Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT PENYERTA

TENTANG :

CHOLELITHIASIS

HALAMAN JUDUL
OLEH :

Mutiara Nabila 1910070170004

Indah Novita Sari 1910070170027

Fania Erisa 1910070170014

Ihsanul Arif 1910070170001

Ocha Wahyu Marlina 1910070170033

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Aric Frendri Adrian, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2021
Table of Contents
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................4
A. Latar Belakang .................................................................................................................4
B. Tujuan ..............................................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .........................................................................................................................6
1. Pengertian ............................................................................................................................6
2. Penyebab .............................................................................................................................7
3. Manifestasi klinik.................................................................................................................7
4. Pathway ...............................................................................................................................8
5. Manajemen anestesi .............................................................................................................9
6. Asuhan keperawatan anestesi ...............................................................................................9
A. Pengkajian Pre Operasi .................................................................................................9
B. Pengkajian Intra operatisi ............................................................................................ 10
C. Pengkajian post operasi ............................................................................................... 11
7. Tinjauan kasus ................................................................................................................... 11
A. Asuhan keperawatan preoperative ............................................................................... 12
B. Asuhan keperawatan intra operasi ............................................................................... 14
C. Asuhan keperawatan post operasi ................................................................................ 14
BAB III ..................................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 16
B. Saran .............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah ASUHAN KEPERAWATAN
ANESTESI PADA PENYAKIT PENYERTA ini dengan tepat pada waktunya. Adapun
pembahasan dalam makalah ini adalah tentang “KOLELISTIOSIS”.Terlepas dari itu semua, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “KOLELISTIOSIS” bisa bermanfaat
bagi pembaca.

Padang, 05 November 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolelitiasis (kalkulus / kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung
empedu dari unsur –unsur pasat yang membentuk cairan empedu: batu empedu memiliki
ukuran,bentuk, dan komposisi yang bervariasi. Batu empedu tidak lazim dijumpai anak –anak
dan dewasa muda tetapi insidensnya semakin sering pada individu dengan usia di atas 40 tahun.
Sesudah itu, insidens kolelitiasis semakin meningkat hingga satu tingkat yang diperkirakan
bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki batu empedu. (Brunner
& Suddarth : 2001) Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang
penting di negara barat sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis,
sementara publikasipenelitian batu empedu masih terbatas.Sekitar 5,5 juta penderita batu
empedu ada di Inggris dan 50.000 kolesistektomi dilakukan setiap tahunnya. Kasus batu
empedu sering ditemukan di Amerika, yaitu pada 10 sampai 20% penduduk dewasa.
Setiap tahun beberapa ratus ribu penderita ini menjalani pembedahan. Dua per
tiga dari batu empedu adalah asimptomatis dimanapasien tidak mempunyai keluhan dan
yang berkembang menjadi nyeri kolik tahunan hanya 1-4%.Sementara pasien dengan
gejala simtomatik batu empedu mengalami komplikasi 12% dan 50% mengalami nyeri kolik
pada episode selanjutnya. Risiko penderita batu empedu untuk mengalami gejala dan
komplikasi relatif kecil. Walaupun demikian, sekali batu empedu menimbulkan masalah
serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan penyulit
akan terus meningkat.Insiden batu kandung empedu di Indonesia belum diketahui dengan pasti,
karena belum ada penelitian. Banyak penderita batu kandung empedu tanpa gejala dan
ditemukan secara kebetulan padawaktu dilakukan foto polos abdomen, USG, atau saat operasi
untuk tujuan yang lainBatu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi
batu tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu menjadi
batu saluran empedu dan disebut sebagai batu saluran empedu sekunder.
Pada beberapa keadaan, batu saluran empedu dapat terbentuk primer di dalam
saluran empedu intra-atau ekstra-hepatik tanpa melibatkan kandung empedu.Batu saluran
empedu primer lebih banyak ditemukan pada pasien di wilayah Asia dibandingkan dengan
pasien di negara Barat.Perjalanan batu saluran empedu sekunder belum jelas benar, tetapi
komplikasi akan lebih sering dan berat dibandingkan batu kandung empedu asimtomatik.Pada
sekitar 80% dari kasus, kolesterol merupakan komponen terbesar dari batu empedu.
Biasanya batu -batu ini juga mengandung kalsium karbonat, fosfat atau bilirubinat, tetapi
jarang batu-batu ini murni dari satu komponen saja.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I (KMB I) dan
setelah dilakukan presentasi mahasiswa diharapkan mampu mendapatkan gambaran
serta pengalaman nyata dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien kolelitiasis
melalui proses keperawatan yang komprehensif.

2. Tujuan Khusus.
a. Untuk mengetahui dan mengerti akan pengertian kolelitiasis.
b. Untuk mengetahui klasifikasi dari kolelitiasis.
c. Untuk memahami etiologi dari kolelitiasis.
d. Untuk memahami manifestasi klinis dari kolelitiasis.
e. Untuk memahami patofisiologi dari kolelitiasis
f. Untuk memahami pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan dari kolelitiasis.
g. Untuk memahami pemberian asuhan keperawatan anestesi pada pasien kolelitiasis
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Cholelitiasis adalah 90% batu kolesterol dengan komposisi kolesterol lebih dari 50%, atau
bentuk campuran 20-50% berunsurkan kolesterol dan predisposisi dari batu kolesterol adalah
orang dengan usia yang lebih dari 40 tahun, wanita, obesitas, kehamilan, serta penurunan berat
badan yang terlalu cepat. (Cahyono, 2014) Cholelitiasis adalah terdapatnya batu di dalam
kandung empedu yang penyebab secara pasti belum diketahui sampai saat ini, akan tetapi
beberapa faktor predisposisi yang paling penting tampaknya adalah gangguan metabolisme yang
disebabkan oleh perubahan susunan empedu dan infeksi yang terjadi pada kandung empedu serta
kolesterol yang berlebihan yang mengendap di dalam kandung empedu tetapi mekanismenya
belum diketahui secara pasti, faktor hormonal selama proses kehamilan, dapat dikaitkan dengan
lambatnya pengosongan kandung empedu dan merupakan salah satu penyebab insiden
kolelitiasis yang tinggi, serta terjadinya infeksi atau radang empedu memberikan peran dalam
pembentukan batu empedu.(Rendi, 2012)
Cholelitiasis merupakan endapan satu atau lebih komponen diantaranya empedu
kolesterol, billirubin, garam, empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan fosfolipid. Batu empedu
biasanya terbentuk dalam kantung empedu terdiri dari unsur- unsur padat yang membentuk cairan
empedu, batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat bervariasi. Batu
empedu yang tidak lazim dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda tetapi insidenya semakin
sering pada individu yang memiliki usia lebih diatas 40 tahun. setelah itu insiden cholelitiasis
atau batu empedu semakin meningkat hingga sampai pada suatu tingkat yang diperkirakan bahwa
pada usia 75 tahun satu dari 3 orang akan memiliki penyakit batu empedu, etiologi secara
pastinya belum diketahui akan tetapi ada faktor predisposisi yang penting diantaranya: gangguan
metabolisme, yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, adanya statis
empedu, dan infeksi atau radang pada empedu.
Perubahan yang terjadi pada komposisi empedu sangat mungkin menjadi faktor
terpenting dalam terjadinya pembentukan batu empedu karena hati penderita cholelitiasis
kolesterol mengekskresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang
berlebihan tersebut mengendap di dalam kandung empedu (dengan cara yang belum diketahui
secara pasti) untuk membentuk batu empedu, gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme
spingterrodi, atau mungkin keduanya dapat menyebabkan statis empedu dalam kandung empedu.
Faktor hormon (hormon kolesistokinin dan sekretin) dapat dikaitkan dengan keterlambatan
pengosongan kandung empedu, infeksi bakteri atau radang empedu dapat menjadi penyebab
terbentuknya batu empedu. Mukus dapat meningkatkan viskositas empedu dan unsur sel atau
bakteri dapat berperan sebagai pusat pengendapan. Infeksi lebih timbul akibat dari terbentuknya
batu, dibanding penyebab terbentuknya cholelitiasis. (Haryono, 2012).
2. Penyebab
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan asam
chenodeoxycholic), 22% fosfolipid (lesitin), 4% kolesterol, 3% protein dan 0,3% bilirubin.
Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna namun yang paling penting
adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu
dan infeksi kandung empedu. Sementara itu, komponen utama dari batu empedu adalah
kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena
kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu.
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun, semakin banyak
faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis.
Faktor resiko tersebut antara lain :
1. Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
2. Usia lebih dari 40 tahun.
3. Kegemukan (obesitas).
4. Faktor keturunan
5. Aktivitas fisik
6. Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
7. Hiperlipidemia

3. Manifestasi klinik
Gejala klinik kolelitiasis bervariasi dari tanpa gejala hingga munculnya gejala. Lebih dari
80% batu kandung empedu memperlihatkan gejala asimptomatik (pasien tidak menyadari gejala
apapun). Gejala klinik yang timbul pada orang dewasa biasanya dijumpai gejala:
1. Nyeri pada perut kanan atas
2. Dispepsia non spesifik
3. Mual, muntah
4. Demam
4. Pathway
5. Manajemen anestesi
1. Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein
2. Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.
3. Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign
4. Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi syok.
5. Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)

6. Asuhan keperawatan anestesi


A. Pengkajian Pre Operasi
1. Identitas
a. Identitas klien Data yang terdapat berupa nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor registrasi,
diagnose medic.
b. Identitas penanggung jawab Mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien

2. Lingkungan masalah keperawatan


Klien dengan cholelithiasis sebelum dilakukan tindakan tindakan laparatomi biasanya
mengalami distensi abdomen, nyeri, mual, muntah, dan demam.

3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang Riwayat penyakit sekarang yang ditemukan ketika
dilakukan pengkajian yang di jabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan
tehnik PQRST. Pasien cholelithiasis sering ditemukan nyeri kram, rasa ini lebih
konstan apalagi bila bergerak akan bertambah nyeri dan menyebar, keluhan ini
mengganggu aktivitas klien, nyeri ini bisa ringan sampai berat tergantung beratnya
penyakit dengan skala 0 sampai 10.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Klien dengan cholelithiasis tidak mempunyai riwayat pernah operasi pada bagian
abdomen.
c. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan dalam keluarga sedikit sekali
kemungkinan mempunyai cholelithiasis karena kelainan ini bukan merupakan
kelainan genetik.
d. Pola kebiasaan sehari-hari Adanya kesulitan dalam melakukan aktivitas, adanya
gangguan dalam pergerakan karna adanya nyeri ketika bergerak.

4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tekhnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
terhadap beberapa system tubuh head to toe:
a. Keadaan Umum Penderita cholelithiasis mengalami nyeri abdomen dari ringan hingga
berat dengan skala 0-10, perubahan tanda – tanda (peningkatan suhu, takikardi,
hipotensi).
b. System pernapasan Distensi abdomen meningkatkan diagfragma, menghambat
pengembangan rongga dada sehingga sering di temukan sesak nafas pada pasien
dengan cholelithiasis
c. System pencernaan Keadaan pencernaan pada pasien dengan cholelithiasis terdapat
malaise, peningkatan bisisng usus, kegagalan dalam mengeluarkan feses atau flatus
secara rectal dan per ostomi. Klien yang mengalami distensi abdomen berat dapat
terjadi kehilangan bisisng usus.

5. System genitourinaria
Terdapat retensi perkemihan pada pasien cholelithiasis dan terpasang kateter setelah
laparatomi.

6. System musculoskeletal
Pasien cholelithiasis tidak terdapat keluhan pada system ini sedangkanpasien post
laparatomi dapat ditemukan penurunan aktivitas karena nyeri.

7. System endokrin
Tidak terdapat keluhan mengenai komponen ini pada pasien cholelithiasis dan post
laparatomi.

8. System integument
Cholelithiasis dan laparatomi dapat menimbulkan turgo kulit menurun apabila terjadi
kekurangan cairan.

9. System neurosensory
Pengkajian tentang tingkat kesadaran dan pemeriksaan nervus cranial. Tidak terdapat
gangguan pada pasien cholelithiasis dan post laparatomi.

10. System genetalia


System ini mencakup penyebaran rambut pubis, palpasi adanya nyeri. Biasanya klien
terpasang kateter .

B. Pengkajian Intra operatisi


Fase intra operatif adalah suatu masa dimana pasien sudah berada di meja pembedahan
sampai ke ruang pulih sadar. Asuhan keperawatan intraoperative merupakan salah satu fase
asuhan yang dilewati pasien bedah dan diarahkan pada peningkatan keefektifan hasil
pembedahan. Pengkajian yang dilakukan perawat intraoperative lebih kompleks dan harus
dilakukan secara cepat dan ringkas agar dapat segera dilakukan tindakan keperawatan yang
sesuai. Kemampuan dalam mengenali masalah pasien yang bersifat resiko atau aktual akan
didapatkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan. Implementasi
dilaksanakan berdasarkan pada tujuan yang di prioritaskan, koordinasi seluruh anggota tim
intraoperative, dan melibatkan tindakan independen dan dependen. Pada fase intra operatif,
pasien akan mengalami berbagai prosedur. Prosedur pemberian anestesi, pengaturan posisi
bedah, manajemen asepsis, dan prosedur tindakan invasive akan memberikan implikasi pada
masalah keperawatan yang akan muncul (Muttaqin & Sari, 2009).
C. Pengkajian post operasi
1. Pengkajian
a. Lingkup masalah keperawatan Klien post laparatomi sering mengalami nyeri lebih
dari 5 (0-10) yang merupakan efek dari insisi pembedahan.
b. Riwayat keperawatan
1. Riwayat kesehatan sekarang Klien post laparatomi pun mengeluh nyeri pada luka
operasi, nyeri tersebut akan bertambah apabila klien bergerak dan berkurang
apabila klien beristrahat, sehingga klien biasanya hanya berbaring lemas. Nyeri
yang dirasakan klien seperti di sayat – sayat oleh benda tajam letaknya disekitar
luka operasi, dengan skala nyeri lebih dari 5 (0-10).

2. Riwayat kesehatan dahulu


Klien post laparatomi biasanya mempunyai riwayat penyakit pada system
pencernaan.

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum Klien post laparatomi akan mengalami badan yang lemas,
tanda – tanda vital tidak stabil, kadang kesadarannya akan mengalami
penurunan.
b. System pernafasan Klien dengan post laparatomi dapat menunjukan hipoksia
sekunder karena inefektif ventilasi sebagai komplikasi dari reseksi intestinal.
c. System kardiovaskuler Klien post laparatomi dapat menunjukan pucat, mukosa
bibir kering dan pecah – pecah, tekanan darah dan nadi meningkat.
d. System pencernaan klien post laparatomi terdapat keadaan mulut dan lidah
kotor akibat puasa dan terpasang NGT, peristatik usus meningkat atau
menurun bahkan sampai tidak ada, penurunan berat badan serta adanya
konstipasi.

7. Tinjauan kasus
Pre operatif
1. Biodata pasien
a. Nama pasien : Ny. N
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Tempat/tanggal lahir : 30-11-1975 (44 tahun)
d. Agama : Kristen protestan
e. Alamat : Dusun waimalino
f. Diagnose medis : Cholelithiasis
g. Cara pembayaran : JKN
h. Rencana tindakan operasi : Laparatomi
2. Alasan tindakan operasi
Nyeri pada abdomen di keluhkan sejak 1 minggu yang lalu sebelum pasien masuk
Rumah sakit. nyeri di rasakan hilang timbul, nyeri tajam dengan skala nyeri 5.

3. Tujuan tindakan operasi


Untuk mencegah resiko infeksi

4. Kegiatan penerimaan pasien


a. Ruang terima Pasien memakai gelang identitas, kesadaran composmentis GCS 15,
pasien mengatakan akan di operasi perut, perut distended, terpasang infus RL di
tangan sebelah kanan, terpasang kateter, dan oksigen 3 liter/menit, tidak memakai
gigi palsu, gelang, cincin dan lensa kontak.
1. Benar pasien : Nama : Ny. N Tgl lahir : 30-11-1975 (44 tahun) No. RM : 895199
2. Benar tindakan : Laparatomi
3. Benar posisi : Ada tanda pada daerah yang akan di lakukan operasi dan di berikan
tanda centang pada area abdomen
b. Kelengkapan dokumen
a. Ada transfer antar ruangan perawat IGD Bedah dengan perawat OK IGD
b. Ada persetujuan bedah untuk di lakukan tindakan laparatomi
c. Ada persetujuan untuk anastesi tindakan general anatesi
d. Ada persetujuan untuk transfusi darah, persiapan darah 2 bag
e. Cheklis pre operatif
c. Pemeriksaan penunjang
1. Tanggal 30/09/ 2019
USG ABDOMEN
a. Ginjal Kanan dan kiri : bentuk dan besar normal, echo sinus dan cortex baik,
echo batu (-)
b. Hepar : ukuran membesar, permukaan regular, tip tajam, tampak dilatasi
system biliaris intra hepatic, tampak lesi mixechoic berbatas tegas, tepi
regular, dengan ukuran +/- 13 x 6.59 cm. tampak mutilple densitas batu
dengan accountic shadow dibawahnya dengan ukuran +/- 0.95 cm
c. Pankreas : bentuk dan ukuran dalam batas normal, tidak tampak SOL. Ductus
pancreaticus tidak dilatasi  Lien, buli-buli : ukuran dan echo parenkim dalam
batas normal
d. Gambaran free echoic diatas diafragma kanan dan traperitoneal.

A. Asuhan keperawatan preoperative


1. Analisis data
DATA DIIAGNOSA KEPERAWATAN
Data subyektif :
1. Pasien mengatakan nyeri seperti
tertusuk tusuk dan pada saat
berativitas
2. Pasien mengatakan nyeri di abdomen
3. Pasien mengatakan nyeri ketika
bergerak
4. Pasien mengatakan sulit melakukan
aktifitas ketika nyerinya timbul
Data objektif
1. Pasien tampak meringis kesakitan Nyeri akut
saat pindah tempat tidur
2. Tanda-tanda vital : tekanan darah :
120/90 mmHg, Nadi : 88x/menit,
Suhu : 36,7oC,
Pernapasan : 20 kali/menit
3. Pengkajian nyeri
4. P : nyeri pada luka abdomen Q :
tertusuk – tusuk
5. R: abdomen S : 5 (NRS)
6. T : pada saat beraktivitas
Data subjektif :
1. pasien mengatakan cemas dan
meringis kesakitan
2. pasien mengatakan takut
terjadi apa apa pada dirinya
3. pasien mengatakan gelisah Cemas
4. keluarga pasien mengatakan cemas
dengan kondisi pasien setelah di
lakukan operasi
Data subjektif :
1. pasien nampak cemas
2. Pasien Nampak gelisah
3. ekspresi wajah nampak meringis

2. diagnosa keperawatan
DIAGNOSA INTERVENSI
Resiko Nyeri 1. Kaji tingkat derajat/skala nyeri pasien
2. Identifikasi lokasi,frekuensi,dan
intensitas nnyeri
3. Identifikasi faktor yang memperberat
rasa nyeri
4. Jelaskan teknik meredakan nyeri
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik (jika perlu)
kecemesan 1. Kaji tingkat kecemasan pasien
2. Jelaskan prosedur operasi yang akan
dijalani
3. Ajarkan teknik relaksasi
B. Asuhan keperawatan intra operasi
1. Analisis data
DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
Faktor resiko :
1. Dilakukan insisi pada daerah
abdomen
2. Dilakukan transfusi 1 bag
disedikan darah 4 bag Resiko perdarahan
3. Terpasang RL 40 tetes/menit
4. TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 86 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,50C
Faktor resiko :
1. Prosedur infasif
2. Kerusakan jaringan dan Resiko Infeksi
peningkatan paparan
lingkungan
3. Peningkatan paparan patogen

2. Diagnosa keperawatan
DIAGNOSA INTERVENSI
1. Kaji tanda-tanda infeksi: suhu tubuh
dan pendarahan
Resiko Infeksi 2. Mengkaji tanda dan gejala infeksi
sistemik
3. Mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan pada pasien
1. Monitor tanda – tanda perdarahan
Resiko Perdarahan 2. Monitor monitor vital sign
3. Pertahankan patensi IV line
4. Monitor status cairan meliputi intake
dan output

C. Asuhan keperawatan post operasi


1. Analisis data
DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data subjektif : -
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Data objektif :
1. Terdapat sekret
2. Pasien belum mampu
mengeluarkan sekret secara
mandiri
3. Warna sekret bening
4. Terpasang oksigen nasal kanul 6
liter/mnt
Pernapasan 30 x/mnt
Faktor resiko :
1) pasien berada di tempat tidur dengan
posisi supinasi Resiko Jatuh
2) Terpasang kateter
3) Terpasang pengaman di tempat tidur
4) Tingkat kesadaran masih
dalam pengaruh anastesi
Nyeri skala 6 (Alderen score)

2. Diagnosa keperawatan
DIAGNOSA INTERVENSI
1. Monitor status pernafasan dan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas oksigenasi
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Lakukan suction
Resiko Jatuh 1. Pasang pengaman tempat tidur
2. Tempatkan pasien dekat dari
nurse station
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cholelitiasis adalah terdapatnya batu di dalam kandung empedu yang penyebab secara
pasti belum diketahui sampai saat ini, akan tetapi beberapa faktor predisposisi yang paling
penting tampaknya adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan
empedu dan infeksi yang terjadi pada kandung empedu serta kolesterol yang berlebihan yang
mengendap di dalam kandung empedu tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti,
faktor hormonal selama proses kehamilan, dapat dikaitkan dengan lambatnya pengosongan
kandung empedu dan merupakan salah satu penyebab insiden kolelitiasis yang tinggi, serta
terjadinya infeksi atau radang empedu memberikan peran dalam pembentukan batu
empedu.(Rendi, 2012).
Faktor resiko tersebut antara lain :
1. Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
2. Usia lebih dari 40 tahun.
3. Kegemukan (obesitas).
4. Faktor keturunan
5. Aktivitas fisik
6. Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
7. Hiperlipidemia

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan anestesi pada penyakit kolelistiasis, Mahasiswa dapat
mengenal pengkajian fokus klien dengan penyakit kolelistiasis, Mahasiswa dapat memahami
diagnosa keperawatan yang muncul dalam asuhan keperawatan perioperati,intra dan post
operatif klien dengan kolelistiasis, Mahasiswa dapat mengenal intervensi keperawatan
perioperatif pada klien dengan penyakit kolelistiasis
DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall Carpemitto-Moyet, RN, MSN, CRNP.2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran : Edisi 13
Rizki, N., & Abdullah, D. (2019). HUBUNGAN PENINGKATAN IMT DENGAN KEJADIAN
KOLELITIASIS BMI IMPROVEMENT RELATIONSHIP WITH KOLELITIASIS. Jurnal
Kesehatan Saintika Meditory, 2(1), 102-107.
SULUFU, M. A. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN
KOLELITHIASIS DENGAN TINDAKAN LAPAROTOMI KOLESISTEKTOMI DI RUANG OK RS
PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2020 (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Febyan, F., Dhilion, H. R. S., Ndraha, S., & Tendean, M. (2017). Karakteristik Penderita
Kolelitiasis Berdasarkan Faktor Risiko di Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Jurnal Kedokteran
Meditek.
Nabu, M. (2019). Studi Kasus Keperawatan pada Nn. ES dengan Kolelitiasis di ruang Cendana
Rumah Sakit Bayangkara Drs. Titus Ully Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Kupang).
Girsang, J. H. (2013). Karakteristik penderita kolelitiasis yang dirawat inap di rumah sakit santa
Elisabeth Medan pada tahun 2010-2011.

Anda mungkin juga menyukai