OLEH :
REZKI SANDRA
NIM. 202230845
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Studi Kasus pada pasien Critical Ill di Ruang Intensive Care Unit (ICU)
RSUP Dr. M. Djamil Padang ini, telah dipresentasikan dan disetujui oleh :
Data Personal
Nama Pasien : Syahminan
No. MR : 01.10.33.14
Tanggal lahir/ umur : 21/11/1963/ 57 tahun
Diagnosa Medis : Peritonitis ec SUSP Perforasi Gaster
Tanggal MRS :10 April 2021
1. ASESSMENT
a. Antropometri
BB = 58 kg
TB = 160 cm
BBI = 60 kg
IMT = 22.65 kg/m2
Penilaian : Status gizi berdasarkan IMT adalah gizi baik.
b. Biokimia
Tabel 1. Hasil Laboratorium
Parameter Rujukan Hasil Lab 11 Ket.
April 2021
Hb (gr/dL) 13-16 10.1 Rendah
Leukosit (/mm2) 5000-10000 9010 Normal
Trombosit (/mm3) 150000-400000 448000 Tinggi
Hematrokrit (%) 40-48 29 Rendah
GDS (mg/dL) 50-200 83 Normal
Total protein (gr/dL) 6.6-8.7 5.8 Rendah
Albumin (gr/dL) 3.8-5.0 1.8 Rendah
Globulin (gr/dL) 1.3-2.7 4.0 Tinggi
Bil. Total (mg/dL) 0.3-1.0 0.8 Normal
Bil direct (mg/dL) < 0.2 0.6 Tinggi
Bil. Indirect (mg/dL) < 0.6 0.2 Normal
Natrium (mmol/L) 136-145 130 Rendah
Kalium (mmol/L) 3.5-5.1 4.3 Normal
Klorida (mmol/L) 97-111 102 Normal
PT (detik) 10-13 11.8 Normal
APPT (detik) 25-35 22.9 Rendah
INR <1.10 1.12 Tinggi
D-dimer (μg/L) <500 1947 Tinggi
PaO2 (mmHg) 75-100 175 Tinggi
PCO2 (mmHg) 38-42 29 Rendah
Penilaian :
Pasien mengalami anemia, trombositosis, hipoalbuminemia, bilirubin direct
meningkat, dan hiponatremia.
c. Fisik/ Klinis
Tabel 2. Hasil pemeriksaan fisik
Parameter Hasil fisik 11 April 2021
Keadaan umum sedang
Kesadaran Dibawah pengaruh obat (DPO)
Penilaian :
Kesadaran pasien masih sulit dinilai karena dibawah pengaruh obat.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan klinis
Klinis Rujukan Hasil klinis hari Ket.
11 April 2021
BP (mmHg) 120/80-139/89 113/69 Normal
HR (x/menit) 60-100 81 Normal
MAP (mmHg) 70-99 83 Normal
T (oC) 36.5-37.5 38.2 Normal
RR (x/menit) 16-20 12 Rendah
Penilaian :
Hasil pemeriksaan klinis pasien dalam batas normal.
d. Riwayat Gizi
-
e. Riwayat Personal
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri perut sejak 2 hari SMRS. Nyeri dirasakan seluruh perut bertambah dengan
pergerakan. Muntah 1x berisi apa yang dimakan. Demam tidak ada. BAB dan BAK
biasa.
f. Pemeriksaan Penunjang
-
2. DIAGNOSA GIZI
NC. 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan katabolisme
protein ditandai dengan albumin 1.8 gr/dL.
3. INTERVENSI
a) Tujuan
Memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien
Membantu memperbaiki nilai laboratorium yang bermasalah melalui pemberian
diet
Syarat :
Memberikan makanan yang tidak merangsang sistem pencernaan
Memberikan makanan porsi kecil tapi sering
Protein = 1.3 gr x 60 kg
= 78 gr
= 312 kkal
Lemak = 1 gr x 60 kg
= 60 gr
= 540 kkal
Kebutuhan cairan
= 30 - 40 cc x BBA
= 30 cc x 58 kg
= 1740 cc
d) Intake, Obat dan Keseimbangan Cairan
Tabel 4. Intake Parenteral 11 April 2021
Nama parenteral Jumlah cairan Energi Protein Lemak KH
Tutofusin ops 900 180
Plasbumin 25 % 100
NaCl 0.9% 500
4. RENCANA MONEV
Tabel 7. Rencana MONEV
Parameter Target Waktu
Asupan enteral Asupan makan dan daya terima Setiap hari
(>80%)
Hasil laboratorium Kadar albumin dan natrium Saat ada
mendekati nilai normal pemeriksaan
laboratorium
Fisik/ klinis Pucat, tekanan darah, dan suhu Saat pengamatan
mendekati nilai normal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan :
Hemoglobin
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat
molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin
mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni
pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan proton dari
jaringan perifer ke organ respirasi. Jumlah hemoglobin dalam eritrosit rendah, maka
kemampuan eritrosit membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh juga akan menurun
dan tubuh menjadi kekurangan O2 Hal ini akan menyebabkan terjadinya anemia
(Gunadi, Mewo, dan Tiho, 2016).
Menurut Sherwood (2012), hemoglobin mempunyai beberapa fungsi
diantaranya:
a. Mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh.
b. Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk
dipakai sebagai bahan bakar.
c. Membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme menuju ke paru-paru
untuk dibuang.
Pengukuran kadar hemoglobin dalam darah adalah salah satu uji laboratorium
klinis yang sering dilakukan. Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan indikator
yang menentukan seseorang menderita anemia atau tidak (Estridge dan Reynolds
2012).
Tabel 9. Kadar hemoglobin
Menurut Sari, anemia merupakan penurunan jumlah sel darah merah sehingga
tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer, yang ditandai oleh menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan
jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2012).
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada
tiga kelompok:
Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Anemia akibat kehilangan darah
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat pada tanggal 12 April 2021, nilai
hemoglobin pasien mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya
perdarahan kronis yang diderita pasien yaitu perforasi gaster serta adanya perdarahan
sebanyak 300 cc saat operasi repair gaster pada 11 April 2021. Selanjutnya, pada
tanggal 13 April 2021 nilai hemoglobin pasien mengalami peningkatan (perbaikan)
karena pasien mendapat transfusi PRC sebanyak 1 unit (250 cc) namun nilainya masih
dibawah nilai rujukan.
Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak
bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi
(Sutedjo, 2006). Leukosit atau sel darah putih berperan melindungi diri dari infeksi
dan penyakit. Saat tubuh terserang penyakit, leukosit akan mengalami peningkatan
sebagai respons terhadap penyakit tersebut. Leukosit tinggi dapat menjadi tanda
bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam tubuh seseorang.
Leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi medis di mana seseorang
memiliki jumlah sel darah putih terlalu banyak. Leukositosis dapat disebabkan oleh
berbagai hal, seperti peradangan, infeksi, alergi, hingga kanker darah. Jumlah sel
darah putih normal berbeda-beda, tergantung usia. Berikut adalah jumlah normal sel
darah putih per mikroliter darah (sel/µL darah) berdasarkan kelompok usia:
Bayi yang baru lahir: 9.400 – 34.000
Balita (3-5 tahun): 4.000 – 12.000
Remaja (12-15 tahun): 3.500 – 9.000
Dewasa (15 tahun ke atas): 3.500 – 10.500
Jumlah leukosit normal tersebut merupakan jumlah gabungan dari berbagai jenis
leukosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit.
Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa jumlah leukosit mengalami
peningkatan (Leukositosis) dari data awal hingga hari kedua pengamatan.
Leukositosis pada pasien ini dikarenakan adanya peradangan dan terjadinya infeksi
pada lambung pasien.
Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti
berdiameter 2-4µm berbentuk cakram bikonveks yang terbentuk dalam sumsum
tulang. (Sheerwood, 2011).
Menurut Durachim dan Dewi (2018) trombosit diaktifkan setelah kontak
dengan permukaan dinding endotelia. Jumlah trombosit normal dalam tubuh orang
dewasa normal adalah 150.000 – 400.000 trombosit per mikro-liter darah.
Menurut Kiswari (2014) fungsi utama trombosit atau platelet adalah untuk
pembekuan darah. Konsep dasar pembekuan darah merupakan suatu proses reaksi
kimia yang melibatkan protein plasma, fosfolipid dan ion kalsium. Ketika pembuluh
darah luka atau bocor, maka tubuh akan melakukan 3 mekanisme utama untuk
menghentikan perdarahan yang sedang berlangsung, yaitu :
a) Melakukan konstriksi
b) Aktivasi trombosit
c) Aktivasi komponen pembekuan darah lain dalam plasma darah.
Jika terjadi luka atau jaringan robek, maka komponen cairan yang ada di
dalam jaringan akan keluar, seperti serotonin. Serotonin ini yang akan merangsang
pembuluh darah untuk melakukan penyempitan yang disebut dengan vasokonstriksi
(Durachim dan Dewi, 2018).
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hasil trombosit pada 12 April 2021,
mengalami peningkatan (trombositosis). Trombositosis ditandai dengan kenaikan
jumlah trombosit yang dibentuk dalam sumsum tulang. Kenaikan jumlah trombosit
tersebut dapat disebabkan gangguan yang terjadi pada sumsum tulang, sehingga
trombosit diproduksi tubuh secara berlebihan. Pada pasien ini, kenaikan trombosit
disebabkan karena adanya perdarahan dan infeksi yang terjadi pada pasien. Namun,
pada tanggal 13 April nilai trombosit pasien mengalami penurunan (perbaikan) dan
sudah berada dalam batas normal.
Natrium
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa
mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10- 14 mEq/L)
berada dalam cairan intrasel4,8. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel
ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium
klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan
osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium
(Darwis D, dkk 2008). Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran
keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan
natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses
difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran cerna atau keringat di kulit.
Nilai rujukan kadar natrium yaitu
serum bayi 134-150 mmol/L
serum anak dan dewasa 135-145 mmol/L
urine anak dan dewasa 40-220 mmol/24 jam
cairan serebrospinal 136-150 mmol/L
feses : kurang dari 10 mmol/hari
Berdasaran tabel 8. pada tanggal 12 April nilai natrium kurang dari nilai
normal (hiponatremia). Hal ini disebabkan karena pasien mendapatkan obat diuretik
(lasix) yang dapat memengaruhi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium.
Nilai natrium pada 13 April mengalami peningkatan (perbaikan) namun nilainya
masih dibawah nilai normal. Pemberian infus NaCl 0.9% dilakukan untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang dan mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit serta menjaga
tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
Selain itu, orang yang berusia lebih tua memiliki berbagai faktor yang
berkontribusi terhadap terjadinya hiponatremia. Faktor tersebut termasuk perubahan
yang terkait dengan usia, mengonsumsi pengobatan tertentu, dan meningkatnya
kemungkinan untuk mengalami penyakit kronis yang dapat mengubah keseimbangan
natrium dalam tubuh.
Tutofusin
500 - 100
OPS
Triofusin
600 - 500 118.8
E1000
13-Apr-21 Kalbamin 300 - 27.43
RL 200 -
D40% 300 - 432 120
Plasbumin
100 -
20%
TOTAL 1032 238.8
Pembahasan :
Asupan Kalori dan Zat Gizi
Total kalori yang didapatkan dari pemberian nutrisi Parenteral pada hari
pertama adalah 532 kkal dan 120 gr karbohidrat. Kalori yang diberikan kepada pasien
<80% kebutuhan karena pasien masih dipuasakan pasca operasi repair perforasi gaster.
Sedangkan pada hari kedua terjadi peningkatan asupan zat gizi yang
bersumber dari pemberian triofusin E1000 dan Dextrose 40% yang menjadi sumber
kalori dan karbohidrat, serta Kalbamin yang menjadi sumber protein dari nutrisi
parenteral pasien. Namun, asupan energi dan zat lain pada pasien masih <80%
kebutuhan karena pada hari kedua pengamatan pasien belum diberikan nutrisi enteral,
baru diberikan test feeding yaitu air putih.
Tutofusin OPS
Saat ini, pasien masih dipuasakan dan diberikan terapi parenteral nutrisi yaitu
Tutofusin OPS. Tutofusin OPS merupakan sediaan infus yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan air dan eletrolit lengkap pada keadaan dehidrasi hipotonis
(kehilangan cairan intraseluler), sebelum dan sesudah operasi. Kalori yang dihasilkan
dari Tutofusin OPS adalah 200 kkal/L yang berasal dari sorbitol 50 gr/L. Kandungan
sorbitol pada Tutofusin OPS berperan sebagai nitrogen-sparing melindungi dari
pemecahan protein.
NaCl
NaCl 0.9% memiliki penyebutan natrium klorida. NaCl 0.9% merupakan
sediaan infus steril yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang karena beberapa faktor, misalnya dehidrasi, serta menjaga keseimbangan kadar
air dalam tubuh. Tak hanya itu, NaCl 0.9% juga berfungsi untuk mengatur kerja dan
fungsi otot jantung, mendukung metabolisme tubuh, dan merangsang kerja saraf.
D40%
Merupakan cairan infus yang berisi larutan dextrose yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam tubuh ketika pasien tidak dapat meminum
cairan yang cukup atau dibutuhkan tambahan dari luar demi menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Plasbumin
Pasien juga diberikan infus plasbumin 25% untuk memperbaiki nilai albumin.
Plasbumin adalah serum parenteral yang digunakan untuk keseimbangan elektrolit,
hipoproteinemia dengan edema, shock hipovolemia, hipoalbuminemia, atau pada
pasien luka bakar yang parah. Obat ini mengandung Human albumin, albumin serum
yang ditemukan dalam darah manusia.
Triofusin E1000
Triofusin E1000 digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi total dan
parsial, vitamin, serta elektrolit yang diberikan secara parenteral. Salah satu efek
samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Triofusin E1000 adalah demam,
maka dari itu pasien masih diberikan Paracetamol infus untuk penurun demam dan
pereda nyeri.
Kalbamin
Kalbamin adalah larutan infus yang digunakan sebagai nutrisi parenteral
(nutrisi yang di berikan melalui pembuluh darah). Kalbamin mengandung asam amino
esensial dan non-esensial yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan malnutrisi,
membantu proses pemulihan cedera atau trauma sebelum dan sesudah terapi,
membantu mengatasi hipoproteinemia (kondisi ketika cairan akan berpindah dari
intravaskular kompatemen ke rongga interstisial yang kemudian menyebabkan asites).
Kalbamin tersedia dalam kemasan 10% Amino Acids Infusion 500 mL.
RL
Ringer laktat banyak digunakan pada pasien yang mengalami kehilangan
cairan tubuh atau dehidrasi serta pemberian infus tertentu. Jika dibandingkan dengan
cairan infus saline, ringer laktat cenderung tidak menyebabkan risiko kelebihan cairan
dalam tubuh.Berikut adalah beberapa fungsi ringer laktat selengkapnya:
Mengembalikan cairan tubuh pasien yang hilang
Menjaga cairan tubuh pasien rawat inap agar tetap terkendali
Mengembalikan cairan tubuh yang hilang setelah perdarahan hebat atau akibat
luka parah
Menjadi perantara atau media untuk obat-obatan yang dimasukkan ke
pembuluh darah.
Tabel 13. Obat
Nama obat Obat tanggal 12 Obat tanggal 13
April April
Ceftriaxone 2 x 2 gr 2 x 2 gr
Metronidazole 3 x 500 mg 3 x 500 mg
Asam tranexsamat 3 x 15 mg 3 x 1 mg
Vit. K 3 x 10 mg 3 x 10 mg
Omeprazole 240 mg/ 24 jam 240 mg/ 24 jam
Paracetamol 100 cc/ 24 jam 100 cc/ 24 jam
fentanyl 200 meq/50cc 200 meq/50cc
Sedacum 15 meq/ 50 cc 15 meq/ 50 cc
Pembahasan :
Ceftriaxon dan Metronidazole
Ceftriaxone dan metronidazole adalah obat antibiotika yang digunakan untuk
mengatasi berbagai infeksi bakteri yang terjadi pada tubuh. Obat ini juga digunakan
untuk mencegah infeksi pada luka operasi.
Asam tranexamat dan Vitamin K
Obat asam traneksamat dan vitamin K berfungsi untuk membantu pembekuan darah
pasca operasi.
Omeprazol
Omeprazole berperan dalam mengurangi produksi asam lambung dan bermanfaat
untuk meringankan gejala sakit maag dan heartburn yang ditimbulkan oleh penyakit
asam lambung.
Intake cairan
Tabel 14. Intake cairan
Cairan Masuk (ml) Cairan Keluar (ml)
Hari Keseimbangan
Pengamatan Ent Par Trans Total Urin NGT Lain IWL Total Cairan (ml)
Pembahasan :
Pada hari pertama pengamatan berdasarkan tabel keseimbangan cairan di atas
dapat dilihat bahwa balance cairan pada pasien adalah negatif. Tanda negatif
menggambarkan bahwa cairan keluar (output) lebih banyak dibandingkan dengan
cairan yang masuk (input). Hal ini menunjukkan adanya pengurangan cairan dalam
tubuh.
Sedangkan pada hari kedua, berdasarkan tabel keseimbangan cairan di atas
dapat dilihat bahwa balance cairan pada pasien adalah positif. Tanda positif
menggambarkan bahwa cairan masuk (input) lebih banyak dibandingkan dengan
cairan yang keluar (output). Hal ini menunjukkan adanya penambahan cairan dalam
tubuh. Maka dari itu pasien diberikan obat lasix yang mengandung furosemid. Lasix
digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Komposisi furosemid
merupakan komposisi obat diuretik yang dapat digunakan untuk megurangi cairan
atau kadar garam yang berlebihan di dalam tubuh melalui urin.
Pada hari kedua pasien mulai diberikan test feeding berupa air putih tetapi
pemberian air putih ditunda karena terdapat residu pada jam 09.00 dan jam 18.00
masing-masing sebanyak 50 cc berwarna kehijauan. Warna kehijauan menandakan
asam lambung pasien meningkat dan pasien belum siap menerima diit yang diberikan.
Selanjutnya, pasien masih diberikan parenteral nutrisi yaitu Tutofusin OPS, Triofusin
E1000 dan D40%.