Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

Acute Anterior MCI

Daniel Amos S
Rara Naomi Noveria Tampubolon

Pembimbing : dr. Teuku Bob Haykal, SPJP


Kepaniteraan Klinik Dep.Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
MURNI TEGUH MEMORIAL HOSPITAL
PENDAHULUAN
Infark miokard dapat dibedakan
Infark miokard adalah penyebab menjadi infark miokard dengan
kematian tertinggi di dunia baik elevasi gelombang ST (STEMI)
dan infark miokard tanpa elevasi
pada pria ataupun wanita di seluruh gelombang ST (NSTEMI)
dunia. Infark miokard adalah
kematian sel miokard akibat iskemia
yang berkepanjangan
Penyakit kardiovaskuler di
Amerika Serikat pada tahun 2005,
151.000 kematian akibat infark
World Health Organization (WHO) miokard. Indonesia terdiagnosis
menyatakan bahwa pada tahun 2012 penyakit jantung koroner
penyakit kardiovaskuler lebih banyak menurut DepKes pada tahun
menyebabkan kematian dari pada 2013. Prevalensi infark miokard
penyakit lainnya akut dengan ST-elevasi saat ini
meningkat dari 25% ke 40%.
Tinjauan pustaka
Definisi
Sindroma koroner akut dengan elevasi segment ST atau disebut
juga STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction) adalah oklusi koroner
akut dengan iskemia miokard berkepanjangan yang pada
akhirnya akan menyebabkan kematian miosit kardiak.Dermatitis
ETIOLOGI
1. Infark miokard tipe 1
2. Infark miokard tipe 2
3. Infark miokard tipe 3
4. a. Infark miokard tipe 4a
b. infark miokard tipe 4b
5. Infark miokard tipe 5
Patofisiologi
Tanda Dan Gejala
1. Nyeri
2. Laboratorium
3. EKG
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
2. Darah Rutin
3. Enzim Jantung
4. Kolesterol dan Trigliserida serum
5. Echokardigram
6. Angiografi Coroner
Diagnosis
1. Adanya nyeri dada
2. Perubahan EKG
3. Laboratorium : Enzim Jantung
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana Awal :
Sebagian besar kematian di luar RS pada
STEMI disebabkan adanya fibrilasi ventrikel
mendadak, yang sebagian besar terjadi dala
24 jam pertama onset gejala. Dan lebih dari
separuhnya terjadi pada jam pertama.
2. Tatalaksana Umum
KOMPLIKASI
Kelas Definisi Proporsi Pasien Mortalitas

I Tidak ada tanda gagal jantung 40-50% 6


kongestif

II + S3 dan/atau ronki basah di basal 30-40% 17


paru

III Edema paru akut 10-15% 30-40

IV Syok Kardiogenik 5-10% 60-80


BAB III.
STATUS PASIEN
EKG
Interpretasi :
 Ritme : Sinus Rhythm
 Rate : HR 66x/menit
 Axis : Left Axis Deviation
 Gelombang P : Normal (0,08-0,10 detik)
 Interval PR : Normal (0,12 detik)
 Kompleks QRS : Normal (0,08-0,10 detik), Q
Patologis di Lead II, III, aVF
 Interval ST : ST- Elevasi di Lead V2 – V5

Kesan : Akut STEMI Anterior dan Old Infark Miokard di Inferior


Angiografi Coroner
KESIMPULAN ANGIOGRAFI CORONER : CAD 1 VD ( 1 Vessel Desease)

DIAGNOSIS KERJA :
STEMI anterior
PENATALAKSANAAN :
Awal masuk rumah sakit : Loading dose Aspilet 160 mg,
Plavix 300 mg, Lipitor 40 mg. DRIP Fentanyl 1 Ampul +
Midazolam 10 mg dalam 50 cc NaCl -> 2 cc/ jam. Pasien
puasa menunggu PCI.
IVFD NaCl 0,9% : 10 gtt/i
Pro Primary PCI ke Cath Lab

EDUKASI
Konsumsi obat jantung teratur
Kontrol rutin
Kendalikan faktor risiko
BAB IV
PEMBAHASAN

Miokard infark merupakan kematian jaringan


miokard yang diakibatkan penurunan secara tiba-
tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau
terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara
tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang
cukup.
Sindroma koroner akut dengan elevasi segment ST atau
disebut juga STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction)
adalah oklusi koroner akut dengan iskemia
miokard berkepanjangan yang pada akhirnya akan
menyebabkan kematian miosit kardiak.
Gejala klinis Infark Myokard akut adalah:

• Nyeri dada yang berupa rasa tertekan/berat daerah


retrosternal , menjalar ke lengan kiri, leher rahang, bahu,
atau epigastrium.
• Keluhan persisten > 20 menit
• Mual muntah, sesak nafas, sinkop, diaphoresis
Pasien ini di diagnosis Infark Miokard Akut dikarenakan :
• Dari hasil anamesis adalah nyeri dada seperti tertimpa
tembus sampai bagian belakang yang terjadi secara tiba-tiba.
Pasien merasakan dadanya seperti tertimpa, nyeri menjalar
kebelakang , dan menjalar ke leher. Durasi serangan lebih dari
20 menit. Selama serangan berlangsung pasien mengalami
keringat dingin (+), sakit kepala (+), Mual (+), muntah (-), Nyeri
dada tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan tidak berkurang
dengan istirahat. Os merasa sesak nafas saat serangan.
Pingsan (-). Riwayat merokok (+) sebanyak 1 bungkus per hari
sejak pasien masih lajang.
• Dari hasil pemeriksaan Laboratorium pada pasien ini diperiksa
darah rutin, gula darah sewaktu status elektrolit, tes fungsi ginjal.
Leukosit 12,4 x 106/mm3 (berhubungan dengan proses inflamasi)
KGD ad random: 158 mg/dL (Meningkat, menunjukkan
arteriosclerosis sebagai penyebab AMI)
• Dari hasil pemeriksaan EKG didapati Left Axis Deviation, Q
Patologis di Lead II-III, aVF, ST- Elevasi di Lead V2 – V5
• Dari hasil pemeriksaan Angiografi Coronary LAD: Stenosis 100%

Diagnosa pasien sekarang adalah Akut Anterior MCI dengan Primary


PCI dengan LAD Stenosis 100% .
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien Akut
Anterior MCI meliputi :
 Primary PCI
 Fibronilitik/ Trombolitik
 Antokoagulant
 Nitroglicerin
 Anti statin
 Morphin
 Oksigen
Pada pasien ini kami memberikan tatalaksana:
 Awal masuk rumah sakit : Loading dose Aspilet 160 mg,
Plavix 300 mg, Lipitor 40 mg. DRIP Fentanyl 1 Ampul +
Midazolam 10 mg dalam 50 cc NaCl -> 2 cc/ jam. Pasien
puasa menunggu PCI.
 IVFD NaCl 0,9% : 10 gtt/i
 Pro Primary PCI ke Cath Lab
LETAK lokasi berdasarkan EKG

1. V1-V4 : Anterior (Kelainan Kasus)

2. V5-V6, I, AVL : Lateral

3. II,III,aVF : Inferior

4. V7-V9 : Posterior

5. V3R, V4R : Ventrikel kanan


Post Primer PCI 1 stant di LAD ec LAD ec CAD 1 VD

Angioplasty Artery Koroner Kiri dengan hasil :


LAD : PCI dengan stent Combo 3,0 x 33 mm di proksimal
Kesimpulan : PCI Baik
Penatalaksanaan Post Primary PCI
1. Platogrix 1 x 75 mg
2. Aspilet 2x80 mg
3. Simvastatin 2 x 20 mg
4. Concor 2 x 1,25
5. Kalipar 1 x 300 mg
6. Furosemid 20 mg/24 jam

Sesuai dengan teori selesai Post Primary PCI pasien harus


mengkonsumsi 2 Antiplatelet + 1 Anticoagulant selama 12 bulan.
Setelah itu pasien hanya mengkonsumsi 1 obat Antiplatelet seumur
hidup.
EDUKASI:
 Olahraga minimal 4 kali dalam seminggu
 Makan daging boleh dengan kalori 100 mg/ hari minimal
2 kali seminggu
 Makan kuning telur kuning 2 kali seminggu.
 Rajin Kontrol,dan makan obat seumur hidup
KESIMPULAN
1. Miokard infrak merupakan kematian jaringan miokard yang
diakibatkan penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke
jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba
tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.
2. Infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari gejala, kelainan gambaran
EKG seperti ST-Elevasi, dan peningkatan enzim jantung yaitu CKMB dan
Troponin T. Infark miokard dapat dibedakan menjadi infark miokard
dengan elevasi gelombang ST (STEMI) dan infark miokard tanpa elevasi
gelombang ST (NSTEMI).
3. Gejala klinis Infark Myokard akut adalah: Nyeri dada yang berupa rasa
tertekan/berat daerah retrosternal , menjalar ke lengan kiri, leher rahang,
bahu, atau epigastrium.Keluhan persisten > 20 menit, Mual muntah, sesak
nafas, sinkop, diaphoresis.
4. Untuk membantu penegakan diagnosa IMA dilakukan dengan
anamnese dan pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang
seperti EKG, Ekokardografi dan Laboratorium.
5. Penatalaksanaan pada STEMI IMA, dilakukan Primary PCI (
Pemasangan stent pada Vascular yang Stenosis) atau
Fibrinolitik ( Penangan awal sebelum tindakan PCI).
6. Pasien yang sudah melakukan PCI harus makan obat seumur
hidup (CPG atau Aspirin), sering kontrol ke dokter spesialis
Jantung dan menjaga pola makan, olahraga minimal 4x dalam
seminggu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kinnaird Tim, Medic Goran, et al., 2013. Relative Efficacy of Bivalirudin Versus
Heparin Monotherapy In Patients with ST-Segment Elevation Myocardial Infarction Treated with Primary Percutaneous Coronary
Intervention: A Network Meta-Analysis. Journal of Blood Medicine. 4 : 129-40
1. Tabriz A. A., Sohrabi M. Z., et al., 2012. Factors Associated with Delay in Thrombolytic Theraphy in Patients with ST-Elevation
Myocardial Infarction. Journal of Tehran University Heart Center.2(7) : 65-71.
2. Sungkar A, Sindroma Koroner Akut dengan elevasi segmen ST (STEMI ACS).
3. Alwi I., 2009. Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST, dalam: Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Penyakit Dalam Jilid II. Sudoyo A. W,
Setryohadi B, Alwi I,Simadibrata M, Setiati S. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing pp. 1741-54.
4. Perhimpunanan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana Sindrome Koroner Akut. 2015. Edisi Ketiga.
5. Antman EM, Braundwald E. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th ed.
New South Wales : McGraw Hill; 2010. Chapter 239, ST-SegmentElevation Myocardial Infarction; p.1532-41.
6. Li Yulong, Rukshin Iris, et al., 2014. The Impact of the 2008-2009 Economic Recession on Acute Myocardial Infarction Occurrences in
Various Socioeconomic Areas of Raritan Bay Region, New Jersey. Journal of Medical Sciences. 6(5) : 215-18
7. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Diakses tanggal 23 April 2014 http://www.rikesdas2013.pdf
8. Fenton, D.E., 2009. Myocardial Infarction. Available from: http: // emedicine. medscape.com/article/759321-overview (Diakses 25
November 2014)
9. Santoso M, Setiawan T. 2005. Penyakit Jantung Koroner. Cermin Dunia Kedokteran. Available from: http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/
CDK /article/ view/2860 (Diakses 8 Desember 2014)
10. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2010.1741-1754
11. Christoper, D. Penyakit Jantung Koroner (P,Christine,Trans,1ed)Jakarta;Dian Rakyat.2003;2915.
12. Price, Sylvia. Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 6 vol 1.Jakarta : EGC.2005;579-585
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai