Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN JOURNAL SHARING

Choosing Wisely: Decresing the Incidence of Perioperative Blood Transfusion in


Gynecologic Oncology

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Ners pada Stase Manajemen


Pembimbing Akademik : Bambang Edi Warsito, S. Kep., M.Kep
Pembimbing Klinik : Ns. Ika Septyana, S.Kep

Oleh:
Melvina Larissa Januar
22020118220072

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
JOURNAL SHARING

Tanggal : 14 Mei 2019


Nama Mahasiswa : Melvina Larissa Januar

A. Informasi Sitasi
1. Pengarang : Lauren S. Prescott, Jolyn S. Taylor, Ahmed Enbaya, Claire A.
Marten, Keith N. Myers, Larissa A. Meyer,
Pedro T. Ramirez, Charles F. Levenback, Diane C. Bodurka, dan
Kathleen M. Schmele
2. Tahun : 6 Maret 2019
3. Judul Artikel : Choosing Wisely: Decresing the Incidence of Perioperative
Blood Transfusion in Gynecologic Oncology
4. Nama Jurnal : Journal of Gynecologic Oncology
5. Volume : 4C
6. Issue/No :7
7. Halaman :1–7

B. Latar Belakang
Choosing Wisely adalah sebuah kampanye kesehatan yang berasal dari Amerika
semenjak tahun 2012. Misi dari kampanye ini adalah untuk mendorong terjadinya
komunikasi antara tenaga kesehatan elemen apapun dengan pasien dalam menyetujui
tindakan didukung dengan bukti terbaru, tidak hanya mengikuti tindakan yang biasanya
dilakukan, namun juga meminimalisir dari bahaya, dan menyakinkan diilkukan jika
sangat diperlukan.
Kampanye Choosing Wisely ini merangkum tindakan yang ada di rumah sakit
menjadi beberapa poin yang harus ditanyakan dari tenaga kesehatan untuk pasiennya.
Hal ini dilakukan untuk menolong pasien agar sesuai dengan tindakan dan prosedur
yang tepat untuk mereka. Selain itu kampanye Choosing Wisely juga mengutamakan
hal-hal penting apa saja yang akan direkomendasikan kepada pasien sesuai dengan
lingkungan dan rekomendasi tes yang seharusnya dilakukan berdasarkan penelitian
terbaru. Keberhasilan dalam penerapan kampanye Choosing Wisely, dirangkum dalam

2
sebuah cerita pada official website www.choosingwisely.org/success-stories/ (the ABIM
Foundation, 2019)
Kampanye Choosing Wisely memiliki banyak program dari banyak sumber yang
ahli dibidangnya, salah satunya tentang transfusi darah. Pendoman kampanye Choosing
Wisely mengenai transfusi darah diberikan oleh lembaga AABB (Advancing
Transfusion and Cellular Therapies Worldwide) bahwa ada lima hal yang seharusnya
dikonfirmasi ulang, yaitu; jangan mentransfusi darah jika Hb tidak lebih rendah
dibawah rentang 7,0 - 8,0 g/dL (batas threshold); jangan mentransfusi sel darah merah
untuk defisiensi besi tanpa ketidakstabilan hemodinamik; jangan melakukan
penghitungan darah terus menerus setelah pasien dilakukan tindakan transfusi, silahkan
dasarkan pada hasil lab hari pertama; jangan secara terus-menerus hanya untuk
mengembalikan warfarin; dan jangan mentransfusikan dari O negatif kecuali ke darah O
negatif juga (Callum, Waters, Shaz, Murphy, & Sloan, 2014) Masing-masing keputusan
yang diberikan juga berdasarkan manifestasi yang didapatkan, misalkan untuk transfusi
darah jika berada pada rentang 8 – 10 g/dL dan tidak diikuti oleh manifestasi
pernapasan atau masalah pada daerah jantung, pasien tidak usah dilakukan transfusi
karena akan ada perbaikan dari dalam tubuhnya.
Seorang pasien memiliki hak-hak yang akan didapatkan diantaranya hak untuk
mendapatkan informasi dan hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan mengeni
pengobatan serta perawatan yang akan dilakukan terhadap dirinya. Kode Etik Perawat
Internasional menurut Council of Nurses yang disusun oleh American Nurse
Association (ANA) perawat wajib memeliharan hak klien dan perawat turut serta dalam
kegiatan pengembangan profesi ilmu pengetahuan (Suhaemi, 2003). Konsep kampanye
Choosing Wisely ini identik dengan keperawatan dimana pasien juga dilibatkan untuk
memutuskan apa yang terjadi dengan dirinya berdasarkan penelitian terbaru. Selain itu
dalam hal ini adanya keterlibatan tidak hanya dari satu bidang tenaga kesehatan saja
namun secara menyeluruh. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling sering
bertemu dengan klien diharapkan mampu melaporkan kondisi fisik pasien secara nyata
meskipun hasil klinis terutama Hb berada di bawah 10 g/dL, namun seperti kampanye
Choosing Wisely katakan jika tidak menyentuh batas threshold serta tidak diikuti
manifestasi pernapasan ataupun pada kardiopulmonal tidak perlu dilakukan transfusi
darah.

