Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA NY.

DENGAN APPENDICTOMY DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD SEKARWANGI KAB. SUKABUMI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas PKK Mata Kuliah KMB II

Dosen Pengampu :

Ady waluya, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

MUHAMMAD FAUZI
32722001D20058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA NY. T
DENGAN APPENDICTOMY DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD SEKARWNGI KAB. SUKABUMI

Nama Mahasiswa : Muhammad Fauzy


NIM : 32722001D20058
Tgl dan jam pengkajian : 15 Desember 2022 dan 13.45 WIB

I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien : Ny.E
b. Umur : 40 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Alamat : Kp. Parungseah Kaler
f. No. CM : -
g. Diagnosa Medis : Apendisitis

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


a. Nama : Tn. S
b. Umur : 58 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : Sarjana Ekonomi
e. Pekerjaan : Pensiunan PTPN
f. Hubungan dengan pasien : Suami
Asal pasien : -

A. PRE OPERASI
1. Keluhan Utama : nyeri
2. Riwayat Penyakit :klie mengtakan mengelunyeri perut bagian perut bagia kanan
sejak 1 tahun lalu diertai mual selama 1 bulan dan nyeri ulu hati. Skala nyeri 5 (1-10)
nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri hilang timbul dan dirasakan ketika bergerak.
3. Riwayat Operasi/anestesi : baru pertama kali di operasi
4. Riwayat Alergi : Ada, sebutkan, alergi makanan: udang.
5. Jenis Operasi : Apendisitis.
6. TTV :Suhu : 36,5 oC, Nadi : 82x/mnt, Respirasi : 18x/mnt, TD : 170/90mmHg
7. TB : 150cm, BB : 53kg
8. Golongan Darah : Rhesus : -
RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL

9. Status Emosional: Kooperatif.


10. Tingkat Kecemasan : Cemas: 15, kecemasan ringan. (gunakan skela Hars)
11. Skala Nyeri menurut VAS ( Visual Analog Scale )

□ 0-1 □ 2-3. □4-5 □ 6-7 □ 8-9 □ 10

12. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe atau terfokus secara prioritas:
Normal Jika Tidak Normal
Ya Tidak
Kepala ✓
Leher ✓
Dada ✓
Abdomen Bentuk simetris, tidak terdapat luka post
operasi, terdengar suara bising usus

11x/menit, terdapat nyeri tekan kuadran
kanan bawah.
Genetalia ✓
Integumen ✓
Ekstremitas ✓
13. Hasil Data Penunjang
a. Laboratorium
Jenis Nilai
Tanggal Hasil Satuan Interpretasi
Pemeriksaan Rujukan
13/12/2022 HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 13.1 g/dL 12 – 14 Normal
4,000 –
Leukosit 8,300 /uL Normal
10,000
Hematokrit 39 % 37 – 47 Normal
Eritrosit 4.8 juta/uL 3.8 – 5.2 Normal
Index Eritrosit
MCV 81.1 fL 80 – 100 Normal
MCH 27.0 pg 26 – 34 Normal
MCHC 33.3 g/dL 32 – 36 Normal
150,000 –
Trombosit 378,000 /ul Normal
450.000
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0–1 Normal
Eosinofil 4 % 1–5 Normal
Neutrofil Batang 0 % 0–4 Normal
Neutrofil Segmen 50 % 50 – 65 Normal
Limfosit 39 % 20 – 45 Normal
Monosit 7 % 1–8 Normal
NLR 1.28 % < 3.13 Normal
1750 -
ALC 3237 /uL Normal
3500
KIMIA KLINIK

Glukosa Darah
137 mg/dL < 140 Normal
Sewaktu
HEMOSTATIS
13/12/2022
PPT/INR
PPT 7.4 detik 7.6 – 10.8 < Normal
INR 0.82 detik 0.84 – 1.26 < Normal
PPT Control 9.70 detik 9.1 – 12.3 Normal
APTT
APTT 22.6 detik 23.2 – 31.4 < Normal
PTTK Control 25.9 detik 20.3 – 27.5 Normal
KIMIA KLINIK
Ureum 33 mg/dL 16 – 36 Normal
Kreatinin 1.15 mg/dL 0.52 – 1.04 > Normal
Natrium (Na) 145 mmol/L 137 – 150 Normal
Elektrolit
Kalium (K) 3.5 mmol/L 3.5 – 5.5 Normal
Calsium 9.4 mg/dL 8 – 10.4 Normal
Clorida (Cl) 104 mmol/L 94 – 108 Normal

B. INTRA OPERASI
1. Dr. bedah :-
Asisten : -
Dr. anestesi :-
Perawat sirkuler :-
Perawat instrumen : -
Perawat anestesi : -
2. Anastesi dimulai jam : 13.15 WIB
3. Pembedahan dimulai jam : 13.25 WIB
4. Jenis anastesi : Spinal, Umum/general anastesi.
5. Posisi operasi : Terlentang.
6. Catatan Anestesi : -
7. Pemasangan alat-alat : Airway :
O2 Nasal Kanula 3liter/menit pada jam 14.00 WIB
8. TTV : Suhu 36,4oC , Nadi 80x/mnt, Teraba kuat, RR 21x/mnt,
TD 152/84mmHg, Saturasi O2 100%.
9. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe atau terfokus secara prioritas
Normal Jika Tidak Normal
Ya Tidak
Kepala ✓
Leher ✓
Dada ✓
Abdomen Bentuk simetris, sedang dilakukan insisi
✓ dan operasi, terdapat nyeri tekan kuadran
kanan bawah.
Genetalia ✓
Integumen ✓
Ekstremitas ✓
10. Total cairan masuk
□ Infus : 50cc
11. Total cairan keluar
□ Perdarahan : 50cc
□ Balance cairan : 0cc

C. POST OPERASI
1. Pasien pindah ke :
PACU , jam 11.55 WIB
2. Keluhan saat di RR : Nyeri luka operasi, Kaki terasa baal, Menggigil.
3. Keadaan Umum : Baik.
4. TTV :
Suhu 36,7OC, Nadi 116x/mnt, Rr 20x/mnt, TD 174/83mmHg,
Saturasi O2 97%
5. Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5).
6. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe atau terfokus secara prioritas:
Berikut dibawah ini gambar tentang Leg Exercises and Foot Exercises:
Berikut dibawah ini gambar tentang Diaphragmatic Breathing and Splinting
When Coughing:

Normal Jika Tidak Normal


Ya Tidak
Kepala ✓
Leher ✓
Dada ✓
Abdomen terdapat luka post operasi appendectomy di perut bagian
kanan bawah, luka terbalut kassa dengan ukuran panjang

sekitar 5cm serta 8 jaitan luar, terdengar suara bising usus
12x/menit, terdapat nyeri di kuadran kanan bawah.
Genetalia ✓
Integumen ✓
Ekstremitas ✓

1. Skala Nyeri menurut VAS ( Visual Analog Scale )

□ 0-1 □ 2-3 □4-5. □ 6-7 □ 8-9 □ 10


D. ANALISA DATA

Symptom Etiologi Problem

Pre Operasi Invasi & multiplikasi Ansietas.

DS : pasien
mengatakan bahwa Appendisitis
dirinya merasa
cemas, khawatir,
Operasi
gelisah ketika akan
menghadapi
tindakan operasi. Defisit

DO : pasien terlihat
Ansietas
gelisah, tegang dan
lesu.
Intra Operasi Operasi Risiko infeksi.

DS : pasien
mengatakan bahwa Luka insisi
dirinya akan
dioperasi.
Kerusakan jaringan usus
DO : -

Tempat masuk kuman

Risiko infeksi

Intra Operasi Perubahan suhu Risiko


hipotermia.
DS : pasien
mengatakan Mempengaruhi sel-sel hipotalamus
badannya dingin Mempengaruhi kerja serat-serat kolinergik
dan menggigil.

DO : Vasodilatasi pembuluh darah


Pasien tampak
menggigil, akral
Panas tubuh hilang
dingin.
• S : 36oC
• Suhu ruangan : Suhu tubuh menurun
21oC
• Kelembapan :
Hipotermia
71%

Post Operasi Luka insisi Nyeri akut.

DS : pasien
mengatakan nyeri Kerusakan jaringan usus
di daerah sekitar
luka post operasi.
Ujung syaraf terputus abdomen

DO : pasien terlihat
meringis, dengan Pelepasan prostagladin
skala nyeri 3 (0-5).

Spinal cord

Cortex serebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri akut
Post Operasi Operasi Risiko infeksi.

DS : pasien
mengatakan bahwa Luka insisi
dirinya baru selesai
operasi.
Kerusakan jaringan usus

DO : terdapat luka Tempat masuk kuman


post operasi
appendectomy di
Risiko infeksi
perut bagian kanan
bawah, luka
terbalut kassa
dengan ukuran
panjang sekitar
5cm serta 8 jaitan
luar.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi :
1. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian (D.0080).

Intra Operasi :
1. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif (D.0142).
2. Risiko hipotermia b.d terpapar suhu lingkungan rendah (D.0131).

Post Operasi :
1. Nyeri akut b.d agen pencendera fisik: prosedur operasi (D.0077).
2. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif (D.0142).
F. RENCANA KEPERAWATAN

PRE OPERASI
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Ansietas b.d ancaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314)
terhadap kematian (D.0080). diharapkan tingkat Ansietas dapat Observasi
menurun, dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal).
(L.09093) Terapeutik:
1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
yang dihadapi cukup menurun (4) kepercayaan.
2. Perilaku tegang dan gelisah cukup 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan.
menurun (4) 3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
3. Frekuensi pernapasan, nadi, dan penuh perhatian.
tekanan darah cukup menurun (4) 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Edukasi:
1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien.
2. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
3. Latih teknik relaksasi.
INTRA OPERASI
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Risiko infeksi b.d efek Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
prosedur invasif (D.0142). diharapkan Tingkat Infeksi menurun, Observasi:
dengan kriteria hasil: (L.14137) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.
1. Kemampuan mengikuti perintah Terapeutik:
cukup meningkat (4) 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
2. Kemampuan mengingat peristiwa lingkungan pasien.
saat ini cukup meningkat (4) 2. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi.
3. Gelisah cukup menurun (4)
2. Risiko hipotermia b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipotermia (I.14507)
terpapar suhu lingkungan diharapkan termoregulasi membaik, Observasi:
rendah (D.0131). dengan kriteria hasil: (L.14134) 1. Monitor suhu tubuh.
1. Menggigil cukup menurun (2) 2. Identifikasi penyebab hipotermia, (Misal : terpapar suhu
2. Pucat cukup menurun (2) lingkungan rendah).
3. Suhu tubuh cukup membaik (4) Teraupetik:
4. Tekanan darah dan ventilasi cukup 1. Sediakan lingkungan yang hangat (misal : atur suhu ruangan).
membaik (4) 2. Lakukan penghangatan pasif (Misal : Selimut, menutup
kepala)
3. Lakukan penghangatan aktif internal (misal : oksigen).
POST OPERASI
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
pencendera fisik: prosedur diharapkan tingkat nyeri menurun dengan Observasi:
operasi (D.0077). kriteria hasil: (L.08066) 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri cukup menurun (4) intensitas nyeri.
2. Meringis, sikap protektif dan gelisah 2. Identifikasi skala nyeri.
cukup menurun (4) 3. Identifikasi respon nyeri nonverbal.
3. Frekuensi nadi, pola nafas dan Terapeutik:
tekanan darah cukup membaik (4) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(terapi relaksasi).
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
pencahayaan, kebisingan).
2. Risiko infeksi b.d efek Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
prosedur invasif (D.0142). diharapkan Tingkat Infeksi menurun, Observasi:
dengan kriteria hasil: (L.14137) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.
1. Kemampuan mengikuti perintah Terapeutik:
cukup meningkat (4) 1. Batasi jumlah pengunjung.
2. Kemampuan mengingat peristiwa 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
saat ini cukup meningkat (4) lingkungan pasien.
3. Kemampuan mempertahankan 3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi.
percakapan cukup meningkat (4)
4. Gelisah cukup menurun (4)

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

PRE OPERASI
Diagnosa
No. Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Ansietas b.d 10.00 1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal Jam 10.20 WIB
ancaman terhadap WIB dan nonverbal). S : pasien mengatakan bahwa dirinya merasa
kematian (D.0080). 2. Menciptakan suasana terapeutik untuk cemas, khawatir, gelisah sedikit berkurang.
menumbuhkan kepercayaan. O : pasien terlihat lebih tenang namun masih
3. Menemani pasien untuk mengurangi gelisah dan tegang.
kecemasan. TTV :
4. Memahami situasi yang membuat ansietas • Suhu : 36,4OC
dengarkan dengan penuh perhatian. • Nadi : 74x/mnt,
5. Menggunakan pendekatan yang tenang • Respirasi : 21x/mnt,
dan meyakinkan. • TD : 160/90mmHg
6. Menganjurkan keluarga untuk tetap A : masalah teratasi.
bersama pasien. P : intervensi dihentikan.
7. Menganjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi.
8. Melatih teknik relaksasi.
INTRA OPERASI
Diagnosa
No. Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Risiko infeksi b.d 11.05 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal Jam 11.20 WIB
efek prosedur invasif WIB dan sistemik. S : pasien dapat mengikuti perintah.
(D.0142). 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah O:
kontak dengan pasien dan lingkungan • Tim medis mencuci tangan sebelum dan
pasien. sesudah kontak dengan pasien dan
3. Mempertahankan teknik aseptik pada lingkungan pasien.
pasien berisiko tinggi. • Tim medis dapat mempertahankan teknik
aseptik pada pasien selama dilakukan intra
operasi.
A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan.
2. Risiko hipotermia 11.10 1. Memonitor suhu tubuh. Jam 11.25 WIB
b.d terpapar suhu WIB 2. Mengidentifikasi penyebab hipotermia, S:-
lingkungan rendah (Misal : terpapar suhu lingkungan rendah) O:
(D.0131). 3. Menyediakan lingkungan yang hangat • Menggigil cukup menurun
(misal : atur suhu ruangan). • Suhu tubuh : 36,4oC
4. Melakukan penghangatan pasif (misal: • Suhu ruangan 38oC
Selimut, menutup kepala) • TD : 164/92mmHg
5. Melakukan penghangatan aktif internal • Ventilasi : pemberian oksigen nasal kanula
(misal : oksigen). 3liter/menit
• Pasien diberikan selimut hangat
A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan.
POST OPERASI
Diagnosa
No. Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen 12.20 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, Jam 12.30 WIB
pencendera fisik: WIB durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. S : pasien mengatakan nyeri pada luka post
prosedur operasi 2. Mengidentifikasi skala nyeri. operasi dibagian perut kanan bawah.
(D.0077). 3. Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal.
4. Memberikan teknik nonfarmakologis O:
untuk mengurangi rasa nyeri (terapi • Skala nyeri 3 (0-5).
relaksasi). • Terdapat luka post operasi appendectomy
5. Mengontrol lingkungan yang memperberat di perut bagian kanan bawah.
rasa nyeri (mis. pencahayaan, kebisingan). • Luka terbalut kassa dengan ukuran
panjang sekitar 5cm serta 8 jaitan luar.
• TD : 152/84mmHg
• RR : 21x/menit
• Nadi : 80x/menit
• SpO2 : 100%
A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan.
2. Risiko infeksi b.d 12.20 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal Jam 12.40 WIB
efek prosedur invasif WIB dan sistemik. S : pasien mengatakan bahwa dirinya sudah
(D.0142). 2. Membatasi jumlah pengunjung. selesai dioperasi dan menanyakan alat medis
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah yang dipasang pada dirinya, serta mengatakan
kontak dengan pasien dan lingkungan dirinya tidak gelisah seperti diawal.
pasien. O:
4. Mempertahankan teknik aseptik pada • Tim medis mencuci tangan sebelum dan
pasien berisiko tinggi. sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien.
• Tim medis dapat mempertahankan teknik
aseptik pada pasien selama dilakukan intra
operasi.
• Pasien tampak tenang.
• Pasien dapat mengikuti perintah.
A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai