Anda di halaman 1dari 25

KASUS

SISTEM KARDIOVASKULAR

1. HIPERTENSI
2. CONGESTIF HEART FAILURE (CHF)
3. CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)
HIPERTENSI

Tn.S usia 48 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan tengkuk terasa berat dan kepala
sakit. Keluhan ini sudah sering ia rasakan, namun ditahan-tahan karena tidak mau berobat.
Terkadang sakit kepala disertai pandangan kabur. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD: 185/112
mmHg, N: 116x/ menit, RR: 24 kali/menit, Suhu : 36,6oC. Kondisi saat ini pasien mengatakan badan
terasa lemas, jantung berdebar-debar dan tengkuk masih berat. Klien merupakan perokok berat,
sehari dapat menghabiskan 2 bungkus rokok. Selain itu pasien juga suka mengkonsumsi makanan
tinggi lemak dan koelsterol seperti goreng-gorengan dan gulai dengan santan kental. Pasien juga
tidak aktif berolahraga, hanya sesekali. Pasien memeliki riwayat keluarga dengan penyakit
hipertensi dan DM. Hasil pemeriksaan kolesterol sewaktu pasien yaitu 312 mg/dl dan gula darah
sewaktu 225 mg/dl.

Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini

TUGAS I

1. Jelaskan faktor resiko penyakit yang dialami Tn.S?


2. Jelaskan bagaimana proses terjadinya peningkatan tekanan darah yang dialami Tn.S?
Jelaskan dalam bentuk WOC!
3. Sebagai perawat, bagaimana anda menganalisa resiko komplikasi yang dapat terjadi pada
kasus di atas?
4. Buatlah rencana edukasi untuk masalah yang dialami Tn.S di atas!

TUGAS II

1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn. S
2. Buatlah analisa data untuk kasus di atas lengkapi dengan path way singkat! Jelaskan semua
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diatas!
3. Jelaskan rencana intervensi keperawatan yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah
Tn.S?
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.S dan jelaskan PICO terkait EBN tersebut
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Tn. K usia 42 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dipertengahan dada dan menjalar ke
lengan kiri dengan durasi 20-30 menit, nyeri dirasakan hilang timbul. Klien mengeluh sesak nafas
dengan RR: 30 kali/ menit. Saat dilakukan pengkajian Tn.R mengatakan dada nyeri seperti tertindih
benda berat, nyeri skala 4, tidak berkurang dengan istirahat dan ia cemas terhadap penyakitnya. Tn.R
tampak lemah dan berbaring di tempat tidur. Klien didiagnosa CHF e.c CAD.

Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, berobat tidak teratur, hanya
minum obat ketika merasakan gejala tidak nyaman saja. Klien tidak memiliki riwayat penyakit DM,
asma dan tidak memiliki riwayat alergi. Anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang
sama dengan klien, tetapi orang tua klien menderita hipertensi dan DM. Tn.K merupakan seorang
sopir dan perokok berat, sehari menghabiskan rokok 1 bungkus (16 batang). Klien memiliki
kebiasaan makan tinggi lemak dan kolesterol karena sering makan di warung makan, jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. BB: 55 kg, TB: 163 cm. Tn.R juga mengeluh sering terbangun
dimalam hari dalam keadaan sesak, setelah itu ia sulit untuk tidur lagi. Lama tidur 4-5 jam dalam
sehari. Klien juga mengeluh sesak nafas saat melakukan aktivitas, jika ia mengangkat beban berat
sering merasa sesak napas disertai kelelahan. Gejala ini hilang cukup lama, bisa sampai 2 atau 3 hari
baru reda kembali.

Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD; 82/65 mmHg, N: 69 kali/ menit, SaO2 : 98%, Suhu : 36,4 o C,
konjungtiva anemis, distensi vena jungularis, tidak ada edema ekstremitas, turgor kulit baik, terdapat
retraksi dinding dada dan penggunaan otot bantu pernafasan, auskultasi paru: vesikuler, ronkhi (-),
wheezing (-), bunyi jantung regular, murmur (-), gallop (-).

