Anda di halaman 1dari 13

Kasus Gagal Ginjal Akut

Klien Ny Julie usia 24 th, Diagnosa : GGA. Riwayat penyakit dahulu 3 tahun yang lalu
pernah mengalami Lupus erythematosus. Riwayat penyakit sekarang : Post partum hari
kedua. Operasi SC pada kehamilan 34 minggu dan dia mengalami kesulitan pada
kehamilannya karena hypertensi. Saat mendaftar dia di diagnosa Sindrome HELLP
(Hemolysis, Elevated count Liver Enzymes, Low platelet count) dan dianjurkan
melahirkan segera. Sejak melahirkan dia mengalami hipovolemi karena perdarahan hebat
dan berkembang menjadi syok hipovolemik. Beberapa jam dia menjalani perbaikan
hemodinamik yang tidak stabil kendati diberikan darah, produk darah dan cairan pengganti.
Dopamin @ 3-10 meq/kg/mt dan Levophed @ 4 meq/mt. Sejak dua hari tekanan darah
antara 60/48 - 98/58. Haluaran urin minimal (0-30 cc/jam) selama 12 jam.
Hasil pemeriksaan fisik:
1. TTV : HR 124 x/menit, RR 32 x/menit, TD 102/62 mmHg, Suhu 39,40C, CVP
14 (2-6 mmHg)
2. Resp : terdengar krekels menyebar dan ronchi pada seluruh lapang paru, oral
terpasang ETT no 7,5, Ventilator diset : SIMV 4, ETV 800, FIO 50 % , PEEP 5 cm, PS 5
CM.
3. Cardiovaskuler : bunyi jantung S 1, S2 terdengar
4. Neuro : sadar tetapi orientasi bervariasi, mengantuk, respon lambat bila dipanggil
namanya, lebar pupil @ 3 mm bilateral.
5. Ektremitas : CRT > 3 detik, akral dingin, pucat, tampak sianosis, piting
edema + 4. Terpasang infus di Subklavia kanan D5LR, total IV 100 cc/jam,
Data Penunjang
1. Hematologi Rutin : WBC (18.000/mm3), RBC (2,8 juta/L), HT (24%), Trombosit
(18.000 mm3),
2. Hasil AGD : pH (7,20), paO2 (78 mmHg), paCO2 (30 mmHg), HCO3- (16 mmol/L),
SaO2 (90%)
3. Faal Ginjal : (145 mg/dL), Kreatinin (9,4 mg/dL), Kalium (6,4 mEq/L), Kalsium (8,0
mEq/L)
4. Faal Hati : SGOT (34 U/L), SGPT (54 U/L), Alkaline Phospatase (154 U/L)
5. Hasil Foto Thoraks: Tampak infiltrat paru dan edema paru.

Pertanyaan:
1. Jelaskan faktor etiologi kasus diatas yang mengakibatkan pasien mengalami gagal
ginjal?
2. Berdasarkan kasus diatas, tindakan emergensi yang paling tepat dilakukan adalah?
3. Berdasarkan kasus diatas masalah keperawatan apa saja yang paling utama? Sebutkan 3
masalah keperawatan?
4. Buatkan Nursing Care Plan sesuai salah satu masalah keperawatan diatas?
5. Sebutkan dan jelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pada penanganan kasus
diatas?
Kasus PPOK
Seorang pria 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan perburukan dispneu, 3
hari sebelumnya, skor MRC mengalami perburukan dari 2 menjadi 4. Pasien memiliki
riwayat PPOK yang didiagnosis 2 tahun sebelumnya, dengan diagnosis GOLD tahap
III, PPOK berat, nilai FEV1 diprediksi 42% ketika dalam kondisi stabil. Pasien
mendapat pengobatan dengan β agonist, kortikosteroid inhalasi, dan tiotropium jangka
panjang. Selama 12 bulan sebelumnya, ia telah menjalani 3 kali rawat inap untuk
eksaserbasi PPOK. Riwayat medisnya meliputi hipertensi arteri yang diterapi dengan
inhibitor enzim pengubah angiotensin dan diabetes melitus tipe 2 yang diobati dengan
metformin.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data: pasien dispneu, menggunakan otot-
otot aksesori saat bernafas dan terdapat pembengkakan pergelangan kaki yang
menonjol. Auskultasi menunjukan penurunan bunyi nafas dan mengi ekspirasi
bilateral. Pasien takipneu (RR 32x/mnt) dan takikardi (HR 124x/mnt) dengan tekanan
darah 125/85 mmHg dan saturasi oksigen yang diukur dengan pulse oksimeter
menunjukan 88% (oksigen ruangan). Tidak ditemukan adanya peningkatan produksi
sputum/sputum purulen. Pada pemeriksaan AGD didapatkan hasil: pH : 7.49,
PaCO2 : 29 mmHg, PaO2 : 48 mmHg, HCO3 : 26 mmHg, SaO2 : 88%
(Room Air)

Pertanyaan:
1. Apakah pembengkakan pergelangan kaki pada pasien merupakan manifestasi dari
PPOK? Jika ya, jelaskan mekanismenya
2. Berdasarkan data yang ada, apakah pasien mempunyai indikasi untuk dirawat di ICU?
Sebutkan kriteria pasien rawat ICU pada pasien PPOK eksaserbasi
3. Berapa kadar oksigen yang disarankan untuk diberikan pada pasien ini? Mengapa
kadar oksigen yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi pada pasien PPOK?
4. Berdasarkan data diatas, apakah pasien memerlukan terapi antibiotik? Jelaskan
alasannya
5. Sebutkan 2 prioritas masalah keperawatan yang muncul pada pasien tersebut?
Bagaimana manajemennya?
Kasus Tyroid Storm

Wanita muda usia 24 tahun mengalami demam dan nyeri perut disertai dengan mual dan
muntah.
Data fokus: Pasien juga mengeluh palpitasi berat, penurunan konsentarasi, mudah marah, dan
kecemasan. Mengeluh nyeri retro bulbar, mata nyeri saat digerakkan dan bengkak pada
kelopak mata. Pemeriksaan fisik menunjukkan dehidrasi, S= 38.6ºC, nadi 132x/menit, tensi
120/76 mmHg, pembesaran kelenjar tiroid di kedua bagian dengan bruit, kedua mata
eksoftalmus, eritema pada kelopak mata, infeksi konjungtiva, bengkak pada karbunkel dan
edema kelopak mata. Clinical Activity Score (CAS) yang menggambarkan the intensity of
inflammation in graves ophalmopathy adalah 7. Hasil laboratorium menunjukkan supresi
thyroid stimulating hormone (TSH) kurang dari 0.01 ulU/ml (0.34-5.6) dengan FT3
>30pg/ml (2.5- 3.9) FT4>6ng/ml (0.58-1.64) dan serum creatinine 1.7mg/dl (0.6-1.3). Urine
culture grew E.coli sensitive to aminoglycosides and nitrofurantoin. Menurut criteria of
Burch and Wartosfky pasien dengan skor 80, strongly suggestive of thyroid storm.

Pertanyaan:
1. Dari kasus diatas sebutkan faktor pencetus yang paling jelas yang menyebabkan
munculnya tyroid storm yang dialami pasien?
2. Apakah pasien diatas memerlukan perawatan di ruang intensif dan berikan alasannya?
3. Jelaskan proses terjadinya palpitasi berat dan gejala psikologis yang dialami pasien?
4. Jelaskan konsep penanganan pasien dengan tyroid storm?
5. Buatlah diagnosa dan rencana keperawatannya berdasarkan kasus diatas?
Kegawatan Renal: Hemodialisis
Ny. S, Umur 69 th. Hari ini perawatan hari ke 3 di ICU. Diagnosa Medis : Gagal nafas type
II; CKD st. V dengan HD rutin. BB : 70 kg
3 HSMRS os mengeluh sesak nafas +,kaki bengkak -,batuk+, dahak tidak ada, demam
negative, nafsu makan menurun. HMRS keluhan sesak nafas memberat,os ke RSA kemudian
dirujuk ke RSS ,di IGD sesak nafas memberat,penurunan kesadaran. os gagal nafas intubasi
on ventilator. RPD : Os penderita asma sejak 1 tahun yang lalu. Dengan terapi aminophilin.
Os juga menderita HT dan DM. dengan terapi rutin metformin, valsartan dan amlodipine. Os
seorang perokok namun sudah berhanti agak lama.
Pengkajian: Kesadaran CM, agak gelisah, kurang kooperatif. Tak ada kelemahan anggota
badan. Respirasi on ventilator,mode PS 12 FiO2 60%, RR: 24, VTE 490, PIP 19, PEEP 6,
Menit volume 8,3, SaO2 98%.Pergerakan dinding dada simetris, kadang tampak seperti nafas
dalam dan nafas perut, posisi semi fowler.TD: 132/73; MAP 85; HR 124 kpm; Irama EKG
:AFRVR; akral hangat, nadi teraba kuat, ctr < 3’. Terprogram diet DM 8x200cc. Di bibir
terpasang ET. Diet per NGT. Namun NGT terlepas. Terpasang lagi sekitar jam 14. Lab: AGD
: PH 6,927, PCO2: 101,9, PO2: 61,0, BE:22,8. Na 136; K:3,8; Cl 94; U/C: 50/3,8; Hb:9,0;
Al: 21.000; AT: 270; Hmt 28,5; Laktat 6,4; urinalisis: bakteri positif.
Pertanyaan:
1. Sebutkan 3 masalah prioritas yang ditemukan pada Ny. S
2. Sebutkan patomekanisme singkat pada masalah yang Anda angkat
3. Buat Rencana Intervensi pada masalah yang ditemukan
4. Sebutkan 3 komplikasi kegawatan hemodialisis
5. Bagaimana patomekanisme pada komplikasi yang muncul
Kasus Perawatan Paliatif

Pasien perempuan usia 63 tahun, berat badan 55 kg, dengan diagnosis ROSC
pasca henti jantung, edema serebri difus, asidosis metabolik, anemia, hipoalbumin.
Hasil pengkajian pada perawatan hari ke-3 di ICU didapatkan hilangnya refleks
batang otak. Kesadaran pasien koma dengan GCS E1M1VT, pupil isokor diameter
4/4 mm, refleks kornea -/-, refleks cahaya -/-, gag reflex (-), doll’s eye (-), pasien
terpasang ventilator menkanik mode PSIMV, FiO2 50%, PEEP 5, Pc 15, RR 14 x/m,
Keluarga sudah dilakukan edukasi tentang tanda-tanda kematian batang otak
kepada keluarga, prognosis dan keputusan yang harus diambil. Setelah melakukan
rapat internal, keluarga memutuskan menerima kondisi pasien, meminta untuk
meneruskan bantuan hidup yang sudah diberikan namun menolak untuk dilakukannya
pertolongan lanjut jika kondisi memburuk mendekati kematian.
Riwayat penyakit sekarang yang didapat dari anamnesis didapatkan keterangan
bahwa 1 jam sebelum masuk RS, pasien mengeluh nyeri kepala saat berada di
ruangan poli rawat jalan RSUP Dr. Sardjito. Tiba-tiba pasien jatuh, kejang seluruh
tubuh dan tidak sadarkan diri. Pasien segera dibawa ke ruang resusitasi IGD dan
dilakukan pertolongan. Saat dipasang monitor, pasien mengalami henti jantung.
Dilakukan resusitasi jantung-paru sebanyak dua siklus, respon dengan kembali ke
sirkulasi spontan (ROSC). Pasien terintubasi endotrakeal, terpasang ventilator dan
mendapat support inotropik dan vasokonstriktor.

Pertanyaan
1. Berdasarkan kasus tersebut, apakah pasien termasuk dalam pasien yang memerlukan
perawatan paliatif? Jika ya, Jelaskan kondisi seperti apa saja yang memerlukan
perawatan paliatif!
2. Jelaskan kriteria perawatan paliatif pada pasien yang dirawat di ruang ICU!
3. Dari kasus, keluarga meminta untuk pasien tetap digunakan terapi penompang hidup. Hal
tersebut berpotensi terjadinya masalah etis. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan
tenaga kesehatan mengenai hal tersebut?
4. Buatlah NCP prioritas pada kasus diatas!
5. Bagaimana manajemen perawatan paliatif di IGD?
Kasus Acute Respiratory Failure
Seorang lelaki berusia 68 tahun dengan riwayat medis di masa lalu mempunyai
hipertensi, stroke hemoragik, dan penggunaan tembakau serta riwayat keluarga penyakit
arteri koroner mengalami pemulihan di rumah keluarga setelah masuk rumah sakit baru-baru
ini akibat pneumonia yang didapat masyarakat.
Setibanya di kediamannya, paramedis menemukan pasien merintih, dengan
skor Glasgow Coma Scale 8 dan peningkatan kerja pernapasan. Setibanya di gawat
darurat, suhunya 36,2 C; denyut jantung, 47 x/ menit; tekanan darah, 97/56 mm Hg;
laju pernapasan, 36 napas / menit; dan dia memiliki saturasi oksigen sebesar 70% saat
dia menghirup oksigen melalui masker Non-Rebreathing Mask. Hasil pemeriksaan
diagnostic: X-ray dada (CXR) menunjukkan pneumonia, EKG: inferior ST-segment
elevations, ECHO: a severely dilated right ventricle with flattening of the
interventricular septum. Hasil lab:

Pertanyaan:
1. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?
2. Jelaskan termasuk pada klasifikasi manakah kasus diatas!
3. Jelaskan patomekanismenya?
4. Buatlah nursing care plan (NCP ) berdasarkan permalasahan keperawatan!
5. Jelaskan salah satu evidence based terbaru berkaitan dengan perawatan pasien luka
bakar!
Kasus Hiperglikemi Hiperosmolar Non Ketosis
Sejak 2 minggu klien merasa dada sering berdebar- debar, tidak ada nyeri dada dan sesak
napas, tidak ada nyeri perut, mual (-), muntah (-), pusing (-), keringat dingin (-), batuk (+),
berdahak (+), jarang, klien tidak memeriksakan keluhan ke dokter. Sebelum masuk rumah
sakit tiba-tiba klien tidak sadar, seluruh badan lemas, badan panas, keringat dingin (-), nafas
tidak berbau aseton, ktidak ada muntah, pandangan kabur (-), kemudian klien dibawa ke IGD
RS Banjar oleh keluarganya. Riwayat DM terkontrol, riwayat dislipedemia terkontrol,
riwayat penyakit jantung (-), riwayat hipertensi (-). Keadaan umum lemah, somnolent, TD
100/61 mmHg. Pemeriksaan labolatorium tgl 12 September 2018

Pemeriksaan Hasil
WBC 4,85
Hb 15,3
Ht 42,2
MCV 87,0
MCH 31,5
MCHC 36,3
PLT 46
GDS 561
Ureum 196
Creatinine 3,1
Asam urat 6,7
Kolesterol 276
Tg 634
SGOT 51
SGPT 66
Kalium 3,4
Natrium 130
Ph 7,530
PCO₂ 41,1
PO₂ 68,8
HCO3 33,6
TCO₂ 34,3
BE 9,5
Sat 95,4
Pertanyaan :
1. Apa yang menjadi tanda khas yang pada kasus HHNK ?
2. Pemeriksaan labolatorium apa yang dapat menjadi pembeda dengan ketoasidosis
diabetic pada kasus HHNK?
3. Apa yang menjadi masalah prioritas pada kasus HHNK?
4. Bagaimana prinsip terapi cairan penanganan pada Kasus HHNK?
5. Jelaskan salah satu evidence based terbaru berkaitan dengan perawatan HHNK?
KASUS STROKE
Datang ke IGD dengan keluhan 10 jam yang lalu pingsan, kaki kanan lemas, bicara
pelo, sulit menelan, sakit kepala, lemah kaki dan tangan kanan dan Bab keluar darah.Riwayat
Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, tidak rutin berobat. Kesadaran samnolent, TD ; 230/120
mmHg, N; 90 x/mnt, RR; 42 x/mnt, Temp 39,2 C, Kepala wajah mencong kekiri, leher. GCS:
E3 M5 V apasia, diameter pupil 2 mm/2mm, RCL +/+, RCTL +/+, bulat, isokor, TRM: KK
(-), L > 70/>70, K > 135/135, motorik kesan paraparese kanan, N.Cranialis: kesan parese
NC.VII,IX, X dan XII sentral (tidak bisa menelan dan bicara pelo), sensorik belum dapat
dinilai, otonom inkontinensia urin (-) et alvi (-). Hasil CT-Scan : adanya perdarahan cerebral
pada basal ganglia dan thalamus. AGD (Tgl 07-09-2018 Jam
17.20 ),pH;7,369/pCo2;23,0/pO2;133/HCO3;12,9/ABE;-10,9/SBE;-11,4/So2;98,196;
Na/K/Cl;139/4,6/99, pada hasil AGD ini menunjukan adanya gangguan respiratorik
metabolik. Diagnosa medis waktu masuk IGD : CVD – Hemoragik, Hipertensi grade II,
Melena (PSCB).

Pertanyaan
1. Apakah diagnose keperawatan utama pada kasus diatas?
2. Bagaimanakah patomekanisme masalah keperawatan yang muncul?
3. Buatlah nursing care plan dari kasus utama diatas!
4. Bagaimana evidence based dari kasus diatas?
5. Termasuk jenis stroke apakah kasus diatas?
PAIN MANAGEMENT
Seorang laki-laki 45 tahun dibawa ke IGD RSHS karena mengalami keluhan utama nyeri
pada dada sebelah kanan. Saat dilakukan anamnesis didapatkan data bahwa kurang lebih 2
jam SMRS mengalami kecelakaan sepeda motor. Mekanisme traumanya yaitu saat klien
mengendarai sepeda motor, tiba-tiba dari arah samping kanan ada mobil dengan kecepatan
tinggi menyenggol motor klien yang menyebabkan klien terjatuh dengan dada membentur
aspal. Anamnesis lanjutan didapatkan data bahwa klien sempat pingsan, tidak ada muntah
proyektil ataupun darah, tidak ada perdarahan melalui hidung dan telinga. Setibanya di IGD
dilakukan initial assestmen dan didapatkan data: RR 32 x/m, Nadi 102 x/m, TD 110/70
mmHg, Saturasi oksigen 92,4%, GCS E4 M6 V5, Pupil isokor dengan diameter 3 mm
simetris, reflek cahaya positif, tidak ada kelemahan ekstremitas. Bentuk dan gerakan dada
asimetris, hemithoraks kanan tertinggal, VBS kanan menurun, . Terdapat luka lecet di area
zygoma, terdapat jejas di dada lateral sebelah kanan, dan pemeriksaan foto thorak didapatkan
positif hemothorax kanan lateral.
1. Kasus untuk pertanyaan nomor 1
Seorang laki-laki 45 tahun dibawah ke IGD karena mengalami kecelakaaan dengan
mekanisme tertabrak mobil dengan kecepatan tinggi dari arah samping saat sedang
mengendarai sepeda motor. Klien terjatuh dengan dada membentur aspal, klien sempat
pingsan, tidak ada muntah proyektil dan darah.
Assestment apa yang harus segera dilakukan untuk mencegah perburukan kondisi
pasien?
2. Jelaskan 4 proses munculnya nyeri pada pasien hingga nyeri dirasakan secara subjektif
oleh pasien?
3. Kasus untuk pertanyaan nomor 2

Analisa Gas Darah


7,364 - 7,37-7,45
38,3 mmHg 32-46
64,1 mmHg 71-104
21,5 mEq/l 21-29
22,7 - -
-3,2 mEq/l -2 - +2
Berdasarkan hasil analisa gas darah, tindakan apa yang harus segera diberikan kepada
pasien?
4. Kasus untuk pertanyaan nomor 3

Berdasarkan foto thoraks, jelaskan apa yang terjadi pada kondisi tersebut dan jelaskan
tindakan untuk menangani masalahnya.
5. Tentukan masalah keperawatan prioritas pada kasus di atas beserta nursing care plan
berdasarkan evidence based nursing terbaru?
Kasus Emboli Paru
Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 8 jam
sebelum masuk rumah sakit, disertai rasa berdebar-debar dan melayang.
Riwayat penyakit dahulu; panhipopituitarisme pasca hipofisektomi parsial dan radioterapi,
dan diabetes melitus. Selama ini pasien minum 6αmethylprednisolone, levothyroxine,
spironolactone, allopurinol, dan simvastatin.
Pemeriksaan fisik didapat : KU : sesak, sianosis TD : 50 mmHg perpalpasi, N: 60 x/menit, S
: 37°C, RR : 30 x/ menit, HR : 150 x/menit
Pemeriksaan laboratorium : Hb: 14,1 g/ dl, LED: 33 mm/jam, leukosit: 12.200/ μl, Ht: 42
vol ٪, trombosit 204000/μl , Eritrosit : 4,54 juta/μl, MCV : 93 fl, MCH: 31 pg, MCHC: 34٪ ,
SGOT 126 IU/L, SGPT 166 IU/L, LDH 74 IU/L,bilirubin total : 0,55 mg/dl, bilirubin direk
0,17 mg/dl, bilirubin indirek 0,38 mg/dl hitung jenis ( basofil 0٪, eosinofil 0٪, sel batang 1٪,
segmen 75٪, limfosit 18٪, monosit 6%, fungsi ginjal ( ureum 55 mg/dl, kreatinin 1,4 mg/dl,
asam urat 8,6 mg/dl ),GDS : 133 mg/dl, aPTT 33 detik; AGD dengan menggunakan O2 nasal
4 lt/menit ( PCO2 : 21,8 mmHg, PO2 : 124,5 mmHg, HCO3 17,7 meq/L, O2 sat :98,9%, ct
O2: 16,9 ml O2/d, ct CO2: 18,3 meq/L, PO2 ( A-a)T : 560,10, PO2 ( a/A)T : 0,18, pH: 7,52);
Na : 135 mEq/L, K: 4,64 mEq/L, Cl: 107,8 mEq/L.
Pemeriksaan EKG : sinus ritme, 150 x/menit, S I Q III
Diagnosis medis: emboli paru
Terapi : O2 4 lt/menit. Heparin (5.000 IU) IV bolus. Karena respon kurang, diberikan
streptokinase 1.500.000 IU dalam 100 ml NaCl 0,9% dalam 20 menit; dilanjutkan dengan
heparin 24000 IU/24 jam sampai hari keenam, mulai hari ke 7 diberikan heparin 3x5000 UI
SC 2 jam setelah mendapat terapi O2, streptokinase, heparin, kondisi pasien membaik, TD :
120/70, N: 92 x/menit. Kondisi pasien terus membaik, sampai dipulangkan pada hari ke 10.

Soal
1. Apa yang menjadi masalah keperawatan prioritas pada kasus, minimal 3 masalah
keprawatan
2. Sebutkan 6 sindroma klinis emboli paru akut berikut gambarannya
3. Sebutkan faktor predisposisi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
emboli paru pada kasus
4. Apa tindakan emergensi keperawatan prioritas yang harus dilakukan pada kasus diatas
5. Buatlah NCP sesuai masalah rioritas pada kasus
KASUS KETOASIDOSIS DIABETIK

Seorang laki-laki 43 tahun dengan riwayat diabetes tipe 2 (>6 thn),


dislipidemia dan hipertensi yang muncul saat datang ke IGD dengan keluhan 6 hari
kelemahan, demam, mual, muntah dan terasa sakit di kaki kiri dengan nanah berbau
busuk yang berasal dari ulkus pada telapak kaki. Pasien mendapatkan terapi gliclazide
dan metformin sejak didiagnosis. Dan Mixtard 30 unit yang diberikan mulai 1 tahun
yang lalu, karena kontrol glikemik yang buruk. Pasien stop injeksi insulin sejak 1
minggu yang lalu, mengalami penurunan nafsu makan yang disertai hipoglikemik.
Pada pemeriksaan, didapatkan temperature 38.90C, TD: 96/60 mmHg, HR: 136 x/mnt,
RR; 36 x/mnt (nafas cepat-dalam), sat 90% Pasien tampak mengantuk tapi respon terhadap
rangsangan. Lidah tampak lapisan tebal, mukosa kering dan penurunan turgor kulit.
Pemeriksaan lapang paru terdengar jelas, bunyi jantung normal. Pemeriksaan abdomen
terdapat nyeri epigastrik ringan saat palpasi dalam. Pada kaki kiri terlihat ulkus supuratif
dengan selulitis yang meluas ke lutut. Pemeriksaan glukosa darah kapiler: 28
mmol/L( 510mg/dl)
Hasil pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah: Glukosa urin: +4, Keton urin: +3, Nitrin dan leukosit urin negative,
AGD: pH 7.06, pCO2: 17 HCO3: 5.6, Glukosa darah 30 mmol, Laktat : 3.2; Renal profil:
urea 12 mmol/L, sodium 142 mmol/L, potassium 5.0 mmol/L, klorida 112 mmol/L, kreatinin
5 mg/dl; Leukosit 23x109/L dengan predominan neutrofil, hemtokrit 55%; Chest X-ray : tidak
ada kelainan: X-ray kaki kiri: kaki diabetik dengan perubahan osteomielitis 1-3 metatarsal;
Osmolaritas serum : 326 mosmol/kg,; Anion gap 29.4 mmol/L

SOAL KASUS:
1. Berdasarkan kasus diatas, sebutkan 3 diagnosa prioritas?
2. Buatlah nursing care plan sesuai diagnosa kasus pioritas anda di atas!
3. Buatlah patofisiologis penyakit berdasarkan kasus diatas lengkap dengan etiologi sampai
dengan masalah keperawatan yang mungkin muncul secara ringkas dan jelas!
4. Dalam penanganan kasus tersebut, hal-hal apa saja yang harus segera diberikan supaya
tidak jatuh ke arah perburukan yang lebih serius? Jelskan!
5. Sebutkan dan jelaskan perburukan apa saja mungkin akan terjadi bila kasus tersebut tidak
segera ditangani!
KASUS : COMA
Seorang pria 65 tahun datang ke IGD karena tidaksadarkan diri. Sebelum MRS pasien
mengalami demam terus menerus, sesak napas hilang timbul. Nyeri kepala hebat,sehingga
pasien meminum obat dari warung dan istirahat tetapi nyeri tidak hilang. 30 menit SMRS
pasien pasien menjadi sangat gelisah,dan sering berteriak. Saat pasien ke kamar mandi,
pasien terjatuh dan pingsan sehingga dibawa ke IGD. TD: 182/107 mmHg, N: 104 x /m, RR :
33 x/m, S:7,30 C. Pemeriksaan Fisik : pupil direk (+/+), reflek pupil indirek
(+/+),Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm).
Pemeriksaan neurologis : Kaku kuduk (+), Brudzinsky IV (+). Kesadaran coma, GCS :
E1M1Vx (terpasang OPA).

PERTANYAAN :
1. Jelaskan Penanganan awal yang harus dilakukan oleh perawat IGD saat pertama kali
menerima pasien tersebut ?
2. Jelaskan pemeriksaan yang harus dilakukan perawat saat melakukan pengkajian pada
pasien tersebut ?
3. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menetapkan diagnosa
pasien ?
4. Jelaskan NCP Prioritas pada kasus tersebut ?
5. Jelaskan pengkajian tambahan yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
KASUS : CKD
Pasien wanita 51 tahun datang dengan penurunan kesadaran sejak 5 hari SMRS. Pasien tidak
bangun ketika di panggil namun pasien masih dapat membuka mata apabila pundak pasien
ditepuk kencang. Pasien telah diobservasi di UGD selama 2 hari. Pasien mengalami demam
tinggi yang dirasakan terus menerus sepanjang hari sejak 5 hari yang lalu disertai keringat
dingin pada malam hari. Keluarga menyangkal adanya menggigil dan kejang. Pasien sulit
buang air buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) sekitar tiga minggu. Menurut
keluarga pasien memiliki riwayat penyakit ginjal sejak 1 tahun yang lalu, sempat disarankan
oleh dokter spesialis untuk melakukan cuci darah namun pasien menolak. Riwayat kencing
manis disangkal. Riwayat tekanan darah tinggi disangkal. Riwayat penyakit jantung
disangkal. disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal.Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran koma (E1M1V3), tinggi badan 150 cm, berat badan 40 kg, tekanan darah 80/60
mmHg, nadi: 112x/menit, pernafasan: 36x/menit, suhu: 38,7 °C, Saturasi oksigen 90%, pola
nafas cepat dan dangkal, akral teraba dingin. Pasien riwayat mengkosumsi obat anti nyeri
selama 3 tahun terakhir tanpa resep dokter.Hasil pemeriksaan LAB diperoleh : Hb: 85 gr/dl,
Leukosit: 20.050/mm3, GDS: 230 mg/dl, Ureum: 289 mg/dl, Kreatinin: 5,3 mg/dl, pCO2: 30
mmHg, pO2: 75 mmHg, HCO3: 19 mEq/L.

Pertanyaan:
1. Jelaskan patomekanisme dari kasus di atas sehingga menimbulkan masalah keperawatan!
2. Buatlah NCP dari satu masalah keperawatan priotitas!
3. jelaskan manajemen penanganan pada kasus tersebut agar pasien tidak jatuh pada kedaan
kritis!
4. sebutkan diagnosa keperawatan dari kasus tersebut !
5. jelaskan komlikasi yang dapat terjadi pada kasus tersebut!

Anda mungkin juga menyukai