Oleh :
PURWOKERTO
2017
FORMAT ANALISIS TINDAKAN
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah
satu dampaknya adalah kematian. Berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk
menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Untuk itu dalam konsep
ini perawat perlu memahaminya secara mendalam (Smeltzer & Bare. 2008).
Rasionalisasi Rasionalisasi dari terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang
tindakan
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernapas dan mengurangi stres
Anatomi Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh
dan Fisiologi
impuls saraf vegal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau non
sistem
pernafasan alargi ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi,
latihan, dingin, merokok, emosi polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan
meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan
bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang
dibahas diatas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah
terhadap respon parasimpatis.
Setelah pasien terpajan alergen penyebab atau faktor pencetus, segera akan
timbul dispnea. Pasien merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan
berusaha penuh mengerahkan tenaga untuk bernafas. Kesulitan utama terletak
pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang
selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus
yang sempit, mengalami edema dan terisi mukus, yang dalam keadaan normal
akan berkontraksi sampai tingkatan tertentu pada saat ekspirasi.
Udara terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan, sehingga
terjadi hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengi ekspirasi memanjang
yang merupakan ciri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksakan udara
keluar. Serangan asma seperti ini dapat berlangsung beberapa menit sampai
beberapa jam, diikuti batuk produktif dengan sputum berwarna keputih-putihan.
b. Selang oksigen
c. Humidifier
d. Cairan steril
e. Tabung oksigen dengan flowmeter
Prosedur No Standar operasional prosedur
tindakan 1 Fase pre interaksi
a. Persiapan alat
1) Selang oksigen
2) Nasal kanul/sungkup dll
3) Humidifier
4) Cairan steril
5) Tabung oksigen
6) Plester
7) Gunting plester
8) Handscoon
2 Fase Orientasi
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Menjelaskan lamanya waktu tindakan
3 Fase Kerja
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
2. Menyediakan privasi untuk klien
3. Mencuci tangan
4. Memakai alat pelindung diri
5. Menyusun peralatan dan letakan dekat dengan posisi klien
6. Memposisikan klien semifowler (45o)
7. Membebaskan jalan nafas dengan cara menghisap sekresi
8. Mengatur posisi pasien dengan kepala ekstensi
9. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai
kebutuhan
10. Mengecek apakah aliran oksigen sudah keluar
11. Memasang kanul atau sungkup pada area hidung klien
12. Mengikat tali atau sungkup di bagian kepala melewati bagian atas
telinga
13. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
4 Fase Terminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
oksigenasi
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Memberikan reinforcement positif
4. Melakukan kontrak waktu( waktu, topic/kegiatan selanjutnya )
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
5 Dokumentasi
1. Mencatat waktu pemberian terapi oksigen, kecepatan terapi oksigen,
serta respon klien terhadap tindakan
Respon a. Obyektif :
Setelah diberikan terapi oksigen 3 liter/menit pasien tampak lebih nyaman,
pernafasan lebih teratur, RR 24 x/menit.
b. subyektif :
pasien mengatakan setelah mendapatkan terapi oksigen 3 liter/menit dapat
bernafas lebih nyaman dan sesak berkurang.
Analisis Tindakan pemberian terapi oksigen 3 liter/menit dianggap berhasil jika setelah
keberhasilan diberikan terapi oksigen 3 liter/menit pasien tampak lebih nyaman, pernafasan
tindakan lebih teratur, RR 24 x/menit dan pasien mengatakan setelah terapi oksigen 3
liter/menitdapat bernafas lebih nyaman dan sesak berkurang.
Kekurangan :
Terkadang jika pasien di ruang Dahlia RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
sedang banyak, dalam penatalaksanaan terapi oksigen kurang maksimal .