Anda di halaman 1dari 30

Konsep Terapi Medikasi

dan MCI
KELOMPOK 3
Nama Anggota :

1. Zulya Ahlan 1914201004


2. Tia Alfiyanti 1914201006
3. Verano Brianza 1914201013
4. Octaviana Eka 1914201017
5. Silfianah Fransiska 1914201018
6. Lia Sulhia 1914201020
7. Putri Anisa 1914201021
8. Miftahurrizqiyyah 1914201022
9. M. Akbar Hudori 1914201033
MCI

Infark mioakard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai &


kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami
kematian. Infark menyebabkan kematian jaringan yang ireversibel.
Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya trombus, dan berdasarkan
penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark tidak
statis dan dapat berkembang secara progresif.
Etiologi MCI/Infrak Miokard
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a. Factor pembuluh darah : aterosklerosis, Spasme, Arteritis
b. Factor Sirkulasi : Hipotensi, Stenos aorta, insufisiensi
c. Factor Darah : anemia, Hipoksemia, polisitema
2. Perubahan curah jantung :
a. Aktivitas berlebihan
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
d. Hypertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada :
a. Kerusakan miokard
b. Hypertropimiokard
c. Hypertensi diastolic
Faktor Resiko Infark Miokard
Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya infark miokard akut adalah:

1. Faktor resiko yang dapat di ubah


a. Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia,
hiperkolestrolimia dan pola makan (diet tinggi lemak dan tinggi kalori)
b. Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan
ambivalen) dan aktivitas fisik.

2. Yang tidak dapat diubah


a. Hereditas/keturunan
b. Usia lebih dari 40 tahun,ras, insiden lebih tinggi orang yang berkulit
hitam. Sex, pria lebih sering dari pada wanita.
Manifestasi Klinis Infark Miokard/MCI
Keluhan yang khas adalah nyeri dada retrosternal
seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas,
atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar
ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang
bahkan ke punggung dan epigastrium.

Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris


dan responsive terhadap nitrogliserin kadang-
kadang, terutama pada pasien diabetes dan
orang tua, tidak ditemukan sama sekali. Nyeri
dapat disertai rasa mual, muntah, sesak, pusing,
keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :

Nyeri :
• Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus
tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan
abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
• Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai
nyeri tidak tertahankan lagi.
• Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya
lengan kiri).
Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari,
dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin
(NTG).
Lanjutan..
• Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan
leher.
• Nyeri sering disertai dengan sesak nafas,
pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
• Pasien dengan diabetes melitus tidak akan
mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat
mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
Terapi Obat Awal untuk Sindrom Koroner Akut / ACS dan MCI
Terapi Obat Dosis Pertimbangan Keperawatan

Aspirin a. 162-325 mg secara oral,dihancurkan Kontraindikasi pada penyakit ulkus


atau dikunyah. peptikum aktif, penyakit hati, gangguan
b. Kemudian 81-325 mg setiap hari perdarahan, dan alergi ospiria
Oksigen 2-41 dengan kanul hidung Pertahankan saturasi oksigen > 90%

Nitrogliserin a. 0,3-0,4 mg, tablet sublingual setiap 5 Pantau tekanan darah, hentikan
menit (hingga 3 dosis) pengobatan jika tekanan darah sistolik 90
b. 1-2 semprotan sublingual setiap 5 atau 100 mmhg
menit (hingga 3 kali
c. 10 pg/menit dengan RR ferrate 10 ug
setiap 3-5 menit berdasarkan nyeri dan
tekanan darah
Morfin sulfat 2-4 push (dapat diulang setiap 5-15 N sampai a. Diindikasikan ketika nyeri tidak
titik terkontrol membaik dengan nitrogliserin
b. Assas untuk menghilangkan rasa
sakit
c. Pantau Tekanan darah dan
status pernapasan
Terapi Obat Tambahan untuk Sindrom Koroner Akut (ACS dan MCI)
Terapi Obat Dosis Pertimbangan Keperawatan
B-Blocker Berikan dosis oral Kontraindikasi bila dentut jantung
• lopresor (maloprolol) dalam waktu 24 jam <60x/menit,tekanan darah sistolik 100 mmhg, dan
• atenolol (Tenormin) setelah kasus gejala pada kulit hitam pekat,gagal ventrikel sedang
• propranolol( inderol) dan lanjutkan setelah sampai berat, edema paru, asma akut, penyakit
keluar biaya saluran napas relatif

Inhibator enzim pengubah berikan dosis anal a. kaji adanya hipotensi, penurunan output urin,
angiotensin dalam waktu 24 jam batuk,hypankalamia, dan insufisiensi ginjal
setelah gejala muncul b. Kontraindikasi pada gagal ginjal,
a. enalpril (vasatec) hiperkalemia, angioedema
b. kaptopril (kapoten) c. tanda-tanda vital manitar dan glukosa darah
c. lisinopril (prinivil, zestril)
d. ramipril (atoce)

Statin berikan dosis anal saat a. anjurkan pasien untuk meminumnya sebelum
• Atorvastatin (lipitor) keluar jika kolestrol tidur
• pravastann pravachol poprotein densitas b. lipid monor, fungsi hati, dan kadar keratin
• simvastatin (zocor) rendah > 100 mg/dl kinase, dan menilai miopati
lanjutan

Terapi Obat Dosis Pertimbangan Keperawatan


Klopidogrel (plovis) berikan dosis kontraindikasi pada penyakit ulkus,
bading diikuti peptikum aktif, gangguan perdarahan ,
dengan 75mg/hari, penyakit hati, atau operasi bypass groft
lanjutkan saat koroner direncakan dalam 5-7 hari. dapat
pulang digunakan pada pasien yang alergi
terhadap aspirin
Agen antikoagulan diindikasikan untuk pantau jumlah darah lengkap, trombosit,
haparin angina tidak stabil, waktu perdarahan, nitrogen urea darah, dan
NSTEMI, dan kadar keratinin
a. yang tidak terfraksi STEMI
b. heparin dengan berat
molekul
c. enoxaparin (lovenox)
d. fondaoarinux(Aristal )
e. bivalirudin angiomax)
Indikasi Obat ACS dan MCI
1. Aspirin
a. Indikasi utama aspirin (asam asetilsalisilat) saat ini adalah pada
sindroma koroner akut dan stroke. Penggunaan untuk indikasi
sebagai antipiretik dan antiinflamasi relatif lebih jarang di Indonesia.
b. Aspirin Fungsi aspirin adalah sebagai obat analgesik, antipiretik,
antiinflamasi, dan antitrombotik, oleh karena itu kegunaan aspirin
adalah untuk mengatasi rasa sakit, untuk mengatasi demam, untuk
mengatasi peradangan tulang dan sendi, untuk mengatasi serangan
jantung dan stroke.
2. Morfin

• Morfin diindikasikan sebagai analgesik kuat untuk nyeri moderat hingga berat onset akut
maupun kronis. Morfin diberikan pada kasus manajemen paliatif, penanganan nyeri
kanker, nyeri pada anemia sel sabit, nyeri akut, dan acute coronary syndrome.

3. Nitrogliserin
• Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pektoris, bentuk injeksi IV digunakan
untuk gagal jantung kongestif (terutama bila disebabkan infark miokard akut), hipertensi
pulmoner, emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan jantung)
4. B-Blocker
• indikasi yang perlu atau membutuhkan penggunaan obat beta blocker diantaranya seperti :
1. Infark miocard, merupakan istilah medis untuk kondisi serangan jantung yang terjadi akibat
adanya hambatan aliran darah menuju otot jantung sehingga jantung tidak dapat memompa
darah atau berkontraksi.
2. Gagal Jantung, kondisi ini terjadi ketika otot otot jantung mengalami kondisi yang lemah
sehingga tidak dapat memompa darah dan menjadikan kerja jantung terhambat. Kondisi ini
dapat terjadi karena banyaknya permasalahan kesehatan pada jantung.
3. Angina, merupakan kondisi yang ditandai dengan nyeri pada bagian dada atau rasa yang
tidak nyaman di daerah sekitaran jantung akibat kurangnya aliran darah yang masuk ke dalam
jantung.
5. Statin
Statin bertujuan untuk pengobatan lipid yang penting. Cara kerjanya menghambat sintesis
kolesterol di hati dan meningkatkan ketersediaan reseptor kolesterol low density lipoprotein di
hepatosit. Sehingga, obat ini bisa mengurangi serum lipoprotein yang aterogenik.Obat ini juga
memiliki efek pleiotropik.
6. Klopidogrel
a. Indikasi clopidogrel adalah untuk mencegah kejadian aterotrombosis pada penyakit
jantung koroner (terutama pada sindrom koroner akut), pada stroke, dan pada penyakit
arteri perifer. Dosis clopidogrel yang digunakan dapat bervariasi tergantung indikasi dan
usia masing-masing pasien.
b. Clopidogrel dapat digunakan pada sindrom coroner akut bersama terapi reperfusi, aspirin,
dan antikoagulan parenteral sesuai kebutuhan pasien. Aspirin yang digunakan bersama
clopidogrel sebagai dual antiplatelet therapy umumnya memiliki dosis 75–325 mg/hari.
Namun, terapi ganda ini tidak dianjurkan untuk orang berusia ≥ 75 tahun.
Kontraindikasi Obat ACS dan MCI
1. Aspirin
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang diperbolehkan
mengkonsumsi obat ini. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan
aspirin tidak aman diberikan, misalnya:

a. Pada penderita dengan riwayat alergi dengan asam asetil


salisilat dan turunannya.
b. Memiliki tukak peptik parah, pendarahan saluran cerna dan
ulceratif kolitis.
c. Kelainan darah seperti hemofilia, anemia hemolitik,
tombositopenia dan diatesis hemoragik (kelainan proses
perdarahan).
d. Penderita polip yang berkaitan dengan asma.
e. Ibu hamil terutama pada trimester ke-3, karena dapat
meningkatkan risiko keguguran atau masalah saat
persalinan.
f. Sedang mendapatkan terapi antikoagulan. Gangguan fungsi
hati dan ginjal berat
2. Morfin
Kontraindikasi pemberian morfin adalah hipersensitivitas dan pasien dengan gejala depresi
pernapasan. Morfin memiliki blackbox warning yaitu penggunaan morfin harus dibawah pengawasan ketat
dokter, pemberian nya harus berhati-hati karena adanya abuse dan misuse. Penggunaan morfin bersamaan
obat benzodiazepin dan depresan dapat meningkatkan depresi pernapasan. Penggunaan morfin selama
kehamilan dapat menimbulkan neonatal opioid withdrawal syndrome.

3. Nitrogliserin
a. Nitrogliserin memiliki beberapa kontraindikasi penggunaan, salah satunya adalah pada pasien
dengan riwayat alergi terhadap obat ini atau komponennya. Penggunaan nitrogliserin harus
berhati- hati pada pasien hipotiroidisme dan malnutrisi.
b. Reaksi alergi pada penggunaan nitrat organik sangat jarang terjadi, namun pernah
dilaporkan. Nitrogliserin dikontraindikasikan pada pasien yang alergi terhadap nitrogliserin.
c. Memiliki kepekaan yang diketahui terhadap obat nitrat.
d.
Telah minum obat disfungsi ereksi dalam 24 jam terakhir, seperti Viagra, Cialis, Levitra, Stendra,
Staxyn, sildenafil, avanafil, tadalafil atau vardenafil.
4. B-Blocker
Detak jantung yang lebih lambat dari normal, yang dikenal sebagai bradikardia, juga bisa
berbahaya bila dikombinasikan dengan beta blocker. Karena tindakan utama obat-obatan ini adalah
untuk mengurangi detak jantung, kehadiran bradikardia dapat menyebabkan detak jantung yang sangat
rendah yang tidak dapat dipertahankan. Dalam kasus di mana beta blocker diresepkan terlepas dari
kontraindikasi ini, pasien mungkin mengalami efek samping yang lebih parah dari obat tersebut, dan
mungkin berada pada peningkatan risiko gagal jantung.

5. Statin
Kontraindikasi utama pemakaian statin antara lain adalah adanya riwayat sensitivitas
terhadap produk statin dan pasien yang sedang hamil dan menyusui. Pada jenis obat-obatan tertentu
ada yang sebaiknya pemakaiannya tidak boleh bersamaan dengan simvastatin karena meningkatkan
risiko miopati. Selain itu perlu pula untuk diketahui oleh pasien bahwa peningkatan dosis simvastatin
merupakan salah satu risiko miopati.
6. Klopidogrel
a. Kontraindikasi clopidogrel adalah hipersensitivitas terhadap clopidogrel dan
perdarahan patologis aktif, misalnya pada ulkus peptikum atau perdarahan
intrakranial. Peringatan terkait clopidogrel adalah untuk penggunaan pada pasien
yang memiliki gangguan platelet dan bleeding disorder.
b. Clopidogrel dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas
terhadap clopidogrel dan pada pasien yang memiliki perdarahan patologis aktif
seperti ulkus peptikum atau perdarahan intrakranial. Selain itu, clopidogrel juga
sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang memiliki gangguan metabolisme
CYP2C19, karena sistem CYP ini diperlukan untuk bisa mencapai efek terapi
clopidogrel.
Farmakokinetik Obat ACL dan MCI

1. Aspirin
Farmakokinetik aspirin dimulai melalui absorpsi hingga
eliminasi, serta bergantung pada jenis sediaan dan
cara pemberian.
• Absorbsi
Aspirin sediaan tablet bisa diserap dengan sangat
cepat di lambung dan duodenum. Tablet extended
release diserap lebih lambat dan tergantung adanya
makanan serta pH gaster. Bioavailabilitas aspirin
adalah 50-75%.
Lanjutan aspirin…
• Distribusi
Volume distribusi aspirin adalah 170 ml/kgBB. Aspirin juga banyak terdistribusi pada
jaringan. Pada konsentrasi rendah, sekitar 90% aspirin terikat albumin. Semakin tinggi
konsentrasi aspirin, proporsi yang berikatan dengan protein semakin rendah, begitu pula
pada kasus insufisiensi renal dan pada kehamilan. Pada kasus overdosis aspirin, hanya
30% yang berikatan dengan albumin
• Metabolisme
Metabolisme aspirin berlangsung hampir segera setelah konsumsi. Aspirin utamanya
dihidrolisis menjadi salisilat oleh enzim esterase yang terdapat di mukosa saluran cerna,
eritrosit, cairan sinovial, dan plasma darah. Hasil hidrolisis kemudian berikatan dengan
glycine, menjadi salicyluric acid.
• Eliminasi
Waktu paruh aspirin adalah 15-20 menit, sedangkan waktu paruh salisilat akan lebih lama
sesuai dengan dosis pemberian. Pada dosis 300-650 mg waktu paruh berkisar 3 jam,
sedangkan pada dosis 1 gram waktu paruh adalah 5 jam dan 2 gram waktu paruh 9 jam.
Eliminasi aspirin utamanya melalui urin, 75% dalam bentuk salicyluric acid dan 10%
dalam bentuk asam salisliat.
2. Morfin
• Morfin diabsorpsi baik pada pemberian IM, Onset 15 - 30 menit Durasi 4 jam
• Efek puncak Morfin IV alami perlambatan
• Route
• Oral Subkutan IV IM
• Rektal IntratekalEpidural Inhalasi
• Jalur utama metabolisme dari morfin adalah berkonjugasi dengan asam glukoronat
di hepar dan ekstrahepatik, terutama ginjal.
• 75 - 85% dosis morfin merupakan M3G, dan 5 - 10% M6G
• M3G terdeteksi di plasma 1 menit setelah injeksi IV
• Morfin juga dapat dimetabolisme menjadi jumlah kecilnormorfin, kodein, dan hidromorfon.
• Laju metabolisme ditentukan oleh jenis kelamin, usia, diet,susunan genetik,
keadaan penyakit (jika ada), dan penggunaan lainnyaobat-obatan.
• Waktu paruh eliminasi morfin kira-kira120 menit.
• Morfin dapat disimpan dalam lemak, dan, dengan demikian, dapatterdeteksi bahkan
setelah kematian.
• Morfin mampu melewati darah otak,tetapi, karena kelarutan lipid yang buruk, protein
mengikat, konjugasi cepat dengan asam glukuronat dan ionisasi, tidak mudah
menyeberang.
3. Nitrogliserin
Farmakokinetik nitrogliserin cukup baik pada penggunaan sublingual yang akan diekskresikan melalui urine.
• Absorbsi
Nitrogliserin dengan cepat diabsorpsi setelah penggunaan tablet sublingual. Puncak konsentrasi plasma
rata- rata terjadi pada sekitar 6-7 menit setelah penggunaan. Konsentrasi plasma maksimum nitrogliserin dan
area di bawah kurva konsentrasi plasma-waktu (AUC) meningkat proporsional dengan peningkatan dosis
dari 0,3- 0,6 mg. Bioavailabilitas absolut nitrogliserin tablet adalah sekitar 40% namun cenderung bervariasi
tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat, seperti hidrasi (kelembaban) sublingual
serta metabolisme mukosa.
• Distribusi
Volume distribusi nitrogliserin adalah 3,3 liter/kg. Pada konsentrasi plasma antara 50 hingga 500ng/mL,
pengikatan nitrogliserin kepada plasma protein adalah sekitar 60%, di mana untuk 1,2-dinitrogliserin
pengikatan plasma adalah 60% dan untuk 1,3-dinitrogliserin sebesar 30%.
Lanjutan nitrogliserin ..

• Metabolisme
Enzim reduktase liver merupakan komponen utama dalam metabolisme
nitrogliserin menjadi gliserol dinitrat dan mononitrat yang pada akhirnya akan
diubah menjadi gliserol dan nitrat organik. Lokasi metabolisme ekstrahepatik
nitrogliserin antara lain, sel darah merah dan dinding vaskular.
• Eliminasi
Konsentrasi plasma nitrogliserin menurun dengan cepat, dengan waktu paruh
eliminasi rata-rata selama 2-3 menit (1,5 - 7,5 menit). Pembersihan (clearance)
nitrogliserin jauh melebihi aliran darah hepar yakni 13,6 liter/menit. Utamanya,
obat ini diekskresikan melalui urine.
5. Statin
• Penyerapan
Interaksi statin pada tingkat absorpsi dapat menyebabkan penurunan absorpsi obat melalui perubahan
pH, variasi kecepatan motilitas usus, atau pembentukan kompleks dan/atau kelat.Semua statin yang
dipasarkan saat ini diserap secara oral dalam kisaran variabel (antara 30% untuk lovastatin dan 35%
untuk pravastatin), sehingga pengaruh asupan pada saat pemberian sangat penting untuk mencapai
efek terapeutik yang memadai
• Distribusi
Spesifisitas obat ini di hati ditentukan oleh tingkat lipofilisitasnya dan oleh adanya protein transpor
anion organik (OATPs) yang memungkinkan lebih banyak statin hidrofilik seperti pitavastatin,
pravastatin, dan rosuvastatin memasuki hepatosit. Statin lipofilik (atorvastatin, fluvastatin, lovastatin,
dan simvastatin) dapat langsung masuk ke dalam sel. Di sisi lain, beberapa statin dapat menghambat
P-glikoprotein (protein resistensi multidrug), protein pembawa obat di dalam sel, sehingga dapat
menyebabkan interaksi obat. Lovastatin dan simvastatin dikonsumsi sebagai prodrug lakton lipofilik,
sedangkan statin lainnya diberikan sebagai bentuk asam aktif.
Lanjutan statin…

• metabolisme
oleh isoenzim CYP450, dengan pengecualian pravastatin, yang dimetabolisme dalam sitosol
seluler oleh sulfasi. Selain itu, mereka menyajikan metabolisme lintas pertama gastrointestinal
dan hati. Ada perbedaan dalam metabolisme sehubungan dengan jenis kelamin dan usia,
tetapi tidak cukup untuk mengubah dosis tanpa adanya patologi lain.

• Ekskresi
Jumlah statin yang diekskresikan dalam bentuk tidak berubah melalui eliminasi ginjal adalah
kecil. Ketergantungan keseluruhan metabolit statin pada eliminasi ginjal adalah sederhana,
dengan pravastatin menjadi yang tertinggi pada 20% dan atorvastatin menjadi yang terendah
pada <2%.Fluvastatin, lovastatin, pravastatin, dan simvastatin memiliki waktu paruh yang
relatif singkat (kurang dari 5 jam).
6. Klopidogrel

• Clopidogrel dimetabolisme secara ekstensif oleh hati. Metabolit sirkulasi utama adalah turunan asam
karboksilat, dan juga tidak berpengaruh pada agregasi trombosit. Ini mewakili sekitar 85% dari senyawa
terkait obat yang beredar dalam plasma.
• Waktu paruh eliminasi metabolit sirkulasi utama adalah 8 jam setelah pemberian tunggal dan berulang.
Ikatan kovalen pada trombosit menyumbang 2% dari radiolabel dengan waktu paruh 11 hari. Pengaruh
Makanan: Pemberian PLAVIX (clopidogrel bisulfate) dengan makanan tidak secara signifikan
mengubah bioavailabilitas clopidogrel sebagaimana dinilai oleh farmakokinetik metabolit sirkulasi utama.
• Penyerapan dan Distribusi: Clopidogrel diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian oral dengan dosis
berulang 75 mg clopidogrel (basa), dengan kadar puncak plasma (sekitar 3 mg/L) dari metabolit utama
yang beredar terjadi kira-kira 1 jam setelah pemberian dosis. Farmakokinetik metabolit sirkulasi utama
bersifat linier (konsentrasi plasma meningkat sebanding dengan yang terjadi) dalam kisaran dosis
clopidogrel 50 hingga 150 mg. Penyerapan setidaknya 50% berdasarkan ekskresi urin
dari metabolit terkait clopidogrel. Clopidogrel dan metabolit sirkulasi utama mengikat secara reversibel in
vitro ke protein plasma manusia (masing-masing 98% dan 94%). Pengikatan in vitro tidak jenuh hingga
konsentrasi 110 g/mL.
• Metabolisme dan Eliminasi: In vitro dan in vivo, clopidogrel mengalami hidrolisis cepat menjadi turunan
asam karboksilatnya. Dalam plasma dan urin, glukuronida dari turunan asam karboksilat juga diamati.
1. Aspirin
Farmakodinamik aspirin bekerja
melalui inhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2
(COX-1 dan COX-2) secara ireversibel,
sehingga menurunkan produksi prostaglandin
dan derivatnya, yaitu thromboxan A2. Efek yang
diperoleh adalah efek antipiretik, antiinflamasi,
dan antiplatelet.Penghambatan pada COX-1
dan 2 akan menghambat pembentukan
prostaglandin yang berperan dalam proses
Farmakodinamika
inflamasi. Selain daripada itu, akan Obat ACL dan MCI
menghambat pula produksi thromboxan A2
yang memiliki kemampuan untuk menginduksi
agregasi platelet.Selain daripada itu, aspirin
juga memiliki efek analgesik melalui jalur
sentral, yaitu dengan memengaruhi ambang
nyeri di hipotalamus. Walaupun begitu,
mekanisme pasti efek ini masih belum
diketahui.Onset kerja aspirin adalah 5-30 menit,
dengan durasi kerja: 4-6 jam.
2. Morfin
Agonis opioid yang memiliki afinitas terbesar pada reseptor mu. Reseptor ini merupakan
reseptor opioid analgesik mayor. Reseptor mu dapat ditemukan di amigdala posterior, hipotalamus,
talamus, nukleus kaudatus, dan saraf tulang belakang. Reseptor mu juga dapat ditemukan di jaringan
vaskular, jantung, paru-paru, sistem imun, dan saluran pencernaan. Morfin digunakan untuk pengelolaan
nyeri hebat, analgesia pra dan pasca operasi,juga untuk kontrol nyeri dari angina pektoris atau infark
miokard akut.

3. Nitrogliserin
Farmakodinamik nitrogliserin utamanya adalah venodilatasi. Dilatasi pembuluh pasca kapiler
seperti vena-vena besar, mampu menghasilkan pengumpulan darah balik ke jantung, serta menurunkan
tekanan akhir diastolik (preload) pada ventrikel kiri. Selain itu, nitrogliserin juga menyebabkan relaksasi
arteriole, sehingga menurunkan resistensi vaskular perifer dan tekanan arteri (afterload), serta
menyebabkan dilatasi arteri koronaria epikardial besar. Namun, pengetahuan mengenai apakah efek ini
berkontribusi terhadap penurunan gejala angina saat aktivitas fisik masih belum jelas.
4.B-blocker
beta blocker memperlambat denyut jantung dan mengurangi kontraktilitas 24
miokardium. Pemberian beta blocker jangka pendek menurunkan curah jantung sehingga
resistensi perifer meningkat untuk mempertahankan tekanan darah sebagai akibat blokade
reseptor β2 vaskular dan reflek kompensasi, seperti peningkatan aktivitas sistem saraf
simpatik, sehingga menyebabkan aktivasi reseptor β vaskuler.

5. Statin
Didalam tubuh, bentuk lactone/simvastatin inaktif akan terhidrolisis
menjadi bentuk aktifnya. Zat aktif inilah yang selanjutnya berikatan dengan enzim 3-hydroxy-
3-methylglutaryl-coenzyme A (HMG-CoA) reduktase sehingga menghambat fungsi enzim
tersebut dalam mereduksi substrat HMG-CoA menjadi bentuk mevalonate yang merupakan
bagian penting dalam sintesis kolesterol.

6. Klopidogrel
Setelah metabolisme oleh enzim CYP450 di liver, metabolit aktif dari clopidogrel
akan memblokir komponen P2Y12 pada reseptor ADP platelet, sehingga ADP tidak dapat
berikatan pada reseptor tersebut. Hal ini akan mencegah aktivasi kompleks reseptor
GPIIb/IIIa sehingga agregasi platelet terganggu.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai