Anda di halaman 1dari 14

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BELAJAR KMB SISTEM CARDIOVASKULER

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHF

NAMA:

NPM:

No Komponen Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf


Pencapaian Mahasisw Perceptor Perceptor
a Klinik Akademik
1. Asuhan keperawatan pada pasien CHF. Konsep dasar asuhan Keperawatan
A. Pengertian 1. Anamnesis
Congestive Heart Failure (CHF) Anamnesis pada penderita chf sangat penting, berguna
adalah suatu kondisi dimana jantung untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan
mengalami kegagalan dalam untuk menyusun strategi penatalaksaan. Gejala dari chf
memompa darah guna mencukupi sangat bervariasi.
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien Gagal jantung umumnya diklasifikasi tersgantung pada
dan oksigen secara adekuat. Hal ini patologi dasar. Beberapa klasifikasi gagal jantung
mengakibatkan peregangan ruang mencakup gagal sistolik versus diastolic, gagal sebelah kiri
jantung (dilatasi) guna menampung versus kanan, gagal curah tinggi versus curah rendah, dan
darah lebih banyak untuk dipompakan gagal akut versus kronik (LeMone, Priscilla,dkk , 2012).
ke seluruh tubuh atau mengakibatkan
otot jantung kaku dan menebal. A. Pengkajian
(Amin Huda Nurarif, et al 2015). 1. Wawancara / Keluhan :
Gagal jantung (GJ) adalah sindrom a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat)
klinis (sekumpulan tanda dan gejala), b. Palpitasi atau berdebar-debar
ditandai oleh sesak napas dan fatik c. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) atau
(saat istirahat atau saat aktivitas) yang orthopnea, sesak
disebabkan oleh kelainan struktur atau napas saat beraktivitas, batuk (hemaptoe), tidur
fungsi jantung. (Siti Setiati, et al harus pakai bantal lebih dari dua buah bantal
2015). d. Tidak nafsu makan, mual, muntah.
B. Etiologi e. Letargi (kelesuhan) atau fatigue (kelelahan)
1. Penyakit arteri coroner f. Insomnia
2. Infark miokard g. Kaki bengkak dan berat badan bertambah
3. Kardiomipati h. Jumlah urine menurun
4. Hipertensi i. Serangan timbulmendadak/sering kambuh
5. Penyakit katup jantung
2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark
C. Manifestasi Klinis miokard kronis, diabetes mellitus, bedah jantung atau
distrimia
Manifestasi Secara Umum: 3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan,
a. Dispnea yang disebabkan oleh alcohol
kongesti pulmoner. 4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan
b. Ortopnea karena darah di fungsi jantung, steroid, jumlah cairan per-IV, alergi
distribusikan kembali dari tungkai terhadap obat tertentu
ke dalam sirkulasi sentral ketika 5. Pola eliminasi urine: oliguria, nokturia
pasien berbaring pada malam hari. 6. Merokok : perokok, cara/jumlah batang perhari, jangka
c. Sianosis akibat kerusakan waktu
petukaran gas. 7. Postur, kegelisahan, kecemasan
d. Dispnea nokturnal paroksimal 8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma atau
akibat reabsorpsi cairan intertisial COPD yang merupakan faktor pencetus peningkatan
ketika pasien terbaring dan kerja jantung dan mempercepat perkembang CHF
penurunan stimulasi saraf
simpatik pada saat pasien tidur. 2. Temuan pemeriksaan fisik (Yasmara dkk, 2016).
e. Keletihan yang berkaitan dengan Inspeksi
penurunan oksigenasi dan  Batuk bersputum
ketidakmampuan untuk
 Sianosis pada bibir dan dasar kuku
meningkatkan curah jantung
 Kulit pucat, dingin dan basah
sebagai respons penurunan
 Diaforesis (keringat berlebihan)
toleransi terhadap aktivitas fisik.
f. Batuk non produktif yang  Distensi vena jugularis (JVP tampak hingga
berkaitan dengan kongesti setinggi leher)
pulmoner.  Penurunan haluaran urine
g. Bunyi rhonki atau krekles akibat  Penurunan oksimetri nadi
kongesti pulmoner.
h. Hemoptisis akibat perdarahan Auskultasi
vena pada sistem bronkial yang
 Bunyi jantung S3 dan S4
disebabkan oleh distensi darah
 Crackles lembap dan bibasilar, ronki dan mengi
vena.
ekspiratori
i. Iktus kordis yang bergeser ke
linea aksilaris anterior kiri akibat  Takikardia (detak jantung diatas normal >100
hipertrofi ventrikel kiri. x/menit)
j. Takikardia akibat stimulasi saraf Palpasi
simpatik .
k. Bunyi Gallop S3 yang disebabkan  Pulsusalternans (pergantian antara denyut nadi kuat
oleh pengisian ventrikel yang dan denyut nadi lemah)
cepat.  Hepatomegali (pembesaran organ hati) dan
l. Bunyi S4 yang terjadi karena kemungkinan splenomegali (pembesaran organ
kontraksi atrium melawan limpa)
ventrikel yang sudah tidak lentur  Penurunan tekanan nadi
lagi.  Edema perifer
m. Kulit yang pucat, dingin akibat
vasokontriksi. Perkusi
n. Gelisah dan kebingungan akibat
penurunan curah jantung.  Asites (cairan di rongga perut
o. Distensi vena jugularis yang
mengalami elevasi karena 3. Pemeriksaan Penunjang:
kongesti darah vena. ( Gray, 2002)
p. Refleks hepatojugular yang positif  Radiografi toraks : menunjukkan ada atau tidaknya
dan hepatomegali gejala ini terjadi kardiomegali
sekunder karena kongesti vena.  Elektrokardiografi (EKG) : memperlihatkan seberapa
q. Nyeri abdomen kuardan kanan abnormalitas pada sebagian besar pasien (80-90%)
atas karena kongesti hati. termasuk gelombang Q, perubahn ST-T, hipertrofi
r. Anoreksia, rasa penuh, dan nausea
yang dapat disebabkan oleh LV, gangguan konduksi, aritma.
kongesti hati dan usus.  Ekokardiografi : dimensi ruang jantung, fungsi
s. Nokturia karena cairan di ventrikel (sistolik dan distolik), dan abnormalitas
distribusikan kembali pada malam gerakan dinding dapat dinilai, dan penyakit katup
hari dan di absorpsi kembali. jantung dapat disingkirkan.
t. Peningkatan berat badan karena  Pemantauan tekanan arteri pulmonal yang
retensi natrium dan air. menunjukan peningkatan arteri pulmonal, tekanan baji
u. Edema jaringan perifer yang arteri pulmoner, tekanan akhir diastole, ventrikel kiri
berkaitan dengan volume cairan pada gagal jantung kiri dan peningkatan atrium kanan
yang berlebihan. atau vena sentral pada gagal jantung kanan
v. Asites atau edema anasarka yang  Tes darah: CK,CKMB, Tromponin T, Ureum
disebutkan oleh retensi cairan. kreatinin, cek elektrolit, fungsi tiroid, SGOT, SGPT,
(Hartono, Andry., 2011). BNP atau NT pro BNP
 Pencitraan radionuklida (setiap isotop radioaktif dari
D. Komplikasi setiap unsur)
1. Peningkatan kebutuhna oksigen  Tes latihan fisik
miokardium
2. Terbatas oleh peregangan 2. Penatalaksanaan gagal jantung: (Nasution, 2015)
berlebihan. a. Terapi non farmakologi
3. Takikardia dengan penurunan Terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan
waktu pengisian dan penurunan gaya hidup, monitoring dan kontrol faktor risiko
CO. b. Terapi Farmakologi
4. Peningkatan resistensi vascular. Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan
5. Peningkatan kerja miokardium dan diuretik, Angiotensin Converting Enzym Inhibitor
kebutuhan O2. (ACEI), beta bloker, Angiotensin Receptor Bloker
6. Vasokontriksi ginjal dan penurunan (ARB), glikosida jantung, vasodilator, agonis beta, serta
perfusi ginjal bipiridin.
7. Peningkatan preload, afterload dan
retensi cairan. 3. Diagnosa Keperawatan
8. Kongesti paru a. Pennurunan curah jantung berhubungan dengan
9. Gagal ginjal
10. Metabolisme anaerob dan asidodsi perubahan afterload, perubahan frekuensi, irama
laktat jantung, perubahahan kontraktilitas
11. Pelebaran selular (defekvalvula/katup dan aneurisme ventrikel)
