purwokerto, 2 April 2019


Ketua Tim Pengusul

Dwi Novitasari S.Kep.,Ns. M.Sc.


NIK. 113802161081
Biodata Anggota Pengusul
A. IDENTITAS DIRI

1 Nama Lengkap (dengan Ikit Netra Wirakhmi, SST, M.Kes


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIK 107609100585
5 NIDN 0620058503
6 Tempat dan Tanggal Lahir Purwokerto, 20 Mei 1985
7 E-mail ikitnetra@yahoo.co.id
9 Nomor Telepon/HP 081328566085
Jl. Raden Patah No.100, Ledug,
10 Alamat Kantor Kembaran. Purwokerto, Jawa
11 Nomor Telepon/Faks (0281) 632664
Lulusan yang Telah D3 1090 orang S1= 167 orang ; S2 =
12
Dihasilkan 0 orang;
1. Asuhan kebidanan Persalinan
2. Asuhan kebidanan Komunitas
13. Mata Kuliah yg
Diampu 3. Komunikasi dan Konseling dalam
Kebidanan
4. Asuhan kebidanan Kehamilan

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1/D4 S-2
Nama Perguruan UNS UNDIP
Sains Terapan
Bidang Ilmu Kebidanan Kesehatan Peminatan
Tahun Masuk-Lulus 2009 – 2010 2014 – 2015
Efektivitas Internet Pengaruh Terapi
Terhadap Hasil Murotal Ar Rahman
Belajar Mahasiswa Terhadap Intensitas
Judul
Semester Gasal D IV Nyeri dan Respon
Skripsi/Tesis/Disertasi
Kebidanan FK UNS Fisiologis Ibu Pasca
Operasi Caesar di
RSUD dr R.Goeteng
Nama Ropitasari, S.SiT, M.Kes Prof.Dr.dr. Anies,
Pembimbing/Promotor M.Kes,PKK
C. PENGALAMAN PENELITIAN
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Rp)
1 2010 Efektivitas Internet Terhadap STIKES 5.000.000
Hasil Harapan
Belajar Mahasiswa Semester Bangsa
2 2015 Gasal
Pengaruh Terapi Murotal Ar STIKES 10.000.000
Rahman Terhadap Intensitas Harapan
Nyeri dan Respon Fisiologis Ibu Bangsa
Pasca Operasi Caesar di RSUD Purwokerto
dr R.Goeteng Tarunadibrata
Purbalingga
3 2018 Hubungan nyeri kepala dengan STIKES 2.000.000
kemampuan ADL pada lansia Harapan
dengan hipertensi di Mersi, Bangsa
Purwokerto Timur Purwokerto
4 2018 Pengaruh stimulasi titik akupresur STIKES 2.000.000
liv 3 (taichong) terhadap nyeri Harapan
pada pasien hipertensi Bangsa
5 2018 Karakteristik Penderita Hipertensi STIKES 2.000.000
Di Kelurahan Sumampir Harapan
Bangsa

D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
Masyarakat
Sumber Jml (Rp)
1 2011 Safari KB IUD di Puskesmas Stikes Harapan
Somagede Bangsa
2 2012 Safari KB IUD di Puskesmas Stikes Harapan
Sokaraja II Bangsa
3 2012 Donor darah bekerjasama Stikes Harapan
dengan PMI Kabupaten Bangsa
Banyumas di Balai Desa Purwokerto
Sokaraja
4 2014 Penyuluhan tentang Gizi Stikes Harapan 250.000
Pada Anak di TK Sinar Bangsa
Mentari Dukuh Waluh Purwokerto
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
Masyarakat
Sumber Jml (Rp)
5 2018 Pelatihan cuci tangan WHO di Institusi STIKES Rp.
TK Diponegoro Mersi Harapan Bangsa 2.000.000,-
Purwokerto Timur Purwokerto
6 2018 Pelatihan Deteksi Tumbuh Institusi STIKES Rp.
Kembang Dengan Kuesioner Harapan Bangsa 2.000.000,-
Pra Skrinning Perkembangan Purwokerto
(KPSP) Pada Guru Di PG/TK
Nakita Insan Mulia

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

No. Tahun Judul Artikel Ilmiah


1. 2010 Tanda-tanda Kehamilan
2. 2011 Rawat Gabung
3. 2011 Perawatan Bayi di Rumah
4. 2011 Manfaat Persalinan Normal
5. 2011 Beberapa Tips untuk Hamil
6. 2011 Memilih Posisi Bersalin
7. 2011 Hidup Sehat dan Positif Saat Masa Kehamilan
8. 2012 Baby Blues Syndrome
9. 2012 Nasehat Penting Bagi Ibu Hamil
10. 2012 Rintangan Wanita Hamil dan Solusinya

F.PENGALAMAN PENULISAN BUKU


Jumlah
No. Tahun Judul Buku Penerbit
Halaman
1.

G. PENGALAMAN ILMIAH
No Tahun
Jenis Kegiatan
1 Peserta “Seminar Nasional Deteksi Dini Faktor Resiko 2010
Kehamilan Dalam Upaya Percepatan Penurunan AKI dan
AKB” Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto
2 Peserta Seminar Sehari Bidan “Standar Profesi Bidan Serta 2010
Aspek-Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan Komunitas”
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
No Tahun
Jenis Kegiatan
3 Peserta Temu Ilmiah “Peran IBI Dalam Meningkatkan 2010
Pengetahuan Bidan Untuk Percepatan Pencapaian MDG’s” IBI
Pusat Semarang
4 Peserta “Review Proposal Penelitian dan Pengabdian 2011
Masyarakat” STMIK AMIKOM Purwokerto
5 Peserta “Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan Proposal 2011
Metodologi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat”
STMIK AMIKOM Purwokerto
6 Peserta “Workshop Kurikulum Berbasis Kompetensi” Stikes 2011
Harapan Bangsa Purwokerto
7 Peserta “Pelatihan Penguji Uji Komprehensif Dengan Metode 2011
Osca Bagi Dosen Institusi DIII Kebidanan” Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengan bekerjasama dengan Badan Koordinasi
Institusi (BKIK) Provinsi Jawa Tengah
8 Peserta “Pelatihan Analisis Data Statistik Bagi Dosen” 2012
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto Jawa
Tengah
9 Peserta Seminar Nasional “Entrepreneurship As A Kind Of 2013
Midwifery Professionalism” Stikes Harapan Bangsa
Purwokerto
10 Peserta “ International English Language Testing System 2013
(IELTS) Review” APTIKES bekerjasama dengan Universitas
Muhamadiyah Surakarta dan Emilio Aguinaldo College,
Manila, Philippines
11 Peserta Seminar dan Workshop “Membangun Mental Juara 2013
Dengan Terapi Al-Qur’an Sejak Dalam Kandungan” IIDI
Cabang Banyumas
12 Peserta Seminar “Peran Bidan Dalam memuliakan Perempuan 2014
dan Generasi Yang Akan Datang” dan “Gangguan
Perkembangan Organ Seksual : Deteksi dan Permasalahannya”
IBI Cabang Banyumas
13 Peserta Seminar Kesehatan “Deteksi Dini dan Penanganan 2015
Kasus HIV AIDS Dalam Praktik Kebidanan” Stikes Harapan
Bangsa Purwokerto
14 Peserta “Workshop Penyusunan Dokumen SPMI” Stikes 2015
Harapan Bangsa Purwokerto
15 Peserta Seminar Nasional Kedokteran Kesehatan 2015 2015
“Capaian Target MDG’s 2015, Pelayanan Kesehatan Primer
dan Sistem Rujukan, Pendidikan Kesehatan Kedokteran di Era
Jaminan Kesehatan Nasional” Universitas Diponegoro
Semarang
16 Peserta Seminar Kesehatan “Penguatan Etika dan Profesi 2016
Bidan dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean” Stikes
Harapan Bangsa Purwokerto
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian data ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah penelitian.

Purwokerto, 2 April 2019


Anggota Tim Pengabdian

Ikit Netra Wirakhmi, SST, M.Kes


NIDN. 0620058503
Biodata Mahasiswa 1

Identitas Diri

1 Nama Lengkap Evi Yulianti


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM 15142013784034
4 Tempat dan Tanggal Lahir Banyumas, 7 Juli 1995
5 Alamat Rumah Kalisalak, RT 1 RW 13, Kec
Kebasen, Kab. Banyumas
6 Nomor Telepon/Faks/HP 085725437831
7 Alamat Email yuliantievi387@gmail.com

Purwokerto,........................
. Pengusul

Evi Yulianti
1 Nama Lengkap Susi Febriyani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 NIM 15142013847097
4 Tempat dan Tanggal Lahir Brebes, 5 Februari 1998
5 Alamat Rumah Desa Indrajaya, RT 1 RW 1, Kec
Salem, Kab. Brebes
6 Nomor Telepon/Faks/HP 085786041811
7 Alamat Email susifebriyani125@gmail.com

Purwokerto,........................
. Pengusul

Susi Febriyani
Lampiran 4 Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada mitra
Hipertensi sebagai
silent killer

Pencegahan dengan merubah gaya hidup

Pengetahuan yang belum baik secara


keseluruhan

Manajemen stres dan perilaku diet penderita


hipertensi tidak dilaksanakan sepenuhnya

Angka kesakitan dan mortalitas penderita


hipertensi masih tinggi

Upaya promotif, preventif, rehabilitatif pada


penderita hipertensi

Implementasi relaksasi autogenik dan edukasi


diet hipertensi
Lampiran 5 Peta Lokasi Wilayah Mitra

Mitra berjarak 800 meter dari Universitas Harapan Bangsa, dapat ditempuh
dengan berjalan kaki sekitar 10 menit, ditempuh menggunakan kendaraan
bermotor sekitar
4 menit.
Lampiran 7. Surat pernyataan ketua
Lampiran 8. Surat Ijin Pengabdian dari LPPM UHB
Lampiran 8. Surat ijin pengabmas dari Kesbangpolinmas Banyumas
Lampiran 10. Surat ijin pengabmas dari kelurahan Mersi
Lampiran 11. Berita acara pelaksanaan
Lampiran 12. Daftar hadir pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai