Anda di halaman 1dari 39

FARMAKOTERAPI

KARDIOVASKULAR DAN ENDOKRIN


KELOMPOK 6 :
DINDA MARYUNITA
INTAN FAZIRA
NISA NOVRIANTI
THOHIRA ILYAS
WAHYU AZIZAH
Dosen Pengampu : Dr.apt.Husnawati.M,Si
Sindrom Koroner Akut
●Sindrom koroner akut (ACS) mencakup semua sindrom yang kompatibel
dengan iskemia miokard akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen
miokard dan pasokan.
KLASIFIKAS1 ACS :
● ACS diklasifikasikan menurut perubahan elektrokardiografi (EKG) menjadi:
1. Infark miokard akut dengan elevasi segmenST (IMA-EST)
2. Infark miokard akut non elevasi segmen ST (IMA-NEST)
3. Angina pektoris tidak stabil
(PERKI, edisi 4)

● ACS (NSTE-ACS), yang mencakup MI non-ST-segmen-elevasi (NSTEMI) dan


angina tidak stabil (UA). (DIPIRO ed 10)
(PIONas)
PATOFISILOGI
● Disfungsi endotel, peradangan, dan pembentukan garis lemak
berkontribusi terhadap perkembangan plak arteri koroner
aterosklerotik.
● (ADP) dan tromboksan A2 dari trombosit, menyebabkan
vasokonstriksi dan pengaktifan.
● Perubahan konformasi permukaan glikoprotein IIb/IIIa reseptor
trombosit terjadi.
● Secara bersamaan, aktivasi kaskade koagulasi ekstrinsik terjadi

(DIPIRO ed 10)
Patogenesis terkini SKA menjelaskan, SKA disebabkan oleh obstruksi
dan oklusi trombotik pembuluh darah koroner, yang disebabkan oleh
plak aterosklerosis yang vulnerable mengalami erosi, fisur, atau ruptur.
Penyebab utama SKA yang dipicu oleh erosi, fisur, atau rupturnya plak
aterosklerotik adalah karena terdapatnya kondisi plak aterosklerotik
yang tidak stabil (vulnerable atherosclerotic plaques) dengan
karakteristik; lipid core besar, fibrous cups tipis, dan bahu plak
(shoulder region of the plague) penuh dengan aktivitas sel-sel inflamasi
seperti sel limfosit T dan lain-lain (PIONas)
DIAGNOSA
1. Angina tipical yang persisten selama lebih 20 menit. Dialami oleh
sebagian besar pasien (80%)
2. Anfina awitan baru (de novo) kelas lll klasifikasi the candian
cardiovascular society (CCS). Terdapat pada 20% pasien
3. Angina stabil yang mengalami destabilasi (angina prosresif atau
kresendo) ; menjadi makin sring, makin lama, atau makin berat, minimal
kelas lll klasifikasi CCS.
4. Angina pasca infark, angina yang terjadi setalah 2 minggu setelh infark
miokard. (PERKI, edisi 4)

(DIPIRO ed 10)
Diagnosis menjadi lebih kuat jika keluhan tersebut ditemukan pada pasien
dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Pria
2. Diketahui mempunyai penyakit aterosklerosis non - koroner ( penyakit
arteri perifer / karotis )
3. Diketahui mempunyai PJK atas dasar pernah mengalami infark miokard ,
bedah pintas koroner , atau IKP
4. Mempunyai faktor umur , hipertensi , merokok , dislipidemia , diabetes
mellitus , riwayat PJK dini dalam keluarga yang diklasifikasikan
sebagairisiko tinggi , risiko sedang , atau risiko rendah menurut National
Cholesterol Education Program (PERKI, edisi 4)
gejala
Gejala yang dominan adalah:
1. nyeri dada anterior garis tengah (biasanya saat istirahat),
parahangina onset baru, atau peningkatan angina yang berlangsung
setidaknya 20 menit.
2. Ketidaknyamanan dapat menyebar ke bahu, ke lengan kiri, ke
belakang, atau ke rahang.
3. Termasuk mual, muntah, diaforesis, dan sesak napas.
4. Tidak ada gambaran spesifik yang menunjukkan ACS pada
pemeriksaan fisik.
5. Pasien denganACS dapat muncul dengan tanda-tanda gagal jantung
akut dekompensasi atau aritmia. (DIPIRO ed 10)
MANIFESTASI KLINIK
(PIONas)
TATA LAKSANA

(PIONas)
Perlakuan
Tujuan Pengobatan: Tujuan jangka pendek meliputi:
(1) pemulihan awal aliran darah kearteri terkait infark untuk mencegah
perluasan infark (dalam kasus MI) atau mencegah oklusi lengkap dan
MI (di UA),
(2) pencegahan kematian dan komplikasi lainnya,
(3) pencegahan reoklusi arteri koroner,
(4) menghilangkan ketidaknyamanan dada iskemik,dan
(5) resolusi perubahan segmen ST dan gelombang T pada EKG. Tujuan
jangka Panjang termasuk kontrol faktor risiko kardiovaskular (CV),
pencegahan CV tambahan kejadian, dan peningkatan kualitas hidup.

(DIPIRO ed 10)
TINDAKAN UMUM
1. Diberi oksigen jika saturasi rendah, selalu pemantauan segmen ST
multilead untuk aritmia dan iskemia, sering pengukuran tanda vital, tirah
baring selama 12 jam pada pasien dengan hemodinamik stabil,
penggunaan pelunak tinja untuk menghindari manuver Valsava, dan
pereda nyeri.
2. Kaji fungsi ginjal (kreatinin serum, bersihan kreatinin) untuk
mengidentifikasi pasien yang mungkin memerlukan penyesuaian dosis
dan mereka yang berisiko tinggi morbiditas dan mortalitas.
3. Dapatkan hitung sel darah lengkap (CBC) dan tes koagulasi (aPTT,
INR) karena kebanyakan pasien akan menerima terapi antitrombotik.
4. Obati pasien sesuai dengan kategori risikonya (Gbr. 5-1).

(DIPIRO ed 10)
EVALUASI HASIL TERAPI
EVALUASI HASIL TERAPI
Parameter pemantauan untuk kemanjuran STEMI dan NSTE-ACS
meliputi:
(1) menghilangkan ketidaknyamanan iskemik,
(2) kembalinya perubahan EKG ke baseline, dan
(3) tidak adanya atau resolusi tanda dan gejala gagal jantung.

Parameter pemantauan untuk efek samping tergantung pada masing-


masing obat digunakan. Secara umum, reaksi merugikan yang paling
umum dari terapi ACS meliputi: hipotensi dan perdarahan.

(DIPIRO ed 10)
KASUS
Pasien Tn.s usia 65 tahun yang datang ke RS STIFAR dengan keluhan sesak nafas, merasakan mual
tetapi tidak muntah. Riwayat merokok yang lama. Pemeriksaan labortorium darah lengkap menunjukan
leukositosis dan hasil pemeriksaan kimia klinik LDL yaitu 172 mg/dl. Pemeriksaan tanda vital tekanan
darah 110/70 mmHg. Pemeriksaan lainnya berupa elektrokardiografi (EKG) menunjukan sinus
bradikardi. Setelah 4 hari evaluasi di rumah sakit, dilakukan pemeriksaan EKG ulang dengan hasil ST-
elevation dengan assesment STEMI (+), disertai keluhan lain berupa nyeri dada (+), dada seperti
tertindih, sesak nafas.
Pemeriksaan darah lengkap didapatkan WBC 20,9x103/µL, RBC 4,05x106/µL, hemoglobin 11,7 g/dL,
HCT 34,6%, MCV 85,4 fL, MCH 28,9 pg, MCHC 33,8g/dL, trombosit 174x103/µL, Gula Darah Sewaktu
(GDS) 145 mg/dL, ureum 35 mg/dL, kreatinin 1,29 mg/dL, asam urat 6,1 mg/dL,Low Density Lipoprotein
(LDL) 172 mg/dL, trigliserida 150 mg/dL.
Diagnosis pasien ini didiagnosis SKASTEMI
Pengobatan yang diberikan :
1. tirah baring,
2. infus Pz 20 tpm,
3. ASA 1 x 100 mg (0-0-1),
4. ramipril 1 x 2,5 mg,
5. ISDN 3 x 5 mg,
6. atorvastatin 1 x 20 mg (0-0-1)
7. salbutamol 3 x 4mg.
SUBJEKTIF
Nama : Tn. S
Alamat : -
Umur : 65 tahun
Agama : -
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan/pekerjaan : -
Keluhan utama : Sesak nafas, merasakan mual tetapi tidak muntah
Keluhan lain : Nyeri dada seperti tertindih, sesak nafas
Riwayat terdahulu : Perokok
OBJEKTIF
Pemeriksaan Vital

NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KETERANGAN

1. Tekanan Darah 110/70 mmHg <120/80mmHg Normal

2. EKG (+) sinus


bradikardi
Pemeriksaan Labor
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KETERANGAN

1. Ureum 35mg/dL 14-39mg/dL Normal

2. Kreatinin 1,29mg/dL 1,2-1,4mg/dL Normal

3. Hemoglobin 11,7g/dL 11,6-13,9g/dL Normal

4. Trombosit 174.103/µL 150.000- Normal


450.000/µL

5. Gula darah sewaktu 145mg/dL 140-199mg/dL Normal

6. LDL 172mg/dL <130mg/dL Kolesterol


ASSESMENT
ASSESMENT
1. Tirah Baring (bed rest) adalah bentuk perawatan yang menganjurkan pasien
untuk beristirahat di tempat tidur dan membatasi aktivitas sehari-hari
2. Infus PZ atau Nacl sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang
3. ASA atau Aspirin adalah obat analgetic, antipiretik, antiplatelet dan anti
inflamasi
4. Ramipril adalah obat antihipertensi
5. ISDN adalah obat gagal jantung
6. Atorvastatin adalah obat kolesterol
7. Salbutamol adalah obat asma
TEPAT INDIKASI
Nama Obat Indikasi Keterangan
Infus PZ Untuk mengembalikan Tepat Indikasi
elektrolit tubuh

ASA Untuk analgetic, Tepat Indikasi


antipiretik, anti inflamasi,
antiplatelet

Ramipril Untuk antihipertensi Tepat Indikasi

ISDN Untuk gagal jantung Tepat Indikasi

Atorvastatin Untuk kolesterol Tepat Indikasi

Salbutamol Untuk asma Tepat Indikasi


TEPAT PASIEN
Nama Obat Kontra Indikasi Keterangan
Infus PZ Hiperhidrasi, Tepat Pasien
hipernatremia,
hipermatremia

ASA Hipersensitivitas Tepat Pasien

Ramipril Hipersensitivitas Tepat Pasien

ISDN Infark miokard akut, Tepat Pasien


hipotensi, anemia

Atorvastatin Hipersensitivitas Tepat Pasien

Salbutamol Hipersensitivitas Tepat Pasien


TEPAT OBAT
Nama Obat Alasan Pemilihan Obat Keterangan
Infus PZ Untuk mengembalikan Tepat Obat
elektrolit tubuh

ASA Untuk analgetic, antipiretik, Tepat Obat


anti inflamasi, antiplatelet

Ramipril Untuk antihipertensi Tepat Obat

ISDN Untuk gagal jantung Tepat Obat

Atorvastatin Untuk kolesterol Tepat Obat

Salbutamol Untuk asma Tepat Obat


TEPAT DOSIS
Nama Obat Dosis yang Dosis Keterangan
diberikan pemeliharaan
Infus PZ 20 tpm - Tepat Dosis

ASA 100mg 75-100mg Tepat Dosis

Ramipril 2,5mg 2,5-5mg Tepat Dosis

ISDN 5mg 5-10mg Tepat Dosis

Atorvastatin 20mg 10-20mg Tepat Dosis

Salbutamol 4mg 2-8mg Tepat Dosis


WASPADA EFEK SAMPING OBAT
Nama Obat Efek Samping Keterangan
Infus PZ Demam, infeksi, thrombosis vena WESO

ASA Sakit perut, mual, muntah WESO

Ramipril Batuk, hipotensi, WESO


hipersensitivitas

ISDN Sakit kepala, ruam kulit WESO

Atorvastatin Konstipasi, hiperglikemia, WESO


hipoglikemia, angina

Salbutamol Tremor otot, kram otot WESO


ASSESMENT
Menurut kami pemberian obat ini sudah tepat berdasarkan dari jurnal Rilamtono, 2013 yaitu :
Terapi medikamentosa (ISDN) diberikan sublingual, agen antiplatelet (Aspirin, clopidrogel,
Abxicimab), fibrinolisis (Streptokinase, tenecteplase), ACE inhibitor (Ramipril, captopril), Statin
(Atorvastatin, Simvastatin), dan non medikamentosa berupa : berhenti merokok total,
melakukan aktifitas fisik 30 menit/hari 3-4x/ minggu dan stop konsumsi lemak. Pada pasien ini
sudah mendapatkan terapi medikamentosa berupa fibrinolitik (streptokinase), tetapi tidak
diberikan karena usia tua cenderung mudah mengalami perdarahan; antiplatelets (Aspirin);
ACE inhibitor (Ramipril); statin (Atorvastatin); nitrat (ISDN). Pada pasien ini diberi tambahan
terapi salbutamol untuk meningkatkan heart rate.

Rilantono, L. I. 2013. Penyakit Kardiovaskuler (PKV). Jakarta: FK UI.


DRUG RELATED PROBLEM
No. Drug Therapy Problem Check List Keterangan
1. Terapi Obat Yang Tidak Diperlukan
Terdapat terapi tanpa indikasi medis Pasien mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi medis.
Pasien mendapat terapi :
- Infus PZ 20 tpm
- - ASA 1X100mg (0-0-1)
- Ramipril 1x2,5mg
- ISDN 3x5mg
- Atorvastatin 1x20mg (0-0-1)
- Salbutamol 3x4mg
Pasien mendapatkan terapi tambahan yang tidak Pasien tidak perlu mendapatkan terapi tambahan yang tidak diperlukan karena
-
di perlukan obat yang diberikan telah sesuai.
Pasien masih memungkinkan menjalani terapi non
farmakologi dan farmakologi Pasien memerlukan terapi non farmakologi dan farmakologi.
Ya

Terdapat duplikasi terapi


Tidak Tidak ada terdapat duplikasi terapi pada pengobatan pasien
2. Kesalahan Obat

Bentuk sediaan tidak tepat - Bentuk sediaan obat yang diberikan telah sesuai dan pasien masih dapat
meminum obat yang diberikan.

Terdapat kontraindikasi - Terapi pengobatan yang diberikan kepada pasien tidak Terdapat kontra
indikasi.

Kondisi pasien tidak dapat disembuhkan oleh - Pasien menunjukkan perbaikan selama perawatan. Berdasarkan data follow up
obat kondisi pasien didapatkan bahwa kondisi pasien mulai membaik setelah pasien
diberikan terapi obat.

Obat tidak diindikasi untuk kondisi pasien - Obat yang diberikan diindikasikan untuk kondisi pasien.

Terdapat obat lain yang efektif - Pengobatan yang diberikan kepada pasien telah efektif sesuai dengan kondisi
pasien.
3. Dosis Tidak Tepat
Dosis terlalu rendah - Dosis terapi pengobatan yang diberikan sesuai
dengan literature.

Dosis terlalu tinggi - Dosis terapi pengobatan yang diberikan sesuai


dengan literature.

