Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN DENGAN PEMBERIAN O2

NASAL KANUL PADA TN. S DI IGD RST. dr. ASMIR


SALATIGA

DISUSUN OLEH :

EKO NORHAJAN AFROZI

SN 172025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
ANALISA SINTESA TINDAKAN DENGAN PEMBERIAN O2 NASAL
KANUL PADA TN. S DI IGD RST. dr. ASMIR SALATIGA

Inisial Klien : Tn. S


Diagnosa Medis : Cronic Kidney Disease (CKD)
No Register : 11.xx.xx.
Tanggal : 27 Oktober 2018

A. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
Data Hasil Pengkajian :
DS :
- Pasien mengatakan sesak nafas.
DO :
- Pasien gelisah
- Nafas pasien tampak cepat
- Kaki pasien ka/ki bengkak
- RR : 28 x / menit
- SpO2 : 78 %

B. Dasar pemikiran
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap
akhir. CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan
uremia atau retensi urea dan sampah nitrogenlain dalam darah (Smeltzer
dan Bare, 2002). Menurut Smeltzer, dan Bare (2002) proses terjadinya
CKD adalah akibat dari penurunan fungsi renal, produk akhir metabolisme
protein yang normalnya diekresikan kedalam urin tertimbun dalam darah
sehingga terjadi uremia yang mempengarui sistem tubuh. cairan produk
akhir metabolisme yang tertimbun dalam darah mengumpul di paru-paru
mengakibatkan oedem paru dan terjadi asidosis metabolik sehingga pasien
sesak nafas.

C. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan


Memberikan O2 kanul nasal 3 liter/menit.

D. Prinsip Tindakan
a. Prinsip bersih
b. Memastikan selang O2 tidak bocor
c. Humidifier berada pada level yang tepat
d. Jauh dari api
e. Menjelaskan tujuan dan prosedur
f. Persiapan alat :
1) Tabung O2
2) Selang O2
3) Plester
g. Prosedur Pelaksanaan :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Menjelaskan prosedur & tujuan tindakan yang akan dilakukan pada
pasien
3) Mengatur posisi pasien semi fowler atau setengah duduk
4) Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
5) Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
6) Sesuaikan aliran O2 ke pasien sesuai advis dokter
7) Memakaikan nasal kanul pada pasien
8) Fiksasi selang O2 dengan plester

E. Analisa Tindakan
Pemberian O2 dimaksudkan untuk memberikan bantuan O2 pada klien
karena klien mengalami hiperventilasi paru akibat penumpukan cairan di
paru dan asidosis metabolik yang mungkin disebabkan adanya gangguan
pertukaran gas karena adanya gangguan metabolik tubuh akibat CKD.

F. Bahaya dan Pencegahan


1. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya
kebakaran.
Pencegahan : klien dengan terapi pemberian oksigen harus
menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber
oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran
yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.
Pencegahan : pada saat pemberian O2 harus dipantau dan menanyakan
respon klien pada saat pemberian O2
3. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi
tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur
jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya
proses difusi di paru akan terganggu.
Pencegahan : pada saat pemberian O2 harus dipantau dan menanyakan
respon klien pada saat pemberian O2.

G. Hasil yang Didapatkan dan Maknanya


S : Pasien mengatakan masih agak sesak nafas, tapi sudah lumayan
enak dan nyaman.
O : Klien nampak nyaman, RR : 24x/menit, SaO2 : 78 %.
A : Masalah belum teratasi ditandai dengan sesak masih ada.
P : Pertahankan intervensi :
- Berikan posisi semifowler
- Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
H. Tindakan Keperawatan lain
1. Monitor TTV
2. Perekaman EKG

I. Evaluasi Diri
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul tanpa bantuan.
Pembimbing Klinik Mahasiswa

( ) ( Eko Norhajan Afrozi )


Daftar Pustaka

Ns. Kusyati Eni, S.Kep., dkk. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium :
Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai