Anda di halaman 1dari 9

PRE PLANNING “JIGSAW PUZZLES THERAPY”

UNTUK MENGATASI HAMBATAN MEMORI PADA NY. M


DI RUANG MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN
SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Gerontik

Pembimbing Akademik
Nur Setiawati Dewi, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom.
Ns. Artika Nurrahima, S. Kep, M.Kep

Oleh:

Melvina Larissa Januar


220 2011 822 0072

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
PRE PLANNING TINDAKAN JIGSAW PUZZLES THERAPY

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seseorang yang sudah mencapai usia 60 tahun ke atas
dikategorikan sebagai lansia, hal ini dituliskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia. (Kemenkes, 2014). Lansia mengalami yang dinamakan proses
penuaan. Tanda dari proses penuaan dilalui dengan tahapan seperti
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pencernaan, endokrin, dan lain sebagainya (Fatmah, 2010)
Proses penuaan yang bisa dilihat secara lansung, di antara
perubahan-perubahan fisik yang paling rentan pada masa tua ini terlihat
pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, tulang
belakang menjadi bungkuk, kulit mengering dan mengerut, gigi hilang dan
gusi menyusut, dan konfigurasi wajah berubah. Kekuatan dan ketangkasan
fisik berkurang, tulang- tulang menjadi rapuh, mudah patah dan lambat
untuk dapat diperbaiki kembali. Sistem ketebalan tubuh melemah, sehigga
orang tua rentan terhadap berbagai penyakit, seperti kanker dan radang
paruh-paruh. Selain perubahan pada aspek fisik terjadi pula perubahan
pada aspek psikis dan perubahan motorik. Perubahan psikis pada lansia
meliputi perubahan dalam hal belajar, berpikir, kreativitas, ingatan, dan
rasa humor. Perubahan dalam aspek motorik meliputi kemampuan
kecepatan, kekuatan, belajar keterampilan baru, dan kekakuan.
Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah lingkugan tempat tinggal. Perubahan pada Lansia untuk
menyesuaikan diri berasal dari lingkungannya. Bagi lansia, perbuhan
dalam keluarga, sosial ekonomi, dan sosial masyarakat tersebut
mengakibatkan kemunduran dalam beradaptasi dengan lingkungan baru
dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Berbeda dengan lansia di
komunitas, lansia yang tinggal di panti akan mengalami paparan terhadap
lingkungan dan teman baru yang mengharuskan lansia beradaptasi secara
positif ataupun negatif (Yuliati, Baroya, & Ririanty, 2014). Perbedaan
tempat tinggal dapat menyebabkan munculnya perbedaan lingkungan fisik,
sosial, ekonomi, psikologis, dan spiritual religius lansia yang dapat
berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk usia lanjut yang tinggal
di dalamnya (Wulandari, 2011).
Panti Wredha Harapan Ibu terletak di Jalan Beringin RT 001/007,
Bringin, kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Panti Wredha
Harapan Ibu merupakan panti jompo yang dikelola oleh yayasan yang
tergolong dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tercatat dari awal
bulan Juni tahun 2019, ada 37 penghuni, dengan 36 berjenis kelamin
perempuan dan 1 berjenis kelamin laki-laki. Salah satu penghuni yang
menjadi Lansia untuk dikelola adalah Ny. M.
Asuhan keperawatan ini membahas Ny.M berusia 81 tahun yang
tinggal di Panti Wredha Harapan Ibu selama 3 tahun yang lalu (sejak tahun
2016). Hasil pengkajian ditemukan beberapa masalah yang muncul. Lansia
memang akan mengalami masalah multipatologis baik secara fisik,
psikologis, dan sosial, pada Ny. M ditemukan gangguan kognitif sedang
(hambatan memori) sehingga selama dilakukannya wawancara,
percakapan Ny. M terkadang inkoheren dengan yang ditanyakan. Fungsi
memori Ny.M sudah mengalami penurunan dengan hasil pengkajian
SPMSQ menunjukkan hasil 7 atau kategori gangguan memori sedang.
Penelitian yang dilakukan oleh Patrick Fissler tahun 2018,
menunjukkan bahwa Jigsaw Puzzles Therapy mampu meningkatkan
fungsi kognitif pada lansia yang menerima intervensi dibanding kelompok
yang tidak menerima intervensi. (Fissler, et al., 2017)
B. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Berdasarkan pengkajian melalui observasi, wawancara dan pemeriksaan
fisik, terdapat beberapa masalah keperawatan yang perlu dikaji lebih
lanjut pada Ny. M salah satunya yaitu hambatan memori. Data
pengkajian didapatkan dengan pengkajian Short Portable Mental State
Quesionnaire dengan hasil skor 7 (gangguan kognitif sedang). Ny. M
mengatakan hal berbeda dengan kenyataannya (dikatakan dari pengasuh
panti), selama wawancarapun terkadang Ny. M inkoheren. Namun Ny. M
tidak mengalami halusinasi karena, Ny. M mengingat kejadian-kejadian
penting, namun hanya saja tumpang tindih. Data yang dapat dikaji lebih
lanjut adalah mengenai kemampuan memori jangka pendek, menengah,
dan panjangnya.

