PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amerika terkena beberapa penyakit jantung atau pembuluh darah. Penyakit kardivaskuler
merupakan penyebab kematian nomer satu di Amerika Serikat. Setiap tahunnya hampir hampir 1
juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskuler.Menurut Amerikan Heart Association, semakin
banyak kematian yang yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan
gabungan ketujuh penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menunjukan terjadinya satu
Penyakit kardiovaskuler juga merupakan penyebab kematian yang terutama di indonesia. Sindrom
Koroner Akut (Acute Coronary Syndrome-ACS) menyebabkan angka perawatan Rumah Sakit yang
sangat besar dalam tahun 2003 di pusat Jantung Nasional, Dan merupakan masalah utama saat ini.
IMA dengan elevasi ST (ST elevation myokardial infarction-STEMI) merupakan bagian dari spektrum
sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri dari angina pectoris tak stabil.IMA tanpa elevasi ST dan IMA
Dan di sini kita akan membahas IMA dengan Elevasi ST atau ST Elevation Myokardial Infarction.
Mulai dari apa itu STEMI,bagaimana Etiologi, patofisiologi,WOC dan lain lain sampai Asuhan
Keperawatannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Myokardinal Infarcktion-STEMI
1.2.2 Tujuan Khusus
4. Mahasiswa mampu membuwat Asuhan Keperawatan yang tepat pada pasien dengan kasus
STEMI
1.3 Manfaat
Dengan disusunya makalah ini di harapkan bisa menambah pengetahuan mahasiswa dan bisa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
Infark Miokard Akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang disebabkan tidak
adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri koroner. Sumbatan ini sebagian besar
disebabkan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian diikuti oleh terjadinya
trombopsis, vasokonstriksi, dan reaksi inflamasi. Kadang-kadang sumbatan akut ini dapat pula
Myocardial Infark adalah kematian jaringan otot myokard. Myokard Infark merupakan sumbatan
total pada arteri koronaria. Sumbatan ini mungkin kecil dan focal atau besar dan difus. Pembuluh
yang sering terkana adalah koronaris kiri, percabangan anterior kiri dan arteri circumflek.(faqih
ruhyanudin,2007)
2. ETIOLOGI
1. Coronary Arteri Disease: aterosklerosis, artritis, trauma pada koroner, penyempitan arteri
3. MANIFASTASI KLINIS
1. Nyeri dada menetap, nyeri dada bagian tengah dan epigastrium tidak hilang dengan istirahat
atau nitrat, nyeri menyebar secara luas : dapat menyebabkan aritmia, hipotensi, shock, gagal
jantung.
8. Gejala yang jarang dikeluhkan kelelahan berat, abdominal distress atau epigastrik, nafas
pendek.
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. IMA dengan elevasi ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada yang khas dan gambaran
EKG adanya elevasi ST >2mm, minimal pada 2 sadapan prekordial yang berdampingan atau ≥1mm
Gambaran EKG berubah ( di dalam 2-12 jam, tetapi ada juga sampai 72-96 jam).
2. Pemeriksaan enzim jantung, terutama troponin T yang meningkat 3-6 jam pasca serangan dan
tetap tinggi selama 14-21 hari. Kadar kardiak troponin I meningkat 14 jam pasca serangan dan tetap
3. Peningkatan kadar serum isoenzim darah : CPK (Creatine Phospokinase) meningkat dalam 2-6
jam pasca serangan dan mencapai kadar puncak pada 24 jam pertama pasca serangan kadar CPK
menurun setelah hari ke 2-3. Kadar SGOT terdeteksi setelah 8 jam serangan kadarnya meningkat
hingga 24-48 jam dan menurun pada hari 3-4. Kadar LDH meningkat pada hari ke 2-3 kemudian
normal kembali pada hari ke 5-6. Kadar CK-MB meningkat 2-3 jam pasca serangan dan mencapai
4. Radionuclide imaging-mengetahui area yang terjadi penurunan perfusi sebagai cold spot yang
5. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana IMA dengan elevasi ST saat ini mengacu pada data-data dari evidence based
berdasarkan penelitian randomized clinikal trial yang terus berkembang ataupun konsensus dari
implementasi strategi reperfusi yang mungkin dilakukan, pemberian antitrombotik dan terapi anti
Proknosis STEMI bebagian besar tergantung adanya 2 kelompok komplikasi umum yaitu: komplikasi
Sebagian besar kematian diluar rumah sakit pada STEMI disebabkan adnya fibrilasi ventrikel
mendadak. Yang sebagian besar terjadi dalam 24 jam pertama onset gejala.Dan lebih dari
separuhnya terjadi pada jam pertama, sehingga elemen utama tata laksana pra hospital pada pasien
· Segera memanggil tim medis emergensi yang dapat melekukan tindakan resusitasi
· Transportasi pasien ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas ICCU/ICU serta staf medis dokter
Keterlambatan terbanyak yang terjadi pada penanganan pasien biasanya bukan selama transportasi
ke rumah sakit, namun karena lama waktu mulai onset nyeri dada sampai keputusan pasien untuk
menerima pertolongan. Hal ini bisa ditanggulangi dengan cara edukasi kepada masyarakat oleh
TATALAKSANA UMUM
1. Oksigen
Oksigan harus diberikan pad a pasien dengan saturasi oksigen arteri <90%. Pada semua pasien STEMI
2. Nitrogliserin (NTG)
Nitrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman dengan dosis 0,4 mg dan dapat diberikan
sampai 3 dosis dengan interval 5 menit. Jika nyeri dada terus berlangsung dapat diberika NTG
intravena.
6. KOMPLIKASI
- Disfungsi Ventrikuler
Setelah STEMI, ventrikel kiri mengalami serial perubahan dalam bentuk, ukuran dan ketebalan pada
segmen yang mengalami infark dan non infark. Proses ini disebut remodeling ventrikular dan
umumnya mendahului berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hubungan bulan atau
tahun pasca infark. Segera setelah infark ventrikel kiri mengalami dilatasi.
- Gangguan Hemodinamik
Gagal pamompaan (pump failure) merupakan penyebab utama kematian utama di rumah sakit pada
STEMI. Perluasan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat gagal pompa dan
mortalitas, baik pada awal (10 hari infark) dan sesudahnya. Tanda klinis yang sering dijumpai adalah
ronki basah di paru dan bunyi jantung di s3 dan s4 gallop, pada pemeriksaan rontgen sering dijumpai
kongesti paru.
7. PATOFISIOLOGI
Stemi umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus
pada plak ateroslerosik yang sudah ada sebelumnya.stenosis arteri koroner derajat tinggi yang
berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak al
sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vaskuler,dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,hipertensi dan akumulasi lipid.
8. ASKEP TEORI
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien IMA biasanya baik atau compos mentis (CM) dan
akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perusi sistem saraf pusat.
B1 (Breathing)
Klien terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal dan mengeluh sesak napas seperti tercekik.
Dispnea kardiak biasanya ditemukan. Sesak napas terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan
oleh kenaikan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal
ini terjadi karena terdapat kegagalan peningkatan curah darah oleh ventrikel kiri pada saat
melakukan kegiatan fisik. Dispnea kardiak pada infark miokardium yang kronis dapat timbul pada
saat istirahat.
B2 (Blood)
· Inspeksi
Inspeksi adanya jaringan parut pada dada klien. Keluhan lokasi nyeri biasanya di daerah substernal
atau nyeri atas pericardium. Penyebaran nyeri dapat meluas di dada. Dapat terjadi nyeri dan
· Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill pada IMA tanpa komplikasi biasanya tidak ditemukan.
· Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup yang disebabkan IMA. Bunyi
jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya tidak ditemukan pada IMA tanpa komplikasi
· Perkusi
B3 (Brain)
Kesadaran umum klien biasanya CM. Pengkajian objektif klien, yaitu wajah meringis, menangis,
merintis, merenggang, dan menggeliat yang merupakan respons dari adanya nyeri dada akibat infark
pada miokardium. Tanda klinis lain yang ditemukan adalah takikardia, dispnea pada saat istirahat
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine dengan intake cairan klien. Oleh karena itu, perawat perlu
memonitor adanya oliguria pada klien dengan IMA karena merupakan tanda awal syok kardiogenik.
B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi abdomen ditemukan nyeri tekan pada
keempat kuadran, penurunan peristaltic usus yang merupakan tanda utama IMA.
B6 (Bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering merasa kelemahan, kelelahan, tidak
dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal olahraga teratur. perubahan postur tubuh.
Kaji higienis personal klien dengan menanyakan apakah klien mengalami kesulitan melakukan tugas
perawatan diri.
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan
kebutuhan miokardium akibat sekunder dari penurunan suplai darah ke miokardium, peningkatan
pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di dalam paru akibat sekunder dari edema paru
akut.
curah jantung.
6. Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman, atau perubahan
kesehatan.
ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik, tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
Intervensi keperawatan
Tujuan utama intervensi yang akan diberikan adalah mencegah nyeri , mengurangi risiko penurunan
pemahaman yang salah terhadap sifat dasar penyakit, penyebab, dan perawatan yang diberikan,
Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan
Criteria: secara subjektif, klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara obyektif
didapatkan tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi
intervensi Rasional
Catat karakteristk nyeri, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri
penyebaran.
Anjurkan kepada klien untuk Nyeri berat dapat menyebabkan syok kardiogenik
Berikan oksigen tambahan dengan Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk
dalam pada saat nyeri, menurunkan nyeri akibat sekunder dari iskemia
jaringan.
Ajarkan teknik distraksi pada saat Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan
vasodilatasi koroner.
tonomim, pindolol (visken), reseptor beta1 untuk pengontrol nyeri melalui efek
ke jantung.
meningkat, asupan dan keluaran sesuai, irama jantung tidak menunjukkan tanda-tanda
Intervensi Rasional
Ukur tekanan darah. Bandingkan Hipotensi dapat terjadi akibat disfungsi ventrikel,
tekanan darah kedua lengan, ukur hipertensi juga fenomena umum berhubungan
dalam keadaan berbaring, duduk, dengan nyeri cemas yang mengakibatkan terjadinya
Auskultasi dan catat terjadinya S3 berhubungan dengan gagal jantung kronis atau
Auskultasi dan catat murmur Menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung
Pantau frekuensi jantung dan irama Perubahan frekuensi dan irama jantung dapat
Berikan makanan dengan porsi Makanan dengan porsi besar dapat meningkatkan
sedikit tapi sering dan mudah kerja miokardium. Kafein dapat merangsang
frekuensi jantung.
Pantau data laboratorium enzim Enzim dapat digunakan untuk memantau perluasan
irama jantung
Kriteria evaluasi : Klien secara subjektif menyatakan bersedia dan termotivasi untuk
melakukan aturan terapeutik jangka panjang dan mau menereima perubahan pola hidup
Intervensi Rasional
Identifikasi factor yang mendukung Keluarga terdekat baik suami/isteri atau anak yang
tujuan dapat:
Pendidikan kesehatan tentang diet Konsumsi banyak makanan yang terbuat actor dari
serangan angina.
arteri koroner.
Pendidikan kesehatan tentang Jika hubungan seksual merupakan salah satu factor
Stres emosional; Serangan angina lebih sering terjadi pada klien yang