NSTEMI
Konsep Teori
Sindrom Koroner Akut (SKA) yang biasa dikenal dengan penyakit jantung
koroner adalah suatu kegawatdaruratan pembuluh darah koroner yang terdiri dari
ST (ST Elevation Myocard Infark/ STEMI), infark miokard akut tanpa elevasi
akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak
yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos
yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol
dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat
imflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi , dan IL-6.
dengan derajat lebih kecil, biasanya terbatas pada subendokardium. Keadaan ini
penanda nekrosis.
a) Faktor resiko
Umur
tahun).
Hereditas
c) Faktor penyebab
No
Penyebab ST/Nstemi
.
a. Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa
c. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung akut.
d. Bisa atipik:
i. Disfungsi ventrikuler
ukuran, dan ketebalan pada segmen yang mengalami infark dan non infark. Proses
jantung secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun pasca infark.
rumah sakit pada STEMI. Perluasaan nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang
baik dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas, baik pada awal ( 10 hari infark )
dan sesudahnya. Tanda klinis yang sering dijumpai adalah ronkhi basah di paru
dan bunyi jantung S3 dan S4 gallop. Pada pemeriksaan rontgen dijumpai kongesti
paru.
v. Perluasan IM
vii. Perikardiatis
viii. Ruptur
pemeriksaan koagulasi.
mendapatkan ada tidaknya elevasi segmen ST. Troponin T/I diukur saat masuk,
jika normal diulang 6-12 jam kemudian. Enzim CK dan CKMB diperiksa pada
pasien dengan onset < 6 jam dan pada pasien pasca infark < 2minggu dengan
3. Tablet nitrat 5mg sublingual (dapat diualang 3x) lalu per drip bila masih nyeri
dada.
1. Biomarker Jantung:
aktin.
2. Area Gangguan
a. Fraksi Ejeksi
diastolik. Nilai normal > 50%. Dan apabila < dari 50% fraksi ejeksi
tidak normal.
A. Pengkajian
Keadaan umum
atau compos mentis (CM) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang
B1 (Breathing)
Klien terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal dan mengeluh sesak
Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan peningkatan curah darah oleh
ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Dispnea kardiak pada
B2 (Blood)
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
B3 (Brain)
merupakan respons dari adanya nyeri dada akibat infark pada miokardium.
Tanda klinis lain yang ditemukan adalah takikardia, dispnea pada saat
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine dengan intake cairan klien. Oleh karena
itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria pada klien dengan IMA
B5 (Bowel)
kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil
Mampu mengontrol
nyeri
berkurang
Menyatakan rasa
berkurang
Intoleransi aktifitas
Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Masalah Kolaborasi
ketidaknyamanan tepat.
diinginkan
beraktivitas
dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. alih bahasa Made Sumarwati, Dwi Widiarti,
pertama. Jakarta: Bidang Diklat Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Smeltzer. C.S & Bare.B (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Suyono, S et al. (2003). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ketiga.
Oleh:
Lutfiatun Nisa
NIM. P1337420115001
JURUSAN KEPERAWATAN
2018