Syndrome
Anna Ulfa Yana (114119006)
Yunita Rahmawati (114119512)
Outline
Definisi
Faktor risiko
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis (gejala, pemeriksaan tertentu,)
Penatalaksanaan
Tujuan terapi
Terapi Non-farmakologi/Farmakologi
Acute
Coronary
Syndrome
ACCF/AHA 2013
Etiologi
ST elevasi Infark miokard terjadi dari oklusi satu atau lebih arteri
koroner yang memasok darah ke jantung. Penyebab gangguan aliran
darah yang tiba-tiba ini biasanya dikarenakan oleh pecahnya plak,
erosi, atau diseksi arteri koroner yang mengakibatkan trombus yang
menyumbat.
Akbar H, Foth C, Kahloon RA, et al. Acute ST Elevation Myocardial Infarction. [Updated 2020 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532
Faktor Resiko
Akbar H, Foth C, Kahloon RA, et al. Acute ST Elevation Myocardial Infarction. [Updated 2020 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532281/
Patofisiologi
Mayoritas ACS disebabkan oleh oklusi arteri
coroner sekunder akibat pembentukan thrombus
diatas plak yang telah mengalami ruptur
Setelah pecah, komponen trombogenik dari plak
yang terdiri dari kolagen dan faktor jaringan
terpapar. Hal tersebut mendorong aktivasi
kaskade trombosit, yang pada akhirnya mengarah
pada pembentukan bekuan atau trombosit serta
iskemia di area miokard yang sesuai.
Pada pasien dengan UA, lesi koroner
menunjukkan stenosis yang parah atau
penyempitan tetapi dengan sedikit trombosis.
Pada pasien dengan NSTEMI, terdapat oklusi
trombotik parsial dengan atau tanpa embolisasi
distal atau stenosis berat.
Untuk STEMI, terdapat oklusi trombotik total
dan persisten
Kebanyakan infark terletak di daerah jantung
tertentu (misalnya, anterior, lateral, inferior). Koda kimble, 2013
Kondisi Klinis
Gejala khas ACS terdiri dari peningkatan frekuensi angina saat aktivitas
atau nyeri dada saat istirahat, rasa tidak nyaman pada dada yang parah,
atau peningkatan angina dengan durasi lebih dari 20 menit. Nyeri
biasanya berupa ketidaknyamanan dada anterior garis tengah yang dapat
menjalar ke lengan kiri, punggung, bahu, atau rahang dan mungkin
berhubungan dengan diaforesis, dyspnea, mual, dan muntah serta sinkop.
Pasien dengan STEMI biasanya akan mengeluhkan nyeri dada yang tidak
berhenti, sedangkan pasien dengan UA atau NSTEMI akan datang dengan
angina pada saat istirahat, angina onset baru (2 bulan atau kurang), atau
angina yang meningkat dalam frekuensi, durasi, atau intensitas.
Presentasi dapat berbeda menurut jenis kelamin dan usia. Pria umumnya
mengeluhkan nyeri dada, sedangkan wanita sering datang dengan mual
dan diaphoresis. Pasien lansia mungkin datang dengan gejala hipotensi
atau serebrovaskular daripada nyeri dada Koda kimble, 2013
Gambaran EKG sampai ke
STEMI
opPenelitian meta analysis oleh Alexandre et al (2016) dari 3 RCT metode randomized pada 17.325 pasien dengan ACS untuk
melihat resiko perdarahan mayor dan mortalitas 30 hari. Risiko perdarahan intrakranial (RR = 0,96; 95% CI: 0,71–1,31, p = 0,82) dan
mortalitas 30 hari (RR = 1,02; 95% CI: 0,9-1,15) serupa pada pasien yang diobati dengan alteplase atau tenecteplase.