Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULAR: HIPERTENSI
DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
OLEH: KELOMPOK 8
Rosmini Zamasi (220202066)
Sardiani (220202068)
Shamariani Simarmata (220202071)
Silva Viranty (220202078)
BAB I
PENDAHULUAN
• A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah seseorang lebih
dari 140 mmHg untuk systole dan 90 mmHg untuk diastole, dimana
hipertensi merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas di
dunia, sering disebut sebagai pembunuh diam-diam (Longo et al, 2015).
Prevalensi hipertensi di Indonesia juga semakin meningkat bahkan
menjadi penyakit nomor tiga penyebab kematian saat ini sebanyak
8.8% dari jumlah penduduk Indonesia sudah terdiagnosis hipertensi
oleh dokter dan diprediksi akan meningkat 25,8% pada tahun 2025
(Riskesdas, 2018).
• 1. Tujuan Umum
• Tujuan umum pada penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan asuhan
keperawatan pada Tn. P dengan gangguan sistem kardiovaskuler: hipertensi di RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan.
• 2. Tujuan Khusus
• a. Dapat melakukan pengkajian pada Tn. P dengan gangguan kardiovaskuler:
hipertensi
• b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. P dengan gangguan sistem
kardiovaskuler: hipertensi
• c. Dapat menyusun intervensi keperawatan pada Tn. P dengan gangguan
kardiovaskuler: hipertensi
• d. Dapat melaksanakan implementasi pada Tn. P dengan gangguan sistem
kardiovaskuler: hipertensi
• e. Dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Tn. P dengan gangguan
kardiovaskuler: hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

• Konsep Medis 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah kondisi saat


tekanan darah berada diluar rentang normal. Seseorang dikatakan
mengalami hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg
dan tekanan darah diastolik >90 mmHg saat dilakukan pengulangan
(Musakkar & Djafar, 2021).
• 2. Klasifikasi Hipertensi dibedakan menjadi 2 (menurut Kemenkes RI),
yaitu: a. Hipertensi esensial (hipertensi primer), merupakan hipertensi
yang tidak diketahui penyebabnya. b. Hipertensi sekunder,
penyebabnya dapat ditentukan, seperti kelainan pembuluh darah
ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperadrenaldosteronisme) dan lain-lain.
• 3. Etiologi
• a. Keturunan/genetik Hipertensi lebih berisiko terjadi pada keluarga
yang memiliki riwayat hipertensi.
• b. Obesitas Berat badan yang berlebihan menyebabkan nutrisi dan
oksigen yang melalui pembuluh darah meningkat.
• c. Jenis kelamin Pada wanita masih cukup aman hingga usia sebelum
menopause dibandingkan laki-laki.
• d. Pola makan Terlalu banyak konsumsi garam dan terlalu sedikit
mengkonsumsi kalimu mengakibatkan natrium dalam darah tinggi,
sehingga cairan dalam tubuh tertahan dan meningkatkan tekanan
dalam pembuluh darah.
Lanjutan…
• e. Kurang aktivitas fisik dan olahraga Dapat mengakibatkan
peningkatan denyut jantung sehingga jantung bekerja keras untuk
memompa darah.
• f. Gaya hidup Seperti minum alkohol dan merokok. Zat kimia pada
rokok dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga
terjadi peningkatan tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.
• g. Stress Keadaan stress dapat meningkatkan risiko tekanan darah
meningkat dikarenakan hormon adrenalin juga akan meningkat
sehingga jantung memompa darah lebih cepat.
• 4. Patofisiologi
• Hipertensi dapat disebabkan beberapa faktor antara lain umur, jenis
kelamin, gaya hidup dan obesitas. Hipertensi menyebabkan terjadinya
perubahan struktur dan perubahan situasi. Perubahan struktur yang
terjadi karena kerusakan vaskuler pembuluh darah menyebabkan
terjadinya penyumbatan pembuluh darah sehingga terjadi vasokontriksi
dan gangguan sirkulasi. (Nurarif dan Kusuma, 2015).
• Peningkatan tekanan darah secara terus-menerus pada pasien
hipertensi mengakibatkan beban kerja jantung meningkat. Jika tekanan
darah arteri tinggi maka jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke sirkulasi. Jika afterload meningkat akibat
vasokonstriksi perifer maka otot jantung tidak dapat meregang dengan
sempurna sehingga ejeksinya tidak efektif karena terjadi peningkatan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri.
Lanjutan..
• Penderita hipertensi juga mengalami perubahan situasi pada dirinya
dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan. Minimnya
informasi yang dimiliki nantinya akan mempengaruhi pada perawatan
pada penyakit sehingga akan muncul masalah defisit pengetahuan.
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki akan menimbulkan masalah lain
yaitu timbulnya rasa cemas tentang penyakit yang diderita sehingga
timbul masalah keperawatan lain yaitu ansietas (Nurarif dan Kusuma,
2015).
• 6. Manifestasi Klinis
• Gejala penyebab hipertensi (menurut Nurarif & Kusuma, 2015) dibedakan
menjadi 2, yaitu:
• a. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
Penurunan curah jantung Defisit pengetahuan Resiko perfusi serebral tidak
efektif Ansietas Nyeri akut keletihan Intoleransi aktivitas pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

