Anda di halaman 1dari 9

PETUNJUK PENUGASAN

1. Tentukan Triase TEWS


2. Buatlah Pengkajian KGD
3. Tentukan Diagnosa yang muncul pada kasus ini
4. Tetapkan intervensi yang diberikan pada kasus

KASUS

KARDIO VASKULER

Seorang laki-laki usia 57 tahun dibawa keruang gawat darurat dengan keluhan sesak napas berat.
Sejak lama penderita berobat dengan hipertensi tapi tidak teratur dan telah pernah mengalami
infark miokard sebelumnya. Sekitar seminggu sebelum masuk rumah sakit dia mengeluh nyeri
dada substernal lebih dari 30 menit, dan sejak itu dia mengeluh sering sesak napas yang semakin
berat. Penderita hanya bisa tidur dengan 3 bantal dan sering terbangun tengah malam akibat
sesak. Pada pemeriksaan fisik: tidak demam, tekanan darah 160/100 mmHg, denyut jantung
110x/menit, pernapasan 28 x/menit, dan saturasi O2 88%. Penderita pucat dan berkeingat dingin.
Pada [pemeriksaan auskultasi ditemukan ronchi basah pada kedua basal-medial paru, terdengar
S3 danS4,tidak terdengar bising jantung. Pada pemeriksaan EKg salah satu kelainan yang
ditemukan adalah adanya geombang q patologis disandapan V1-V4.
ENDOKRIN

Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa keluarganya ke unit gaqwat darurat RS dalam keadaan
tidak sadar. Dari anamnesis keluarga diketahui sebelumnya pasien mengalami demam tinggi
sejak satu hari yang lalu dan muntah-muntah lebih dari 10 kali sehari. Enam jam yang lalu pasien
kejang selama 2 menit, setelah itu pasien tidak sadarkan diri.. Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
kesadaran koma, temperatur 37,6 C, frekuensi napas 32x/menit,pernapasan dalam dan tercium
bau aseton dari pernapasan.Tekanan darah 80/60 mmHg, denyut nadi 140x/menit.bibir, lidah dan
kulit kering, turgor kulit menurun.

Buatlah Askep sesuai dengan kasus diatas :


1. Pengkajian Primer
2. Triase berdasarkan TWES
3. Buatlah intervensi berdasarkan algoritma
4. Jelaskan patofisiologi kasus diatas
KASUS 3

KASUS KEGAWAT DARURATAN ENDOKRIN ( KRISIS TYROID)

Thea adalah seorang wanita 55 tahun dengan riwayat penyakit Graves . Dia telah mengambil
methimazole 5 mg setiap hari tapi berhenti mengambil beberapa saat setelah kunjungan
endokrinologi terakhirnya 2 tahun yang lalu Dia datang ke gawat darurat dengan keluhan jantung
berdebar , gelisah , mual, diare , dan intoleransi panas . Suaminya mengatakan bahwa dia tampak
bingung dan kulitnya panas. Dia khawatir tentang infeksi lain. Ia melaporkan bahwa ia menjalani
operasi lutut 2 minggu sebelum dan sudah memakai obat antibiotik untuk infeksi luka operasi .

Tanda-tanda vitalnya adalah sebagai berikut : suhu oral , 39 C, HR , 130/min , tingkat


pernapasan , 20/min , tekanan darah 90/40 mmHg , dan saturasi O2 , 95 % . Pemeriksaan fisik
luar biasa untuk exophthalmos dan tiroid membesar . Dia dirawat di unit perawatan intensif
medis. Pemantauan terus menerus elektrokardiogram menunjukkan fibrilasi atrium . Sebuah
kateter sentral ditempatkan , dan pemantauan tekanan vena sentral dimulai , seperti resusitasi
cairan .
KASUS 4

KEGAWATAN PERNAPASAN ARDS

Tn.M, 75 tahun ,Pasien baru datang Pkl. 09.00 Wib dengan keluhan  sesak nafas sejak tadi pagi,
batuk, makan dan minum sedikit, tidak mual dan muntah, tidak bisa tidur sejak semalam,BAB
dan BAK lancar dengan TD : 170/100 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 36,6 C, RR : 32 x/menit,
terdengar suara nafas Mengi. Tidak ada retraksi dinding dada, tanpa penggunaan otot bantu
pernapasan, tidak ada sianosis, akral hangat, CRT < 2 dtk. Kesadaran compos mentis, tidak ada
odema, tidak ada jejas
      Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat Astma rutin kontrol ke poli penyakit
dalam, dari anggota keluarga tidak ada riwayat menular maupun keturunan.
      Pemeriksaan fisik
a.       Kepala                   : Bentuk mesocepal
·         Rambut           : rambut beruban tapi bersih tidak kotor
·         Mata                : Tidak ada edema palpebra, pupil anisokor kanan 2
mm dan kiri 2 mm, ada reaksi cahaya, konjungtiva ananemis seklera an ikterik
·         Hidung            : Simetris, tidak ada sekret, nafas cepat
, tidak ada polip.
·         Mulut              : Lidah bersih, tidak terdapat sekret di mulut,
membran mukosa kering
·         Telinga            : Simetris, tidak ada serumen
b.      Leher                     : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
c.       Thorak                   :
I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu nafas
P : Tidak ada pembesaran kelenjar
P:-
A : Simetris, Suara nafas mengi
d.      Abdomen              :
I : Datar
P : tidak teraba adanya massa
P :Tidak kembung, bunyi abdomen timpani
A : peristaltik usus 10 kali/menit
e.       Ekstremitas atas-bawah : Tidak ada edema, kekuatan otot kedua tangan dan kaki 5
f.       Kulit                      : Kulit teraba hangat tidak tampak kemerahan
g.      Vital sign               : TD: 170/100 mmHg, Nadi 90 kali/menit, Suhu 36,6ºC, RR 32 kali/menit.
KASUS 5

KEGAWAT DARURATAN PERNAPASAN ( ASMA)

Klien datang ke IGD pukul 01.00 WITA dengan keluhan kurang lebih 2 jam sudah merasakan
sesak nafas , nafas cepat dan dangkal dan batuk berdahak,Sebelum dibawa ke rumah sakit klien
diberikan obat salbutamol oleh keluarga karena sesak nafas bertambah klien dibawa keluarga ke
rumah sakit. Terdapat seckret pada saluran nafas,terdapat sumbatan jalan nafas, bunyi nafas
wheezing Blood Presure : 110/80 mmHg Pulse : 80 x/menit Temperature: Akral : hangat ,turgor
kulit 1 detik,
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan dari kecil pernah mengalami asma dan pernah di rawat di rumah sakit
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan di keluarga ada riwayat asma , ibu klien dulu juga menderita asma
Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum : pasien tampak sulit bernafas, lemas , gelisah
- Tingkat kesadaran: compos mentis , GCS E4 V5 M6
2.Tanda-tanda Vital:
-Blood Presure : 110/80 mmHg
-Pulse : 80x/menit
-Respirassi : 29 x/menit
-Temperature : 35,8 oC
3.Sistem Pernapasan
Frekuensi nafas 28x/menit , nafas cepat dan dangkal . bunyi nafas wheezing, terdapat secret pada
jalan nafas, bentuk dada simetris
4.Sistem Cardiovaskuler
TD : 110/80 mmHg, nadi 88 x/menit, Konjungkiva tidak anemis, , tidak terdapat sianosis, akral
hangat, bunyi jantung S1 S2 tunggal,
5.Sistem Pencernaan
Tidak ada mual muntah , tadak ada nyeri tekan pada epigastrium
6.Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot , kebutuhab ADL di bantu oleh keluarga, tidak terdapat odeme,
7.Sistem Perkemihan
BAK lancer 3-4 kali sehari, tidak ada retensi urin
8.Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kekenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
9.Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi, tekstur kulit kasar, turgor kulit kembali dalam 1
detik.
10.Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, GCS A 4 V5 M6 dapat berorientasi penuh dengan orang
sekitar,
KASUS 6

KASUS SUSPECT PNEUMONIA COVID 19


Pasien mengeluh sesak nafas sudah 1 minggu, memberat 2 hari SMRS. Pasien sadar,Batuk
kering (+) , Flu (+), nyeri tenggorokan, badan lemas , linu-linu. Hilang indra penciuman dan
perasa sudah 1 minggu. Demam naik turun, menggigil.Makan tidak nafsu, minum banyak.
Pusing, badan lemas, bicara ngos-ngosan, saat jalan mudah cape.Pasien membawa hasil sweb
antigen tanggal 27/01/21 hasil positive.tanda-tanda vital TD:110/60mmHg, Hr:110x/menit , Rr:
35x/menit S:38.9’C sO2:75%

Kasus 7
PERDARAHAN
Tn B, 33 tahun masuk UGD RS Islam pkl 13.00 dalam kondisi tidak sadar dengan luka
dikepala, tangan dan kaki kanan patah dengan tulang terlihat menonjol keluar, menurut
cerita pengantar pasien mengalami kecelakaan lalulintas dan terjatuh dari sepeda motor
dengan posisi kepala terbentur setelah ditabrak oleh mobil dari sisi kanan pasien. setelah
kecelakaan tidak muntah, tidak ada keluar cairan dari hidung dan telinga. Keluarga
mengaku pasien dalam keadaan mabuk ketika itu. Pasien tidak sadar sudah 1 jam sebelum
masuk rumah sakit. PEMERIKSAAN FISIK didapatkan Keadaan umum : Tampak sakit
berat, GCS 8 , E 1M 4 V 3, BB 70 Kg, Tanda-tanda vital, Tekanan darah : 80 / 60 mmHg,
Frekuensi nadi : 120 kali / menit, Frekuensi napas : 16 kali / menit, Suhu : 36,4 0 C, Saturasi
O2 96%

Kepala : luka robek pada dahi dan frontal, luka lecet di pipi kanan dan dagu, Palpebra
udem (+), pupil anisokor kanan lebih besar dari kiri, refleks cahaya (+/+), Suara napas
vesikuler, rhonki basah kasar di lapangan paru kanan, wheezing (-/-), bunyi jantung 1-2
murni reguler , gallop (-), murmur (-), Abdomen : Bising usus (+) normal, massa (-)
Kasus 8

Head Injury

Seorang pria berusia 28 tahun, tidak terluka, dan rawan laki-laki kulit putih dan pingsan setelah
kehilangan kendali atas motornya dan pergi dari jalan. Dia dibawa ke Departemen Darurat melalui
ambulans yang diintubasi sebagai aktivasi Trauma Level 1. Pemeriksaan fisik menunjukkan GCS 3T, 4
mm pupil tetap bilateral, respon kornea negatif, cephalohematoma parietal kanan, dan otorrhea serebral
spinal fluid (CSF) di sebelah kanan. CT kepala menunjukkan perdarahan subarachnoid dengan
perdarahan subdural kiri dan temporal kiri, Selain itu, hasil CT menunjukkan adanya hematoma frontal
kiri / temporal dan parietal kiri dengan efek massa dan edema serebral menyebabkan pergeseran garis
tengah kiri ke kanan sampai 5,38 mm , patah tulang tengkorak frontal, dan fraktur komutatif non-
displaced tulang temporal kanan. Bradikardi, dengan detak jantung terendahnya tercatat 28 x/mnt, dan
hipertensi dengan tekanan darah awal 172/118 mmHg dan tekanan darah tinggi meningkat 221/105
mmHg min setelah dia tiba di fasilitas gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai