Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT

PENYERTA

CHOLELITHIASIS

Kelompok 1 :
Mutiara Nabila 1910070170004
Indah Novita Sari 1910070170027
Fania Erisa 1910070170014
Ihsanul Arif 1910070170001
Ocha Wahyu Marlina 1910070170033

Dosen pembimbing:
Ns. Aric Frendy Anderiyan S.Kep.,M.Kep
Latar Belakang
Kolelitiasis (kalkulus / kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung empedu dari unsur –
unsur pasat yang membentuk cairan empedu: batu empedu memiliki ukuran,bentuk, dan komposisi yang
bervariasi. Batu empedu tidak lazim dijumpai anak –anak dan dewasa muda tetapi insidensnya semakin
sering pada individu dengan usia di atas 40 tahun. Sesudah itu, insidens kolelitiasis semakin meningkat
hingga satu tingkat yang diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki
batu empedu. (Brunner & Suddarth : 2001) Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan
yang penting di negara barat sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara
publikasipenelitian batu empedu masih terbatas.Sekitar 5,5 juta penderita batu empedu ada di Inggris
dan 50.000 kolesistektomi dilakukan setiap tahunnya. Kasus batu empedu sering ditemukan di
Amerika, yaitu pada 10 sampai 20% penduduk dewasa.
Pengertian
Cholelitiasis adalah 90% batu kolesterol dengan komposisi kolesterol lebih dari 50%, atau bentuk campuran 20-
50% berunsurkan kolesterol dan predisposisi dari batu kolesterol adalah orang dengan usia yang lebih dari 40
tahun, wanita, obesitas, kehamilan, serta penurunan berat badan yang terlalu cepat. (Cahyono, 2014)
Cholelitiasis adalah terdapatnya batu di dalam kandung empedu yang penyebab secara pasti belum diketahui
sampai saat ini, akan tetapi beberapa faktor predisposisi yang paling penting tampaknya adalah gangguan
metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu dan infeksi yang terjadi pada kandung empedu
serta kolesterol yang berlebihan yang mengendap di dalam kandung empedu tetapi mekanismenya belum
diketahui secara pasti, faktor hormonal selama proses kehamilan, dapat dikaitkan dengan lambatnya
pengosongan kandung empedu dan merupakan salah satu penyebab insiden kolelitiasis yang tinggi, serta
terjadinya infeksi atau radang empedu memberikan peran dalam pembentukan batu empedu.(Rendi, 2012)
Penyebab
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan asam chenodeoxycholic), 22% fosfolipid
(lesitin), 4% kolesterol, 3% protein dan 0,3% bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan
sempurna namun yang paling penting adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan
susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. Sementara itu, komponen utama dari batu
empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena
kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu. Kolelitiasis
dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun, semakin banyak faktor resiko yang
dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis.
Faktor resiko tersebut antara lain :
• Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
• Usia lebih dari 40 tahun.
• Kegemukan (obesitas).
• Faktor keturunan
• Aktivitas fisik
• Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
• Hiperlipidemia
Manifestasi klinik
Gejala klinik kolelitiasis bervariasi dari tanpa gejala hingga munculnya gejala. Lebih dari 80% batu kandung
empedu memperlihatkan gejala asimptomatik (pasien tidak menyadari gejala apapun).

Gejala klinik yang timbul pada orang dewasa biasanya dijumpai gejala:
▫ Nyeri pada perut kanan atas
▫ Dispepsia non spesifik
▫ Mual, muntah
▫ Demam
Manajemen anestesi
• Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein
• Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.
• Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign
• Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi syok.
• Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)
Pengkajian Pre Operasi
• Identitas
• Lingkungan masalah keperawatan
• Riwayat keperawatan
• Pemeriksaan fisik
• System genitourinaria
• System musculoskeletal
• System endokrin
• System integument
• System neurosensory
• System genetalia
Pengkajian Intra operatisi
Fase intra operatif adalah suatu masa dimana pasien sudah berada di meja pembedahan sampai ke
ruang pulih sadar. Asuhan keperawatan intraoperative merupakan salah satu fase asuhan yang
dilewati pasien bedah dan diarahkan pada peningkatan keefektifan hasil pembedahan. Pengkajian
yang dilakukan perawat intraoperative lebih kompleks dan harus dilakukan secara cepat dan ringkas
agar dapat segera dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai. Kemampuan dalam mengenali
masalah pasien yang bersifat resiko atau aktual akan didapatkan berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman keperawatan.
Pengkajian post operasi
a. Pengkajian
1. Lingkup masalah keperawatan Klien post laparatomi sering mengalami nyeri lebih dari 5 (0-10) yang
merupakan efek dari insisi pembedahan.
2. Riwayat keperawatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai