Anda di halaman 1dari 8

KASUS 1 (FRAKTUR)

Tn A. (30th) dengan keluhan utama nyeri pada area punggug pundak dan wajah. Pasien
merupakan pasien rujukan dari RSUD Sayyidiman Magetan dengan post KLL motor vs
mobil post miras. Tidak sadar saat kecelakaan dan sadar saat di IGD RS. Terdapat luka pada
10 cm, krepitasi nasal, hematoma mata (D) pusing (+), mual(-), mutah (-), mimisan (-), GCS
E4V5M6. Hasil x-ray ditemukan CF clavicula 1/3 medial(D), dislokasi angkel (S) CF os
nasal + COR+ multiple vapertum. Advis dokter dilakukan operasi dan dirawat di ICU 05.00.
Sebelumnya pasien pernah di rawat di RS dengan diagnosa DM.

Pemeriksaan fisik : TD:110/80 mmHg, nadi :79x/menit, RR :23x/menit, suhu :36,9Oc.


Ditemukan ada nya beberapa masalah : sklera dan konjungtiva (S) berwarna merah, istirahat
terganggu karena nyeri, nyeri hilang timbul seperti tertusuk-tusuk pada area kepala, pundak
dan punggung. Pemeriksaan fisik ditemukan luka multiple vulnus apertum pada muka (±3cm)
dan ektermitas(±10 cm kaki (S), 4 cm tangan (D) dengan kondisi luka bersih, pasien
mengeluh nyeri pada luka, nyeri bertambah parah saat bergerak. Pada pemeriksaan otot
terjadi penurunan kekuatan otot pada kaki kiri dan tangan kanan (skor 4)

Pasien terpasang kateter urin dan infus. Produksi urine 200 cc/8 jam warna kuning pekat.
Intake nutrisi peroral ±1/2 porsi. Intake cairan oral ±600 cc, infus RL 20 lpm dan PZ 500 cc.
Ceftriaxon 2x2gr, ranitidin 2x50 mg, gentamicyn 2x80 mg, rativol 3x30mg. Pemeriksaan
gula darah sewaktu jam 21.54=264mg/dl, jam 08.00= 328 mg/dl, jam 14.00 =207 mg/dl.
Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan peningkatan lymphosit : 52,1 % monoosit :
0,73x103/ul
KASUS 2 (STEMI)

Ny S (67 tahun) dirawat di ICCU dengan keluhan utama sesak napas. Pasien merupakan
rujukan dari puskesmas Jenangan dengan keluhan dada panas dari jam 06.00 pagi tadi,
muntah-muntah, BAB cair 2x, keringat dingin, di IGD RSUD Harjono dilkukan pemeriksaan
kemudian ditegakkan diagnosa medis ACS STEMI inferior + anterior + AV blok total. Di
IGD mendapatkan terapi infus RL 20 tpm, O2 nasal kanul, acetosal 300 mg. Pemeriksaan
TTv di IGD: tekanan darah 100/60 mmHg Nadi 52x/menit, GDA = 201 mg/dl, SPO2 :89 %.
Pasien sebelumnya belum pernah rawat inap di RS tapi memiliki riwayat penyakit DM.

Hasil pemeriksaan fisik saat di ICCU : TD: 110/80mmHg, Nadi 96x/menit, RR : 32x/menit,
suhu 36,6oC, Spo2 : 94% kesadaran: CM. Pemeriksaan fisik menemukan masalah pasien
mengeluh sesak napas, irama nafas tidak teratur, nafas dangkal, batuk tapi tidak keluar sekret,
suara ,nafas wheezing, perkusi paru terdengar pekak. Pengkajian sistem kardio ditemukan
suara jantung S1S2 tidak tunggal, akral dingin dan CRT 3 detik, pasien mengeluh sulit tidur
karena sesak napasnya dan nampak gelisah.