C. Masalah Keperawatan
Dari pengkajian yang dilakukan di ruang Mawar Panti Wredha
Harapan Ibu Semarang, didapatkan Ny. M memiliki hambatan memori
berhubungan dengan gangguan kognitif Sedang (pengkajian The Short
Portable Mental Status Quesionnaire) (00131). Diagnosa ini menjadi
diagnosa utama karena Ny. M menjadi tidak memapu mengingat siapa
nama temannya. Selain itu hal ini menjadi semakin buruk karena Ny. M
juga terbatas dalam bergerak (hambatan mobilitas karena kekakuan
sendi).
Masalah keperawatan yang muncul perawat tertarik memberikan
tindakan Jigsaw Puzzles Therapy pada Ny. M di ruang Mawar Panti
Wredha Harapan Ibu Semarang. Jigsaw Puzzles Therapy telah
dikembangkan di luar negeri dan terbukti mampu meningkatkan fungsi
kognitif dari responden yang mengikutinya. Selain itu Jigsaw Puzzles
Therapy dipercayai mampu meningkatkan fungsi penglihatan bagi para
dewasa lanjut usia. (Fissler, et al., 2017)
BAB II
RENCANA KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan
Hambatan memori berhubungan dengan gangguan kognitif Sedang (pengkajian The
Short Portable Mental Status Quesionnaire) (00131)
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 7 jam masalah hambatan memori
Ny. M berkurang dengan kriteria hasil:
 Ny. M mampu mengingat nama mahasiswa yang merawatnya
 Ny. M mampu menjawab tanggal, hari sekarang
 Ny. M mampu menyebutkan tanggal ulang tahun dan umurnya
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 7 jam masalah gangguan kognitif
klien dapat teratasi dengan kriteria hasil : hasil pengkajian SPMSQ menurun dari 7
(gangguan sedang) menjadi 3-4 (gangguan ringan)
BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. Topik
Jigsaw Puzzles Therapy
B. Metode Pelaksanaan
Demonstrasi dan praktik
C. Sasaran dan Target
Ny. M (81 th) dengan hambatan memori berhubungan dengan gangguan kognitif
Sedang (pengkajian The Short Portable Mental Status Quesionnaire) (00131)
D. Strategi Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Kamis, 6 Juni 2019
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Ruang Mawar panti Wredha Harapan Ibu Semarang
Metode : Mempraktikan
E. Media dan Alat Bantu
Alat Tulis
Kertas
Kertas Alphabet
Jigsaw Puzzles Therapy
F. Setting Tempat

Keterangan :

: Ny. M

: Mahasiswa (saya)

