Anda di halaman 1dari 2

KASUS

Yulia candra L

1. Fraktur femur
Pasien laki-laki berusia 55 tahun datang ke IGD dengan diantar oleh mobil polisi.
Menurut keterangan petugas pasien korban tabrak lari dan ditemukan dalam keadaan
tergeletak di tepi jalan. Sekilas nampak perdarahan pada paha sebelah kanan. Pasien
tampak mengalami penurunan kesadaran, GCS 223, pada pemeriksaan fisik
didapatkan open fraktur femur dextra. Tampak perdarahan masiv pada area fraktur,
luka terbuka sepanjang 10cm, tampak tulang menonjol ke luar kulit, dilakukan
pemeriksaan PMS pada kaki dengan hasil pulsasi pada dorsalis pedis kanan dan kiri
tidak sama, pulsasi sebelah kanan melemah. Akral teraba dingin dan nadi perifer
melemah, bibir tampak pucat, HR 120x/ menit, RR 23x permenit. Pasien dilakukan
tindakan resusitasi cairan 2 line IV bolus dan dilakukan pembidaian sekaligus bebat
tekan untuk menghentikan perdarahan. Selanjutnya hasil pemeriksaan penunjang
menunjukkan fraktur komunitf 1/3 distal os femur disertai dislokasi patella.

2. Cidera cervikal
Seorang laki-laki pekerja bangunan masuk ke IRD RS. Dr. Wahidin sudirohusodo Solo
dengan riwayat jatuh dari atap rumah setinggi 3 meter sewaktu bekerja. Menurut rekan
kerjanya awal kejadian didapatkan kesadaran masih baik, Pasien mengeluh nyeri
pada leher dan tidak dapat merasakan pada bagian dada kebawah. Tetapi pada saat
sampai di IGD pasien mengalami penurunan kesadaran. GCS 13. TD 90/70 mmHG.
N : 98x / menit, akral teraba dingin. Pasien mengatakan merasa mengantuk dan
tertidur jika tidak diberikan rangsangan. Pergerakan Pasien masih kooperatif dengan
perintah, pasien tidak dapat menggerakkan keempat ekstrimitas. Pemeriksaan fisik
bagian posterior dengan log roll tidak didapatkan deformitas, jejas, maupun hematoma
pada bagian punggung, Didapatkan hematom dan lecet pada dada atas selain itu juga
terdapat jejas di bagian leher belakang pasien. Selanjutnya di IGD pasien dilakukan
pemasangan cervical colar, dan akan dilakukan pemeriksaan penunjang.

3. KAD
Nn. M usia 19 thun datang ke IGD dengan keluhan sesak yang dialami sejak 3 hari
yang lalu. Sesak dirasakan sepanjang hari namun hilang timbul, tidak membaik
dengan perubahan posisi., dan tidak disertai dengan nyeri dada. Sesak yang timbul
tiba-tiba, tidak ada pencetus lingkungan yang menyebabkan sesak. Selain itu pasien
juga mengeluh nenyak sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengeluhkan mual sehingga
nafsu makan menurun, pernah disertai muntah cairan 2x. Pasien sejak satu bulan
yang lalu di diagnosa mengalami diabetes melitus. Riwayat keluarga ayah pasien juga
mengalami diabetes melitus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan luka pada
dorsalis pedis dxtra. GCS 112, nafas gasping, 40x permenit, suhu 39,5. Dari
pemeriksaan hematologi didapatkan adanya leukositosis, analisa gas darah
menunjukkan Ph 7,19, bikarbonat 4mmol, keton darah 7,2, gula darah sewaktu 345,
serta adanya ketidakseimbangan elektrolit

4. Penurunan kesadaran ec tiroid krisis


Pasien laki-laki, Islam, suku Sunda, 33 tahun, datang dengan keluhan panas
badan. Panas badan dikatakan mucul mendadak mulai 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Ketika panas mulai muncul dikatakan pasien sempat gelisah, mendadak
menurun kesadarannya, serta mengigau. Selain panas pasien juga mengeluh tangan
gemetar, jantung berdebar debar. Kedua keluhan ini muncul bersamaan dengan
munculnya keluhan panas. Selain keluhan tersebut pasien juga dikeluhkan mengalami
penurunan nafsu makan, dan mengalami mual dan muntah. Mual dan muntah
berlangsung hampir setiap setelah makan. Keluhan yang muncul tersebut yang
pertama yang dialami oleh pasien. Tiga hari sebelum dibawa ke Unit Gawat Darurat
RSUD Wangaya, pasien sempat dibawa periksa ke Poliklinik Penyakit Dalam dan
sempat disarankan melakukan pemeriksaan fungsi tiroid di laboratorium, dan
dikatakan hasilnya terdapat peningkatan nilai fungsi tiroidnya. Tidak ada riwayat
keluarga dengan kelainan tiroid.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan keadaan umum sakit sedang,
kesadaran pada saat diperiksa gelisah (GCS: E3V4M6), tekanan darah 110/80 mmHg,
dengan temperature axilla 37,70C, dengan denyut nadi 110x/menit, frekuensi respirasi
22x/menit, dengan saturasi O2 98%. Pada pemeriksaan fisik mata tidak didapatkan
anemia, dan ikterus, dengan reflex pupil dikatakan normal, dan kedua mata tampak
eksoftalmus. Pemeriksaan telinga hidung tenggorokan, serta kepala leher didapatkan
JVP PR ± 0 cmH2O, kesan tenang, pemeriksaan leher, pada inspeksi didapatkan
kesan pembesaran pada kelenjar tiroid, pada palpasi didapatkan pembesaran kelenjar
tiroid teraba nodul multiple dengan diameter terbesar 3cm, dengan konsistensi lunak.
Pada pemeriksaan jantung dan paru didapatkan kesan frekuensi denyut
jantung irregular, meningkat, tanpa murmur, ronkhi, ataupun wheezing.
Dari pemeriksaan darah lengkap awal didapatkan hitung leukosit 4,86 x 10³/µL,
hemoglobin 16,3 gram/dl, hematokrit 46,5 %, trombosit 157 x 10³/µL. Pada
pemeriksaan kimia darah didapatkan SGOT 637 U/L, SGPT 403 U/L, BUN 7,61 mg/dl,
kreatinin 1,0 mg/dl, gula darah sewaktu 107 mg/dl, FT4 > 100,0 pmol/L (12,8-20,4
pmol/L), TSHs < 0,05µU/ml (0,3-4,2µU/ml), natrium 138 mmol/L, kalium 4,0 mmol/L,
chlorida 97 mmol/L. Pada pemeriksaan Ultrasonografi (USG) tiroid didapatkan
kesimpulan gambaran struma multi nodular dextra dan sinistra.

5. Hipoglikemi
Pasien datang ke UGD RSIJCP dengan penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS.
Menurut keluarga, pasien tidak sadar ketika dibangunkan 2 jam smrs dan terdengar
mengorok. Sebelumnya pasien mengeluh lemas, sempoyongan dan suka
berkeringat dingin pasien mengeluh lemas sejak satu minggu yang lalu. 5 hari yang
lalu pasien didiagnosa oleh dokter puskesmas dengan diabetes mellitus dan hasil
GDS >300 mg/dl. Sejak 4 hari yanglalu, pasien mengkonsumsi obat antidiabetik oral
sebanyak 4 jenis. Pasien merasa semakin lemas terutama pagi sebelum masuk RS.
Pasien membatasi makanan yang di makan, hanyamakan singkong saja pada siang
hari. Pemeriksaan darah sewaktu menunjukkan GDS 90 mg/dl. Peeriksaan fisik tensi
100/70 mmHg, nadi 98x/menit, suhu 36,7 dan RR 24x/menit.

Anda mungkin juga menyukai