Pasien terpasang nasal kanul 4 lpm, kateter urin dan infus. Produksi urin 200cc/8 jam urin
kuning pekat, intake cairan oral : air putih ± 500 cc/8 jam, infus PZ 16 tpm. Terapi obat : PZ
drip dopamin 200 mg dalam 500 ml. Cardison : 1x5mg, proxime :1x200 mg,
therodel:1x300mg, cholastin 0-0-20mg, farsix : 20-20-0. Hasil pemeriksan laboratorium :
19.100/mm3 , granulosit 76,5%, glukosa sewaktu 285mmHg, trigliserida 226 mg/dl, LDL-
kolesterol mg/dl. Hasil pemeriksaan EKG: sinus rhytm with frequent premature ventricular
complexes inferior infract, ST and T wave abnormality, consider anterior ischemia
KASUS 3 (CKD)

Ny M (75 th) memiliki keluhan utama pusing, sesak nafas, dan kaki bengkak. Berdasarkan
pengkajian pasien mengatakan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu, keluhan awalnya hilang
timbul. Sesak nafas memberat saat sore 1 hari yang lalu . Semakin parah dirasakan saat tidur
malam dan beraktifitas. Keluarga membawa pasien ke IGD RSUD DR Harjono kemudian
dilakukan pemeriksaan TTV,pemasangan infus NS 20 tpm, kateter urin, dan NRM 8 lpm.
Pasien kemudian dirawat di ruang ICU. Pasien sebelumnya pernah rawat inap di RS karena
CKD 3 tahun yang lalu dan memiliki riwayat hipertensi

Hasil pemeriksaan fisik : TD: 153/101mmHg, nadi 91x/menit, RR: 29x/menit, suhu:36,6 oC ,
BB : 50 kg kesadaran : komposmentis. Saat pemeriksaan fisik ditemukan masalah :
konjungtiva anemis, bibir pucat, mukosa kering, tugor kulit kering. Pasien mengeluh sesak,
pola nafas takipnea terdengar suara ronkhi saat auskultasi, dan pernapasan menggunakan otot
bantu napas. Terdpt oedema pada ekstremitas bawah.

Pasien terpasang infus NS 500cc/24 jam dan kateter urin . Produksi urin 100 cc/8 jam,
Nutrisi diet bubur lunak habis ½ porsi karena nafsu makan menurun. Intake cairan air putih
±660 cc/hari . Terapi yang diberikan iv: farsik 3x10 mg, ca glukonat 2x200mg. Oral : asam
folat : 3x1mg, natrium bicarbonat : 3x10 mg, allopurinola: 3x5g, CaCO3: 3x1. Dilakukan
pemeriksaan EHDT (evaluasi hapusan darah tepi) dengan hasil : anemia normokrom-
normositik anisopolikilositosis, leukositosis didominasi segmen neutrofil .EHDT
menggabarkan kondisi anemia berat dengan leukositosis kecurigaan karena ifeksi/sepsi atau
perdarahan . Hasil USG menunjukkan kesimpulan : nephritiss chronic bilateral dan efusi
pleura bilateral
KASUS 4 (CVA)

Tn. W (81 th) dengan keluhan utama pasien mengalami penurunan kesadaran dan pasien
bergerak terus menerus secara involunter. Berdasarkan pengkajian keluarga didapatkan
informasi bahwa pasien tiba-tiba jatuh di rumah, kemudian dibawa ke IGD RSUD Hardjono
dan dilakukan CT-scan kepala.Berdasarkan pemeriksaa ditegakkan diagnosa medis ICH dan
hipertensi. Ditemukan adanya perdarahan pada otak. Setelah dioperasi pasien dipindahkan ke
ICU untuk dilakukan observasi lebih lanjut pada 18 September 2018 jam 21.00 dalam
keadaan koma E1V1M4 dan adanya gerakan involunter pada ekstremitas serta suara
mengerang. Berdasakan informasi dari keluarga pasien memiliki riwayat hipertensi 10 tahun
terakhir namun tidak mengonsumsi obat dan ada ayah serta saudara laki-laki pasien yg juga
mengalami hipertensi.

Pemeriksaan fisik pasien saat di ICU (hari prtama) menunjukkan: TD : 120/180 mmHg,
Nadi : 80x/menit, Kesadaran : koma, RR : 18x/menit suhu 37,6 oC. Ditemukan ada nya
beberapa masalah berupa irama nafas tidak teratur, penggunaan otot bantu napas dan cuping
hidung, dan tidak ada sekret yang keluar. Hasil pemeriksaan GCS E1V1M4 dan adanya
gerakan involunter. Pada bagian kepala bagian posterior terdapat luka insisi operasi
sepanjang 5cm dengan kondsi luka kotor dan area sekitar luka berwarna kecoklatan.

Pasien terpasang restrain pada ekstremitas, nasal canul 5 lpm, kateter urine dan NGT.
Restrain pasien sering longgar karena gerakan involunter pasien yang kuat. Produksi urine
±500-700 cc/8jam warna kuning. Intake nutrisi berupa susu cari 3x/hari @ 250 cc dan nutrisi
parenteral infus D5 I/2 ns 20 lpm.Terapi obat yang diberikan: iv : manitol 4x100 cc, penytoin
3x100mg, santagesik 3x1000 mg, ceftriaxon 2x1gr, ranitidine 2x50 mg. Obat oral : ISDN
3x10 mg dan captopril 3x25 mg. Hasil pemeriksaan penunjang terjadi peningkatan lymphosit
: 0,6x103/ul, granulosit : 86.9x103/ul
KASUS 5 (CKD)

Ny. Y 52 tahun memiliki keluhan utama saa ini sesak napas. Pasien merupakan pasien
rujukan dari RSUD Trenggalek dengan keluhan nyeri dada, sesak, lemas dan jadwal untuk
dilakukan HD, namun tidak dimungkinkan untuk dilakukan di RSUD Trenggalek sehingga
dirujuk untuk HD di RSUD Harjono dan dirawat di ruang HCU. Pasien sebelumnya pernah
rawat inap karena CKD pada tahun 2019, rutin untuk kontrol

Hasil pemeriksaan fisik TD: 100/70 mmHg, nadi 109x/menit, RR: 28x/menit, suhu:36,6 oC,
kesadaran : CM. Pasien mengeluh sesak napas, suara nafas ronchi,irama nafas cepat dan
dalam serta ada penggunaan otot bantu nafas. Saat pemeriksaan fisik teraba akral dingin,
CRT: 3 detik, konjungtiva anemis, edema pada ektremitas atas dan bawah, tugor kulit
kering.Pasien mengeluh nasfu makan menurun menjadi ½ porsi dan mual saat makan

Pasien terpasang kateter urin dan infus. Produksi urin 50 cc/hari warna kuning, intake cairan
air putih ±350 cc/hari infus PZ: 320cc/24 jam. Terapi yang didapatkan: farsix:3x40 mg,
ranitidin :2x25mg, ondansentron : 3x32 mg, calcium glucoate :2x100 mg, Na bicarbonate
3x25 mg CaCo3 3x3,75 mg. Oral : asam folat :3x5 mg, condersatan :1x16 mg. Hasil
Laboratorium menunjukkan penerunan hemoglobin: 10g/dl, eritrosit 3,69juta/µl, trombosit
85000/mm3, natrium 135 mEq/l, Mg :8,1 mg/dl dan kenaikan ureum : 199,4 mg/dl creatinin
10,6 mg/dl
KASUS 6 (KOMA HIPERGLIKEMIA)

Ny J (64 tahun) mengalami penuruan kesadaran. Keluarga pasien mengatakan 1 bulan yang
lalu pasien juga dirawat di RSUD Harjono selama 4 hari karena pasien terpeleset di depan
rumah dan dirawat di ruang Flamboyan. Kemudian dianjurkan untuk kontrol 3 hari sekali di
poli rawat jalan. Satu hari yang lalu pasien tidak bisa dibangukan dari tidur kemudian pada
pukul 05.00 dibawa ke IGD RSUD Harjono dengan hasil pemeriksaan TD:17/90 mmHg Nadi
: 80x/menit RR: 27x/menit GDA:467 mg/dl. Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus dan setelah dikaji saudara lk pasien memiliki riwayat penyakit yang sama.

Hasil pemeriksaan fisik : TD: 166/85 mmHg, nadi 80x/menit, RR: 26x/menit, suhu:36,6 oC,
kesadaran : koma, GCS:E1V1M1, GDA : 343 mg/dl, SPO2: 97%. Konjungtiva anemis, bibir
pucat dan lidah nampak kotor. Pada bagian kepala ditemukan luka diameter ±3-4 cm
berbentuk bulat (luka akibat jatuh terpeleset 1 bulan lalu). Kondisi luka merah bagian tengah
dan merah muda pada bagian pinggir,kulit sekitar luka berwarna coklat dan kering, tidak ada
bau, tidak ada tanda tanda infeksi. Suara nafas ronchi, ada batuk dan ada sekret, saat
dilakukan suction keluar sekret berwarna putih kental.

Pasien terpasang infus, kateter, NGT, dan NRM 6 lpm. Produksi urine ±500-700 cc/8jam
warna kuning. Intake nutrisi berupa susu cari 3x/hari @ 250 cc. Terpasang infus NS 20 tpm.
Terapi obat iv : ceftriaxon 2x1gr, cytocolin :2x500 gr, novomix 8-8-8. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan peningkatan natrium : 147mEq/l, klorida 111meq/l, GDA jam
07.0 :343mg/dl, GDA jam 14.00 : 276 mg/dl, GDA jam 20.00 : 300 mg/dl
KASUS 7 (DM HIPERGLIKEMIA)

Tn T (49 tahun) pasien mengeluhkan badan saat ini terasa sangat lemas. Berdasarkan
pengkajian pada tanggal 28 April pasien mengeluh lemas, badan panas dan bicara mengacau
kemudian dibawa ke puskesmas. Pada tanggal 30 April dibawa ke IGD RSUD Kota Madiun
dengan keluhan sesak nafas, lemas pada ekstremitas, badan panas dan bicara tambah
merancau kemudian dirawat inap di ICU dengan TTV TD: 110/70 mmHg, nadi:97x/menit,
suhu : 39oC. Sebelumnya pasien belum pernah rawat inap di RS tapi memiliki riwayat DM
dan ibu pasien meininggal karena penyakit yang sama.

Pemeriksaan fisik saat ini : TTV TD: 110/70 mmHg, nadi:98x/menit, suhu : 37,8 oC.
RR:23x/menit, kesadaran : CM, GDA :333mg/dl. Saat pemeriksaan fisik ditemukan
beberapa masalah diantaranya pasien batuk, suara napas ronchi, ada sekret yang keluar saat
batuk dengan warna putih kental, pemeriksaan kekuatan otot ditemukan penurunan kekuatan
otot pad aekstremitas bawah skor 3 sementara ektremitas atas memiliki skor 5 namun
mengalami tremor saat digunakan beraktifitas. ADL harian pasien bergantung pada keluarga.

Pasien terpasang infus NS 1500cc/24 jam, produksi urin ±1000cc/24 jam, makanan habis ½
porsi 3x perhari. Terapi obat iv: santagesik 3x500mg, lansoprazol : 2x30 mg, lavemix 8-8-0.
Oral: allopurinol :1x300 mg, nabic: 3x520mg. Hasil laboratorium ditemukan penurunan Hb :
10,3 g/dl, hematokrit 29,7%, RBC : 3,68X103/mm3, GDA : 368 mg/dl
KASUS CHF

Tn S (47th) memiliki keluhan utama sesak nafas. Berdasarkan pengkajian keluarga pasien
mengatakan pasien sudah mengeluh sesak nafas sejak tanggal 5 Mei. Pasien juga menglami
mual muntah dan badan terasa lemas. Pada tanggal 7 Mei keluhan bertambah parah kemudian
paien dibawa ke RSUD Kota Madiun di IGD pasien mendapatkan terapi O2 5 lpm dan
pemasangan infus NaCl 20 tpm kemudian pasien di rawat inp di ruang ICCU RSUD Kota
Madiun. Pasien sebelumnya belum pernah rawat inap di RS tapi memiliki riwayat hipertensi
dan kolesterol namun tidak rutin minum obat.

Hasil pemeriksaan fisik saat ini : TD: 126/80 mmHg, nadi 90x/menit, RR: 26x/menit,
suhu:36,6oC, kesadaran : CM, SPO2: 96%. Saat pemeriksaan fisik ditemukan beberapa
masalah diantaranya pasien merasa sesak dan lemas, nafasnya dalam dan tampak
menggunakan otot bantu pernapasan, CRT lebih dari 3 detik dan ekstremitas teraba dingin,
konjungtiva anemis.

Anda mungkin juga menyukai