• b. Gejala lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai


hipertensi meliputi nyeri kepala karena adanya peningkatan tekanan darah
sehingga mengakibatkan hipertensi dan tekanan intracranial naik, dan
kelelahan.
• Komplikasi
• Komplikasi hipertensi (menurut Triyanto, 2014), yaitu:
• a. Penyakit jantung, komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal
jantung
• b. Ginjal, terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler - kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran glomelurus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema
• c. Otak, komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi
dan menebal sehingga aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang
• d. Mata, komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,hingga kebutaan
• e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri, jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi
kerusakan dan penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
• TERAPI
• Nama Obat Cara Dosis
• Infus RL IV 20 tetes/menit
• KCL IV/Drip Infus 2 kolf/2 hari
• Omeprazole IV 1x40 mg
• KetorolacIV k/p
• Ranitidine IV k/p
• KSR Oral 3x600 mg
• Captropil Oral 3x25 mg
• CandesartanOral 1x8 mg (stop)
• Spironolactone Oral 2x50 mg
BAB III
TINJAUAN KASUS
• . Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. P
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 01.19.69.61
Umur : 67 tahun
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 28-02-2023
Tanggal pengkajian : 08-03-2023
Diagnosa Medis : Hipertensi
Alamat : Jl. Sutan Amir Hamzah Tanjung
• Identitas penanggungjawab
Nama : Ny. I
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : Jl. Pendidikan Dsn II Bandar Seria
3. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri terasa ngilu pada otot diseluruh tubuh dan tegang
pada leher, skala nyeri 6 dan terus-menerus dirasakan saat aktivitas dan
istirahat. Selain itu pasien mengatakan merasa sakit kepala, tampak berkeringat,
mengatakan lemas seluruh tubuh dan membutuhkan bantuan untuk melakukan
aktivitas seperti makan, ke toilet dan lain-lain. Pasien juga merasa mual sehingga
tidak nafsu makan dan makan hanya kurang dari setengah porsi.
• 4. Riwayat penyakit sekarang
• Nyeri terasa ngilu pada otot di seluruh tubuh, tegang di leher, skala nyeri 6,
terasa terus-menerus baik saat beraktivitas dan istirahat. Keluhan dirasakan
pasien sudah beberapa hari. Saat dikaji tekanan darah (TD) pasien 187/104
mmHg, frekuensi nadi (N) 89 x/menit, suhu tubuh (T) 36,8C dan frekuensi
nafas (RR) 20 x/menit. Pasien tampak meringis, gelisah dan berkeringat.
Pasien juga mengeluh sakit kepala terusmenerus dan nafsu makan berkurang
karena terasa mual serta ada rasa ingin muntah. Mukosa bibir pasien tampak
kering. Pasien mengatakan merasa lemas dan kurang bertenaga bahkan
setelah bangun tidur. Pasien terlihat lesu dan aktivitas dibantu oleh keluarga.
• 5. Riwayat penyakit dahulu
• Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi diketahui sejak beberapa
tahun yang lalu. Selalu kontrol rutin namun sejak beberapa bulan yang lalu
sebelum MRS jarang kontrol.
• 6. Riwayat kesehatan keluarga
• Keluarga Ny. F tidak memiliki riwayat penyakit kronis/penyakit
menular.
• 7. Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan tinggal di lingkungan perumahan. Daerah sekitar
rumahnya tidak terpapar pencemaran polusi. Perumahannya berada di
pinggir jalan tetapi rumah pasien jauh dari jalan raya. keadaan sekitar
rumah sudah tidak terdapat pepohonan.
• 8. Analisa Data
No Data Etiologi masalah

1. DS: - Klien mengeluh Nyeri pada Nyeri pada bagian tengkuk Gangguan pola tidur
bagian tengkuk Gangguan pola
tidur sulit tidur - Klien mengeluh
nyeri pada bagian tengkuk dengan
skala nyeri 6 (dari 1-10)

DO:
TD: 190/120 mmHg RR: 28x/i HR:
80x/i T: 37,5oC - Klien tampak
meringis
2. DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas
- Klien mengeluh sulit beraktivitas karena
penyakit yang diderita

DO:
TD: 190/120 mmHg RR: 28x/i HR: 80x/i T:
37,5oC - Klien tampak lemah - Klien selalu
bedrest

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b/d nyeri kolik
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
C. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan hasil kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi pola  untuk mengetahui


tidur b/d nyeri keperawatan selama 2x24 aktivitas aktivitas apa saja
kolik jam, diharapkan nyeri  Identifikasi faktor yang mempengaruhi
berkurang dari 6 (1-10) pengganggu tidur kesehatan klien
menjadi 3 (1-10) dengan  Lakukan prosedur  untuk mengetahui
kriteria hasil: TTV TD: 140/100 meningkatkan faktor apa saja yang
mmHg - Klien tidak mengeluh kenyamanan mengganggu klien
yeri - Klien tampak tenang (missal pijit, tidur
pengaturan posisi,
terapi akupresur)
2. Intoleransi aktivitas d/d Setelah dilakukan tindakan  identifikasi  untuk
kelemahan keperawatan 2x24 jam, gangguan fungsi mengetahui
diharapkan klien dapat tubuh yang penyebab
melakukan aktivitas seperti mengakibatkan terjadinya
dengan kriteria hasil: kelelahan kelelahan
TTV  monitor lokasi  untuk
TD: 140/100 mmHg dan mengetahui
HR:80x/i ketidaknyamana lokasi yang
RR:20x/I n selama membuat tidak
T: 37 melakukan nyaman didalam.
aktivitas - Untuk melatih
klien dalam
memaksimalkan
tirah baring
D. Implementasi dan Evaluasi
No. Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. 08-03-2023 Dx 1 • I: mengidentifikasi pola napas S: klien mengatakan nyeri sudah


08.00 wib klien R: klien mengatakan berkurnag dari skala 6 (1-10) menjadi
aktivitasnya tergganggu skala 4 (1-10) dank lien dapat tidur
• I: mengidentifikasi faktor dengan nyamman
pengganggu tidru R: klien O: k/u sedang
mengatakan tidrunya terganggu A: Masalah teratasi sebagian
akibat rasa nyeri pada bagian P: intervensi dilanjutkan
tengkuk dan kepala
• I: melakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(missal pijit, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
• R: klien nyaman dengan posisi
terlentang
2. 09-03-2023 Dx 2  I: mengidentivikasi gangguan S: Klien mengatakan bahwa klien
fungsi tubuh yang mengakibatkan sudah mulai bisa melakukan
kelelahan aktivitasnya seperti biasa
 R: klien mengatakan yang O: Klien tampak belum bisa
mengakibatkan dirinya lemah melakukan aktivitasnya sendiri
adalah karena menahan rasa A: Masalah belum teratasi
nyerinya P: Intervensi dilanjutkan
 I: Memonitoring lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
 R: klien mengatakan tidak nyaman
melakukan aktivitasnya karena
nyeri pada bagian tengkuk dan
sakit kepala
 I: memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
 R: Klien belum bisa melakukan
aktivitasnya
 I: menganjurkan tirah baring
 R: Klien mengatakan lebih nyaman
dengan terlentang
BAB V
PENUTUP

A.
Kesimpulan

Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan maka kelompok dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya.

•Asuhan keperawatan Pada Tn.P dengan Hipertensi di RSUD Dr. Pirngadi kelompok mengangkat 4 diagnosa yaitu

risiko perfusi serebral tidak efektif b/d hipertensi, nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis, keletihan b/d kondisi

fisiologis, dan defisit nutrisi b/d kengganan untuk makan.

•Berdasarkan dari lima diagnosa keperawatan yang diangkat pada Tn.P setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama proses keperawatan 3 hari yaitu pada tanggal 7, 8, 9 Maret 2023 menunjukkan bahwa keempat diagnosa

keperawatan dapat teratasi dan teratasi sebagian.


A. Saran

• Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa

• saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya pada klien yang mengalami hipertensi, yaitu:

1. Untuk Keluarga

• Diharapkan sebagai keluarga, mampu merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi terutama dengan penyakit tertentu seperti

jantung hipertensi, selain itu pentinga untuk selalu memeriksaan ke pelayanan kesehatan terutama ketika mengalami gejala seperti mual,

lemas, keletihan serta mengalami kram/tegang pada otot.

1. Untuk Mahasiswa/i

• Penulisan Askep ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami

hipertensi dan selalu inovatif untuk mengembangkan tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan evidence-based.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai