Anda di halaman 1dari 8

CASE BASE DISCUSSION

Acupressure Therapy UNTUK MEREDAKAN MUAL MUNTAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik

Pembimbing Akademik : Nur Setiawati Dewi, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom.


Ns. Artika Nurrahima, S. Kep, M.Kep
Pembimbing Klinik : Junaedi, S.Kep., Ns.

Oleh :
Nama : Melvina Larissa Januar
NIM : 220 2011 822 0072

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
Kriteria klien:

Nama pasien (Inisial) : Ny.S

No. RM : C762386

TTL/Usia : Pati, 30 Desember 1946/72 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal masuk : 03 Juli 2019

Tanggal pengkajian : 07 Juli 2019

Ruang rawat : Geriatri lantai dasar

Diagnosa : Gagal ginjal kronik, HT

Data Subjektif:
a. Klien mengatakan mual
b. Klien merasakan mulutnya asam
c. Keluarga klien mengatakan sudah mual 3 kali semenjak pagi.
d. Klien tidak mau makan karena mual
Data Objektif:
a. Klien terlihat ingin mengeluarkan sesuatu dari mulutnya namun tidak
mampu.
b. Hasil pemeriksaan lab :
Laboratorium Koagulasi tanggal 04 Juli 2019
Protein (dalam urine) = 100 mg/dl (H)
Reduksi (dalam urine) = 50 mg/dl (H)
Diagnosa keperawatan:

Mual berhubungan dengan terpanjan toksin karena CKD (00134)

Intervensi:

Acupressure Therapy
Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan

1. Pengertian
Acupressure Therapy merupakan terapi yang mudah dilakukan, sangat
sederhana, dan tidak memiliki efek samping karena bukan tindakan invasif
(Shen, et al., 2017) Prinsip dari akupresus seperti healing touch yaitu mampu
menunjukkan perilaku caring sehingga menimbulkan ketenangan, kenyaman,
rasa dicintai, dan diperhatikan sehingga meningkatkan hubungan teraupetik
antara perawat dan klien. Terapi akupresur seperti terapi akupuntur yaitu
menekan titik-titik tertentu pada tubuh. Penekanan titik PC-6 diakui dapat
mengurangi mual dan muntah serta titik-titik lainnya yang berhubungan
dengan pencernaan. (Rahmayati, AnggiIrawan, & Sormin, 2017)
2. Tujuan
Klien sudah melaporkan tidak merasakan mual.
3. Prosedur
Menurut Perkumpulan Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Pijat Refleksi
Indonesia dan Persaudaraan Pelaku dan Pemerhati Akupressure Indonesia
terbagi beberapa prosedur terapi akupresure, antara lain (PER-P4RI & P3AI,
2018) :
a. Tahap persiapan
1) Menyediakan ruangan harus bersih dan tertata rapi sesuai prinsip K3 dan
PHBS
2) Kursi atau tempat tidur klien harus memenuhi prinsip K3 dan PHBS :
kokoh, nyaman, aman, sprei bersih
3) Ruangan tidak tertutup rapat, bila menggunakan kursi / tempat tidur:
gordijn penyekat ruangan harus tergantung minimal 50 cm dari lantai,
bila menggunakan tikar matras pijat, gordijn menyentuh lantai tinggi
maksimal gordijn 1,5 m
4) Pastikan kuku pada jari tangan dalam keadaan sudah dipotong (tidak
panjang)
5) Mencuci tangan
6) Siapkan alat untuk melakukan terapi (benda yang tumpul) atau bisa
menggunakan salah satu jari tangan (gambar 3).

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3
7) Menyiaplan minyak atau handbody
8) Memposisikan klien sesuai dengan kemampuan klien
b. Tahap kerja
1. Memperkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan dan manfaat kegiatan yang akan dilakukan
3. Minta persetujuan dari klien
4. Jaga privasi
5. Posisikan klien dengan kemampuannya (duduk, tiduran, atau miring)
6. Instruksikan pasien untuk rileks
7. Tekanlah titik titik berikut

Gambar 4
8. Lanjutkan pemencetan dengan titik

Gambar 5
9. Lakukan selama kurang lebih 10 menit atau sampai klien merasa cukup.
10. Tahap terminasi
1) Evaluasi perasaan pasien
2) Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam
4. Referensi

PER-P4RI & P3AI. (2018, Maret 1). PERKUMPULAN PERSAUDARAAN


PELAKU DAN PEMERHATI PIJAT REFLEKSI INDONESIA (PER-P4RI)
& PERSAUDARAAN PELAKU DAN PEMERHATI AKUPRESSURE
INDONESIA (P3AI). Retrieved Juli 11, 2019, from https://www.refleksi-
akupresur.com

Rahmayati, E., AnggiIrawan, & Sormin, T. (2017, November). Pengaruh Terapi


Komplementer Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi di RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, VIII(3), 382
- 388.

Shen, K., Cho, Y., Pascoe, E. M., Hawley, C. M., Oliver, V., Hughes, K. M., et al.
(2017). The SIESTA Trial: A Randomized Study Investigating the
Efficacy, Safety, and Tolerability of Acupressure versus Sham Therapy for
Improving Sleep Quality in Patients with End-Stage Kidney Disease on
Hemodialysis. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine,
1 - 10.

Hasil yang didapatkan selama 3 hari (karena belum ada skala pengukuran mual
yang baku, selama ini ditemukan hanya untuk pasien dengan mual karena
kemoterapi)

Hari pertama = masih mual

Hari kedua = sedikit mual

Hari ketiga = masih mual

Pembahasan

Kondisi mual yang dihadapi pasien dikarenakan penurunan fungsi ginjal


yang ada dan ginjal berjuang sendiri. Ny. S sudah melakukan pengangkatan ginjal
semenjak 2 tahun yang lalu di RSI Sultan Agung. Saat pertama kali bertemu, klien
sedang mengalami mual. Keluarga klien mengatakan semenjak pagi sudah mual
kurang lebih 3 kali dan muntahpun hanya sedikit seperti sputum. Ny. S terlihat
lemas dan lemah.

Terapi komplementer guna meningkatkan rasa kenyamananya Ny. S adalah


dengan teknik akupresus yaitu menekan pada titik-titik yang dipercayai mampu
meningkatkan rasa kenyamanan dan mengurangi rasa mual untuk pasien dengan
mual (Rahmayati, AnggiIrawan, & Sormin, 2017). Jurnal penelitian yang
ditemukan, diungkapkan bahwa WHO mengakui bahwa efektifitas terapi non-
farmakologi seperti ini (Acupressure Therapy) sebanding dengan obat antiemetik
guna pencengahan mual muntah dengan titik PC-6 (Neiguan), selain itu untuk
gangguan pencernaan bisa menggunakan ST-25 (Tianshu).

Titik P6 efektif dalam pengurangan mual dan muntah dikarenakan stimulasi


yang diberikan pada titik ini merangsang pengeluaran beta endorpin yang
merupakan salah satu zat seperti antiemetik endogen pada hipofisis di sekitar
CTZ. Inilah yang mengahmbat impuls mual dan muntah pada pusat muntah.
Banyak yang sudah melakukan penelitian Acupressure Therapy untuk mengurangi
mual dan muntah dengan klien kehamilan dan pasca operasi, namun memang
belum ada mual dan muntah untuk menurunkan tingkat mual yang didapatkan
pada gagal ginjal. Di dalam tubuh, manipulasi yang diberikan pada titik P6 dapat
memberikan mnaffat berupa perbaikan energi yang ada di meridian lambung dan
limpa, yang pada akhirnya memperkual sel-sel saluran pencernaan. (Syarif &
Gayatri, 2011 dalam Rahmayati, Anggi Irawaan, &Sormin, 2017)

Acupressure Therapy dinyatakan sebagai terapi non-farmakologi yang


mudah dilakukan, sangat sederhana, dan tidak memiliki efek samping
dibandingkan dengan S.H.A.M Therapy (Shen, et al., 2017). Penelitian yang
dilakukan oleh Shen memiliki tujuan unutk meningkatkan kualitas tidur pada
pasien dengan CKD tingkat akhir yang harus menjadalni hemodialisa. Pasien
dengan CKD tidak bisa merasakan tidur yang nyenyak karena terjadi dinamika
disequilibrium antara ginjal (yin/air) dengan hati (yang/panas).
Hasil penelitian Shen tahun 2017 mengungkapkan bahwa akupresur
memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan terapi lainnya seperti
hipnotis. Dalam penelitian tersebut memang tidak dinyatakan mengapa akupresur
lebih aman, namun didapatkan bahwa dari penelitian sebelumnya akupresur lebih
aman dan mampu meningkatakn efikasi yang lebih baik pada lansia, wanita yang
sudah menopause, dan pasien dengan kanker. Sudut pandang kesehatan orang
barat, mengungkapkan bahwa akupresur mudah untuk diterima karena
memberikan efek sama seperti relaksasi. Sentuhan yang terjadi antara titik yang
ditekan bagi para klien, memberikan stimulus saraf seperti serotin (Shen, et al.,
2017)

Prinsip akupresur yang sangat cocok dengan keperawatan yang holistik


dikenal dengan healing touch, sehingga sentuhan yang terjadi dapat menyalurkan
perasaan kepedulian, sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman bagi
klien yang diberikan terapi. UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan pada
pasal 30 ayat (2) huruf m, menyatakan bahwa perawat diperkenankan
menjalankan terapi komplementer

Analisa peneliti dalam menjalankan Acupressure Therapy pada pasien CKD


yang mengalami mual dan muntah adalah sesuai dengan kemampuan peneliti
sendiri. Acupressure Therapy memang sebaiknya diberikan oleh orang yang sudah
berkompentensi dan memahami betul bagaimana terapi tersebut dilakukan. Pasien
yang dilakukan intervensi, Acupressure Therapy hanya bertindak sebagai distraksi
saja tanpa sebenarnya terlihat jelas apakah terapi tersebut berjalan dengan
maksimal dalam mengurangi mual.

Anda mungkin juga menyukai