Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANDIRI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


MANAJEMEN ASUHAN GIZI RUMAH SAKIT (MAGRS)
NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF DI RSUP SANGLAH

Oleh :
Mahasiswa Semester VII Kelompok 1

NI MADE SINTIA ARIYUNI


NIM. P07131217001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2020

1|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


KASUS HARIAN
RUANG INTENSIF PKL MAHASISWA 2020 DI RSUP SANGLAH

Selesaikanlah kasus tersebut berdasarkan langkah-langkah Proses Asuhan Gizi


Terstandar (PAGT/NCP) !

2|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


SKRINING PASIEN

FORMULIR SKRINING GIZI AWAL DENGAN MST


(MALNUTRISI SCREENING TOOL)

Parameter (Skor)
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang
tidak direncanakan?
o Tidak 0 (√)
o Tidak yakin (ada tanda : baju menjadi longgar) 2 (....)
o Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1 (....)
1– 5 kg 2 (....)
6 – 10 kg 3 (....)
11– 15 kg 4 (....)
> 15 kg
Tidak tahu berapa kg penurunannya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan/kesulitan menerima makanan ?
0 (√)
o Tidak
1 (....)
o Ya
Total Skor

Skor 0 = Risiko Rendah


Skor 1 = Risiko Sedang 0
Skor 2 = Pasien berisiko malnutrisi, konsul ke Ahli Gizi

Pasien dengan diagnosa khusus :


√ Ya Tidak

(DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Geriatri/Imunitas menurun/lain-lain)
Bila skor ≥2 dan atau pasien dengan diagnosa/kondisi khusus dilaporkan
kedokter pemeriksa)

Catatan :
Skor pasien 0 = artinya risiko malnutrisi pada pasien diatas yaitu kategori risiko
rendah, tetapi untuk pasien kondisi tertentu/diagnosa khusus meskipun hasil skrining
0, pasien harus dikaji ahli gizi.

3|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


NUTRITION CARE PROCESS

1. PENGKAJIAN GIZI

Terminolog
Data Terkait Gizi Standar Pembanding Masalah
i
Antropome (AD1.1)Komposisi/pertumbuh Kategori IMT menurut -
tri (AD) an/riwayat berat badan Kemenkes 2013
 (AD 1.1.1.4) estimasi tinggi  <18.5 :
badan berdasarkan kurus/underweight
demispan : 76,5 cm  18.5-24.9 : normal
 (AD 1.1.1.1) tinggi badan  25.0-27.0 : overweight
164,9 cm  >27 : Obesitas
 (AD 1.1.2.1) estimasi BB  BBI = 90% x (TB-100
berdasarkan LILA : 54 kg kg) = 90% x(164,9
 LILA : 24,5 cm -100 kg) = 58,41 kg
 (AD 1.1.5.1) IMT 20 kg/m2
(perhitungan estimasi tb, bb dan
imt terlampir)
Biochemica  WBC : 15,44 103/µl Nilai Rujukan Buku (NC.2.2)
l Data,  (BD 1.10.1) Hgb : 15,08 g/dl Saku Gizi Terjadinya perubahan
Medical  Ly (limfosti) : 0,66 103/µl  WBC : 4,1- 11,0 103/µl nilai lab terkait gizi yang
Test, and  (BD 1.2.5) Natrium : 146  Hgb : 13,5-17,5 g/dl berkaitan dengan kondisi
Procedures mmol/L  Ly : 1-3 103/µl fisiologis dan patologis
(BD)  (BD 1.2.2) Kreatinin :  Natrium : 135-145 pasien yang ditandai
0,62mg/dl mmol/L dengan ketidaknormalan
 Kreatinin : < 1,5 mg/dl kadar :
 Wbc tinggi
(Leukositosis)
 Limfosit rendah
(limpositopenia/limfo
penia)
 Natrium tinggi

4|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


(Hipernatremia)
Hasil Data Fisik Klinis: Kondisi fisik dan klinis
Pemeriksaa Sebelum Masuk RS : normal :
n Fisik  Tekanan darah normal :
 Mengeluh nyeri kepala
Terkait 120/80 mmHg
mendadak, penurunan
Gizi (PD)  Nadi normal 60-
kesadaran dirumah
100/menit
Sesudah Masuk RS :
 Respirasi normal : 12-
 TD 150/90 mmHg 20x/menit
 N = 98 x/mnt  Suhu normal :36-37oC
 RR 16x/menit
 DPO (dalam pengaruh obat)
 On Ventilator (terpasang
selang trakeal)
 NGT (Nasogastric tube) +
suhu 36ºͦC
Riwayat FH.1. Asupan makan dan zat Kebutuhan Asupan Tingkat Asupan
Terkait gizi : Pasien sesuai penerimaan di RS
Gizi dan Asupan Makan Sebelum perhitungan : dibandingkan dengan
Makanan – Masuk RS tanggal 7/9/2020:  (CS.1.1) Estimasi kebutuhan pasien :
Food  Makan utama 3 kali sehari kebutuhan energi :  E = 34 % (defisit
History  Suka konsumsi sosis, keripik, 1.752,3 kkal tingkat berat)
(FH) ikan asin  (CS.2.1) Estimasi  L : 26,2% (defisit
 Tidak ada alergi makanan, kebutuhan lemak) : tingkat berat)
tidak ada pantangan makan 38,9 g  P: 35,6 % (defisit
 (FH.1.1.1) asupan energi =  (CS.2.2) Estimasi tingkat berat)
2200 kkal kebutuhan protein :  KH: 34,9 % (defisit
 FH.1.5. Asupan Zat Gizi 87,6 g tingkat berat)
Makro:  (CS.2.3) Estimasi  (NI.2.1) Asupan
 (FH.1.5.1) asupan lemak = kebutuhan KH : 262,8 tidak adekuat
60 gr g  (NB.1.1)
 (FH.1.5.2) asupan protein = Kurang pengetahuan
60 gr terkait makanan dan
 (FH.1.5.3) asupan KH = 355 zat gizi terkait

5|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


gr paparan informasi
gizi yang rendah
Asupan Makan 1 hari sesudah
ditandai dengan
Masuk RS (tanggal 8/9/2020) :
kebiasaan pasien

 Post operasi : Peptibren 24 mengkonsumsi

gr 6 x 100 ml makanan tinggi

Nilai gizi peptibren/69 gram natrium seperti sosis,

adalah : keripik dan ikan asin

Energi = 290 kkal


Protein = 15 gram
Lemak = 5 gram
KH = 44 gram
Asupan pasien berdasarkan
peptibren yang diberikan :
Energi =

24 g
x 290 kkal=100,8 kkal x 6=605,4 kkal
69 g
Protein =

24 g
x 15 gram=5,2 gram x 6=31,2 gram
69 g
Lemak =

24 g
x 5 gram=1,7 gram x 6=10,2 gram
69 g
KH =

24 g
x 44 gram=15,3 gram x 6=91,8 gram
69 g
 Asupan 100%

Riwayat Data personal (CH 1) :


Klien (CH)  Nama : Tn MhRo
 Tgl lahir : 2/5/1985 (umur 35
tahun)
 Pegawai swasta
 Masuk RS : Tanggal

6|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


7/9/2020
Data riwayat medis/kesehatan
pasien/klien atau keluarga
terkait gizi (CH 2.1) :
Riwayat Penyakit Sekarang:
 ICH POST
CRANIECTOMY
EVACUASI ICH
SINISTRA, HIPERTENSI
ST II DIRAWAT DI
RUANG ICU BARAT
Riwayat Penyakit Terdahulu :
 Hipertensi tidak rutin minum
obat

2. DIAGNOSA GIZI
a. Domain intake (NI)
1) (NI.2.1) Asupan tidak adekuat (P) berkaitan dengan daya terima
makanan terbatas serta kondisi fisiologis pasien (E) yang ditandai
dengan tingkat konsumsi karbohidrat 34 %, lemak 26,2%, protein 35,6
%, karbohidrat 34,9 %. (Rata-rata tingkat konsumsi makanan 33 %
termasuk kategori defisit berat) (S).
b. Domain Klinis (NC)
(NC.2.2) Terjadinya perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) yang
berkaitan dengan kondisi fisiologis dan patologis pasien (E) yang
ditandai dengan ketidaknormalan kadar, yaitu wbc tinggi, limfosit
rendah dan natrium tinggi (S).
c. Domain Perilaku (NB)
1) (NB.1.1) Kurangnya pengetahuan terkait gizi (P) berkaitan dengan
paparan informasi gizi yang rendah (E) ditandai dengan kebiasaan
pasien mengkonsumsi makanan tinggi natrium seperti sosis, keripik
dan ikan asin (S).

7|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


Tabel 1
Obat yang diberikan kepada pasien a.n Tn MhRo di RSUP Sanglah
No Nama Obat Dosis Fungsi
1 Fenitoin 100mg/8 jam Anti kejang
2 Omeprazol 40 mg/12 jam Antisekresi
3 Parasetamol 1gr 100 ml infus/ 8 Antipiretik
jam
4 Kaptopril 25mg/8jam Antihipertensi
5 Seftriakson 1g inj/12jam Mengobati dan mencegah infeksi
bakteri
6 Siticholin 250 mg inj/12jam Mempercepat masa pemulihan akibat
stroke
7 Asam 500 mg/4 jam Menghentikan pendarahan/
traneksamat antifibrinolitik
8 Amlodipin 10 mg Mengatasi tekanan darah tinggi

Tabel. 2

Interaksi Obat dengan Makanan

No Nama Obat Interaksi Obat Dengan Makanan


1 Fenition Phenytoin dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Pada
pasien yang menggunakan nasogastric tube (NGT) atau jalur
makan enteral lainnya, makanan tidak diberikan dalam dua jam
sebelum atau sesudah mengonsumsi obat. Pemberian obat dan
waktu makan diusahakan selalu sama dari hari ke hari
(konsisten).
2 Omeprazol Interaksi makanan dengan omeprazole adalah tingkat
penyerapan menurun dengan makanan. Paling efektif diberikan
sekitar 30 menit sebelum makan. Bioavailabilitas mungkin
tidak terpengaruh jika diberikan sampai pada 2 menit sebelum
makan.
3 Parasetamol Efek makanan terhadap parasetamol terjadi pada dua fase,
yaitu pada fase absorbsi dan pada fase metabolisme. Pada fase
absorbsi, makanan dapat menurunkan kecepatan absorbsi dari
parasetamol sehingga level parasetamol tertinggi lambat

8|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


tercapai, dan efek mungkin akan lebih lama didapatkan.
Mekanisme terjadinya penundaan absorbsi ini karena adanya
makanan dapat menurunkan waktu pengosongan lambung,
sehingga menunda absorbsi dari parasetamol. Makanan
tinggi karbohidrat, tinggi lemak, dan tinggi protein dapat
menunda waktu pengosongan lambung (Bushra, 2011).

Selain berpengaruh pada fase absorbsi, makanan juga dapat


berpengaruh pada fase metabolisme. Beberapa jenis sayuran
seperti kecambah dan kubis menginduksi penurunan AUC
parasetamol sampai 16%, dan memacu metabolisme
parasetamol sampai 17%.

Sedangkan seledri menurunkan level plasma dari


parasetamol, namun menurunkan metabolit oksidatif dari
parasetamol sehingga risiko toksisitas dari parasetamol
meningkat (Ismail, 2009).
4 Kaptropil Penggunaan obat antihipertensi berpotensi menimbulkan
interaksi obat dan makanan. Captopril/lisinopril dapat
meningkatkan kadar kalium dengan menghambat aktivitas renin
angiotensin aldosteron. Jika captopril/lisinopril dikonsumsi
bersamaan dengan pisang, kemungkinan dapat terjadi risiko
hiperkalemia karena pisang merupakan buah tinggi kalium.
5 Seftriakson Pemberian ceftriaxone boleh dikonsumsi dengan makanan
untuk mengurangi keadaan gastrik.
6 Siticholin Citicoline dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Saat ini belum ada data interaksi obat citicoline dengan
makanan atau dengan obat-obat lainnya. (sumber:
Guesehat.com)

7 Asam Asam traneksamat dalam plasma dapat dicapai dalam jangka


traneksamat waktu 3 jam setelah pemberian oral. Adanya makanan dalam
sistem pencernaan tidak mempengaruh absorpsi maupun
parameter farmakokinetik lainnya dari obat.

9|NCP KASUS HARIAN RUANG INTENSIF


8 Amlodipin Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

3. INTERVENSI GIZI
No DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
1. P (Problem) Asupan tidak adekuat Tujuan : Meningkatkan
asupan pasien hingga
mencapai 80-100% secara
bertahap
E (Etiologi) Berkaitan dengan daya terima Cara : Memberikan nutrisi
makanan terbatas serta kondisi secara NGT dalam bentuk
fisiologis pasien makanan cair seperti
peptibren secara bertahap
sesuai dengan kondisi pasien
S (Sign/Simptom) Tingkat konsumsi 34 %, lemak Target : asupan makanan
26,2%, protein 35,6 %, pasien meningkat 5% setiap
karbohidrat 34,9 %. (Rata-rata hari dan dalam waktu 1
tingkat konsumsi makanan 33 minggu mencapai 80-100%
% termasuk kategori defisit
berat)
P (Problem) Terjadinya perubahan nilai Tujuan : Menurunkan kadar
laboratorium wbc, menurunkan kadar
natrium serta meningkatkan
kadar limfosit darah pada
pasien
E (Etiologi) Kondisi fisiologis dan patologis Cara : memberikan pasien
pasien makanan dalam bentuk cairan
melalui NGT seperti formula
peptibren serta mengurangi
dan membatasi pemberian
2.
natrium pada pasien sampai
pasien mencapai nilai
laboratorium yang normal
S (Sign/Simptom) Ketidaknormalan kadar wbc Target : Kadar wbc
yang tinggi, limfosit rendah mencapai 4,1- 11,0 103/µl

10 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
dan natrium tinggi kadar limfosit mencapai 1-3
103/µl serta kadar natrium
mencapai 135-145 mmol/L

P (Problem) Kurangnya pengetahuan terkait Tujuan : Meningkatkan


makanan dan gizi pengetahuan terkait gizi pada
pasien
E (Etiologi) Kurang terpapar informasi Cara : Memberikan edukasi
terkait makanan dan zat gizi gizi tentang jumlah, jenis dan
waktu makan untuk pasien
sesuai dengan diagnosa
penyakit
3.
S (Sign/Simptom) Kebiasaan pasien Target : Adanya perubahan
mengkonsumsi makanan tinggi perilaku dan pasien
natrium seperti sosis, keripik memahami pengetahuan
dan ikan asin terkait makanan dan zat gizi
khususnya perubahan
perilaku makan yang mulai
mengurangi konsumsi
makanan tinggi natrium

PRESKREPSI DIET
1. Jenis Diet : Diet Stroke I Rendah Natrium
2. Tujuan Diet :
o Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan status gizi
pasien agar tetap normal.
o Memberikan makanan dalam bentuk cairan melalui NGT agar
mudah dicerna dan mempercepat proses penyembuhan pasien
pasca operasi/pembedahan.
o Membantu menurunkan tekanan darah pasien.
3. Syarat Diet :

11 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
o Energi cukup, yaitu 30 kkal x BBI (kg), sesuai kebutuhan
pasien yaitu 1.752,3 kkal/hari.
o Protein cukup, yaitu 20% dari total kalori, sesuai kebutuhan
pasien yaitu 87,6 gram
o Lemak cukup,yaitu 20% dari total kalori sesuai kebutuhan
pasien yaitu 38,9 gram. Utamakan lemak tak jenuh.
o Karbohidrat cukup, yaitu 60% dari kalori total sesuai
kebutuhan pasien yaitu 262,8 gram.
o Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi
garam atau air dan/atau hipertensi.
o Natrium sesuai dengan tingkat hipertensi pasein, yaitu 200-400
mg Na untuk Diet Rendah Garam I.
o Makanan diberikan dalam bentuk cair.
o Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap.
o Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
4. Bentuk : Makanan pasien diberikan dalam bentuk cairan
5. Jalur pemberian : Melalui NGT (Enteral)
6. Frekuensi : 6 x sebanyak 100 ml/hari (peptibren) kemudian volume
pemberian dinaikkan secara bertahap menjadi 6 x sebanyak 150/ml

7. Kebutuhan Zat Gizi :


Kebutuhan zat gizi pasien sebagai berikut:
o Diketahui :
Umur : 35 tahun
Jk : laki-laki
BB estimasi : 54 kg
TB estimasi : 164,9 cm
LiLA : 24,5 cm
BBI : 58,41 kg

12 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
IMT : 20 kg/m2

Terapi Diet RS Kebutuhan Pasien Perbandingan


Post operasi : a. Energi Energi = 54 %
Peptibren 24 gr 6 x Kebutuhan Energi Protein = 36 %
100 ml Rule of Thumb = BBI (kg) x 30 Lemak = 26%
Nilai gizi kkal/hari KH = 35%
peptibren/69 gram = 58,41 kg x 30 kkal/hari Asupan pasien
adalah : = 1.752,3 kkal/hari kategori defisit
Energi = 290 kkal b. Protein berat
Protein = 15 gram 20 % ×total kkal/hari
Kebutuhan Protein ¿
4 kkal
Lemak = 5 gram
20 % ×1.752,3 kkal
KH = 44 gram = 4 kkal
Terapi di RS 100%:
= 87,6 gram
a. Energi =
c. Lemak
24 g
x 290 kkal=100,8 kkal x 6=605,4
Kebutuhan Lemak kkal¿ 20 % ×total kkal/hari
69 g 9 kkal
b. Protein = 20 % ×1.752,3 kkal
= 9 kkal
24 g
x 15 gram=5,2 gram x 6=31,2 gram = 38,9 gram
69 g
c. Lemak = d. Karbohidrat
60 % ×total kkal/hari
24 g Kebutuhan KH ¿
x 5 gram=1,7 gram x 6=10,2 gram 4 kkal
69 g
60 % ×1.752,3 kkal
d. KH = = 4 kkal

24 g = 262,8 gram
x 44 gram=15,3 gram x 6=91,8 gram
69 g
e. Natrium = < 2300 mg/hari,
jika penurunan tekanan darah belum
mencapai target dibatasi hingga mencapai
1500 mg/hari.

13 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
8. Implementasi :
Selama terapi yang dilakukan diet yang diberikan pada hari pertama pasien masuk
rumah sakit tanggal 07/09/20 adalah formula cair (peptibren). Diberikan dengan
frekuensi diberikan 6x sebanyak 100ml/hari. Pada tanggal 08/09/20 dan hari
berikutnya volume dinaikkan secara bertahap menjadi 6x sebanyak 150 ml/hari
karena asupan pasien 100% dan tidak ada residu. Setelah pasien sadar dan sudah
bisa makan maka akan direncanakan pemberian diet Stroke I Rendah Garam I
sesuai dengan kebutuhan pasien.

EDUKASI GIZI/KONSELING GIZI

a. Tujuan :
1) Meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi diet dan makanan
untuk pasien pasca bedah otak dalam proses penyembuhan
2) Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarganya tentang pentingnya
diet yang diberikan.
3) Meningkatkan pengetahuan pasien tentang bahan makanan yang
dianjurkan dan dibatasi sesuai dengan kondisi pasien.
4) Memotivasi pasien agar mau mengkonsumsi makanan/ diet yang
diberikan oleh rumah sakit.
b. Metode : Diskusi dan tanya jawab.
c. Materi :
1) Terapi diet pada pasien stroke pasca bedah otak
2) Makanan yang dianjurkan untuk pasien
3) Makanan yang tidak dianjurkan untuk pasien.
4) Menganjurkan pasien untuk mau menjalankan terapi diet dari rumah
sakit terlebih dahulu.
d. Sasaran : Pasien dan keluarganya.
e. Jumlah Sarasan : 2 orang
f. Waktu : Konseling rencananya dilaksanakan pada tanggal 9
September 2020 selama kurang lebih 15 menit.
g. Tempat : Di Ruang Icu Barat RSUP Sanglah Denpasar.
h. Alat peraga : Leaflet

14 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
i. Evaluasi : Evaluasi yang dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan kembali kepada pasien apabila sudah dapat berkomunikasi atau
menanyakan kepada keluarga pasien apakah sudah paham atau belum serta
melihat antusias pasien/keluarganya dalam bertanya mengenai materi yang
diberikan.

4. MONITORING DAN EVALUASI

Capaian / Hasil Monitor


Parameter Target / Tujuan Tgl : Tgl : Evaluasi Tindak lanjut
08/09/2020 09/09/2020
Asupan Meningkatkan 33% - - -
asupan pasien
hingga mencapai
80% secara
bertahap.
Menurunkan 15,44 103/µl - - -
kadar wbc
hingga mencapai
4,1- 11,0 103/µl
dalam 1 minggu

Meningkatkan 0,66 103/µl - - -


kadar limfosit
menjadi 1-3
Hasil Lab 3
10 /µl dalam 1
minggu
Menurunkan 146 mmol/L - - -
kadar natrium
hingga mencapai
Natrium : 135-
147 mmol/L
Dalam 1 minggu
Menurunkan 150/90 mmHg - - -
tekanan darah
Fisik Klinis hingga mencapai
120/80 mmHg

Catatat : Monitoring dan evaluasi belum bisa dilakukan karena belum mengetahui
bagaimana keadaan pasien setelah tangal 08/09/2020.

15 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
MENU CAIR PASIEN PASCA BEDAH ICH CRANIOTOMY EVAKUASI ICH
SINISTRA + HIPERTENSI ST II

ASUPAN 100% PEPTIBREN 24 g 6 x 150 mL

Frekuensi pemberian Takaran Peptibren yang Waktu Pemberian


Diberikan
(3 jam sekali)
Pukul : 07.00 Wita
Pukul : 10.00 Wita
Pukul : 13.00 Wita
6 kali pemberian dalam 1 24 g/150 ml
Pukul : 16.00 Wita
hari
( 150 ml air hangat + 24 g Pukul : 19.00 Wita
peptibren) Pukul : 22.00 Wita

LAMPIRAN

A. Estimasi TB Berdasarkan Demispan (menurut Niel, 2011 dan BAPEN)


o Diketahui : demispan pasien = 76,5 cm
o Ditanya : estimasi TB pasien ?
o Penyelesaian : Laki-laki
Tinggi (cm) = (1,40 x demispan dalam cm) + 57,8
Tinggi (cm) = (1,40 x 76,5 cm) + 57,8
Tinggi (cm) = 107,1 cm + 57,8
Tinggi (cm) = 164,9 cm
Berdasarkan perhitungan diperoleh tinggi badan estimasinya adalah 164,9
cm.
B. Estimasi BB Berdasarkan LiLA
o Diketahui : LiLA pasien = 24,5 cm
o Ditanya : estimasi BB pasien ?
LiLA
o Penyelesaian : x( BBI )
LLA 90 %

16 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F
Keterangan :
BBI = 90% x (TB-100) kg
BBI = 90% x (164,9 – 100) kg = 58,41 kg
LiLA 90% :
o Pria : 26,5 cm
o Wanita : 25,7 cm
LiLA 24,5 cm
x ( BBN ) = x 58,41kg=54 kg
LLA 90 % 26,5 cm

Berdasarkan perhitungan diperoleh berat badan estimasinya adalah 54 kg.

C. Status Gizi Pasien Berdasarkan IMT


o Diketahui : BB = 54 kg dan TB 164,9 cm (1,649 m)
o Ditanya : IMT ?
BB (kg) 54 (kg ) 54(kg)
o Penyelesaian :IMT= 2
= 2
= 2
=20 kg /m2
TB(m) 1,649( m) 2,7 (m)

Berdasarkan perhitungan diperoleh IMT pasien adalah 20 k g/m2, artinya


status gizi pasien berdasarkan IMT yaitu normal.

17 | N C P K A S U S H A R I A N R U A N G I N T E N S I F

Anda mungkin juga menyukai