Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOTERAPI 1

MODUL I
ISCHEMIC HEART DISEASE

Disusun oleh :
Feny Pristiana Hadi Puspita
K 100150112

Pengampu: Tri Yulianti, M.Si., Apt

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
ISCHEMIC HEART DISEASE (IHD)

1. DESKRIPSI PENYAKIT
A. Definisi
Penyakit Iskemia Jantung / Ischemic Heart Disease (IHD), dikenal juga penyakit
arteri koroner (PAK), didefinisikan sebagai kekurangan oksigen dan penurunan atau tidak
adanya aliran darah ke miokardium yang disebabkan oleh penyempitan atau terhalangnya
arteri koroner. IHD dapat terjadi pada gejala koroner akut (GKA), yang melibatkan angina
pectoris yang tidak stabil dan infark miokardial akut (IMA) berhubungan dengan perubahan
EKG baik peningkatan pada bagian ST (STEMI) atau peningkatan bagian non-ST
(NSTEMI). IHD dapat muncul juga sebagai miokardial infark (MI) didiagnosis hanya oleh
penanda biokimia, angina eksersional stabil kronis, iskemia tanpa gejala, atau iskemia
disebabkan vasopasmus arteri koroner (angina Prinzmetal atau varian).
(ISO Farmakoterapi Buku I 2013, halaman 126)

B. Epidemiologi
American Heart Association (AHA) memperkirakan bahwa 79.400.000 orang
dewasa Amerika memiliki satu atau lebih jenis penyakit kardiovaskuler (CVD) berdasarkan
data dari tahun 1999 sampai 2004 hampir 2.400 orang Amerika meninggal karena CVD
setiap hari, atau rata-rata 1 kematian setiap 33 detik. Pada tahun 2004, tingkat kematian dari
CVD adalah 448,9 (per 100.000) untuk pria kulit hitam; 335,7 untuk pria kulit putih; 331,6
untuk wanta kulit hitam, dan 239,3 untuk wanita kulit putih. CHD bertanggungjawab atas
52% kematian dari CVD. Pria meninggal lebih awal dari IHD dan infark miokard akut
daripada wanita.
Sindrom angina pektoris dilaporkan terjadi dengan tingkat insiden tahunan rata-rata
(jumlah kasus baru per periode waktu / jumlah orang dalam populasi untuk periode waktu
yang sama) sekitar 1,5% (kisaran 0,1 sampai 5/1.000) tergantung pada umur, jenis kelamin,
dan profil faktor risiko dari pasien. Manifestasi klinis wanita lebih sering menderita angina,
sedangkan pria lebih sering menderita infark miokard sebagai gejala awal. Perkiraan
kejadian dan prevalensi angina tidak sepenuhnya akurat karena memudarnya gejala angina
bisa hilang sampai 30% dari pasien angina ringan.

