Dihadapkan dengan pasien Tn. S berusia 57 tahun datang kerumah sakit dengan
keluhan demam, batuk, lemas, pola nafas tidak efektif, tenggorokan kering, nyeri
dada dan pasien merasa berat badan menurun sebanyak 16 kg dalam 11 bulan
terakhir. Setelah diperiksa dokter, pasien didiagnosa menderita penyakit ADHF,
CLBBB. Saat dilakukan Asesmen pasien mengaku bahwa masih merasakan sesak
napas, badan lemas, mual dan pusing. Sebelum datang ke rumah sakit, pasien
mempunyai Riwayat penyakit hipertensi dan DM. Hasil pemeriksaan
Antropometri pasien didapatkan TB 170 cm dan BB 68 cm. Hasil pemeriksaan
biokimia Tn. S. yaitu kadar hemoglobin 13,1g/dl, leukosit 17,32ribu/ul, eritrosit
6,9juta/ul, MCV 58,8/UM, MCH 19pg, MCHC 32,3g/dl, RDW-CV 17,5%,
Limfosit 10,7%, neutrofil 84,1%, GDS >500mg/dl, ureum 66mg/dl, kreatinin
1,17mg/dl, natrium 133,55mmol/l, chloride 92,90mmol/l, calsium ion 1,36mmol/l,
trigliserida 173 mg/dl. Selain itu juga dilakukan pengecekan urinalisa dengan
kejernihan urin keruh, glukosa urin, darah, leukosit dan bakteri termasuk positif.
Hasil pemeriksaan fisik klinis Tn. S. yaitu Pasien dalam keadaan sedang, lemah,
composmetis. Yang ditandai dengan Respiratory rate 24x/menit. Denyut nadi
80x/menit suhu 37C dan tekanan darah 151/67 mmHg. Pola makan pasien
sebelum masuk rumah sakit dapat dilihat dari hasil wawancara pada form Food
Frekuensi Questiner yaitu pola makan pasien sebanyak 3x/hari dengan
mengkonsumsi nasi 3x/hari, lauk hewani yang biasa dikonsumsi berupa ikan
bandeng, ikan asin, ikan mujair, dan ikan lele 3- 4x/minggu. Untuk lauk nabati
yang biasa dikonsumsi yaitu tahu dan tempe 1x/hari. 26 Untuk sayuran yang biasa
dikonsumsi yaitu sayur sop, terong balado, sayur lodeh, cah kangkung, daun
papaya, sayur asem, sayur bayam sebanyak 3-4x/minggu. Pasien sangat menyukai
buah pisang dan jeruk. Selain itu, pasien juga menyukai jajanan pasar seperti
singkong rebus, sukun dan tela goreng sebanyak 2-3x/minggu. Pada saat di rumah
sakit, pasien mendapatkan diet BN DJ DM dengan bentuk makanan lunak.
Tingkat asupan Tn. S sangat kurang dan termasuk mengalami penurunan nafsu
makan dikarenakan pasien terus merasakan sesak nafas dan terdapat mual.
Dengan hal tersebut dijelaskan bahwa asupan makanan Tn. S saat dirumah sakit
yaitu makan sore dan pagi hanya dihabiskan ½ porsi dari keseluruhan. Snack yang
diberikan dari rumah sakit juga hanya dihabiskan ½ porsi. Tn. S tidak mengalami
gangguan pada menelan dan mengunyah makanan
A. Identitas Pasien
1. Data Personal (CH)
Kode IDNT Jenis Data Data Personal
CH.1.1 Nama : Tn. S
CH.1.1.1 Umur : 57 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin :Laki - laki
CH.1.1.5 Suku/etnik :
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga : kepala keluarga
Diagnosis medis : ADHF, CLBB dan DM dengan
hipertensi
a. >20 a. Skor 0
b. 18.5-20 b. Skor 1
c. <18.5 c. Skor 2
2 Presentase penurunan berat badan secara tidak sengaja (3-6
bulan yang lalu) a. Skor 0
a. <5 % b. Skor 1
b. 5-10% c. Skor 2
c. >10%
3 Pasien menderita penyakit berat dan atau asupan makan tidak
adekuat >5 hari a. Skor 0
a. Tidak b. Skor 2
b. Ya
Skor 2
Kesimpulan: Beresiko sedang malnutrisi.
Keterangan: Skor 4, 0: resiko rendah, skor 1: resiko sedang, skor > 2: resiko
tinggi.
C. Antropometri (AD.1.1)
Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
AD.1.1.1 Tinggi Badan 170 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 68 Kg
AD 1.1.4 Perubahan Berat -
Badan
AD.1.1.5 IMT 23,5
LILA -
Kesimpulan
Perhitungan IMT Ny.S mendapat hasil 23,5 dengan keterangan IMT Tn. S
Normal (Wahyuni, Rahmah, & Pranata, 2020).
D. Biokimia (BD)
Tanggal : 02 september 2019
Kode Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket.
IDNT
Hemoglobin 13,1g/dl, 12-17,3 Normal
(g/dL)
Leukosit ribu/ul 17,32 5000-10000 Tinggi
Eritrosit juta/ul 6,9 4 – 5 juta/ul Tinggi
Kreatinin 1,17 0,5-1,1 Tinggi
(mg/dl)
Ureum (mg/dl) 66 12-33 Tinggi
MCV/UM 58,8 80-96 Normal
MCH pg 19 27-31 Rendah
MCHC g/dl 32,3 32-36 Normal
GDS (mg/dl) >500 >200 Tinggi
Natrium (mg/dl) 133 135 – 145 Rendah
RDW-CV 17,5% 11,5%-14,5% Tinggi
Kalsium 1,36mmol/l 9-11 mg/dl Rendah
Trigliserida 173 mg/dl 120 -190 Normal
Neutrophil 84,1% 50 - 70% Tinggi
Limfosit 10,7% 20 – 40 Rendah
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Hail Pemeriksaan Tekanan darah tinggi yaitu 151/67 mmHg, sedangkan
batas normal tekanan darah adalah 120/80 mmHg menunjukkan pasien
mengalami penyakit hipertensi stage 2 (Wahyuni, Rahmah, & Pranata,
2020)
F. Riwayat Makan (FH)
1. SFFQ
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
FH.2.1 Riwayat Diet 3x/hari dengan mengkonsumsi nasi 3x/hari,
(pola makan) lauk hewani yang biasa dikonsumsi berupa
ikan bandeng, ikan asin, ikan mujair, dan
ikan lele 3- 4x/minggu. Untuk lauk nabati
yang biasa dikonsumsi yaitu tahu dan tempe
1x/hari. 26 Untuk sayuran yang biasa
dikonsumsi yaitu sayur sop, terong balado,
sayur lodeh, cah kangkung, daun papaya,
sayur asem, sayur bayam sebanyak
3-4x/minggu
FH.2.1.1 Pemesanan Diet Diet DM 2.100 kalori, DASH, DJ
FH.2.1.2 Pengalaman -
diet
FH.2.1.3 Lingkungan Baik
makan
FH.4.1 Pengetahuan Kurang
tentang
makanan dan
gizi
Kesimpulan:
Protein
CS.2.2.1 Estimasi 25% x 2243,25 /9
Kebutuhan = 62,31gr
.
Lemak
CS.2.3.1 Estimasi 60% x 2243,25 /4 = 336,48 gr
Kebutuhan
Karbohidrat
CS.5.1.1 Rekomendas Rek BB = BBI = 170 – (100) – (10%)= 63 kg
i BB/ IMT/ Rek IMT = 21 kg/m²
pertumbuhan
ABW/ IBW X 100% = 63/ 68 X 100%
= 92% à ABW > 120% IBW
I. DIAGNOSIS GIZI
1) Domain Intake
NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan penurunan nafsu
makan dikarenakan pasien terus merasakan sesak nafas dan terdapat
mual, ditandai dengan makanan dan snack yang hanya dihabiskan 1/2
porsi
NI-5.4 Penurunan Kebutuhan Zat Gizi spesifik natrium yang
berhubungan dengan hipertensi stage 3. yang ditandai dengan hasil
pemeriksaan fisik klinis tekanan darah 151/67 mmHg
2) Domain Klinik
NC-1.4 Perubahan fungsi Gastro Intestinal berkaitan dengan mual dita
ndai dengan tenggorokan kering
NC-2.2 Perubahan data laboratorium berkaitan dengan penyakit ginjal
dan DM ditandai dengan kadar kreatinin, ureum, leukosit, RDW-CV,
neutrophil, eritrosit dan GDS tinggi dan kadar kalsium, natrium dan
MCH dan natrium kalsium rendah.
3) Domain Behavior
NB-1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri yang
berhubungan dengan ketidaksiapan untuk melakukn diet yang ditandai
dengan makan dengan porsi sedikit hanya ½ porsi setiap kali makan
dan tidak makan berbagai macam varian makanan.
J. INTERVENSI GIZI
1. Tujuan diet :
- Memenuhi asupan protein, lemak, dan karbohidrat yang
adekuat sesuai dengan kemampuan jantung
- Mempertahankan berat badan yang ideal agar tidak
memperberat kerja jantung
- Mengurangi dan menghindari bahan makanan yang IG dan
natriumnya tinggi serta sumber kolesterol dan lemak jenuh
- Menambah atau memenuhi asupan serat pada makanan
- Mempertahankan cairan agar tidak terjadi penumpukan cairan
(edema)
- Memenuhi kebutuhan elektrolit (khususnya kalium dan
natrium) yang berkurang akibat pemberian obat deuretik
- Meningkatkan konsumsi serat larut air
- Memberikan bentuk makanan yang sesuai kepada pasien
- Memberikan edukasi terkait zat gizi agar kualitas makan sehari
hari menjadi lebih baik.
- Meningkatkan Aktifitas Fisik
- Mengontrol tekanan darah dan mengontrol kadar gula darah no
rmal
- Mengurangi makanan yang membuat stimultan, misalnya
kafein
- Mencegah makanan yang membuat konstipasi dan flatulence
2. Preskripsi Diet (syarat dan prinsip)
Energi diberikan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh
untuk memenuhi kebutuhan 30 kkal/kgBB ideal pada pria
Protein cukup diberikan 15% dari seluruh total kalori yang
diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi tubuh dan
penyakit penyertanya
Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi
Karbohidrat diberikan 60% dari total kalori dari karbohidrat
kompleks. Semakin tinggi asupan karbohidrat dapat
memperberat keluhan sesak nafas pada pasien
Bahan makanan sumber kolesterol dianjurkan dibatasi
maksimal 200 mg/hari
Kalsium (vitamin D) dan magnesium membantu dalam
menjaga kesehatan jantung dan mengatur detak jantung tetap
stabil
Pembatasan pemberian bahan makanan tinggi purin pada kasus
gagal jantung dengan hiperurismemia
Pembatasan pemberian cairan dengan jumlah cairan yang
keluar selama 24 jam ditambah 500 ml.
Pemberian Makanan dan Selingan (ND.1)
a. ND.1.1 : Jenis DIIT : Diet DM 2.100 kalori, DASH, DJ
b. ND.1.2.1 : Bentuk Makanan : Lunak
c. ND.1.5 : Route : Oral
d. ND.1.3 : Jadwal/Frekuensi Pemberian : 3 makan utama 3
selingan
e. Energi : 2243,25 kkal.
f. Protein : 84,12 gr (15% dari kebutuhan energi total)
g. Lemak : 62,31 gr (25% dari kebutuhan energi total)
h. Karbohidrat : 336,48 gr (60% dari kebutuhan energi total)
i. Natrium : >2000 mg/hari
j. Kalium : 4700 mg/hari
k. Kalsium : >800 mg/hari
l. Fosfor : 700 mg/hari
m. Cairan : urin keluar 24 jam + 500 ml
3. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
Perkeni 2021
BBI = Tb – 100 – 10%
= (170 – 100) - (10%)
= 70 – 10% = 63 kg
a) Energi basal = 30 kkal X 63 = 1.890 kkal
b) Aktifitas Fisik = 10% X energi bassal = 10% X 1.890 kkal = 189 kkal
Lemak
25% x 2.173,5 /9
= 60,3 gr
karbohidrat
60% x 2.173,5 /4 = 326,48 gr
4. Domain Konseling (C)
a. Tujuan
- Untuk memberikan pengetahuan terkait asupan gizi kepada
pasien dan keluarga pasien
- Agar pasien mencapai status gizi normal
- Memberikan edukasi terkait penyakit ADHF dan CLBBB, diet
yang digunakan serta makanan dan minuman apa yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi pasien
penderita ADHF dan CLBBB
b. Preskripsi
1) Sasaran : Keluarga dan pasien
2) Tempat : Ruang rawat inap
3) Waktu : pada saat kunjungan ahli gizi ke ruang rawat, ± 20
menit
4) Permasalahan gizi: asupan energi, protein, KH dan lemak
inadekuat
5) Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab dan demonstrasi
6) Media : Leaflet, DBMP, dan Food Model
7) Materi :
- pengertian diet DASH, DJ dan DM
- Pentingnya pengaturan makan yang tepat bagi
penderita DM dengan tekanan darah tinggi serta
penyakit PJK.