b. Intolerasnsi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup
kurang gerak, kelamahan umum, dan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
kelebihan asupan natrium, penurunan mekanisme
regulator dan retensi natrium dan air.
d. Gangguan pertukaran gas nerhubungan dengan
perubahan membrane alveolar kapiler seperti
pengumpulan cairan dan perpindahan cairan ke
interstitial.
e. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit fisik
kronis, perubahan kemampuan untuk melanjutkan
aktivitas sebelumnya
f. Risiko kerusakan integritas kulit
g. Ketidakefektivatan magement kesehatan berhubungan
dengan defisiensi pengetahuan, kesulitan ekonomi,
kompleksitas regiment terapeutik, persepsi keseriusan
dan kerentanan.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Paraf
Hasil
1. Pennurunan curah jantung Kriteria Hasil: Independen
berhubungan dengan Klien mengalami 1. Kaji toleransi aktivitas dengan memerhatikan adanya nafas
perubahan afterload, peningkatan curah jantung p[endek, nyeri, palpitasi atau limbung
perubahan frekuensi, irama yang dibuktikan dengan 2. Pantau tekanan darah
jantung, perubahahan irama jantung regular, 3. Pantau tanda adnya kelebihan cairan; edema dan kenaikan berat
kontraktilitas (defekvalvula / denyut jantung, tekanan badan
katup dan aneurisme ventrikel) darah, pernapasan, keluaran 4. Catat bunyi jantung
Ditandai dengan: urine. 5. Palpasi nadi perifer
Data Mayor: 6. Inspeksi kulit: pucat dan sianosis
DS: 7. Pantau haluaran urine: penururnan haluaran urine, warna urine
1. Klien mengeluh dadanya 8. Tinggikan tungkai dalam posisi trendelembug
berdebar - debar 9. Dorong latiihan aktif dan pasif
2. Klien mengeluh mudah Lelah 10. Anjurkan klien untuk tidak mengedan selama defekasi
3. Klien mengeluh sesak
4. Klien mengeluh sesak pada Kolaboratif:
malam hari dan batuk 1. Berikan oksigen tambahan, jika diindikasikan
2. Beri medikasi sesuai indikasi, mis. Diuretic loop, tiazid, inhibitor
ACE, vasodilator, arteriodilator, kombinasi obat – obatan, beta
DO: bloker, dan agens inotropic
1. Perubahan irama jantung:
bradikardia/takikardia, EKG
aritmia
2. Perubahan preload: Edema,
distensi vena jugularis, CVP
meningkat atau menurun
3. Perubahan afterload: Tekanan
darah meningkat, nadi perifer
lemah, CRT >3 detik, oliguria,
sianosis
4. Perubahan kontraktilitas:
Terdengar S3 & S4
Data Minor:
DS:
1. Klien mengeluh Cemas
DO:
1. Murmur jantung
2. Berat badan bertambah
3. PAWP menurun
4. PVR meningkat/menurun
5. SVR meningkat/menurun
6. Hepatomegaly
7. CI menurun
8. LVSWI menurun
2. Intoleransi Aktivitas Kriteria Hasil: Independent
Berhubungan dengan gaya hidup 1. Klien mampu 1. Pantau tanda – tanda vital sebelum, selama dan setelah aktivitas,
kurang gerak, kelamahan umum, berpartisipasi dalam hentikan aktivitas jika tanda – tanda vital tidak dalam rentang
dan ketidakseimbangan antara aktivitas yang normal.
suplai dan kebutuhan oksigen diinginkan, memenuhi 2. Pantau respon kardio repiratori terhadap aktivitas (takidia,
Data Mayor: kebutuhan perawatan disritmia, dipsneu, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik dan
Ds: Klien Mengeluh Lelah diri sendiri. frekuensi pernafasan)
DO: Frekuensi jantung meningkat 2. Klien mampu mencapai 3. Kaji tingkat keletihan, penyebab keletihan, evaluasi pencetus,
>20% dari kondisi istirahat peningkatan yang dapat mis. Terapi gagal jantung, nyeri, kakheksia, anemia, dan depresi
Data Minor: diukur dalam hal 4. Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas
Ds: toleransi aktivitas yang 5. Bantu klien dalam aktivitas perawatan diri.
1. Klien mengeluh sesak dibuktikian dengan
saat/setelah aktivitas penurunan keletihan,
2. Klien mengeluh tidak nyaman kelemahan dan tanda
setelah beraktivitas vital berada dalam batas Kolaboratif:
3. Klien mengeluh Lemah normal. 1. Implementasikan program rehabilitasi jantung dan aktivitas secara
DO: bertahap
1. Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat
2. EKG aritmia saat/setelah
aktivitas
3. EKG iskemia
4. Sianosis
3. Kelebihan volume cairan Kriteria Hasil: Independent:
berhubungan dengan kelebihan Klien akan menunjukkan 1. Pantau tekanan darah, dan tekanan vena sentral atau cvp (jika
asupan natrium, penurunan keseimbangan cairan yang tersedia)
mekanisme regulator dan adekuat. 2. Pantau haluaran urine, perhatikan jumlah dan warna serta pukul
retensi natrium dan air. berapa diuresis terjadi
DS: 3. Pantau keseimbangan asupan dan haluaran dan keseimbangan
1. Kien mengeluh cemas selama 24 jam
2. Klien mengeluh sesak 4. Posisikan semifowler selama fase akut
3. Klien mengeluh Gelisah 5. Timbang berat badan setiap hari
DO: 6. Kaji distensi pembulu darah perifer
1. Suara nafas tidak normal 7. Kaji bising usus. Perhatikan keluhan anoreksia, mual, distensi
(rale/crackle) abdomen dan konstipasi
2. Anasarka 8. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan penurunan bunyi nafas, dan
3. Ansietas bunyi nafas tambahan, serta perhatikan terjadinya peningkatan
4. Azotemia dipsneu, takipnue, ortopnea, dipsneu noktural, paroksimal dan
5. Perubahan teknan darah batuk persisten
6. Perubahan status mental 9. Ukur lingkar abdomen dan palpasi abdomen. Perhatikan laporan
7. Perubahan pola pernapasan nyeri atau nyeri tekan di kuadran kanan atas
8. Perubahan Hb dan Ht 10. Anjurkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering dan mudah
9. Edema dicerna
10. Ketidakseimbangan Kolaboratif:
elektrolit 1. Beri medikasi sesuai indikasi, mis. Diueretik, tiazid, penyimpan
11. Peningkatan tekanan vena kalium, dan suplemen kalium
sentral 2. Konsultasikan dengan ahli gizi dalam pemberian diit dengan
12. Asupan melebihi haluaran kandungan proteun yang adekuat dan pembatasan natrium.
13. Distensi vena jugularis 3. Pantau hasil darah lengkap dan elektrolit terutama kalium dan
14. Oliguria natrium.
15. Ortopnea
16. Efusi pleura
17. Reflex hepatojugularis
positif
18. Perubahan tekanan arteri
pulmonal
19. Kongesti paru
20. Gelisah
21. Bunyi jantung S3
22. Perubahan berat jenis urine
23. Kenaikan berat badan dalam
periode singkat
4. Gangguan pertukaran gas Kriteria Hasil: Independent:
berhubungan dengan 1. Menunjukan ventilasi 1. Kaji suara paru (crickles dan mengi), frekuensi nafas, kedalaman
perubahan membrane alveolar dan oksigenasi jaringan dan usaha nafas dan produksi sputum sebagai indicator
kapiler seperti pengumpulan yang adekuat demgan keefektifan
cairan dan perpindahan cairan nilai analisis gas darah 2. Pantau saturasi oksigen dengan oksimetri nadi
ke interstitial. (AGD) dan oksimetri 3. Pantau hasil gas darah (kadar PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi
Data Manyor: berada dalam kisaran menunjukkan perburukan pernafasan)
DS: klien mengeluh sesak normal klien dan bebas 4. Pantau kadar elektrolit
DO: dari gejala distress 5. Pantau status mental (tingkat kesadaran, gelisah dan konfusi)
1. PCO2 meningkat/menurun pernafasan. 6. Observasi adanya sianosis terutama pada mukosa mulut
2. PO2 menurun 2. Berpartisipasi dalam 7. Pantau adanya edema perifer, distensi vena jugularis dan bunyi
3. Takikardia regimen terapi dalam jantung pada S3 dan S4
4. pH arteri meningkat / tingkat kemampuan dan 8. Instruksikan klien batuk efektif dan nafas dalam
menurun situasi. 9. Anjurkan klien dalam posisi semifowler dan anjurkan untuk
5. bunyi nafas tambahan melakukan perubahan posisi

Data Minor: Kolaboratif:


DS: 1. Pantau dan buat grafik AGD secara berkala dan oksimetri nadi
1. klien mengeluh pusing 2. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
2. klien mengeluh penglihatan 3. Berikan obat antiaritmia jika diperlukan
kabur
DO:
1. Sianosis
2. Diaforesis
3. Gelisiah
4. Nafas cuping hidung
5. Pola nafas abnormal
6. Warna kulit pucat
7. Kesadaran menurun
5. Nyeri kronis berhubungan Kriteria Hasil: Independent:
dengan penyakit fisik kronis 1. Klien mampu 1. Kaji PQRST nyeri
atau kondisi fisik kronis, mengungkapkan 2. Catat kondisi penyerta
perubahan kemampuan untuk peredaan atau 3. Kaji efek nyeri seperti in aktivitas fisik, keletihan berat, kesulitan
melanjutkan aktivitas pengendalian nyeri tidur dan depresi
sebelumnya 2. Klien mampu
mendemostrasikan Kolaboratif:
Data Mayor: modifikasi perilaku, 1. Bantu terapi kondisi pokok atau kondisi penyerta
DS: gaya hidup dan 2. Berikan analgetik sesuai dengan indikasi
1. Klien mengeluh nyeri mengungkapkan
2. Klien Merasa depresi intervensi terapeutik
DO: yang benar
1. Tampak meringis
2. Gelisah
3. Tidak mampu menuntaskan
aktivitas
Data Minor:
DS:
1. Klien mengatakan takut
mengalami cedera berulang
DO:
1. Bersikap menghindari nyeri
2. Waspada
3. Pola tidur berubah
4. Anoreksia
5. Focus menyempit
6. Berfokus pada diri sendiri
6. Risiko kerusakan integritas Kriteria Hasil: Independent:
kulit berhubungan dengan 1. Klien mampu 1. Inspeksi kulit, perhatikan tonjolan tulang, keberadaan edema dan
gangguan sirkulasi mempertahankan perubahan sirkulasi dan pigmentasi
integritas kulit 2. Beri massage lembut pada area yang memerah
Data Mayor 2. Klien mampu 3. Bantu klien untuk melakukan ROM aktif dan pasif
DS: - mendemostrasikan 4. Beri perawatan kulit: meminimalkan kontak dengan kelembapan
DO: perilaku atau teknik dan ekresi
1. Kerusakan jaringan / lapisan untuk mencegah 5. Hindari rute intramuscular untuk pemberian medikasi
kulit kerusakan kulit 6. Anjurkan klien untuk melakukan mika miki
2. Invasi struktur tubuh
Data Minor:
DS: -
DO:
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
7. Ketidakefektifan manajemen Kriteria Hasil: Indpendent:
kesehatan berhubungan dengan 1. Klien mampu 1. Kaji tingkat pemahaman pasien terhadap penyakir (gagal jantung)
defisiensi pengetahuan, mengidentifikasi dan pengobatan yang direkomendasikan untuk menentukan
kesulitan ekonomi, hubungan terapi defisiensi pengetahuan
kompleksitas regimen berkelanjutan (program 2. Diskusikan pada klien dan keluarga untuk menentukan area
terapeutik, persepsi terapi) dengan masalah dalam mengitegrasikan program pengobatan kedalam
keseriusan/kerentanan penurunan episode gaya hidup
Data Mayor: kekambuhan dan 3. Bantu klien dalam mengidentifikasi sudut situasional yang
DS: pencegahan komplikasi menggangu kepatuhan terhdap program teraupetik
1. Klien mengatakan kesulitan 2. Menyebutkan tanda dan 4. Berikan dukungan atau motivasi kepada klien untuk melanjutkan
dalam menjalani pengobatan gejala yang memerlukan kepatuhan terhadap terapi.
DO: intervensi dengan 5. Informasikan tentang penyakit komplikasi dan pengobatan yang
1. Gagal melakukan tindakan segera. diberikan
untuk mengurangi factor 3. Klien mampu
resiko mengidentifikasi stress Kolaboratifi:
2. Gagal menerapkan sendiri dan fator resiko 1. Kolaborasikan dengan penyedia perawatan kesehatan lain untuk
pengobatan dalam kehidupan serta beberapa teknik menentukan cara memodifikasi program teraupetik tanpa
sehari – hari untuk mengatasinya membahayakan kesehatan klien
3. Aktivitas hidup sehari – hari 4. Klien mampu memulai
tidak efektif untuk perubahan perilaku gaya
memenuhi tujuan kesehatan hidup
Patoflow

Gagal pompa ventrikel


kanan
RAA ↑
Penyempitan lumen
ventrikel kanan
Aldosteron ↑

Hipertrofi ventrikel kanan


ADH ↑

Retensi Na + H2O

Kelebihan volume cairan


Gangguan aliran darah ke Faktor sistemik (hipoksia, Penyakit jantung (stenosis
otot jantung Arterosklerosis koroner anemia) katup AV, stenosis katup
temponade pericardium,
perikarditis konstruktf
Disfungsi miokardium Beban volume berlebihan Pasokan sistolik ke
jantung ↓
ATP ↓ Tekanan vena
pulmonalis ↑
Kontraktilitas Beban sistol ↑ Beban tekanan berlebihan Beban sistolik berlebihan
Fatigue ↓
Tekanan kapiler paru ↓
Hambatan pengosongan
Intoleransi aktivitas Peningkatan kebutuhan Hipertensi sistemik Preload ↑
ventrikel metabolisme pulmonal
Gangguan pertukaran gas Edema paru Beban ventrikel

COP ↓ Pitting edemaBeban jantungKerusakan


↑ Atrofi
integritas serabut otot
kulit Ronkhi paruGagal jantung Iritasi mukosa paru

Bersihan jalanDisfungsi miokard (AMI)


nafas tidak
Kelainan otot jantung Kontraktilitas ↓
Retensi cairan pada efektif miokarditis Penumpukan sekret Reflek batuk ↓
ekstremitas bawah
Peradangan dan penyakit
Serabut otot jantung rusak
miokardium
Tidak dapat Bendungan vena sistemik Bendungan atrium kanan Tekanan diastole ↑
mengakomodasi semua
Gagal pompa ventrikel Back failure
kiri yang secara normal
darah LVED naik
kembali dari sirkulasi vena Lien Hepar
Forward failure Renal flow ↓

Pembesaran vena di Spleen omegali Hepatomegali Nyeri

Suplai darah jaringan ↓ abdomen Suplai O2 otak ↓


Cairan terdorong ke
Mendesak diafragma ↑ Tekanan pembuluh rongga abdomen/asites
Gangguan
Anoreksia dan mual aliran darah ke portal
otot jantung Ketidakefektifan pola
Sesak nafas nafas Nyeri
Risiko penurunan perfusi
Ketidakseimbangan Deficit perawatan diri
jaringan jantung
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Ansietas

Anda mungkin juga menyukai