: Dosen Penguji
G. Susunan Acara
Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien
11.00-11.05 Persiapan:
a. Mempersiapkan klien, alat dan
tempat pertemuan
11.05-11.20 Orientasi:
a. Memberi salam terapeutik a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri mahasiswa
c. Kontrak: b. Menyebutkan nama
 Menjelaskan tujuan dan mahasiswa (meminta
manfaat latihan Jigsaw klien menyebutkan nama
Puzzles Therapy mahasiswa)
 Lama kegiatan selama 15 c. Memperhatikan
menit dan klien wajib penjelasan mahasiswa
mengikuti kegiatan dari d. Menjawab pertanyaan
awal hingga akhir. mahasiswa
d. Evaluasi: menanyakan
perasaan klien saat ini.
11.20-12.15 Tahap kerja : a. Klien mengikuti
a. Mahasiswa memandu Jigsaw instruksi yang dijelaskan
Puzzles Therapy oleh mahasiswa
1) Tahap pertama, mahasiswa b. Klien menggambar
mengingatkan kembali sesuai dengan instruksi
mengenai urutan abjad dari mahasiswa
yang pernah diajarkan c. Menerima reinforcement
2) Tahap kedua, klien dari mahasiswa
diminta untuk mengulangi
kembali urutan alphabet
tanpa melihat alat bantu
3) Tahap ketiga, jigzaw
(puzzle) diberikan kepada
klien, dan klien diminta
mengerjakannya
b. Memberikan reinforcement
untuk klien.
09.40-09.55 Terminasi:
a. Evaluasi menanyakan perasaan a. Mengobservasi respon
klien setelah mengikuti latihan klien
Jigsaw Puzzles Therapy
b. Menanyakan kepada klien:
tujuan dan manfaat Jigsaw b. Menjawab pertanyaan
Puzzles Therapy
c. Menanyakan kepada klien:
langkah-langkah Jigsaw c. Klien mempraktekan
Puzzles Therapy Jigsaw Puzzles Therapy
d. Mahasiswa memberikan d. Menerima dukungan dari
dukungan untuk klien mahasiswa
e. Menganjurkan klien untuk e. Mendengarkan dan
mengisi waktu dengan Jigsaw menerima anjuran dari
Puzzles Therapy mahasiswa
f. Kontrak waktu untuk kegiatan f. Menyepakati kontrak
Jigsaw Puzzles Therapy selanjutnya
berikutnya yang akan datang
09.55-10.00 Penutup: Menjawab salam
Mengakhiri kegiatan dan
mengucapkan salam

H. Pengorganisasian

Peran Tugas Oleh


Dosen Mengobservasi jalannya supervisi, - Ns. Nur Setiawati Dewi,
Pembimbing mengevaluasi jalannya supervisi
Sp. Kep. Kom
dan memberikan penilaian terhadap
kegiatan Jigsaw Puzzles Therapy
pada Ny. M
Mahasiswa Melaksanakan implementasi Melvina Larissa
keperawatan Jigsaw Puzzles
Therapy pada Ny. M
Klien Menerima kegiatan Jigsaw Puzzles Ny. M
Therapy yang diajarkan oleh
mahasiswa

I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Menyiapkan pre planning sebelum pelaksanaan
b. Melakukan kontrak waktu dengan klien
c. Menyiapkan alat dan media yang diperlukan
d. Menyiapkan tempat yang akan digunakan
2. Proses
a. Klien kooperatif dan antusias mengikuti kegiatan
b. Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 Juli 2019 pukul 11.00-
12.00 di Ruang Mawar Panti Wredha Harapan Ibu
3. Hasil
a. Klien dapat memahami manfaat Jigsaw Puzzles Therapy
b. Klien dapat menyebutkan kemabali langkah melakukan bermain puzzle
c. Klien dapat mengulangi kembali kegiatan Jigsaw Puzzles Therapy

J. Materi
DAFTAR PUSTAKA

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga: Jakarta

Fissler, P., Küster, O. C., Loy, L. S., Loy, L. S., Rosenfelder, M. J., Arnim, C. A., et al.
(2017). Jigsaw Puzzles As Cognitive Enrichment (PACE) - the effect of solving
jigsaw puzzles on global visuospatial cognition in adults 50 years of age and older:
study protocol for a randomized controlled trial. Fissler et al. Trials, 18(415), 1 - 11.

Kemenkes RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi
dan Analisis Lanjut Usia.

Wulandari, A.S.F. 2011. Kejadian dan Tingkat Depresi pada Lanjut Usia: Studi Perbandingan
di Panti Wredha dan Komunitas. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro

Yuliati, A., Baroya, N., & Ririanty, M. 2014. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal
di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e- Journal Pustaka Kesehatan.
2(1): 87-94

Anda mungkin juga menyukai