- Kebutuhan energi dan zat gizi, Menu diet penderita
PJK, DM dan Hipertensi
- Prinsip 3J : Menetapkan jadwal makan & snack
teratur, menetapkan jumlah makanan danm jenis
bahan makanan
- Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP)
- Makanan yang dianjurkan (tinggi serat dan IG
rendah serta tinggi kalium: sayuran, strawberry,
pisang Lemak jenuh : daging merah, produk olahan
susu (susu kemasan), makanan kemasan dan
makanan yang tidak dianjurkan (fast food, gorengan
lemak tidak jenuh : kacang kacangan, daging
unggas, ikan, alpukat
- Pembatasan cairan karena fungsi ginjal sudah tidak
optimal
5. Domain Edukasi Gizi (E.1)
E.1.1. Tujuan Edukasi: untuk menyampaikan pengetahuan kepada pasien
guna membantu pasien dalam mengelola atau memodifikasi pilihan makan
atau pola makan.
E.1.2 Prioritas Modifikasi
Memberikan bentuk makanan dan frekuensi makanan sesuai dengan
kemampuan pasien. Berkolaborasi dengan kelurga pasien berkaitan
dengan motivasi pemberian diet.
K. Kolaborasi (RC)
No Tenaga Kesehatan Koordinasi
1 Ahli gizi Tentang diet penyakit.
2 Dokter Koordinasi patofisiologi pasien
3 Perawat ruangan Perubahan Vital sign pasien
4 Analis Tentang kondisi penderita terutama
perubahan hasil pemeriksaan
laboratorium sebelum dan sesudah
pemberian diet.
5 Apoteker Tentang obat yang diasup dan
interaksinya dengan makanan.
6 Pasien dan keluarga pasien Tentang motivasi untuk pemberian
diet dan makan.
7 Tenaga pengolahan/Pramusaji Tentang jadwal makan pasien dan
penyajian yang menarik agar nafsu
makan.
8 …(tenaga yang lain)
L. Rencana Monitoring
Anamnesis Hal Yang diukur Waktu Pengukuran Evaluasi/Target
Antropometri BB dan TB Pada akhir perawatan Berat badan
normal
Biokimia Hemoglobin Menyesuaikan jadwal HB, MCHC,
Leukosit pemeriksaan lab trigliserida untuk
Eritrosit mempertahakan
MCV nilai lab. Leukosit,
MCH eritrosit,
MCHC MCV,MCH,
RDW-CV RDW-CV,
Limfosit limfosit, neutropil,
Neutrophil GDS, ureum,
GDS kreatinin, natrium,
Ureum chloride, calcium
Kreatinin untuk mencapai
Natrium nilai normal.
Chloride
Calcium
Trigliserida
Klinis/fisik Nadi Setiap hari Membandingkan
Suhu suhu tubuh dan
Respirasi denyut nadi
Tekanan darah dengan nilai
Dietary Pada saat kunjungan
Riwayat Diet normal
ulang
Bibliography
Ardiansyah, D., Farizal, J., & Irnameria, D. (2019). GAMBARAN KADAR KREATININ DARAH
PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSUD DR.
M.YUNUS PROVINSI BENGKULU. Journal of Nursing and Public Health.
Kurniasari, F. N. (2015). Skrining. In Nutrition Care Prosess (p. 12). GRAHA ILMU.
Sari, D. O., Suharto, E., & Akhbar, I. Z. (2010). korelasi antara kadar glukosa darah
dengan kadar kalsium tulang pada model tikus hiperglikemia. jurnal kedokteran .
Wahyuni, T. D., Rahmah, I., & Pranata, I. (2020). OtBook penuntun diet, Lboratorium
Klinis, Interaksi Obat dengan Makanan . In edisi kedua (p. 2). Otgroup.