3
C. Tujuan Penelitian/Studi
Mengevaluasi efektifitas tindakan transfusi darah dan dampak ekonomi untuk
pasien onkologi ginekologi yang akan menjalani operasi berdasarkan gerakan Choosing
Wisely.

D. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana dampak penurunan biaya ekonomi dan efektifitas penerapan program
Choosing Wisely mengenai tindakan transfusi darah pada pasien onkologi dengan
ginekologi yang akan menjalani tindakan operasi?

E. Desain Penelitian/Studi
Penelitian ini berfokus pada bentuk studi kasus melalui angka kejadian kegiatan
transfusi darah pada pasien dengan onkologi ginekologi yang akan menjalani tindakan
operasi.

F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
The University of Texas MD Anderson Cancer Center in Houston, Texas
2. Karakteristik Responden
Kriteria eksklusi :
 Pernah menjalani operasi minor sebelumnnya seperti tindakan kuret
 Pasien dinyatakan tidak terkena penyakit kanker ginekologi dan diagnosa
utamanya bukan onkology ginkologi
Kriteria inklusi :
 Pasien dengan kombinasi penyakit yang salah satunya ada onkologi
ginekologi.
 Pasien dengan kasus darurat dan akan direncanakan untuk operasi
3. Jumlah Responden
1281 kasus operasi dengan kelompok baseline 334 kasus dan setelah implementasi
947 kasus.

4
5. Batasan Karakteristik
 Menghindari transfusi untuk pasien tanpa gejala dengan Hgb lebih besar
ataupun sama dengan 7 g/dL
 Menstranfusikan satu unit PRBC sekaligus sebagai pengganti dua unit
tradisional
 Melakukan pengecualian jika terjadi perdarahan akut ataupun masif,
pengujian klinis yang membutuhkan kadar HGb lebih tinggi untuk
pengobatan dosis penuh, terjadi infark miokard akut atau sindrom koroner
maupun anemia simptomatik.
6. Variabel yang Diukur/Diteliti
 Efek akibat transfusi darah yang tidak dilakukan pada pasien dengan
hemoglobin tidak di bawah 7 g/dL (batas threshold) meliputi pemantauan
denyut jantung, infeksi yang terjadi, luka yang tidak sembuh, VTE, waktu
tunggu untuk pasien sembuh, kemerahaan pada kulit, dan bahkan kematian.
 Dampak ekonomi bagi pasien untuk pengurangi tindakan tranfusi darah
7. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dua kali, pada tangal 1 Maret 2014 hingga 30 Juni 2014.
Lalu untuk data yang kedua dikumpulkan dalam rentang waktu satu tahun yaitu 15
Mei 2015 hingga 16 Mei 2016. Semua data yang dikumpulkan menggunakan
REDCap electronic data di MD Anderson. Beda waktu antara 30 Juni 2014 dengan
15 Mei 2015 dilakukan dengan memberikan pencerdasan secara mendalam kepada
seluruh elemen tenaga kesehatan rumah sakit agar mengerti mengenai kampanye
Choosing Wisely ini.
Analisa univariat pada penelitian kali ini menggunakan chi-square, Fisher
exac, dan Kruskal-Walls deskriptif statistik dan analisa multivariatnya menggunakan
sebuah model yang yang melibatkan semua faktor dengan p <= 0.20. Semua data ini
siolah dengan menggunakan STATATM 13.0 for Macintosh (StatCorp LP, College
Station, Texas)

5
G. Hasil Penelitian
1. Hasil pemantauan menunjukan bahwa seuruh perihal yang berada dalam
pemantauan dalam kondisi normal dan stabil mesikpun tidak dilakuakn tindakan
transfusi pada pasien onkologi ginekologi.
2. Bagi pasien, dengan mengefektifan transfusi darah juga memberikan dampak
dalam menurunkan pengeluaran ekonomi selama dirawat di rumah sakit.

H. Implikasi Hasil Penelitian


1. Terjadinya penurunan biaya pengeluaran di rumah sakit. Dari hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa selama periode baseline terdapat 278 kali transfusi darah
sedangkan pada saat penelitian dengan intervensi selama 12 bulan, terdapat 250
kali transfusi darah. Dalam penelitian tersebut diansumsikan bahwa satu kantung
darah $761 yang artinya dalam perbulan $13,426 dan selama 12 bulan intervensi
$161,112.
2. Komunikasi yang baik terjadi antara setiap lapisan tenaga kesehatan di Rumah
Sakit. Mulai dari pemberian keputusan, pemantauan hasil, penunjangan kondisi,
dan tindakan lainnya terjadi sinkronisasi lebih mendalam antara masing-masing
profesi di Rumah Sakit dalam pemantauan dan peningkatan kesembuhan pasien.

I. Kekuatan Penelitian/Studi
a. Merupakan ilmu yang sangat baru di dalam dunia kesehatan yang dapat
memberikan keuntungan untuk pasien dalam menekan biaya pengeluaaran
ketika di rawat di Rumah Sakit.
b. Edukasi untuk perubahan sistem kepada semua elemen tenaga kesehatan Rumah
Sakit selama satu tahun menunjukkan keseriusan dalam penelitian ini agar
semua informasi terbagi rata.
c. Melibatkan semua elemen tenaga kesehatan di rumah sakit menunjukkan inter
personal collaboration profession yang mampu berkerja sama dengan baik.
d. Penelitian ini melihat tindakan yang dilakukan dari segala jenis efek fisiologis
yang didapatkan, mulai dari pemantauan denyut jantung, infeksi yang terjadi,
luka yang tidak sembuh, pemantauan VTE, waktu tunggu untuk pasien sembuh,
efek kemerahaan pada kulit, dan bahkan kematian.

6
J. Keterbatasan Penelitian/Studi
Tidak dijelakan secara mendetail mengenai program Choosing Wisely yang mana yang
berusaha diterapkan pada penelitian kali ini hanya ada batasan karakteristik yang
digunakan selama penelitian.

K. Analisis Kejadian Berdasarkan di Lapangan


Pasien kelolaan Ny. S mendapatkan advice untuk transfusi darah dikarenakan Hgb
9 g/dL dan ada rencana dialkuakn tindakan operasi. Kalau melihat jurnal penelitian
yang dilakukan, dengan Hgb bernilai 9 selama tidak diikuti manifestasi kardiopulmonal
seperti sesak napas maupun aritmia, tidak perlu dilakukan tindakan transfusi darah.
Namun Ny. S tidak masuk dalam kriteria selanjutnya, karena Ny. S memilikki
pengalaman bedah minor yaitu kuret saat melahirkan anak pertama, meskipun secara
psikis Ny. S dengan Hgb 9 tidak diikuti dengan manifestasi kardiopulmonal maupun
pusing namun memang kurang nafsu makan (pengkajian dilakukan ketika pasien di
ruangan).
Kampanye Choosing Wisely dilakukan guna penekanan biaya pengeluaran bagi
pasien. Di Amerika sendiri, satu kantong darah berharga $761 yang jika dinilai secara
Rp 11.011.670,- (nilai tukar dollar Rp 14.470) yang pengeluarannya ditanggung oleh
individu yang sakit tersebut ataupun asuransi yang dimilikki. Kondisi ini berbeda
dengan Indonesia yang satu kantong darahnya kurang lebih bernilai Rp 250.000,- dan
pada umumnya masyarakat memilikki BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
yang merupakan program pemerintah yang sudah menutupi seluruh pembiayaan rumah
sakit dengan tujuan pengobatan dan menggunakan sistem rujukan. Dalam Peraturan
BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 diperkuat dengan peraturan presiden 12 tahun
2013 dinyatakan bahwa pelayanan darah merupakan salah satu yang didanai oleh
negara. Namun selama pelaksanaannya BPJS selalu mengalami defisit mulai dari tahun
2014 hingga Juli 2018, tahun 2014 sebesar 3,3 triliun, tahun 2015 sebesar 5,7 triliun,
tahun 2016 sebesar 9,7 triliun, tahun 2017 sebesar 9,8 triliun, dan hingga Juli 2018 8,02
triliun. Analisa yang didapatkan, ditemukan bahwa BPJS tidak mempunyai plafon dan
seluruh biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan termasuk tindakan darah. Jika
kampanye Choosing Wisely mempunyai hasil dalam penghematan biaya, artinya
kampanye ini bisa diterapkan guna menekan pengeluaran. (Putri & Syafina, 2018)

7
Seorang perawat dalam etika keperawatan internasional diwabjibkan untuk
membantu mengembangkan ilmu pengetahuan (Suhaemi, 2003). Kampanye Choosing
Wisely menjadi hal baru di Indonesia yang bisa menjadi topik diskusi demi kebaikan
untuk pasien sendiri juga, karena resiko infeksi yang mungkin terjadi ketika
dilakukannya transfusi darah. Pembelajaran lebih mendalam dibutuhkan tentang konsep
ini agar tidak ada misskomunikasi antara satu elemen tenaga kesehatan dengan yang
lainnya.

L. Kesimpulan
Meskipun mampu dibuktikan bahwa penurunan tingkat biaya bagi para pengguna
kampanye Choosing Wisely (Prescott et al., 2019) namun sepertinya masih akan ada pro
dan kontra jika diaplikasikan di Indonesia. Sistem pemerintahan yang menggunakan
asuransi kesehatan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dimana jika memang
pasien dalam kondisi rujukan, tindakan transfusi darah ditanggung oleh negara, artinya
pasien tidak mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri.
Di lain sisi, perlu adanya edukasi secara mendalam mengenai indikasi dan
kontraindikasi dari kampanye Choosing Wisely ini di Indonesia, artinya sosialisasi dari
pusat dalam hal ini yang dimaksud adalah pemerintah ke setiap Rumah Sakit di
Indonesia sangat diperlukan apalagi jika memang mampu dibuktikan bahwa kampanye
ini mampu menekan biaya pengeluaran untuk tindakan dan tidak memiliki resiko yang
sedikit untuk pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Callum, J. ., Waters, J. ., Shaz, B. ., Murphy, M. ., & Sloan, S. . (2014). The AABB
recommendations for the Choosing Wisely campaign of the America Board of
Internal Medicine.
Prescott, L. S., Taylor, J. S., Enbaya, A., Marten, C. A., Myers, K. N., Meyer, L. A., …
Schmeler, K. M. (2019). Choosing Wisely: Decreasing the incidence of perioperative
blood transfusions in gynecologic oncology. Gynecologic Oncology, 4C(7), 1–7.
https://doi.org/10.1016/j.ygyno.2019.03.008
Putri, A. W., & Syafina, D. C. (2018, September 28). Darurat Anggaran BPJS Kesehatan.
TIRTO.ID.
Suhaemi, D. H. M. E. (2003). Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik (M. Ester, Ed.).
Jakarta: EGC.
the ABIM Foundation. (2019). Choosing Wisely. Retrieved May 18, 2019, from
Promoting Conversations between Patients and Clinicians website:
https://www.choosingwisely.org/
8
9

Anda mungkin juga menyukai