Anda di halaman 1dari 9

5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.

com

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER
NSTEMI

A. Definisi
Sindrome koroner akut merujuk pada suatu spektrum dari prsentsai klinis, mulai dari infsrk
miokard dengan ST elevasi (STEMI) hingga infark miokard tidak disertai ST elevasi (NSTEMI)
atau angina tidak stabil (Coven, 2011)

B. PATOFISIOLOGI
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan

kebutuhanoksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena
thrombosis akut atauvasokonstriksi koroner. Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan
adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang
besar, densitas otot polos yangrendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang
tinggi. Inti lemak yang cenderungruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi
asam lemak tak jenuh yang tinggi. Padalokasi ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan
limposit T yang menunjukkan adanya prosesimflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin

proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang pengeluaran hsCRP di hati.
(Harun, 2006, cit Sudoyo, 2006)

Gejala yang di temukan :


a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di epigastrium dengan ciri
sepertidiperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau
tertekan
b. Tidak khas seperti: Dispneu, Mual, Diaphoresis, Sinkop, atau nyeri di lengan, epigastrium,
bahuatas atau leher Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan bahwa mereka yang
memiliki gejala dengan onsetbaru angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik
dibandingkan dengan yang memiliki nyeri padawaktu istirahat.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)

http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 1/8
5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.com

Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien. Pada Trombolysis
inMyocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi segmen ST baru sebanyak 0,05 mV merupkan
prediktor outcome yang buruk. Kaul et al. menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk
meningkat secara progresif dengan memberatnya depresi segmen ST maupun perubahan
troponin T keduanya memberikan tambahan informasi prognosis pasien-pasien dengan NSTEMI.

b. Pemeriksaan laboratorium
Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard lebih spesifik dari
pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin pada darah perifer setelah 3-4
jam dan dapatmenetap sampai 2 minggu (Anderson Jeffry L, 2007)

D. PENATALAKSANAAN
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan segmen ST
dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus dipertimbangkan pada setiap
pasien NSTEMI yaitu :
a. Terapi antiiskemia
b. Terapi anti platelet/antikoagulan
c. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)
d. Perawatan sebelum meninggalkan RS daDn sudah perawatan RS.

E. TERAPI
a. Terapi Ant iiskemia
y Nitrat ( ISDN )
y Penyekat Beta Obat Selektivitas Aktivitas Agonis Parsial
b. Terapi Antitrombotik
y Antitrombotik (Streptokinase, Urokinase, rt-PA)

c. Terapi Ant iplatelet


y Antiplatelet (Aspirin, Klopidogrel, Antagonis Platelet GP IIb/IIIa)
d. Terapi Antikoagulan
y LMWH (Low Molekuler Weight Heparin)
e. Strategi Invasif dini vs Konservasif dini

http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 2/8
5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.com

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membandingkan strategi invasif dini


(arteriografi koroner dini dilanjutkan dengan revaskularisasi sebagaimana diindikasikan
olehtemuan arteriografi) dengan strategi konservatif dini (kateterisasi dan jika
diindikasikanrevaskulaisasi, hanya pada yang mengalami kegagalan terhadap terapi oral/obat-
obatan).

F. PERAWATAN UNTUK PASIEN RESIKO RENDAHA.


a. Tes stres noninvasif
b. Hasil tes menunjukkan gambaran resiko tinggi sebaiknya menjalani arteriografi koroner
danberdasarkan temuan anatomis, revaskularisasi dapat dilakukan
c. Arteriografi koroner dapat dipilih pada pasien-pasien tes positif tapi tanpa temuan risiko
tinggi.

G. TATALAKSANA PREDISCHARGE DAN PENCEGAHAN SEKUNDER


Tatalaksana terhadap faktor resiko antara lain :
a. Mencapai berat badan optimal
b. Nasehat diet
c. Penghentian merokok
d. Olah raga
e. Pengontrolan Hipertensi
f. Tatalaksana Diabetes Melitus dan deteksi Diabetes Melitus yang tidak dikenali sebelumnya

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian.
a. Kualitas Nyeri dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan nafas atau seperti
tertindihbarang berat.

b. Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri bawah
danpipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
c. Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
d. Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir lebih dari 20
menit,tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun minum Nitrogliserin.

http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 3/8
5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.com

e. Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan, dispnea, pening,
tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah, pingsan, kulit dinghin dan lembab,
cekukan danstress gastrointestinal, suhu menurun.
f. Pemeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda-tanda gagalnya ventrikel
ataukardiogenik shok terjadi. BP normal, meningkat atau menuirun, takipnea, mula-mula pain
reda kemudian kembali normal, suara jantung S3, S4 Galop menunjukan disfungsi ventrikel,
sistolik mur-mur, M. Papillari disfungsi, LV disfungsi terhadap suara jantung menurun dan
perikordialfriksin rub, pulmonary crackles, urin output menurun, Vena jugular amplitudonya
meningkat( LV disfungsi ), RV disfungsi, ampiltudo vena jugular menurun, edema periver, hati
lembek.
g. Parameter Hemodinamik : penurunan PAP, PCWP, SVR, CO/CI.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai
dengan :
1) nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
2) wajah meringis
3) gelisah

4) delirium
5) perubahan nadi, tekanan darah.

b. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor


listrik,
penurunankarakteristik miokard
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan /penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan :
1) Daerah perifer dingin
2) EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
3) RR lebih dari 24 x/ menit
4) Kapiler refill Lebih dari 3 detik
5) Nyeri dada
6) Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru ( t idak selalu )
http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 4/8
5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.com

7) HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 >
45mmHg dan Saturasi < 80 mmHg
8) Nadi lebih dari 100 x/ menit
9) Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
d. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi
ginjal,peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein
plasma.
e. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau
kegagalanutama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/
alveolar edemaparu/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan akt if ) ditandai dengan :
1) Dispnea berat

2) Gelisah
3) Sianosis
4) perubahan GDA
5) hipoksemia
f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miocard
dankebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard ditandai dengan gangguan frekuensi
jantung,tekanan darah dalam akt ifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum

g. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis


h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung /

implikasipenyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola
hidup ditandaidengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi
yang dapat dicegah
3. NOC dan NIC

Diagnosa NOC NIC

Intoleransi Konservasi energy T erapi aktifitas


Akt iv ita s y Istirahat dan aktifitas  Tentukan penyebab intoleransi aktifitas
klien seimbang  Berikan periode istirahat saat beraktifitas
y Klien mengetahui  Pantau respon kerja kardiopulmonal
keterbatasan sebelum dan setelah aktifitas
energinya  Minimalkan kerja kardiopulmonal
y Klien mengubah gaya  Tingkatkan aktifitas secara bertahap

http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 5/8
5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.com

hidup sesuai tingkat  Ubah posisi pasien secara perlahan dan


energi monitor gejala intoleransi aktifitas
y Klien memelihara  Ajarkan klien teknik mengontrol
nutrisi yang adekuat pernafasan saat aktifitas.
y Persediaan energi  Monitor dan catat kemampuan untuk
klien cukup untuk mentoleransi aktifitas
beraktifitas  Monitor intake nutrisi untuk memastian
kecukupan sumber energi
T o lera n si
aktifitas  Kolaborasi dengan fisioterapis untuk
y Saturasi oksigen peningkatan level aktifitas
dalam batas
normal/dalam respon
aktifitas
y HR klien dalam
kisaran normal
y Respirasi Rate klien
dalam kisaran normal
y Tekanan darah dalam
respon aktifitas
N yeri Akut Kontrol nyeri M anajemen nyeri
y Klien mengenali faktor  Lakukan pengkajian komprehensif
penyebab nyeri terhadap nyeri (PQRST), observasi tanda
y Klien mengenali nonverbal adanya ketidaknyamanan

lamanya (onset) nyeri
y Klien mampu Gunakan
untuk teknik pengalaman
me ngetahu komunikasi yeri
terapeutik
i n
menggunakan metode  Kaji lstsr belakang budaya yang
nonfarmakologik mempengaruhi respon nyeri
untuk mengurangi nyeri  Tentukan dampak nyeri terhadap kualitas
y Klien menggunakan hidup (ex: tidur, selera makan, aktivitas,
analgetik sesuai kognisi, mood, dll)
kebutuhan  Sediakan informasi tentang nyeri,
y Klien melaporkan nyeri misalnya penyebab, onset dan durasi
terkontrol nyeri, antisipasi ketidaknyamanan karena
y Klien melaporkan skala prosedur tertentu
nyeri berkurang  Kontrol factor lingkungan yang dapat
y Klien melaporkan mempengaruhi respon klien terhadap
frekuensi nyeri ketidaknyamanan (ex: suhu ruang,
berkurang kebisingan, cahaya)
 Ajarkan teknik nonfarmakologi (ex:
biofeedback, TENS, hypnosis, relaksasi,

http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 6/8
5/13/2018 LP NStemi - slidepdf.com

guided imagery, terapi music, distraksi,


terapi bermain, terapi aktivitas,
acupressure, aplikasi panas/dingin, dan
massase).
 Tingkatkan istirahat dan tidur.
 Monitor kepuasan pasien dengan
manajemen nyeri yang dilakukan
 Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Evaluasi efektivitas intervensi
 Kolaborasikan pemberian analgetik

Penurunan Curah Pompa Jantung Efektif Cardiac Care


Jantung y HR dalam batas  Catat urine output
normal  Pantau EKG 12 lead
y RR dalam batas  Fasilitasi bedrest dan lingkungan yang
normal tenang
y Toleransi aktivtas  Posisikan supinasi dengan elevasi kepala
30° dan elevasi kaki
S tatus sirkulasi  Anjurkan mencegah valsava manufer atau
y Warna kulit normal mengejan
y Tidak terjadi disritmia  Berikan makanan dalam komposisi lunak
y Tidak ada suara  Berikan oksigenasi dan medikasi
jantung  Monitor tanda tanda vital,bunyi frekuensi
yang abnormal dan irama jantung
y Tidak terdapat angina  Monitor parameter hemodinamik dan
y Tidak terdapat edema perfusi perifer
perifer, edema pulmo
y Tidak terdapat mual Circulation care
 Monitor kulit dan ekstremitas
 Monitor tanda tanda vital

Monitor pemenuhan cairan
 Evaluasi nadi dan edem per ifer

http://slidepdf.com/reader/full/lp-nstemi-55a75016a6f72 7/8
DAFTAR PUSTAKA

Coven, D.,L. 2011. Acute Coronary Syndrome. Retrieved from


http://emedicine.medscape.com/article/1910735-overview

Hazinski M,. F. (2004).Handbook of Emergency Cardiovaskuler Care for Healthcare Providers.


AHA: USA

Joewono B,.P. (2003). Ilmu Penyakit Jantung . Airlangga University Press: Surabaya.

Kalim, H et al .(2004).Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Tanpa ST Elevasi. PERKI

Pratanu,S .(2000).Kursus EKG. PT Karya Pembina Swajaya: Surabaya

Ruhyanudin, F. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler . UMM Press: Malang.

Woods S,.L. (2005). Cardiac Nursing. 5th edition.Lippincott Williams and Walkins: USA

Sudoyo A.,W, (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke Empat-Jilid III. Universitas
Indonesia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai