Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS PADA PASIEN CRITICAL ILL DI RUANG INTENSIVE

CARE UNIT (ICU) RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

“Peritonitis EC Perforasi Gaster”

OLEH :

REZKI SANDRA
NIM. 202230845

POLTEKKES KEMENKES PADANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus pada pasien Critical Ill di Ruang Intensive Care Unit (ICU)

RSUP Dr. M. Djamil Padang ini, telah dipresentasikan dan disetujui oleh :

Padang, April 2021


Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi Pembimbing

Susy Susanti, SST, RD Desriharni, SST, RD


NIP : 197304261998032007 NIP : 196812131992032001
STUDI KASUS PADA PASIEN CRITICAL ILL

Data Personal
Nama Pasien : Syahminan
No. MR : 01.10.33.14
Tanggal lahir/ umur : 21/11/1963/ 57 tahun
Diagnosa Medis : Peritonitis ec SUSP Perforasi Gaster
Tanggal MRS :10 April 2021

1. ASESSMENT
a. Antropometri
BB = 58 kg
TB = 160 cm
BBI = 60 kg
IMT = 22.65 kg/m2
Penilaian : Status gizi berdasarkan IMT adalah gizi baik.

b. Biokimia
Tabel 1. Hasil Laboratorium
Parameter Rujukan Hasil Lab 11 Ket.
April 2021
Hb (gr/dL) 13-16 10.1 Rendah
Leukosit (/mm2) 5000-10000 9010 Normal
Trombosit (/mm3) 150000-400000 448000 Tinggi
Hematrokrit (%) 40-48 29 Rendah
GDS (mg/dL) 50-200 83 Normal
Total protein (gr/dL) 6.6-8.7 5.8 Rendah
Albumin (gr/dL) 3.8-5.0 1.8 Rendah
Globulin (gr/dL) 1.3-2.7 4.0 Tinggi
Bil. Total (mg/dL) 0.3-1.0 0.8 Normal
Bil direct (mg/dL) < 0.2 0.6 Tinggi
Bil. Indirect (mg/dL) < 0.6 0.2 Normal
Natrium (mmol/L) 136-145 130 Rendah
Kalium (mmol/L) 3.5-5.1 4.3 Normal
Klorida (mmol/L) 97-111 102 Normal
PT (detik) 10-13 11.8 Normal
APPT (detik) 25-35 22.9 Rendah
INR <1.10 1.12 Tinggi
D-dimer (μg/L) <500 1947 Tinggi
PaO2 (mmHg) 75-100 175 Tinggi
PCO2 (mmHg) 38-42 29 Rendah
Penilaian :
Pasien mengalami anemia, trombositosis, hipoalbuminemia, bilirubin direct
meningkat, dan hiponatremia.

c. Fisik/ Klinis
Tabel 2. Hasil pemeriksaan fisik
Parameter Hasil fisik 11 April 2021
Keadaan umum sedang
Kesadaran Dibawah pengaruh obat (DPO)

Penilaian :
Kesadaran pasien masih sulit dinilai karena dibawah pengaruh obat.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan klinis
Klinis Rujukan Hasil klinis hari Ket.
11 April 2021
BP (mmHg) 120/80-139/89 113/69 Normal
HR (x/menit) 60-100 81 Normal
MAP (mmHg) 70-99 83 Normal
T (oC) 36.5-37.5 38.2 Normal
RR (x/menit) 16-20 12 Rendah
Penilaian :
Hasil pemeriksaan klinis pasien dalam batas normal.

d. Riwayat Gizi
-
e. Riwayat Personal
 Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri perut sejak 2 hari SMRS. Nyeri dirasakan seluruh perut bertambah dengan
pergerakan. Muntah 1x berisi apa yang dimakan. Demam tidak ada. BAB dan BAK
biasa.

f. Pemeriksaan Penunjang
-
2. DIAGNOSA GIZI
NC. 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan katabolisme
protein ditandai dengan albumin 1.8 gr/dL.
3. INTERVENSI
a) Tujuan
 Memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien
 Membantu memperbaiki nilai laboratorium yang bermasalah melalui pemberian
diet

b) Prinsip dan Syarat


Prinsip :
 Diberikan energi 1500 kkal
 Diberikan protein 78 gr
 Diberikan lemak 60 gr
 Diberikan karbohidrat 162 gr

