Etiologi
Reduksi suplai oksigen dan/atau peningkatan kebutuhan oksigen pada myocardium. Cth : Plak
atherosklerosis
Faktor risiko
Faktor risiko mayor :
a. Merokok -> Zat2 berbahaya pada rokok menciptakan disfungsi endotel kronis yang akan memicu
pembentukan atherosklerosis
b. Hypertensi -> Pembuluh darah pada orang hipertensi (vasokontriksi) memicu pembentukan plak
atherosklerosis
c. DM -> Kadar gula darah yang tinggi memicu proses radikal bebas pada endotel pembuluh darah
d. Dyslipidemia -> LDL adalah komponen utama pembentukan plak atherosklerosis
e. Riwayat Keluarga derajat 1 (Saudara, ayah, ibu) penyakit jantung koroner premature (Pria <55
tahun , wanita <65tahun)
Diagnosis
a. Gejala ischemic (chest pain yang menyebar ke leher, bahu kiri, dan/atau lengan kiri > 20 menit,
Gejala tidak membaik dengan pemberi Nitroglyserin)
b. Perubahan pada ECG (Elevasi segmen ST pada 2 lead yang berdekatan
c. Peningkatan serum cardiac marker (CK-MB dan troponin)
Coronary angiography, special x ray ke jantung dengan masukin pewarna agar bisa kelihatan
pembuluh darah , dilakukan setelah dipasang cardiac catheterization
Dengan melihat lead yang memiliki kelainan pada segmen ST (Elevasi) kita dapat menentukan lokasi
infark (Tidak 100% akurat karena setiap manusia memiliki variasi anatomi) :
Treatment and management
STEMI adalah kasus emergensi. Jika sudah menegakkan diagnosis STEMI :
a. Pasien harus segera dirujuk pada layanan yang dapat melakukan terapi reperfusi dan dapat
menginisiasi PCI (Percutaneous Coronary Intervention) dalam waktu 90 menit
b. Jika pasien tidak bisa mendapat PCI , pasien diberikan fibrinolitik (Alteplase, Streptokinase) dan
pasien tidak memiliki kontraindikasi menggunakan fibrinolitik
c. Setelah tindakan pasien diberi obat2 anti koagulan :
*PCI lebih baik dibandingkan terapi fibrinolysis
Prognosis
Untuk mengetahui persentasi mortalitas pasien setelah mengalami STEMI dalam waktu 1 bulan (30-
day s mortality)
Keterangan :
(Jumlah faktor risiko = Persentase mortalitas dalam 30 hari)
a. 0 = 0.8%
b. 1 = 1.6%
c. 2 = 2.2%
d. 3 = 4.4%
e. 4 = 7.3%
f. 5 = 12.4%
g. 6 = 16.1%
h. 7 = 23.4%
i. 8 = 26.8%
j. 9-16 = 35.9%
Sumber
a. Avogaro A. Albiero M. Menegazoo L. Kreutzenberg SD. Fadini GP. Endothelial Dysfunction in
Diabetes: The role of reparatory mechanisms. Diabetes care Vol 34 no Supplement 2 s285-s290.
b. Loscalzo J. 2012. Harrison’s Cardiovascular medicine 2nd edition. New York : McGraw-Hill
c. Fischer C. 2013. Master the boards USMLE ® Step 2 CK TARGETTED REVIEW IN FULL
COLLOR. New York : Kaplan
d. Irmalita. Juzar DA. Andrianto. Setianto BY. Tobling DPL. Firman D. Firdaus I. 2015. Pedoman
tatalaksana sindrom koroner akut. 2015. Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia
e. Amsterdam EA, Wenger NK, Brindis RG, Casey Jr DE, Ganiats TG, Holmes Jr DR, Jaffe AS, Jneid H,
Kelly RF, Kontos MC, Levine GN, Liebson PR, Mukherjee D, Peterson ED, Sabatine MS, Smalling RW,
Zieman SJ, 2014 AHA/ACC Guideline for the Management of Patients With Non–ST-Elevation Acute
Coronary Syndromes, Journal of the American College of Cardiology(2014), doi:
10.1016/j.jacc.2014.09.017
f. O’Gara PT. Kushner FG/ Ascheim DD. Casey DE. Chung MK. Lemos JAD. ACCF/AHA Guideline for
the Management of ST-Elevation Myocardial nfarction. 2013. J Am Coll Cardiol ; 61(4)e78-e140.
g. Morrow DA. [Online] [Diakses 30 November 2015] dari : http://www.mdcalc.com/timi-risk-score-
for-stemi