Frekuensi penggunaan tidak - Frekuensi penggunaan sudah tepat


tepat

Durasi penggunaan tidak tepat - Durasi penggunaan sudah tepat

Penyimpanan tidak tepat - Penyimpanan obat-obatan telah tepat sesuai


dengan literatur yaitu pada suhu kamar, tempat
kering dan terlindung dari cahaya.
4. Reaksi Yang Tidak Diinginkan
Obat tidak aman untuk - Obat yang diberikan telah aman untuk pasien
pasien

Terjadi reaksi alergi - Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi


dari obat-obatan yangdiberikan.

Terjadi interaksi obat - Tidak ada interaksi obat yang serius pada
terapi pasien.

Dosis obat dinaikan atau - Dosis obat dinaikkan atau diturunkan


diturunkan terlalu cepat berdasarkan kondisi pasien

Muncul efek yang tidak - Tidak muncul efek yang tidak diinginkan
diinginkan
Administrasi obat yang - Administrasi obat yang diberikan telah tepat.
tidak tepat
5 Ketidaksesuaian Kepatuhan Pasien
Obat tidak tersedia - Obat-obatan yang diberikan tersedia di
Rumah Sakit

Pasien tidak mampu menyediakan - Pasien mampu menyediakan obat


obat

Pasien tidak bisa menelan obat atau - Pasien mampu menelan ataupun
menggunakan menggunakan obat
obat

Pasien tidak mengerti - Keluarga pasien mengerti instruksi dari


intruksi penggunanan obat penggunaan obat yang diberikan.

Pasien tidak patuh atau - Pasien patuh dalam menggunakan obat


memilih untuk tidak yang diberikan, dan mengikuti instruksi
menggunakan obat penggunaan obat yang diberikan.
6. Pasien Membutuhkan Terapi Tambahan

Terdapat kondisi yang - Pasien tidak membutuhkan terapi


tidak diterapi tambahan karena semua masalah
pasien sudah diberikan pengobatan

Pasien membutuhkan - Pasien telah mendapatkan obat yang


obat lain yang sinergis bekerja sinergis.

Pasien membutuhkan - Pasien tidak membutuhkan terapi


terapi profilaksis profilaksis
PLAN
Terapi non farmakologi
1. Untuk pasien dengan STEMI yang datang dalam waktu 12 jam setelah
onset gejala,reperfusi dengan PCI primer dari arteri infark dalam waktu
90 menit dari medis pertama kontak adalah pengobatan reperfusi pilihan.

2. Untuk pasien dengan NSTE-ACS, pedoman praktik


merekomendasikan awal (dalam 24jam) strategi invasif dengan
kateterisasi jantung kiri, angiografi koroner, dan revaskularisasi dengan
operasi PCI atau CABG sebagai pengobatan dini untuk risiko tinggi
pasien; pendekatan seperti itu juga dapat dipertimbangkan untuk
pasien yang tidak berisiko tinggi.
Terapi farmakologi
Setelah ACS, semua pasien (tanpa adanya kontraindikasi) harus
menerima:
1. pengobatan tanpa batas dengan aspirin (atau clopidogrel jika
kontraindikasi aspirin), dan ACE inhibitor, dan statin intensitas tinggi
untuk pencegahan sekunder kematian, stroke,atau infark berulang.

Dosis aspirin kronis tidak boleh melebihi 81 mg/hari. Mulai ACE inhibitor
oral lebih awal (dalam 24 jam) dan lanjutkan tanpa batas di semua
pasien setelah MI untuk mengurangi kematian, mengurangi reinfark, da
mencegah gagal jantung. Gunakan dosis awal yang rendah dan titrasi
dengan dosis yang digunakan dalam uji klinis jika ditoleransi.
Terapi farmakologi
Pengobatan yang diberikan :
1. Tirah baring,
2. infus Pz 20 tpm,
3. ASA 1 x 100 mg (0-0-1),
4. Ramipril 1 x 2,5 mg,
5. ISDN 3 x 5 mg,
6. Atorvastatin 1 x 20 mg (0-0-1)
7. Salbutamol 3 x 4mg.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai