Anda di halaman 1dari 8

ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN TEHNIK MANAJEMEN NYERI ; NAFAS DALAM

DI INSTALAGI GAWAT DARURAT RST BHAKTI WIRATAMTAMA SEMARANG

Dosen Pembimbing Gadar : Ns. Amrih W, M.Kep

Disusun Oleh :
Rosdiana Sella Rizkyani
2008172

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN TEHNIK MANAJEMEN NYERI ; NAFAS DALAM

DI INSTALAGI GAWAT DARURAT RST BHAKTI WIRATAMTAMA SEMARANG

Inisial Pasien : Ny. H

Diagnosa Medis : Hipertensi Urgency

No. RM : 55xxxx

Tanggal : 04 Oktober 2021

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
DS :
- Pasien mengatakan nyeri di kepala bagian belakang sampai di tengkuk sejak tadi
pagi
- Pasien mengatakan mual,
- Pasien mengatakan kedua kaki kesemutan, susah tidur selama 2 hari
DO :

- Pasien tampak memegangi kepala dan leher


- Pengkajian nyeri
Provokatif : Kurang tidur 2 hari mengakibatkan tekanan darah meningkat (HT
urgency)
Qualitas : seperti tertindih benda berat
Region : kepala bagian belakang dan di bagian tengkuk
Skala :7
Timing : terus menerus
- Tekanan Darah : 200/128 mmHg
- Nadi : 142x/menit
- Respirasi : 22x/menit
- Suhu : 36,7°C
- SpO2 : 96 %
b. Dasar Pemikiran
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan
ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin. Hipertensi urgensi (mendesak)
yaitu peningkatan tekanan darah   secara mendadak tanpa disertai kerusakan organ
target. Pada keadaan ini tekanan darah harus segera diturunkan dalam 24 jam dengan
memberikan obat – obatan anti hipertensi oral.
Nyeri adalah suatu keadaan yang t akibat terjadinya rangsangan
fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi
fisik, fisiologis, dan emosional. Klien dengan masalah kardiovaskuler
(Hipertensi Eergency) pasti akan merasakan pusing atau nyeri kepala dan
perlu mendapatkan latihan manajemen nyeri (nafas dalam) dengan pemberian
latihan napas dalam dapat membantu klien dalam mengontrol rasa nyeri dan
memberi rasa aman dan nyaman.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Tindakan : Mengajarkan manajemen nyeri (nafas dalam)
SOP TEKNIK NAFAS DALAM
a. Definisi
Terapi relaksasi nafas dalam merupakan salah satu jenis terapi relaksasi yang
dapat menjadikan tubuh seseorang menjadi lebih rileks atau tenang dan juga
dapat mengendalikan atau memberdayakan tubuh tersebut gangguan yang
menyerangnya. Terapi relaksasi nafas dalam juga dapat berguna dalam
meredakan tegangan (tension) pada tubuh yang menggunakannya agar
menjadi lebih rileks dengan meningkatkan komunikasi antara saraf
bronkopulmonari afferent dengan sistem saraf pusat dan relaksasi
meningkatkan aktivitas saraf parasimpatik dan menurunkan aktivitas saraf
simpatik nafas dalam merupakan pernafasan abdomen dengan frekuensi
lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan sembari
memejamkan mata (Setyoadi & Kusharyadi, 2019).
b. Tujuan
1) Meningkatkan konsentrasi,
2) Memperlancar aliran darah
3) Memberikan rasa tenang dan,
4) Meningkatkan kontrol emosi.
c. Mekanisme kerja nafas dalam dalam menurunkan tekanan darah dan
menurunkan nyeri kepala
Stimulasi peregangan di arkus aorta dan sinus karotis diterima dan diteruskan oleh
saraf vagus ke medula oblongata (pusat regulasi kardiovaskuler), dan selanjutnya
terjadinya peningkatan refleks baroreseptor. Impuls aferen dari baroreseptor mencapai
pusat jantung yang akan merangsang saraf parasimpatis dan menghambat pusat
simpatis, sehingga menjadi vasodilatasi sistemik, penurunan denyut dan kontraksi
jantung. Perangsangan saraf parasimpatis ke bagian-bagian miokardium lainnya
mengakibatkan penurunan kontraktilitas, volume sekuncup menghasilkan suatu efek
inotropik negatif. Keadaan tersebut mengakibatkan penurunan volume sekuncup dan
curah jantung. Pada otot rangka beberapa serabut vasomotor mengeluarkan asetilkolin
yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan akibatnya membuat tekanan darah
dan skala nyeri menurun
d. Indikasi
1) Pada klien dengan sakit kritis, ketegangan otot, kejenuhan, ansietas
dan stres
2) Pasien dengan nyeri
3) Pasien dengan hipertensi
4) Pasien dengan kecemasan
5) Pasien dengan nyeri saat menstruasi
6) Pasien yang menjalani prosedur HD (Hemodialisa) atau cuci
e. Kontraindikasi
1) Pada pasien dengan penyakit jantung
2) Pada pasien dengan gangguan pernafasan
f. Manfaat
1) Meningkatkan ventilasi paru
2) Meningkatkan oksigen pada darah
3) Memberikan ketenangan jiwa
4) Meredakan tegang atau kaku pada badan
5) Meredakan stress dan kecemasan yang diakibatkan oleh trauma
g. Langkah-langkah
1. FASE ORIENTASI
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri / Menanyakan nama pasien
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menjelaskan langkah dan prosedur
e) Menanyakan kesiapan pasien
f) Menjaga privasi pasien

2. FASE KERJA
a) Cuci tangan
b) Atur posisi klien dengan posisi fowler atau semi fowler ditempat tidur atau
dikursi.
c) Letakkan satu tangan klien diatas abdomen tepat dibawah iga dan tangan
lainnya pada tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen
saat bernafas.
d) Keluarkan nafas dengan perlahan dan penuh bersamaan dengan gerakan iga
menurun dan kedalam mengarah pada garis tengah
e) Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen
terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tetutup selama menarik nafas.
Tahan nafas dalam selama 2 detik.
f) Hembuskan dan keluarkan nafas melalui mulut selama 4 detik
g) Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode
istirahat 2 menit 1 siklus adalah satu kali proses mulai dari tarik nafas, tahan
dan hembuskan
h) Satu siklus adalah satu proses mulai dari menarik nafas, tahan dan
menghembuskan nafas.

C. FASE TERMINASI
a) Melakukan evaluasi
b) Menyampaikan rencana tindak lanjut
c) Merapikan alat dan cuci tangan
d) Berpamitan
e) Mencatat kegiatan di lembar catatan keperawatan

3. Prinsip-prinsip tindakan

a. Saling percaya dan klien kooperatif 

b. Persiapan diri (perawat) dan persiapan pasien

c. Tindakan sesuai prosedur atau SOP

4. Analisa tindakan keperawatan

Klien dengan masalah kardiovaskuler (Hipertensi Urgency) pasti akan merasakan

pusing atau nyeri kepala dan perlu mendapatkan latihan manajemen nyeri (nafas

dalam) dengan pemberian latihan napas dalam dapat membantu klien dalam

mengontrol rasa nyeri dan memberi rasa aman dan nyaman.

5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara


pencegahannya
a. Bahaya
Jika tidak saling percaya dan klien tidak kooperatif maka latihan napas dalam
tidak akan efektif dan klien akan merasa tambah kesakitan.
b. Pencegahan
Jangan banyak menyinggung perasaan klien, bina hu bungan saling percaya
dan lakukan tindakan sesuai dengan prosedur.

6. Hasil yang didapat dan maknanya


S: pasien mengatakan kepala pusing sudah mulai berkurang dan nyaman
O:
- Pasien tampak tenang
- Perawat mengajarkan relaksasi nafas dalam
- Memposisikan semi fowler saat diajarakan teknik nafas dalam dan diterapkan oleh
pasien
- Ku sedang
- P: Hipertensi Urgency
- Q: seperti tertindih benda berat
- R: Kepala bagian belakang
- S: 5
- T: hilang timbul
A: Nyeri Akut Belum teratasi
P:
- Pantau nyeri secara komprehensif
- Ajarkan nafas dalam
- Pantau KU dan TTV
- Lanjutkan intervensi diruang perawatan Melati

7. Tindakan keperawatan nilai yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa


keperawatan diatas (mandiri dan kolaborasi)
a. Monitor KU dan TTV.
b. Berikan posisi aman dan nyaman
c. Pantau nyeri secara komprehensif
d. Ajarkan nafas dalam
e. Kolaborasi pemberian obat analgetik dan antihipertensi

8. Kepustakaan

Anggraini, Yant., (2020). Efektivitas teknik relaksasi nafas dalam terhadap tekanan darah
Menurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Universitas
Muhamadiyah Tanggerang. 2020;1(5):41-47.

Alimul, Aziz, H. 2018.  Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Salemba Medika.

Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8, Vol.3). EGC.


Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. 2018.  Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk 

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. EGC. Jakarta.

Gunawan, Lany. 2019. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi . Kanisius. Yogyakarta.


Mansjoer, Arif. 2019.  Kapita selekta kedokteran editor edisi 3. Salemba Medis.
Jakarta.

9. Evaluasi diri

Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Saya

merasa puas memberikan latihan teknik manajemen nyeri (nafas dalam) kepada

pasien.

Clinical I nstructure ( CI) Mahasiswi

(Ns. Rahmawati, S.Kep) (Rosdiana Sella Rizkyani)


NIM. 2008172

Anda mungkin juga menyukai