Syarat :
 Memberikan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan
 Memberikan makanan porsi kecil tapi sering

c) Perhitungan Kebutuhan Gizi dan Cairan


Energi = 25 kkal x 60 kg
= 1500 kkal

Protein = 1.3 gr x 60 kg
= 78 gr
= 312 kkal

Lemak = 1 gr x 60 kg
= 60 gr
= 540 kkal

KH = 1500 kkal - 312 kkal - 540 kkal


= 648 kkal
=162 gr

Kebutuhan cairan
= 30 - 40 cc x BBA
= 30 cc x 58 kg
= 1740 cc
d) Intake, Obat dan Keseimbangan Cairan
Tabel 4. Intake Parenteral 11 April 2021
Nama parenteral Jumlah cairan Energi Protein Lemak KH
Tutofusin ops 900 180
Plasbumin 25 % 100
NaCl 0.9% 500

Tabel 5. Obat 11 April 2021


Nama obat Dosis
Ceftriaxone 2 x 2 gr
Metronidazole 3 x 500 mg
Asam tranexsamat 3 x 15 mg
Vit. K 3 x 10 mg
Omeprazole 240 mg/ 24 jam
Paracetamol 100 cc/ 24 jam
fentanyl 200 meq/50cc
Sedacum 15 meq/ 50 cc
Lasix 1/2 amp

Tabel 6. Keseimbangan cairan


Parameter Tanggal 11 April
Cairan masuk 2173
Cairan keluar 1640
500
Balance cairan + 33
e) Preskripsi Diet
 Untuk sekarang pasien dipuasakan, pasien diberikan parenteral nutrisi yaitu
Tutofusin OPS 1000 cc/ 24 jam melalui intravena.
 Selanjutnya pasien diberikan test feeding yaitu air putih untuk melihat siap atau
tidaknya pasien untuk meneriman diet enteral.

4. RENCANA MONEV
Tabel 7. Rencana MONEV
Parameter Target Waktu
Asupan enteral Asupan makan dan daya terima Setiap hari
(>80%)
Hasil laboratorium Kadar albumin dan natrium Saat ada
mendekati nilai normal pemeriksaan
laboratorium
Fisik/ klinis Pucat, tekanan darah, dan suhu Saat pengamatan
mendekati nilai normal.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasien dirawat dengan peritonitis ec perforasi gaster. Perforasi gaster adalah


suatu penetrasi yang kompleks dari dinding lambung, usus besar, usus halus akibat
dari bocornya isi usus ke dalam rongga perut. Perforasi lambung berkembang menjadi
suatu peritonitis yang disebabkan karena kebocoran asam lambung dalam rongga
perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang terjadi dan mengenai saluran pencernaan
merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan terutama dalam kegawatan bedah.
Penatalaksanaan bedah yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah
laparatomi eksplorasi (Warsinggih, 2018).
Peritonitis adalah suatu respon inflamasi atau supuratif dari peritoneum yang
disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri. Peradangan peritoneum
merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari
organ-organ abdomen (misalnya appendisitis, salpingitis, perforasi, ulkus
gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi atau
dari luka tembus abdomen.
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 10 April 2021. Dari hasil anamnesa
dokter didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri perut sejak dua hari SMRS. Nyeri
yang dirasakan di seluruh perut dan bertambah dengan pergerakan. Muntah 1 x berisi
apa yang dimakan. Demam tidak ada. BAB dan BAK biasa. Keadaan umum pasien
adalah sedang. Kesadaran pasien saat ini adalah SDKPO (sulit dinilai karena
pengaruh obat).
Pada pasien ini telah dilakukan pemeriksaan laboratorium diantaranya
pemeriksaan darah rutin, kimia darah, eletrolit dan GDS. Nilai hemoglobin dan
hematokrit untuk melihat kemungkinan perdarahan atau dehidrasi. Hitung leukosit
dapat menunjukkan adanya proses peradangan. Hitung trombosit dan faktor koagulasi
diperlukan untuk persiapan bedah.
Prinsip umum terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang
dilakukan secara intravena, pemberian antibiotika yang sesuai, dekompresi saluran
cerna dengan penghisapan nasogastrik dan intestinal, pembuangan fokus spetik
(apendiks dan sebagainya) atau penyebab radang lainnya, dan tindakan-tindakan
menghilangkan nyeri.
1. Monitoring Hasil Laboratorium

Tabel 8. Hasil monitoring hasil laboratorium


Parameter Rujukan Hasil Lab Hasil Lab
tanggal 12 tanggal 13
April April
Hb (gr/dL) 13-16 9.8 (↓) 10.5 (↓)
Leukosit (/mm2) 5000-10000 13960 (↑) 16180 (↑)
Trombosit (/mm3) 150000-400000 418000 (↑) 374000
GDS (mg/dL) 50-200 125 139
Total protein (gr/dL) 6.6-8.7 6.3 (↓) 6.6
Albumin (gr/dL) 3.8-5.0 2.4 (↓) 2.5 (↓)
Globulin (gr/dL) 1.3-2.7 3.9 (↑) 4.1 (↑)
Natrium (mmol/L) 136-145 131 (↓) 136
Kalium (mmol/L) 3.5-5.1 4.2 3.7
Klorida (mmol/L) 97-111 105 107
PaO2 (mmHg) 75-100 141 (↑) 140 (↑)
PCO2 (mmHg) 38-42 36 (↓) 35 (↓)
Ureum (mg/d/L) 10-50 17 13
Kreatinin (mg/d/L) 0.8-1.3 0.9 0.7

Pembahasan :
 Hemoglobin
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat
molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin
mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni
pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan proton dari
jaringan perifer ke organ respirasi. Jumlah hemoglobin dalam eritrosit rendah, maka
kemampuan eritrosit membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh juga akan menurun
dan tubuh menjadi kekurangan O2 Hal ini akan menyebabkan terjadinya anemia
(Gunadi, Mewo, dan Tiho, 2016).
Menurut Sherwood (2012), hemoglobin mempunyai beberapa fungsi
diantaranya:
a. Mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh.
b. Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk
dipakai sebagai bahan bakar.
c. Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme menuju ke paru-paru
untuk dibuang.
Pengukuran kadar hemoglobin dalam darah adalah salah satu uji laboratorium
klinis yang sering dilakukan. Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan indikator
yang menentukan seseorang menderita anemia atau tidak (Estridge dan Reynolds
2012).
Tabel 9. Kadar hemoglobin

Menurut Sari, anemia merupakan penurunan jumlah sel darah merah sehingga
tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer, yang ditandai oleh menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan
jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2012).
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada
tiga kelompok:
 Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
 Anemia akibat penghancuran sel darah merah
 Anemia akibat kehilangan darah
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat pada tanggal 12 April 2021, nilai
hemoglobin pasien mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
perdarahan kronis yang diderita pasien yaitu perforasi gaster serta adanya perdarahan
sebanyak 300 cc saat operasi repair gaster pada 11 April 2021. Selanjutnya, pada
tanggal 13 April 2021 nilai hemoglobin pasien mengalami peningkatan (perbaikan)
karena pasien mendapat transfusi PRC sebanyak 1 unit (250 cc) namun nilainya masih
dibawah nilai rujukan.

 Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak
bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi
(Sutedjo, 2006). Leukosit atau sel darah putih berperan melindungi diri dari infeksi
dan penyakit. Saat tubuh terserang penyakit, leukosit akan mengalami peningkatan
sebagai respons terhadap penyakit tersebut. Leukosit tinggi dapat menjadi tanda
bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam tubuh seseorang.
Leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi medis di mana seseorang
memiliki jumlah sel darah putih terlalu banyak. Leukositosis dapat disebabkan oleh
berbagai hal, seperti peradangan, infeksi, alergi, hingga kanker darah. Jumlah sel
darah putih normal berbeda-beda, tergantung usia. Berikut adalah jumlah normal sel
darah putih per mikroliter darah (sel/µL darah) berdasarkan kelompok usia:
 Bayi yang baru lahir: 9.400 – 34.000
 Balita (3-5 tahun): 4.000 – 12.000
 Remaja (12-15 tahun): 3.500 – 9.000
 Dewasa (15 tahun ke atas): 3.500 – 10.500
Jumlah leukosit normal tersebut merupakan jumlah gabungan dari berbagai jenis
leukosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit.
Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa jumlah leukosit mengalami
peningkatan (Leukositosis) dari data awal hingga hari kedua pengamatan.
Leukositosis pada pasien ini dikarenakan adanya peradangan dan terjadinya infeksi
pada lambung pasien.

 Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti
berdiameter 2-4µm berbentuk cakram bikonveks yang terbentuk dalam sumsum
tulang. (Sheerwood, 2011).
Menurut Durachim dan Dewi (2018) trombosit diaktifkan setelah kontak
dengan permukaan dinding endotelia. Jumlah trombosit normal dalam tubuh orang
dewasa normal adalah 150.000 – 400.000 trombosit per mikro-liter darah.
Menurut Kiswari (2014) fungsi utama trombosit atau platelet adalah untuk
pembekuan darah. Konsep dasar pembekuan darah merupakan suatu proses reaksi
kimia yang melibatkan protein plasma, fosfolipid dan ion kalsium. Ketika pembuluh
darah luka atau bocor, maka tubuh akan melakukan 3 mekanisme utama untuk
menghentikan perdarahan yang sedang berlangsung, yaitu :
a) Melakukan konstriksi
b) Aktivasi trombosit
c) Aktivasi komponen pembekuan darah lain dalam plasma darah.
Jika terjadi luka atau jaringan robek, maka komponen cairan yang ada di
dalam jaringan akan keluar, seperti serotonin. Serotonin ini yang akan merangsang
pembuluh darah untuk melakukan penyempitan yang disebut dengan vasokonstriksi
(Durachim dan Dewi, 2018).
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hasil trombosit pada 12 April 2021,
mengalami peningkatan (trombositosis). Trombositosis ditandai dengan kenaikan
jumlah trombosit yang dibentuk dalam sumsum tulang. Kenaikan jumlah trombosit
tersebut dapat disebabkan gangguan yang terjadi pada sumsum tulang, sehingga
trombosit diproduksi tubuh secara berlebihan. Pada pasien ini, kenaikan trombosit
disebabkan karena adanya perdarahan dan infeksi yang terjadi pada pasien. Namun,
pada tanggal 13 April nilai trombosit pasien mengalami penurunan (perbaikan) dan
sudah berada dalam batas normal.

 Total protein, Albumin, Globulin


Total protein merupakan semua jenis protein yang terdapat dalam serum atau
plasma yang terdiri dari albumin (60%) dan globulin (40%) (Nurfahmi, 2014). Protein
dalam tubuh yang berbentuk globular disebut protein globular. Protein globular
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimiawi yaitu albumin dan globulin. Albumin
merupakan protein utama yang memiliki struktur sederhana dengan jumlah sedikit di
dalam sel, sedangkan globulin merupakan protein sederhana dengan jumlah banyak di
dalam plasma dan sel (Handayani, 2013).
Albumin berfungsi untuk menjaga darah supaya tidak bocor keluar dari
pembuluh darah, membantu membawa obat atau zat lain melalui darah, dan penting
untuk pertumbuhan serta penyembuhan jaringan, sedangkan globulin berfungsi untuk
mengangkut logam, seperti zat besi dalam darah dan membantu melawan infeksi.
(Pagana, 2010).
Penyebab hipoalbuminemia dapat dibagi menjadi empat kategori umum yaitu:
penurunan sintesis albumin, peningkatan kehilangan albumin, redistribusi albumin ke
lokasi di luar ruang intravaskular, dan pengenceran albumin dalam ruang
intravaskular. Penyebab hipoalbuminemia pada pasien tertentu seringkali
multifaktorial (Juliene dkk, 2004).
Peradangan dikenal sebagai penyebab hipoalbuminemia. Selama peradangan,
sitokin seperti faktor nekrosis tumor dan interleukin-1 berfungsi untuk mendorong
asam amino menjauh dari produksi protein yang tidak penting untuk proses inflamasi
dan menuju protein fase akut positif, termasuk globulin, fibrinogen, dan haptoglobin
(Rothschild dkk, 1972). Pada protein fase akut negatif seperti albumin, laju sintetik
turun selama peradangan. Penurunan konsentrasi albumin selama peradangan bisa
signifikan, rata-rata 0,5 g/dl pada manusia.
Berdasarkan tabel 1 pada 11 April dapat diketahui nilai albumin pada pasien
dibawah nilai normal (hipoalbuminemia). Penyebab hipoalbuminemia pada pasien ini
karena adanya peradangan dan pasien selesai melaksanakan operasi repair gaster.
Penurunan nilai albumin selama peradangan yang signifikan karena adanya
percepatan pertumbuhan dan penyembuhan luka pasca operasi. Pada tanggal 12-13
April, nilai albumin pasien mengalami peningkatan (perbaikan). Hal ini disebabkan
karena pasien mendapat transfusi Plasbumin 25% dan Kalbamin. Namun, nilai
albumin masih dibawah nilai normal.

 Natrium
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa
mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10- 14 mEq/L)
berada dalam cairan intrasel4,8. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel
ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium
klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan
osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium
(Darwis D, dkk 2008). Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran
keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan
natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses
difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran cerna atau keringat di kulit.
Nilai rujukan kadar natrium yaitu
 serum bayi 134-150 mmol/L
 serum anak dan dewasa 135-145 mmol/L
 urine anak dan dewasa 40-220 mmol/24 jam
 cairan serebrospinal 136-150 mmol/L
 feses : kurang dari 10 mmol/hari
Berdasaran tabel 8. pada tanggal 12 April nilai natrium kurang dari nilai
normal (hiponatremia). Hal ini disebabkan karena pasien mendapatkan obat diuretik
(lasix) yang dapat memengaruhi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium.
Nilai natrium pada 13 April mengalami peningkatan (perbaikan) namun nilainya
masih dibawah nilai normal. Pemberian infus NaCl 0.9% dilakukan untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang dan mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit serta menjaga
tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
Selain itu, orang yang berusia lebih tua memiliki berbagai faktor yang
berkontribusi terhadap terjadinya hiponatremia. Faktor tersebut termasuk perubahan
yang terkait dengan usia, mengonsumsi pengobatan tertentu, dan meningkatnya
kemungkinan untuk mengalami penyakit kronis yang dapat mengubah keseimbangan
natrium dalam tubuh.

 PaO2 dan PCO2


PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh sejumlah oksigen
yang terlarut dalam plasma. Nilai ini menunjukkan kemampuan paru-paru dalam
menyediakan oksigen bagi darah. Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa nilai
PaO2 mengalami peningkatan selama dua hari pengamatan. Peningkatan nilai PaO2
dapat terjadi pada peningkatan penghantaran O2 oleh alat bantu, contohnya nasal
prongs, alat ventilasi mekanik hiperventilasi dan polisitemia, peningkatan sel darah
merah dan daya angkut oksigen.
PCO2 menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh CO2 yang terlarut dalam
plasma. Dapat digunakan untuk menetukan efektifitas ventilasi dan keadaan asam
basa dalam darah. Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa nilai PCO2 mengalami
penurunan dari nilai normal selama dua hari pengamatan. Penurunan nilai PaCO2
dapat terjadi pada hipoksia, anxiety/ nervousness dan emboli paru. Penyakit dan
kondisi medis yang dapat menyebabkan hipoksia yaitu penggunaan obat, seperti
fentanyl atau obat bius.

2. Monitoring Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 10. Hasil pemeriksaan fisik


Parameter Hasil fisik tanggal Hasil fisik tanggal
12 April 13 April
Keadaan umum sedang sedang
Kesadaran DPO DPO
Pembahasan :
Kesadaran pasien saat ini adalah SDKPO (sulit dinilai karena pengaruh obat).
Pasien diberikan obat fentanyl dan sedacum. Fentanyl merupakan obat antinyeri
golongan opioid yang bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf
yang menuju otak. Sedacum merupakan obat yang mengandung midazolam HCl.
Midazolam HCl berfungsi untuk membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks, untuk
mengatasi rasa cemas, serta menimbulkan rasa kantuk dan tidak sadarkan
diri. Sedacum bekerja dengan cara memperlambat kerja otak dan sistem saraf.
Tabel 11. Hasil pemeriksaan klinis
Klinis Rujukan Hasil klinis Hasil klinis
tanggal 12 April tanggal 13 April
BP (mmHg) 120/80-139/89 110/67 112/62
HR (x/menit) 60-100 73 87
MAP (mmHg) 70-99 85 95
T (oC) 36.5-37.5 37.3 37.2
RR (x/menit) 16-20 12 (↓) 12 (↓)

3. Monitoring Intake, Obat dan Keseimbangan Cairan

Tabel 12. Intake enteral dan parenteral


Hari Enteral/ Jumlah Energi Protein Lemak KH
Pengamatan Parenteral Cairan E P E P E P E P
Tutofusin
500 - 100
OPS
NaCl 500 -
12-Apr-21
D40% 300 - 432 120
Plasbumin
100 -
25%
TOTAL 532 120

Tutofusin
500 - 100
OPS
Triofusin
600 - 500 118.8
E1000
13-Apr-21 Kalbamin 300 - 27.43
RL 200 -
D40% 300 - 432 120
Plasbumin
100 -
20%
TOTAL 1032 238.8
Pembahasan :
 Asupan Kalori dan Zat Gizi
Total kalori yang didapatkan dari pemberian nutrisi Parenteral pada hari
pertama adalah 532 kkal dan 120 gr karbohidrat. Kalori yang diberikan kepada pasien
<80% kebutuhan karena pasien masih dipuasakan pasca operasi repair perforasi gaster.
Sedangkan pada hari kedua terjadi peningkatan asupan zat gizi yang
bersumber dari pemberian triofusin E1000 dan Dextrose 40% yang menjadi sumber
kalori dan karbohidrat, serta Kalbamin yang menjadi sumber protein dari nutrisi
parenteral pasien. Namun, asupan energi dan zat lain pada pasien masih <80%
kebutuhan karena pada hari kedua pengamatan pasien belum diberikan nutrisi enteral,
baru diberikan test feeding yaitu air putih.

 Tutofusin OPS
Saat ini, pasien masih dipuasakan dan diberikan terapi parenteral nutrisi yaitu
Tutofusin OPS. Tutofusin OPS merupakan sediaan infus yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan air dan eletrolit lengkap pada keadaan dehidrasi hipotonis
(kehilangan cairan intraseluler), sebelum dan sesudah operasi. Kalori yang dihasilkan
dari Tutofusin OPS adalah 200 kkal/L yang berasal dari sorbitol 50 gr/L. Kandungan
sorbitol pada Tutofusin OPS berperan sebagai nitrogen-sparing melindungi dari
pemecahan protein.

 NaCl
NaCl 0.9% memiliki penyebutan natrium klorida. NaCl 0.9% merupakan
sediaan infus steril yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang karena beberapa faktor, misalnya dehidrasi, serta menjaga keseimbangan kadar
air dalam tubuh. Tak hanya itu, NaCl 0.9% juga berfungsi untuk mengatur kerja dan
fungsi otot jantung, mendukung metabolisme tubuh, dan merangsang kerja saraf.

 D40%
Merupakan cairan infus yang berisi larutan dextrose yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam tubuh ketika pasien tidak dapat meminum
cairan yang cukup atau dibutuhkan tambahan dari luar demi menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit.
 Plasbumin
Pasien juga diberikan infus plasbumin 25% untuk memperbaiki nilai albumin.
Plasbumin adalah serum parenteral yang digunakan untuk keseimbangan elektrolit,
hipoproteinemia dengan edema, shock hipovolemia, hipoalbuminemia, atau pada
pasien luka bakar yang parah. Obat ini mengandung Human albumin, albumin serum
yang ditemukan dalam darah manusia.

 Triofusin E1000
Triofusin E1000 digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi total dan
parsial, vitamin, serta elektrolit yang diberikan secara parenteral. Salah satu efek
samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Triofusin E1000 adalah demam,
maka dari itu pasien masih diberikan Paracetamol infus untuk penurun demam dan
pereda nyeri.

 Kalbamin
Kalbamin adalah larutan infus yang digunakan sebagai nutrisi parenteral
(nutrisi yang di berikan melalui pembuluh darah). Kalbamin mengandung asam amino
esensial dan non-esensial yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan malnutrisi,
membantu proses pemulihan cedera atau trauma sebelum dan sesudah terapi,
membantu mengatasi hipoproteinemia (kondisi ketika cairan akan berpindah dari
intravaskular kompatemen ke rongga interstisial yang kemudian menyebabkan asites).
Kalbamin tersedia dalam kemasan 10% Amino Acids Infusion 500 mL.

 RL
Ringer laktat banyak digunakan pada pasien yang mengalami kehilangan
cairan tubuh atau dehidrasi serta pemberian infus tertentu. Jika dibandingkan dengan
cairan infus saline, ringer laktat cenderung tidak menyebabkan risiko kelebihan cairan
dalam tubuh.Berikut adalah beberapa fungsi ringer laktat selengkapnya:
 Mengembalikan cairan tubuh pasien yang hilang
 Menjaga cairan tubuh pasien rawat inap agar tetap terkendali
 Mengembalikan cairan tubuh yang hilang setelah perdarahan hebat atau akibat
luka parah
 Menjadi perantara atau media untuk obat-obatan yang dimasukkan ke
pembuluh darah.
Tabel 13. Obat
Nama obat Obat tanggal 12 Obat tanggal 13
April April
Ceftriaxone 2 x 2 gr 2 x 2 gr
Metronidazole 3 x 500 mg 3 x 500 mg
Asam tranexsamat 3 x 15 mg 3 x 1 mg
Vit. K 3 x 10 mg 3 x 10 mg
Omeprazole 240 mg/ 24 jam 240 mg/ 24 jam
Paracetamol 100 cc/ 24 jam 100 cc/ 24 jam
fentanyl 200 meq/50cc 200 meq/50cc
Sedacum 15 meq/ 50 cc 15 meq/ 50 cc

Pembahasan :
 Ceftriaxon dan Metronidazole
Ceftriaxone dan metronidazole adalah obat antibiotika yang digunakan untuk
mengatasi berbagai infeksi bakteri yang terjadi pada tubuh. Obat ini juga digunakan
untuk mencegah infeksi pada luka operasi.
 Asam tranexamat dan Vitamin K
Obat asam traneksamat dan vitamin K berfungsi untuk membantu pembekuan darah
pasca operasi.
 Omeprazol
Omeprazole berperan dalam mengurangi produksi asam lambung dan bermanfaat
untuk meringankan gejala sakit maag dan heartburn yang ditimbulkan oleh penyakit
asam lambung.

Intake cairan
Tabel 14. Intake cairan
Cairan Masuk (ml) Cairan Keluar (ml)
Hari Keseimbangan
Pengamatan Ent Par Trans Total Urin NGT Lain IWL Total Cairan (ml)

12-Apr-21 - 1947 357 2304 1800 - 190 600 2590 -286


13-Apr-21 65 1579 100 1744 916 100 - 500 1516 +228

Pembahasan :
Pada hari pertama pengamatan berdasarkan tabel keseimbangan cairan di atas
dapat dilihat bahwa balance cairan pada pasien adalah negatif. Tanda negatif
menggambarkan bahwa cairan keluar (output) lebih banyak dibandingkan dengan
cairan yang masuk (input). Hal ini menunjukkan adanya pengurangan cairan dalam
tubuh.
Sedangkan pada hari kedua, berdasarkan tabel keseimbangan cairan di atas
dapat dilihat bahwa balance cairan pada pasien adalah positif. Tanda positif
menggambarkan bahwa cairan masuk (input) lebih banyak dibandingkan dengan
cairan yang keluar (output). Hal ini menunjukkan adanya penambahan cairan dalam
tubuh. Maka dari itu pasien diberikan obat lasix yang mengandung furosemid. Lasix
digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Komposisi furosemid
merupakan komposisi obat diuretik yang dapat digunakan untuk megurangi cairan
atau kadar garam yang berlebihan di dalam tubuh melalui urin.
Pada hari kedua pasien mulai diberikan test feeding berupa air putih tetapi
pemberian air putih ditunda karena terdapat residu pada jam 09.00 dan jam 18.00
masing-masing sebanyak 50 cc berwarna kehijauan. Warna kehijauan menandakan
asam lambung pasien meningkat dan pasien belum siap menerima diit yang diberikan.
Selanjutnya, pasien masih diberikan parenteral nutrisi yaitu Tutofusin OPS, Triofusin
E1000 dan D40%.

Anda mungkin juga menyukai