Hasil EKG, Rate 69 x/I, axis normal, P wave normal, PR interval 0,14, Q wave V1-V4, LVH (+), RVH (-
). Hasil ronxent dada Tn.K menunjukan adanya kardiomegali, CTR : 65%. Hasil pemeriksaan
laboratorium Hb: 13,0 gr/dl, leukosit 15.120/ mm3, trombosit 572.000/ mm3, Ht 38%, Na 128
Mmol/L, K 3,5 Mmol/L, Ca 7,5 mg/dl, Cl serum 96 Mmol/L. Klien direncanakan akan dilakukan
pemeriksaan echokardiografi.

Terapi yang didapatkan saat ini adalah IVFD RL 500 cc/24 jam, IVFD NaCl 0,3% 500 cc/24 jam, inj
ranitidi 2x3 mg, drip fasorbid 1x3 mg, meropenem 3x1 gr, Ca glukonas 2 gr, levofloxasin 1 x750 mg.
Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini

TUGAS I

1. Jelaskan faktor resiko penyakit yang dialami Tn.K?


2. Jelaskan gagaimana proses terjadinya keluhan sesak napas, nyeri dada dan keluhan lelah
dalam beraktivitas yang dialami Tn.K? Jelaskan dalam bentuk WOC!
3. Sebagai perawat, bagaimana anda menginterpretasikan hasil pemeriksaan EKG pada kasus
di atas?
4. Jelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan echokardiografi pada Tn.K?
5. Buatlah rencana edukasi untuk masalah yang dialami Tn.K di atas!

TUGAS II

1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn. K
2. Buatlah analisa data untuk kasus di atas lengkapi dengan path way singkat! Jelaskan semua
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diatas!
3. Jelaskan rencana intervensi keperawatan yang akan anda lakukan untuk mengatasi masalah
Tn.K?
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.K dan jelaskan PICO terkait EBN tersebut.
CORONARY ARTERI DISEASE (CAD)

Tn. A usia 50 tahun mengeluh napasnya terasa sesak jika berjalan lebih dari 20 menit. Keluhan ini
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Klien merasa cemas dengan kondisi penyakitnya, karena klien
masih belum melakukan anjuran dokter untuk pasang ring pada jantungnya. Klien juga sering tiba-
tiba pingsan. Sebelumnya klien pernah mengalami nyeri dada, dan dirawat di Rumah Sakit serta
dianjurkan tindakan pasang ring. Namun karena belum siap tindakan tersebut sampai sekarang
belum dilakukan. Saat ini keluhan utama klien selain sesak napas, adalah kelelahan dan mudak
kecapekan saat beraktivitas.

Klien mengidap hipertensi sejak 11 tahun yang lalu, berobat teratur ke klinik namun klien sulit
menghindari pantangan untuk mengurangi konsumsi garam dan makan gulai-gulai, tetapi ia sudah
berhenti merokok. Keluarga klien juga ada yang sakit jantung, kakak perempuannya meninggal
karena sakit jantung.

Saat ini klien cemas dengan penyakitnya, ia takut penyakitnya bertambah parah, dan takut dengan
tindakan untuk pasang stent (ring). Hasil pengkajian ditemukan TD: 120/90 mmHg, N : 75x/menit,
P : 23 x/menit dan S : 36,8°C. Pemerikasaan paru: gerakan dada simetris, nafas sesak dengan aktifitas,
taktil fremitus kiri dan kanan lemah, Redup, rhonchi +/+, wheezing (-). Pemeriksaan jantung: ictus
tidak tampak, ictus teraba ICS V MCS, perkusi jantung pekak, BJ I dan II (+),reguler, murmur (-),
gallop (-).

Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini:

- Brilinta (Ticagrelor 90 mg) 2x1


- Nitrokaf retard (nitroglycerin)2 x 1
- Bisoprolol fumaratek 2x1
- Nitral glyceryl trinitrate 500 mg 1 x 1 bila nyeri
- Aptor acetyl salicylic Acid 1x1
- Lansoprazole 30 mg 1x1
- Ramipril 5 mg 1 x 1
- Atorvastatin calcium trihydrate 1x1
Nilai laboratorium klien:

NO Pemeriksaan Hasil Satuan


1 Ureum darah 28 mg/dl
2 Kreatinin darah 0,8 mg/dl
3 Asam urat 7,2 mg/dl
4 Kolesterol total 181 mg/dl
5 HDL kolesterol 57 mg/dl
6 LDL kolesterol 110 mg/dl
7 Trigliserida 71 mg/dl
8 Gula darah puasa 100 mg/dl