C. Patofisiologi
 Faktor utama miokardial tergantung dengan oksigen (MVO2) adalah denyut jantung,
kontraktilitas, dan tekanan darah pada dinding intramiokardial selama sistol.
Tekanan darah pada dinding dipertimbangkan sebagai faktor yang paling penting.
Karena akibat dari IHD adalah terjadi peningkatan kebutuhan oksigen yang disuplai,
perubahan MVO2 berperan pada terjadinya iskemia dan gangguan yang terjadi
tersebut bermaksud untuk mengurangi perubahan tersebut.
 Perhitungan MVO2 tidak langsung yang berguna secara klinik yaitu hasil ganda
(HG), dimana denyut jantung (DJ) dikalikan oleh tekanan darah sistol (TDS)
(HG=DJ x TDS). HG tidak mempertimbangkan perubahan dalam kontraktilitas
(variable independen), dank arena hanya perubahan dalam tekanan yang
dipertimbangkan, volume yang masuk di ventrikel kiri dan peningkatan MVO2 yang
berhubungan dengan dilatasi VENTRIKULER tidak dihiraukan.
 Sistem koronari normal terdiri dari banyak epikardial atau permukaan pembuluh (R1)
yang memberi tahanan kecil pada aliran miokardial dan arteri intramiokardial dan
arteriol (R2) yang bercabang ke dalam jaringan kapiler tebal untuk mensuplai aliran
darah dasar. Di bawah kondisi normal, tahanan R2 lebih besar daripada R1. Aliran
darah miokardial berhubungan secara terbalik dengan tahanan arteriol dan
berhubungan langsung dengan tekanan yang mengatur koroner.
 Lesi aterosklerosis menghambat R1 meningkatkan tahanan arteriolar, dan R2 dapat
vasodilatasi untuk mempertahankan aliran darah koroner. Dengan tingkat yang lebih
tinggi dari hambatan., tanggapan yang diberikan tidak mampu, dan aliran koroner
yang disediakan oleh vasodilatasi R2 tidak mampu untuk mencapai kebutuhan
oksigen. Stenosis yang relative parah (lebih dari 70%) akan memicu terjadinya
iskemia dan gejalanya pada kondisi istirahat, dimana stenosis kurang parah dapat
mengikuti cadangan aliran darah koroner untuk energi.
 Abnormalitas kontraksi VENTRIKULER dapat terjadi, dan kehilangan kontraktilitas
pada daerah tertentu dapat membebani sisa jaringan miokardial, mengakibatkan
terjadinya gagal jantung, peningkatan MVO2, dan pengosongan cepat aliran darah
cadangan. Derah jaringan dengan aliran darah kecil yang dapat terbentuk adalah
risiko kerusakan yang lebih parah jika kejadian iskemia tetap ada atau menjadi lebih
parah. Daerah otot jantung non-iskemik dapat mengganti kerugian untuk iskemia
parah dan batas daerah iskemia dengan membangun tekanan lebih dari biasanya
dalam usaha untuk menjaga curah jantung. Disfungsi ventrikel kiri atau kanan yang
terjadi dapat berhubungan dengan temuan klinis S3, gallop, dispnea, ortopnea,
takikardi, tekanan darah fluktuatif, murmur sementara, dan pengeluaran dari mitral
atau trikuspida. Rusaknya fungsi sistol dan diastole mengarah pada pe ningkatan
tekanan yang masuk pada ventrikel kiri.
(ISO Farmakoterapi 2013, halaman 126)

D. Manifestasi Klinik
 Banyak kejadian iskemia tidak menyebabkan gejala angina (ischemia silent).
Pasien sering mendapat keterulangan pola sakit atau gejala lain yang muncul
setelah penggunaan energy dengan jumlah yang spesifik. Peningkatan
frekuensi keparahan, durasi, dan gejala pada istirahat menunjukkan terjadinya
pola tak stabil yang membutuhkan evaluasi medis secepatnya.
 Faktor yang mempercepat reaksi termasuk olahraga, lingkungan yang dingin,
berjalan setelah makan, perasaan kesal, takut, marah, dan koitus.
Pengurangan rasa sakit dengan istirahat dan dalam 45 detik hingga 5 menit
setelah konsumsi nitrogliserin.
(ISO Farmakoterapi 2013, halaman 127)
2. KASUS
Ny. KS (50 th, 50 kg, 150 cm) pada tanggal 5 Maret masuk IGD dengan keluhan nyeri
dada, dada terasa sesak, sakit kepala dan badan terasa lemas. Nyeri dada berkurang jika
istirahat. Selain itu, Ny. KS juga mengeluhkan nyeri dan rasa di perut (lambung) dan
berkurang jika minum antasida.

Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi, gastriris


Riwayat pengobatan : Propranolol 40 mg p.o. 3 x sehari
Zantac 150 mg p.o sehari dua kali
Antasida p.o sehari tiga kali

Tanda vital :
HR : 80 x/menit
BP : 160/100 mmHg
RR : 20x/menit
Suhu : 370C

Data Lab (Tes Hematologi):


Sodium : 142 mmol/L (137-150 mmol/L)
Potassium : 4,5 mmol/L (3,5-5,2 mmol/L)
Urea : 5,9 mmol/L (3,2-6,6 mmol/L)
Serum kreatinin : 0,8 mg/dL ( 0,6-1,5 mg/dL)
Gula darah sewaktu : 90 mg/dL (<200 mg/dL)
Kolesterol total : 160 mg/dL (<200 mg/dL)
CKMB : 100 IU/L ( m: 30-200 IU/L, f: 20-170 IU/L)
Troponin I : 0,03 ng/mL ( <0,6 ng/mL)
Pemeriksaan ECG : Segmen ST normal
Diagnosa : Angina, Gastritis, Hipertensi
Oleh dokter diresepkan :
- Aspirin 80 mg p.o sekali sehari
- Nitrogliserin sublingual 0,5 mg
- Propranolol 40 mg p.o 3 x sehari
- Ranitidin 150 mg p.o sehari dua kali
- Antasida p.o sehari tiga kali
3. FORM PEMANTAUAN PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. KS
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang :-
Umur : 50 tahun
BB/TB : 50 kg/150 cm
Tanggal MRS : 5 Maret
Diagnosa : Angina, Gastritis, Hipertensi
Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


2.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
Nyeri dada, dada terasa sesak, sakit kepala, badan terasa lemas, nyeri dan rasa terbakar di
perut (lambung).

2.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)


Angina, Gastritis, Hipertensi

2.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


Hipertensi dan Gastritis

2.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)


Tidak ada riwayat penyakit keluarga

2.5 Riwayat Sosial (Social History)


Tidak ada riwayat sosial
2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1. Propranolol Propranolol HCl Hipertensi; feokromositoma; Peroral 40 mg 3 x sehari
angina; aritmia, kardiomiopati
obstruktif hipertrofik, takikardi
ansietas, dan tirotoksikosis
(tambahan); profilaksis setelah
infark miokard; profilaksis
migren dan tremor essensial.
(BPOM, 2014)
2. Zantac Ranitidin Tukak lambung dan tukak Peroral 150 mg 2 x sehari
duodenum, refluks esofagitis,
dispepsia episodic kronis,
tukak akibat AINS, tukak
duodenum karena H.pylori,
sindrom Zollinger-Ellison,
kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung
akan bermanfaat.
(BPOM,2014)
3. Antasida Antasida Doen Mengurangi kelebihan asam Peroral 3 x sehari Nyeri dan rasa terbakar di
lambung, gastristis, tukak perut (lambung)
lambung, tukak usus dua belas berkurang.
jari, gejala mual, nyeri
lambung, dan nyeri ulu hati.
(IAI, 2014)

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 5 Maret
TD 160/100
mmHg
Suhu 370C
Nadi 80x/min
RR 20x/min

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 5/3
Nyeri Dada √
Dada terasa sesak √
Sakit kepala dan badan terasa √
lemas
Nyeri dan rasa terbakar di perut √
(lambung)
3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Eritrosit 4,0 – 5,0 (P)


Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P)
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P)
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Retikulosist % 0,5-2
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µL 150 – 400
Prothrombin time/PT Detik 10-15
Activated Partial Thromboplastin
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24
Fibrinogen mg/dl 200-450
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

ALT (SGPT) < 23 (P)


U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P)
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52
c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
5 Maret
Kreatinin 60 – 150 (P)
U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145 142 mmol/L
Klorid mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 4,5 mmol/L
BUN mg/dL 8 - 25
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99


Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45
pH - 7,35-7,45
CO2 mEq/L 22-32
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
5 Maret
Kolesterol Total mg/dL 150 – 200 160 mg/dL
HDL 45 – 65 (P)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130
Trigliserid mg/dL 120 – 190

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
5 Maret
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200 90 mg/dL
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200
Amilase U/L 30 – 130
IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi

Aspirin Peroral 80 mg 1 x sehari


Nitrogliserin Sublingual 0,5 mg
Propranolol Peroral 40 mg 3 x sehari
Ranitidin Peroral 150 mg 2 x sehari
Antasid Peroral 3 x sehari

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
 Propranolol : Non selektif beta adrenergic bloker, mengeblok beta 1 dan beta 2 adrenergik dimana menyebabkan
penurunan HR, contraktilitas miokardial, TD, dan kebutuhan oksigen dari miokardial. (DIH edisi 17)
 Zantac : Penghambatan kompetitif histamin pada reseptor H2 pada sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam
lambung, volume lambung, dan konsentrasi ion hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin,
sekresi faktor intrinsik yang dipicu pentagastrin, atau serum gastrin. (DIH edisi 17)
 Antasida : Antasid bekerja dengan menetralkan asam lambung, menginaktivasi pepsin, dan berikatan dengan garam empedu.
 Nitrogliserin : Bekerja dengan relaksasi otot polos, menghasilkan efek vasodilator pada pembuluh darah perifer dan arteri
dengan efek yang lebih menonjol pada pembuluh darah. Terutama mengurangi kebutuhan oksigen jantung
dengan mengurangi preload (tekanan diastolik akhir ventrikel kiri); mungkin sedikit mengurangi afterload;
melebarkan arteri koroner dan meningkatkan aliran agunan ke daerah iskemik. (DIH edisi 17)
 Ranitidin : Penghambatan kompetitif histamin pada reseptor H2 pada sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam
lambung, volume lambung, dan konsentrasi ion hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin,
sekresi faktor intrinsik yang dipicu pentagastrin, atau serum gastrin. (DIH edisi 17)