Hasil Rontgen thoraks:


Hasil Echocardiography:

Hasil Corangiography:

Hasil: Critical stenosis di proximal mid RCA, Stenosis 70-75% di proximal LAD
Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini

TUGAS I

1. Jelaskan faktor resiko penyakit pada kasus diatas!


2. Bagaimana proses perjalanan penyakit klien pada kasus diatas? Jelaskan dalam bentuk WOC!
3. Jelaskan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang dan diagnostik pada kasus diatas!
4. Jelaskan tindakan keperawatan untuk persiapan pasien sebelum pemasangan stent pada
kasus diatas!
5. Jelaskan edukasi untuk klien setelah tindakan pemasangan stent!

TUGAS II

1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn. K
2. Jelaskan analisa data untuk setiap masalah yang dialami klien dan lengkapi dengan diagnosa
keperawatannya!
3. Apa intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah Tn.A?
4. Jelaskan tindakan keperawatan dan edukasi untuk klien setelah tindakan pemasangan stent!
5. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.A dan jelaskan PICO terkait EBN tersebut.
KASUS
SISTEM HEMATOLOGI

1. ANEMIA
2. HEMOFILIA
3. LEUKIMIA
ANEMIA

Nn, S , 28 tahun saat ini dirawat dengan keluhan lemas, mual, mata berkunang-kunang, mudah lelah
meskipun hanya jalan dari kamar mandi dan tetap lesu meskipun sudah beristirahat. Keluhan lemas
mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh dan terjadi terus menerus
sepanjang hari. Lemas tidak membaik dengan istirahat. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas. Saat
beraktivitas Nn.S berusaha menarik nafas yang panjang untuk mengurangi sesak yang dirasakannya.
Saat ini Nn.S banyak berbaring dan duduk-duduk saja. sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-
duduk saja. Disamping itu, Nn.s berusaha menarik nafas panjang untuk mengurangi sesak ketika
beraktivitas. Berdasarkan hasil anamnesis diketahui sejak 4 bulan Nn. S yang lalu melakukan diet
ketat dengan mengurangi semua jenis makanan. Selama menjalani diet ketat Nn.S mengatakan
berhasil menurunkan BB hingga ± 15 kg.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum tampak sedang, kesadaran komposmentis. BB
pasien 42 kg, TB 163 cm. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan tekanan darah: 90/70
mmHg, frekuensi denyut nadi: 100 x/menit, capillary refill time (CRT) > 3 detik, pernapasan:
28x/menit, nafas pendek dan dangkal, saat ini pasien terpasang oksigen nasal canul 3 lpm dan suhu:
37,8°C. Konjungtiva mata anemis, sklera anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada
mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup. Pemeriksan leher dalam batas normal. Pemeriksaan
jantung, dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen dudapatkan distensi (-), bising usus
normal, timpani (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas superior dan inferior
dalam batas normal, tidak sianosis, tidak oedem, dan akral hangat. Status neurologis: reflek fisiologis
normal, reflek patologi (‐).

Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan eritrosit sebanyak 2.50 x106 μL, Hemoglobin 9,2 g/dL,
MCV 59.1 fL MCH 16,9 pg dan MCHC 28,6 g/dL. RDW-CV 19.4%. Leukosit dan trombosit dalam batas
normal. Hasil pemeriksaan sediaan apus darah tepi ditemukan eritrosit mikrositik hipokrom.

Pasien juga mengatakan selama sakit tidur hanya 4 jam/hari, waktu malam pasien mengatakan sulit
tidur, mudah terbangun, tidak puas tidur, tampak lesu serta klien tampak mengantuk pada siang hari.
Saat ini pasien terpasang infus Nacl 20 tetes permenit. Terapi pengobatan: Omeprazol2x20 mg
Emibion 2x500 mg Asam folat 3x500 mg Curcuma 3x500 mg Paracetamol 1x500 mg.
Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini
TUGAS I
1. Gambarkan definisi dan etiologi anemia yang dialami oleh Nn.S
2. Jelaskan tanda dan gejala anemia pada Nn.S
3. Apa yang dimaksud eritrosit mikrositik hipokrom pada hasil apusan darah tepi Nn.S?
4. Jelaskan jenis anemia lain yang anda ketahui disamping anemia yang dialami oleh Nn.S?
5. Apakah edukasi yang dapat diberikan oleh perawat kepada Nn.S?

TUGAS II
1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Nn.S
2. Buatlah analisa data untuk kasus di atas lengkapi dengan path way singkat! Jelaskan semua
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diatas!
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Nn.S S dan jelaskan PICO terkait EBN tersebut.
HEMOFILIA

Tn. A, 57 tahun, dirawat di RS dengan keluhan berak hitam dan muntah darah dengan kecurigaan
hemofilia. BAB hitam sejak 13 hari sebelum masuk rumah sakit dengan konsistensi lengket dan bau
khas, dengan volume 3-4 gelas perhari. Muntah darah kehitaman seperti kopi dan sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 3-4 kali dan volume seperempat gelas tiap kali muntah.
Disertai nyeri ulu hati yang telah lama diderita sebelum timbul keluhan BAB hitam. Nyeri ulu hati
dirasakan panas tidak menjalar ke bagian tubuh yang lainnya. Penderita kadang-kadang mengeluh
mual. Badan terasa lemah sejak sakit, sehingga penderita terganggu aktifitas sehari-harinya. Aktifitas
sehar-hari pasien dibantu oleh keluarga dan perawat. Riwayat sakit sebelumnya, penderita telah
dirawat selama 13 hari di rumah sakit dan telah menerima transfusi darah sebanyak 15 kantung.
Terdapat riwayat minum obat-obatan anti nyeri karena keluhan nyeri sendi lutut.

Pasien pernah mengalami perdarahan yang hebat setelah cabut gigi, saat itu penderita dirawat di RS.
Penderita sering mengalami perdarahan sejak usia 5 tahun terutama setelah terbentur atau terjatuh.
Tidak ada riwayat penyakit kuning sebelumnya. Penderita tidak mengkonsumsi alkohol atau jamu.
Riwayat penyakit keluarga, saudara kandung laki-laki penderita mengalami keluhan perdarahan
yang sama dan telah meninggal dunia saat usia anak-anak.

Pada pemeriksaan fisik penderita tampak lemah dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah
100/70 mmHg, HR 120 kali/menit lemah, respirasi 28 kali/menit, nafas cepat dan dangkal dan suhu
36,70 C. Mata tampak anemis, cekung dan tidak ada ikterus. Bibir tampak pucat, dan kering, pada
lidah tidak didapatkan atropi papil. Inspeksi thorak tidak didapatkan spider nevi. Batas-batas jantung
normal, auskultasi: bunyi jantung pertama dan kedua teratur, tidak ada suara tambahan.
Pemeriksaan paru normal, auskultasi: suara nafas vesicular dan tidak didapatkan suara nafas
tambahan. Pemeriksaan abdomen tidak ditemukan distensi abdomen asites dan caput medusa.
Bising usus normal. Hati dan limpa tidak membesar, timpani. Tidak dijumpai adanya defence
muscular dan nyeri tekan epigastrial. Ekstremitas teraba hangat, odema pada kedua tungkai inferior,
turgor kulit > 2 detik. Tampak hematom pada lengan atas kiri dengan diameter 5 cm. Pemeriksaan
rectal toucher didapatkan tonus sphincter ani normal, mucosa licin, tidak ada massa dan terdapat
melena.
Pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap menunjukkan leukosit 10,9 K/uL (normal: 4,5-
11 K/uL), hemoglobin 7,7 gr/dl (normal: 13.5-18.0 gr/dl), hematokrit 14,3 % (normal: 40-54%),
MCV 82,4 fl (normal: 80-94 fl), MCH 28,7 pg (normal: 27- 32 pg), trombosit 66 K/ul (normal: 150-
440 K/uL). Hasil pemeriksaan faal hemostasis: waktu perdarahan: 2,0 menit (normal: 1-3 menit),
waktu pembekuan: 14,0 menit (normal: 5-15 menit), waktu protrombin (PT) : 21 detik (normal: 12-
18 detik), APTT : 96 detik (normal: 22.6-35 detik). AST 27 mg/dl (normal: 14-50mg/dl), ALT 33
mg/dl (normal: 11-64 mg/dl), bilirubin total 0,6 mg/dl (normal :0,0-1,0 mg/dl), bilirubin direk 0,1
mg/dl (normal: 0,0-0,3 mg/dl), cholesterol 26 mg/dl (normal: 110-200 mg/dl), albumin 0,8 mg/dl
(normal 4.0-5.7 mg/dl). Pemeriksaan faktor VIII dan IX tidak dikerjakan karena tidak ada fasilitas
pemeriksaan.

Pasien dirawat dengan observasi hematemesis melena ec suspek ulkus peptikum dengan kondisi
anemia ec perdarahan akut dan observasi trombositopeni, suspek hemofilia.

Terapi :

• Kreosipitat 15 unit
• Tranfusi PRC sampai dengan kadar Hb > 10 g/dl
• Traneksamat 3 x 500 mg (IV)
• Ranitidin 2 x 200 mg (IV)
• Antasida 3 x 10 ml (PO)
• Sukralfat 3 x 10 ml (PO)

Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini


TUGAS I
1. Jelaskan apa yang terjadi pada Tn.A ?
2. Identifikasi klasifikasi dari hemofilia, berdasarkan kasus apakah jenis hemofilia yang dialami
oleh Tn.A?
3. Identifikasi gejala dan manifestasi klinis hemofilia yang muncul pada Tn.A
4. Setelah menjalani perawatan selama 10 hari, pasien direncanakan pulang, apakah
pendidikan kesehatan yang dapat diberikan oleh perawat kepada pasien dan keluarga terkait
dengan kasus hemofilia yang diderita oleh Tn.A
TUGAS II

1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn.A
2. Rumuskan kemungkinan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian pada Tn.A
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.A
LEUKEMIA

Tn. E, 28 tahun, dirawat diruangan penyakit dalam dengan keluhan badan terasa lemas dan demam.
Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badanya terasa menjadi mudah lelah dan
demam, demam naik turun. Pasien juga merasa linu-linu pada kaki dan tangan kanan maupun kiri.
Linu-linu sering terasa pada pagi hari. Pasien sering merasa demam sumer-sumer sepanjang hari.
Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluh sakit gigi dan gusi membengkak.

Sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit muncul bintik-bintik merah pada wajah pasien kemudian
timbul pada tangan dan kaki, bintik-bintik yang timbul pada wajah pasien dirasakan perih dan panas,
awalnya sebelum muncul bintik merah wajah pasien bengkak dan berwarna biru-biru. Pasien juga
mengeluh kedua matanya merah. Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang hingga badanya
terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Status gizi kurang (BB saat ini 46 kg, tinggi badan 155 cm,
indeks massa tubuh 19,1 kg/m2)

Saat rawatan hari-1 mata pasien kemerahan tampak berdarah dan gusi pasien membengkak.
Kemudian pasien pilek dan batuk, tidak berdahak. Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya. Pasien pernah periksa ke puskesmas dan diberi obat penurun panas. Tidak ada keluarga
pasien yang mengalami gejala penyakit seperti yang dialami oleh pasien saat ini.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis. Pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan TD : 100/60 mmHg, HR: 100x/menit, RR 20x/menit dan suhu 39.5 0 C.
Pemeriksaan kepala pada konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan umum didapatkan purpura
pada wajah, tangan dan kaki. Selain itu didapatkan edema palpebra pada kedua mata serta terdapat
pembengkakan gusi. Tidak tampak pembesaran dan tidak teraba KGB leher. Pemeriksaan jantung;
inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus kordis tidak teraba, perkusi: dalam batas normal,
auskultasi : bunyi jantung regular S1 = S2. Pemeriksaan paru; inspeksi: simetris, tidak terdapat
retraksi, palpasi: fremitus kiri = kanan, perkusi: sonor di seluruh lapang paru, auskultasi: suara nafas
vesikuler, suara nafas tambahan tidak ada. Pemeriksaan abdomen; inspeksi: cembung, ausklutasi :
bising usus normal, palpasi : hepar tidak teraba, perkusi: timpani
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan hemoglobin 6,6 gr/dl, leukositosis
231.600/mm3, trombositopenia 24.000/mm3. Hasil evaluasi apusan darah tepi didapatkan:
• Eritrosit : Hipokrom normositter, anisositosis, sel polikromasia (+), normoblast + 1 -2%
• Leukosit : kesan jumlah meningkat, didominasi sel-sel mononuclear, bentuk inti irregular dan
berlekuk, nucleolus (+), blast (+) +/- 10%
• Trombosit : kesan jumlah menurun, anisotosis. Kesan leukimia akut (AML M5-M6).
Hasil pemeriksaan urinalisa didapatkan hasil pH 6,0, protein (+), sedimen leukosit negatif, sedimen
eritrosit positif, dan terdapat kristal oksalat.

Terapi :
Infus RL 20 tpm
Cefotaxime 3 x 1 gr (IV)
Kalnex 3 x 1 amp (IV)
Sotatik 3 x 1 amp (IV)
Aspar 3 x 1 tab (PO)
Tranfusi PRC 1 kolf/hr
Pasien direncanakan untuk mendapatkan regimen kemoterapi dengan Daunorubisin dan Sitarabin.

Berdasarkan kasus tersebut jawablah pertanyaan berikut ini


TUGAS I
1. Jelaskan kondisi dan jenis leukimia yang dialami yang oleh Tn.E ?
2. Jelaskan mekanisme kenapa terjadi leukositosis, dan trombositopenia pada Tn. E?
3. Identifikasi manifestasi klinis leukimia yang muncul pada Tn.E
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan regimen kemoterapi yang akan direncanakan pada Tn.E?
5. Identifikasi efek samping yang muncul pada pasien yang menjalani kemoterapi
6. Identifikasi edukasi yang dapat diberikan oleh perawat pada pasien yang menjalani
kemoterapi
TUGAS II

1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn.E
2. Rumuskan kemungkinan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian pada Tn.E
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.E
KASUS
SISTEM RESPIRASI

1. PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF


KRONIK)
2. PENYAKIT TUBERKULOSIS
3. PENYAKIT KANKER PARU (CA PARU)
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

Pasien laki-laki Tn B, umur 87 tahun, dirawat dengan keluhan sesak nafas dan batuk sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, awalnya sesak muncul bila pasien
beraktifitas berat dan berkurang bila istirahat. Namun sesak nafas memberat sejak 3 hari sebelum
masuk RS, sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat, sesak terus
menerus, sesak menciut. Batuk sudah dikeluhkan pasien sejak 5 tahun yang lalu, awalnya batuk
kering dan lama kelamaan batuk berdahak dan memberat sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak
warna putih, kurang lebih 1 sendok, batuk darah (-), dan tidak ada riwayat batuk darah sebelumnya.
Berkeringat malam hari (-), penurunan berat badan (-), nafsu makan menurun sejak 3 hari yang lalu,
demam (-),Nyeri ulu hati juga dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk RS, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
nyeri muncul bila pasien telat makan, nyeri disertai mual tapi tidak sampai muntah. tapi kalau sudah
makan nyeri di ulu hati berkurang.Ada riwayat merokok. Diagnosa medis PPOK

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah: 165/100 mmHg, nadi:112x/menit,
isi dan tegangan cukup, irama teratur , respirasi:32x/menit, irama tidak teratur, tipe thoracal,
suhu:36,7oC . BB = 60 Kg. Pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada seperti tong (barrel chest),
dinding dada kiri dan kanan simetri, ekspirasi memanjang, ronkhi (-/-), wheezing (+/+).

Pemeriksaan darah lengkap


Hb : 13,4 gr/dl
Ht : 39,3 %
Leukosit : 6,0 mm3
Trombosit : 222 mm3
GDS : 88 mg/dl

Pemeriksaan rontgen:
Hiperlusen dengan corakan paru, Infiltrat di kedua lapang paru, Diafragma mendatar, Sela iga
melebar
CTR < 50%

Analisa gas Darah


PH: 8.417
BE: 6.2 mmol/L
PCO2: 51.0 mmHg
PO2: 119.9 mmHg
Hematokrit: 38%
HCO3: 29.3 mmol/L
Total CO2: 27.8 mmol/L
O2 Saturasi: 98.0%

Terapi Farmakologi :
IVFD RL 20 tpm
Drip aminophilin 200 mg (8,3 cc) dalam dektrose 5% (4mg/kgbb/hari)
Inj.ceftriaxone 2500mg (50-100mg/kgBB/hari) 3x1
Inj.methil prednisolon 35mg (0,7mg/kgBB/hari) 2x1
Farbiven (nebu) 4x1
Inj.ranitidine 50mg (1-2mg/kgBB/hari) 2x1
Antasida syirup
Pemeriksaan lanjutan : spirometry jika sudah stabil

Tugas I
1. Jelaskan secara konsep teori apa saja yang merupakan penyakit PPOK
2. Jelaskan hasil analisis gas darah arteri
3. Jelaskan indikasi dan efek samping obat yang digunakan
4. Jelaskan fungsi dari tindakan siprometri dan rontgen thorak pada pasien dengan PPOK
5. Buatlah WOC dari kasus Tn B

Tugas II

1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn.B
2. Rumuskan kemungkinan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian pada Tn.B
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan berdasarkan 3N
(NANDA,NOC,NIC) dan 3S
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.B
TUBERKULOSIS PARU

Seorang pasien, laki-laki Tn L, 54 tahun, pekerjaan buruh, dirawat di bangsal Paru dengan keluhan
utama sesak napas, batuk berdarah, seluruh tubuh lemas dan berkeringat dingin pada malam hari.
Riwayat keluhan pasien mengatakan 4 hari yang lalu merasakan seluruh badan lemas, sesak napas
dan batuk berlendir susah dikeluarkan, keringat di malam hari. Selama di rumah pasien minum obat
yang dibeli di kios. Nama obat pasien lupa. Satu hari yang lalu pasien merasa sangat sesak nafas,
batuk dan badan lemas. Oleh keluarga diantar ke Rumah sakit.

Riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit, pasien pernah
mendapatkan obat Tb dari puskesmas. Riwayat kesehatan keluarga pasien mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien. Pasien tinggal serumah
bersama dan 3 orang anak, 1 anak sudah kuliah, 1 anak SMA dan 1 anak SD. Istri pasien sudah
meninggal karena jantung.

Pasien menghabiskan porsi makanan yang disediakan, makanan sehari hari yang sering di makan :
nasi, sayur-sayuran dan lauk pauk. Kebiasaan saat ini : pasien mengatakan malas makan, hanya
menghabiskan ¼ porsi porsi makanan yang disediakan oleh rumah sakit diet TKTP. Berat badan (BB)
sebelum sakit 50 kg, saat sakit berat badan ( BB) 40 kg.

Pasien mengatakan bahwa telah mendapatkan penjelasan tentang TBC dari dokter ataupun perawat.
Ketika ditanya Apakah yang bapak ketahui tentang TBC? Pasien menjawab “yang saya ketahui
tentang TBC adalah penyakit menular lewat percikan ludah waktu berbicara, batuk, bersin. Saya
memakai masker saat dekat dengan anak, istri atau saudara.

Pasien mengatakan dirinya sedang menderita penyakit yang sangat berat, pasien tidak pernah
terpikirkan akan menderita penyakit TBC, pasien merasa cemas dengan penyakitnya saat ini. Pola
tidur dan istirahat sebelum sakit normal 7-9 jam, saat sakit tidur malam hanya 3-4 jam saja karena
batuk dan sesak nafas.

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan fisik adalah keadaan umum pasien tampak lemah, pasien
tampak sesak napas, napas cepat dan dangkal, batuk tetapi hanya sedikit lendir yang keluar,
kesadaran composmentis dengan GCS: E4V5M6. TTV: TD 90/60 mmHg, S 36C, N 97x/menit, RR: 26
x/menit.
Hasil pemeriksaan laboratorium:
Hb: 11,2 g/dL
Jumlah Eritrosit: 4,77 10^6/uL
Ht: 34,0%
MCV: 71,3 fL
MCH: 23,5 pg
Jumlah Lekosit: 9,53 10^3/ul
Eosinofil: 6,4%
Basofil: 0,6%
Neutrofil: 92 %
Limfosit: 20,0%
Monosit: 7,7%
Jumlah Eosinofil 1,0 10^3/ul
GDS: 147 g/dl
BUN : 13,0 md/dl
creatinin: 0,82 mg/dl ( normal : 0,7 – 1,3 mg/dl)
natrium darah: 131 mEq/l
Kalium 3,4 mEq/L
hasil pemeriksaan BTA Bakteriologi TB yaitu: +3 ( S,P) (normal : -/-/-)
Hasil tes cepat Xpert MTB : hasil probe A,B,C,D,E positif ( normal : negative).

Therapi Cairan infuse:


IVFD Aminoflud 1000 cc/24 jam
Ceftriaxon 2x 2 gr drip Nacl 100cc 30 tetes permenit
Aspar K 3 x 1
moxifloxacin 1 x 40 mg
Nebulizer combiven + pulmicor/ 8 jam

Tugas I
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TB MDR
2. Jelaskan perbedaan dengan TB yang biasa
3. Jelaskan indikasi dan efek samping dari terapi yang diperoleh Tn L
4. Jelaskan bagaimana TB biasa bisa menjadi TB MDR
5. Buatkan edukasi yang sesuai dengan kasus Tn L diatas
6. Jelaskan fungsi pemeriksaan labor untuk kasus Tn L

Tugas II
1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus Tn.L
2. Rumuskan kemungkinan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian pada Tn.L
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan berdasarkan 3N
(NANDA,NOC,NIC) dan 3S
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus
Tn.L
Carcinoma Paru

Seorang pasien, perempuan, 47 tahun. dirawat di Rumah sakit dengan keluhan nyeri dan sesak napas
dan disertai dengan hemaptoe, berlangsung terus menerus, dan tidak disertai suara ngik-ngik.
Keluhan sesak dirasakan berat saat bernapas dan tidak membaik dengan perubahan posisi yang
membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas. Pasien juga mengeluh batuk dan penurunan nafsu
makan serta berat badan yang menurun tanpa alasan yang jelas. Sebelumnya pasien pernah dirawat
dengan diagnosis Tumor paru kanan.

Pada pemeriksaan fisik paru saat inspeksi ditemukan asimetris dimana dada kanan tertinggal saat
bernapas, pada palpasi ditemukan vokal fremitus pada dada kanan menurun sedangkan pada dada
kiri normal, pada perkusi ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada dada kiri, pada
auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada kanan sedangkan pada kiri normal.
ditemukan pembesaran kelenjar getah bening supraklavicula dan colli dekstra, dan pada
pemeriksaan abdomen juga ditemukan adanya hepatomegali. Diduga pasien mengalami Ca paru

Pemeriksaan darah lengkap


WBC 12,6 103 /μL
Hb 10,80 gr/dL
bilirubun total 1,121 mg/dL
bilirubin direk 0,73 mg/dL
alkali phospatase 386,20 U/L
SGOT 182,70 U/L
SGPT 80,60 U/L
gamma GT 80,66 mg/dL
globulin (3,88 g/dL)
LDH (860, 00 U/L)
Albuminemia 2,913 g/dL
PO2 77,00 mmHg,
Na 125,00 mmol/L
Test rivalta positif
Analisis cairan pleura: warna cairan merah keruh dengan eritrosit penuh, dengan jumlah sel 901
mm3 yang tediri dari sel polimorfonuklear 50% dan mononuklear 50%.
sitologi cairan pleura: non small cell carcinoma cenderung tipe adeno

Foto thorak AP ditemukan perselubungan yang menutupi lapang paru kanan, sinus pleura kanan,
diafragma kanan.
Pada pemeriksaan elektrokardiografi masih dalam batas normal.
Pada pasien sudah terpasang WSD.

Terapi penunjang lainnya


oksigen nasal kanul 2 liter/ menit
IVFD NS sebanyak 20 tpm
diet tinggi kalori tinggi protein
codein 3 x 10 mg
Ciprofloxasin 2 x 400 mg
Ceftriaxon 2 x 1 gram secara intravena

Tugas I
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ca Paru
2. Jelaskan WOC terjadinya Ca Paru
3. Jelaskan indikasi dan efek samping dari terapi yang diperoleh pasien
4. Jelaskan indikasi pemeriksaan labor pada kasus

Tugas II
1. Buatlah pengkajian dengan menggunakan format pengkajian pola fungsional Gordon pada
kasus
2. Rumuskan kemungkinan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan berdasarkan 3N
(NANDA,NOC,NIC) dan 3S
4. Identifikasi hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan intervensi keperawatan pada kasus

Anda mungkin juga menyukai