4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems


4.3.1.Problem Medik
Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
1. Angina Subyektif: Nyeri Nitrogliserin Pengobatan menggunakan golongan - Terapi Mengurangi atau
dada, dada sesak sublingual 0,5 Nitrat yaitu Nitrogliserin sublingual Nitrogliserin tetap mencegah gejala
mg 0,5 mg sudah tepat. Karena obat ini dilanjutkan angina, mencegah
merupakan obat pilihan (Drug of munculnya
Choice) yang efektif untuk pengobatan kejadian CHD
serangan akut angina serta mencegah serta gagal
terjadinya iskemik yang bersifat jantung dan
periodic. Kerjanya yaitu dengan memperpanjang
merelaksasi otot polos melalui hidup pasien.
dependen dosis sehingga mengurangi (Dipiro 7th
beban jantung dan dan meningkatkan edition, halaman
sirkulasi pada pembuluh darah, 226)
menurunkan detak jantung. Jantung
iskemik ditandai dengan berkurangnya
aliran darah ke jantung, penurunan ini
biasanya akibat menyempitnya arteri
coroner yang menghambat aliran
darah. (Dipiro 7th edition, 228)

Tepat Indikasi : Nitrogliserin dapat


menurunkan kebutuhan oksigen
myocardial sekunder sehingga dapat
mereduksi tekanan di dinding
ventrikuler. (Dipiro 7th edition)

Tepat Pasien : Obat tidak


kontraindikasi dengan pasien (DIH
17th edition)

Tepat Obat : Nitrogliserin Sublingual


adalah drug of choice untuk Ischemic
Heart Disease (IHD). (Dipiro 7th
edition)

Tepat Dosis : Dosis Nitrogliserin 0,3


mg dalam 5 menit setelah terjadi
serangan. (Dipiro 7th edition)

Rute pemberian: tepat melalui rute


pemberian sublingual karena onset 1-3
menit dan durasinya selama 30-60
menit efektif untuk mengurangi
serangan angina (ISO Farmakoterapi
1, 130).

Aspirin Jantung iskemik ditandai dengan Tidak tepat pasien Mengganti aspirin -Disarankan
berkurangnya aliran darah ke jantung, dan tidak tepat dengan untuk tidak
penurunan ini biasanya akibat dosis clopidogrel menggunakan
menyempitnya arteri coroner yang sebagai clopidogrel
menghambat aliran darah. (Dipiro 7th antiplatelet dengan warfarin
edition). Maka diberikan antiplatelet dengan dosis 75 secara bersamaan;
yang bekerja dengan cara mengurangi mg/hari. efek anti platelet
agregasi platelet sehingga dapat klopidogrel
menghambat pembentukan thrombus meningkatkan
pada sirkulasi arteri dan melancarkan efek koagulan
aliran darah. kumarin dan
fenidion sehingga
Tepat Indikasi : Aspirin meningkatkan
diindikasikan untuk penyakit meningkatkan
serebrovaskuler atau infarkmiokard. risiko perdarahan.
(IONI, 2014 halaman 172) (IONI, 2014)

Tepat Obat : Sesuai. Karena aspirin


merupakan pilihan pertama antiplatelet
yang dikombinasi dengan nitrogliserin
untuk pengobatan IHD. - ESO : dispepsia,
(Pharmacotherapy Principle and nyeri perut, diare,
Practice, halaman 72) perdarahan
(termasuk
Tepat Pasien : Tidak. Karena pasien perdarahan
memiliki riwayat penyakit saluran cerna);
gastrointestinal. Sedangkan aspirin lebih jarang mual,
dikontraindikasikan untuk penderita muntah gastritis,
gastrointestinal/tukak peptic (IONI, perut kembung,
2014 halaman 172) konstipasi, tukak
lambung dan usus
Tepat Dosis : Tidak tepat dosis karena besar, (IONI,
menurut (Pharmacoterapy principle 2014)
and practice halaman 72) dosis aspirin
yang disarankan adalah 81 mg- 325
mg/hari

Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
2. Hipertensi Objektif : Propranolol 40 Tepat Indikasi : Sudah tepat indikasi. - Terapi dengan Efektivitas terapi
TD:160/100 mmHg mg 3xsehari Propranolol diindikasikan untuk propanolol 40 mg : Menurunkan
hipertensi, feokromositoma; angina, tetap dilanjutkan tekanan darah
aritmia, kardiomiopati obstruktif dengan frekuensi sesuai dengan
hipertrofik, takikardi ansietas, dan 3x sehari. Dan terapi goalnya
pirotoksikosis (tambahan), profilaksis dikombinasikan yaitu kurang dari
setelah infark miokard, profilaksis dengan obat 140/90 mmHg.
migrant dan essensial. (IONI, 2014 antihipertensi (JNC 8)
halaman 120) golongan ACE Efek samping
inhibitor atau obat: Bradikardi,
Tepat Obat : Tepat Obat. Propanolol ARB seperti gagal jantung
merupakan drug of choise pada captopril dengan kongestif,
penderita hipertensi disertai dengan dosis 25mg 2 x hipotensi, dll
angina dan biasanya dikombinasikan sehari (Dipiro (IONI 2014, hal
dengan golongan ACE i/ARB(Dipiro edisi, 151). 120).
7th edition ,hal 149)

Tepat Pasien : Tepat. Obat tidak


kontraindikasi dengan pasien. (IONI,
2014. Halaman 120)

Tepat Dosis : Tepat. Untuk angina,


dosis awal 40 mg 2-3 kali sehari.
(IONI, 2014. Halaman 120)

Problem Medik Subyektif, Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring


Obyektif
3. Gastritis Subyektif : Perut Ranitidin 150 Tepat Indikasi : Sesuai indikasi. Terapi ranitidine Efektivitas Terapi
terasa terbakar. mg Karena ranitidin diindikasikan untuk - tetap dilanjutkan. :Mengurangi
tukak lambung dan tukak duodenum, kekambuhan pada
refluks esofagitis, dispepsia episodic pasien gastritis.
kronis, tukak akibat AINS, tukak Efek samping
duodenum karena H.pylori, sindrom obat ranitidine:
Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana agitasi, gangguan
pengurangan asam lambung akan penglihatan,
bermanfaat. (IONI,2014 halaman 56) aopesia, nefritis
interstisial (jarang
Tepat Obat : Berdasarkan algoritma sekali) (IONI,
Dipiro edisi 7, Ranitidin merupakan 2014 hal 56)
drug of choice untuk Gastritis.

Tepat Pasien : Tepat. Karena tidak


ada kontraindikasi dengan pasien.

Tepat Dosis : Tepat. Dosis ranitidin


sesuai untuk orang dewasa yaitu 150
mg. (IONI, 2014)

Antasida Tepat Indikasi : Tepat. Antasida Tidak tepat obat Terapi antasid Antasida
diindikasikan untuk mengurangi dihentikan mempunyai
kelebihan asam lambung, gastristis, dikarenakan kemampuan
tukak lambung, tukak usus dua belas pemberian menetralkan asam
jari, gejala mual, nyeri lambung, dan antasida bersama- lambung atau
nyeri ulu hati. (IONI, 2014) sama dengan mengikatnya.
obat yang lain (IONI, 2008,hal.
Tepat Obat : Tidak. Karena menurut sebaiknya 35)
algoritma Dipiro edisi 7 antasida dihindari. Karena
bukan merupakan first line atau dapat
pilihan obat pertama untuk gastritis mengganggu
yang disertai dengan NSAID. absorpsi dan
merusak selaput
Tepat Pasien : Tepat. Karena tidak enterik dari obat
ada kontraindikasi dengan pasien. lain. (IONI, 2014
hal 35)
Tepat Dosis : Tepat dosis.
4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis?
medis √
(Correlation between drug Adakah masalah medis yang tidak diobati
therapy & medical problem) √
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic √
outcome)?
Apakah obat yang digunakan Aspirin
dikontraindikasikan untuk pasien? √ kontraindikasi
dengan penyakit
gastritis
Apakah obat yang digunakan merupakan
drug of choice ? √
Apakah terapi non-obat diperlukan?

Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk
pasien? √
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat?

Apakah lama pemberian obat sudah tepat?

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi?

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang
disebabkan oleh obat? √
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak
klinis? √
Adakah interaksi obat- makanan yg
berdampak klinis? √
Adakah interaksi obat- pemeriksaan
laboratorium yang berdampak klinis? √
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap
obat ? √
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien
terhadap penggunaan obat? √
Apakah pasien mengalami hambatan/
kesulitan dalam penggunaan obat? √

V. KESIMPULAN REKOMENDASI
 Diberikan Nitrogliserin sublingual 0,3 mg 5 menit sekali maksimal 3 kali setelah
serangan. Dan Aspirin diganti dengan clopidogrel 75mg/tablet.
 Digunakan Propranolol 40 mg 3 kali sehari dan dikombinasi dengan obat
golongan ACE inhibitor atau ARB seperti Captropril dosis 25 mg.
 Antasid dihentikan karena sudah digunakan ranitidine sebagai pengobatan gastritis.

VI. KONSELING

Edukasi pasien :

1. Hindari makanan asam dan pedas.


2. Ranitidine diminum setengah jam sebelum makan atau pada saat perut kosong
supaya obat tidak berinteraksi dengan makanan.
3. Menghindari atau mengurangi konsumsi garam.
4. Minum obat dengan teratur.
5. Menghindari obat yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti golongan
NSAID (aspirin)

VII. DAFTAR PUSTAKA


Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A.P., Sigit, J.I., Sukandar, E.Y.2008.
ISO.Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
American Pharmacist Association. 2011. Drug Information Handbook A
Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare
Proffesionals. Lexicomp. USA.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia.
Jakarta; Sagung Seto
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia.
Jakarta; Sagung Seto
Dipiro, J.T., dkk. 2008. Pharmacotherapy Approach, 7th edition, Mc. Graw Hill
Medical, New York
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

Nama Penanya Pertanyaan Nama Penjawab Jawaban


Zulfa Asifa R Mengapa dalam Feny Pristiana H.P Ini merupakan
(K 100150105) algoritma pengobatan (K 100150112) kesalahan teknis dari
angina berbeda kami, yaitu salah
dengan kesimpulan? memasukkan
Dimana di algoritma algoritmanya. Yang
disebutkan Diuretik benar seperti dalam
dikombinasikan kesimpulan yaitu
dengan ACE inhibitor kombinasi beta
sedangkan di blocker dengan ACE
kesimpulan beta inhibitor.
blocker
dikombinasikan
dengan ACE
inhibitor? Manakah
yang benar?

Ummu Muflihati R Mengapa aspirin Feny Pristiana H.P Aspirin memang


(K 100150102) diganti dengan (K 100150112) merupakan drug of
clopidogrel? Padahal choice, namun dalam
aspirin merupakan kasus ini pasien
drug of choice? mempunyai riwayat
gastritis. Aspirin
memiliki
kontraindikasi untuk
pasien gastriris. Oleh
karena itu diganti
dengan Clopidogrel
sesuai dengan
algoritma Dipiro edisi
7.

Yanuar As’hari C Mengapa antasida Feny Pristiana H.P Antasida dihilangkan


(K 100150107) dihilangkan? Apakah (K 100150112) karena mekanisme
bisa diganti dengan kerjanya dapat
anti ulcer yang lain menghambat absorpsi
misalkan PPI? obat yang lain.
Ranitidin merupakan
drug of choice untuk
penyakit gastritis.
Tidak perlu diganti
dengan yang lain.
LAMPIRAN

Algoritma Terapi Nitrogliserin Sublingual 0,5 mg

(Dipiro edisi 7, halaman 229)


Algoritma Terapi Propranolol dengan anti hipertensi lainnya (ACE I atau ARB)

(Dipiro edisi 7, halaman 148)


Interaksi Antasida dengan Anti Ulcer lainnya.

Anda mungkin juga menyukai