FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN BELAJAR KMB SISTEM CARDIOVASKULER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHF
NAMA:
NPM:
No Komponen Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasisw Perceptor Perceptor a Klinik Akademik 1. Asuhan keperawatan pada pasien CHF. Konsep dasar asuhan Keperawatan A. Pengertian 1. Anamnesis Congestive Heart Failure (CHF) Anamnesis pada penderita chf sangat penting, berguna adalah suatu kondisi dimana jantung untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan mengalami kegagalan dalam untuk menyusun strategi penatalaksaan. Gejala dari chf memompa darah guna mencukupi sangat bervariasi. kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien Gagal jantung umumnya diklasifikasi tersgantung pada dan oksigen secara adekuat. Hal ini patologi dasar. Beberapa klasifikasi gagal jantung mengakibatkan peregangan ruang mencakup gagal sistolik versus diastolic, gagal sebelah kiri jantung (dilatasi) guna menampung versus kanan, gagal curah tinggi versus curah rendah, dan darah lebih banyak untuk dipompakan gagal akut versus kronik (LeMone, Priscilla,dkk , 2012). ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. A. Pengkajian (Amin Huda Nurarif, et al 2015). 1. Wawancara / Keluhan : Gagal jantung (GJ) adalah sindrom a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat) klinis (sekumpulan tanda dan gejala), b. Palpitasi atau berdebar-debar ditandai oleh sesak napas dan fatik c. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) atau (saat istirahat atau saat aktivitas) yang orthopnea, sesak disebabkan oleh kelainan struktur atau napas saat beraktivitas, batuk (hemaptoe), tidur fungsi jantung. (Siti Setiati, et al harus pakai bantal lebih dari dua buah bantal 2015). d. Tidak nafsu makan, mual, muntah. B. Etiologi e. Letargi (kelesuhan) atau fatigue (kelelahan) 1. Penyakit arteri coroner f. Insomnia 2. Infark miokard g. Kaki bengkak dan berat badan bertambah 3. Kardiomipati h. Jumlah urine menurun 4. Hipertensi i. Serangan timbulmendadak/sering kambuh 5. Penyakit katup jantung 2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark C. Manifestasi Klinis miokard kronis, diabetes mellitus, bedah jantung atau distrimia Manifestasi Secara Umum: 3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, a. Dispnea yang disebabkan oleh alcohol kongesti pulmoner. 4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan b. Ortopnea karena darah di fungsi jantung, steroid, jumlah cairan per-IV, alergi distribusikan kembali dari tungkai terhadap obat tertentu ke dalam sirkulasi sentral ketika 5. Pola eliminasi urine: oliguria, nokturia pasien berbaring pada malam hari. 6. Merokok : perokok, cara/jumlah batang perhari, jangka c. Sianosis akibat kerusakan waktu petukaran gas. 7. Postur, kegelisahan, kecemasan d. Dispnea nokturnal paroksimal 8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma atau akibat reabsorpsi cairan intertisial COPD yang merupakan faktor pencetus peningkatan ketika pasien terbaring dan kerja jantung dan mempercepat perkembang CHF penurunan stimulasi saraf simpatik pada saat pasien tidur. 2. Temuan pemeriksaan fisik (Yasmara dkk, 2016). e. Keletihan yang berkaitan dengan Inspeksi penurunan oksigenasi dan Batuk bersputum ketidakmampuan untuk Sianosis pada bibir dan dasar kuku meningkatkan curah jantung Kulit pucat, dingin dan basah sebagai respons penurunan Diaforesis (keringat berlebihan) toleransi terhadap aktivitas fisik. f. Batuk non produktif yang Distensi vena jugularis (JVP tampak hingga berkaitan dengan kongesti setinggi leher) pulmoner. Penurunan haluaran urine g. Bunyi rhonki atau krekles akibat Penurunan oksimetri nadi kongesti pulmoner. h. Hemoptisis akibat perdarahan Auskultasi vena pada sistem bronkial yang Bunyi jantung S3 dan S4 disebabkan oleh distensi darah Crackles lembap dan bibasilar, ronki dan mengi vena. ekspiratori i. Iktus kordis yang bergeser ke linea aksilaris anterior kiri akibat Takikardia (detak jantung diatas normal >100 hipertrofi ventrikel kiri. x/menit) j. Takikardia akibat stimulasi saraf Palpasi simpatik . k. Bunyi Gallop S3 yang disebabkan Pulsusalternans (pergantian antara denyut nadi kuat oleh pengisian ventrikel yang dan denyut nadi lemah) cepat. Hepatomegali (pembesaran organ hati) dan l. Bunyi S4 yang terjadi karena kemungkinan splenomegali (pembesaran organ kontraksi atrium melawan limpa) ventrikel yang sudah tidak lentur Penurunan tekanan nadi lagi. Edema perifer m. Kulit yang pucat, dingin akibat vasokontriksi. Perkusi n. Gelisah dan kebingungan akibat penurunan curah jantung. Asites (cairan di rongga perut o. Distensi vena jugularis yang mengalami elevasi karena 3. Pemeriksaan Penunjang: kongesti darah vena. ( Gray, 2002) p. Refleks hepatojugular yang positif Radiografi toraks : menunjukkan ada atau tidaknya dan hepatomegali gejala ini terjadi kardiomegali sekunder karena kongesti vena. Elektrokardiografi (EKG) : memperlihatkan seberapa q. Nyeri abdomen kuardan kanan abnormalitas pada sebagian besar pasien (80-90%) atas karena kongesti hati. termasuk gelombang Q, perubahn ST-T, hipertrofi r. Anoreksia, rasa penuh, dan nausea yang dapat disebabkan oleh LV, gangguan konduksi, aritma. kongesti hati dan usus. Ekokardiografi : dimensi ruang jantung, fungsi s. Nokturia karena cairan di ventrikel (sistolik dan distolik), dan abnormalitas distribusikan kembali pada malam gerakan dinding dapat dinilai, dan penyakit katup hari dan di absorpsi kembali. jantung dapat disingkirkan. t. Peningkatan berat badan karena Pemantauan tekanan arteri pulmonal yang retensi natrium dan air. menunjukan peningkatan arteri pulmonal, tekanan baji u. Edema jaringan perifer yang arteri pulmoner, tekanan akhir diastole, ventrikel kiri berkaitan dengan volume cairan pada gagal jantung kiri dan peningkatan atrium kanan yang berlebihan. atau vena sentral pada gagal jantung kanan v. Asites atau edema anasarka yang Tes darah: CK,CKMB, Tromponin T, Ureum disebutkan oleh retensi cairan. kreatinin, cek elektrolit, fungsi tiroid, SGOT, SGPT, (Hartono, Andry., 2011). BNP atau NT pro BNP Pencitraan radionuklida (setiap isotop radioaktif dari D. Komplikasi setiap unsur) 1. Peningkatan kebutuhna oksigen Tes latihan fisik miokardium 2. Terbatas oleh peregangan 2. Penatalaksanaan gagal jantung: (Nasution, 2015) berlebihan. a. Terapi non farmakologi 3. Takikardia dengan penurunan Terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan waktu pengisian dan penurunan gaya hidup, monitoring dan kontrol faktor risiko CO. b. Terapi Farmakologi 4. Peningkatan resistensi vascular. Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan 5. Peningkatan kerja miokardium dan diuretik, Angiotensin Converting Enzym Inhibitor kebutuhan O2. (ACEI), beta bloker, Angiotensin Receptor Bloker 6. Vasokontriksi ginjal dan penurunan (ARB), glikosida jantung, vasodilator, agonis beta, serta perfusi ginjal bipiridin. 7. Peningkatan preload, afterload dan retensi cairan. 3. Diagnosa Keperawatan 8. Kongesti paru a. Pennurunan curah jantung berhubungan dengan 9. Gagal ginjal 10. Metabolisme anaerob dan asidodsi perubahan afterload, perubahan frekuensi, irama laktat jantung, perubahahan kontraktilitas 11. Pelebaran selular (defekvalvula/katup dan aneurisme ventrikel) b. Intolerasnsi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang gerak, kelamahan umum, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan natrium, penurunan mekanisme regulator dan retensi natrium dan air. d. Gangguan pertukaran gas nerhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler seperti pengumpulan cairan dan perpindahan cairan ke interstitial. e. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit fisik kronis, perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas sebelumnya f. Risiko kerusakan integritas kulit g. Ketidakefektivatan magement kesehatan berhubungan dengan defisiensi pengetahuan, kesulitan ekonomi, kompleksitas regiment terapeutik, persepsi keseriusan dan kerentanan. No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Paraf Hasil 1. Pennurunan curah jantung Kriteria Hasil: Independen berhubungan dengan Klien mengalami 1. Kaji toleransi aktivitas dengan memerhatikan adanya nafas perubahan afterload, peningkatan curah jantung p[endek, nyeri, palpitasi atau limbung perubahan frekuensi, irama yang dibuktikan dengan 2. Pantau tekanan darah jantung, perubahahan irama jantung regular, 3. Pantau tanda adnya kelebihan cairan; edema dan kenaikan berat kontraktilitas (defekvalvula / denyut jantung, tekanan badan katup dan aneurisme ventrikel) darah, pernapasan, keluaran 4. Catat bunyi jantung Ditandai dengan: urine. 5. Palpasi nadi perifer Data Mayor: 6. Inspeksi kulit: pucat dan sianosis DS: 7. Pantau haluaran urine: penururnan haluaran urine, warna urine 1. Klien mengeluh dadanya 8. Tinggikan tungkai dalam posisi trendelembug berdebar - debar 9. Dorong latiihan aktif dan pasif 2. Klien mengeluh mudah Lelah 10. Anjurkan klien untuk tidak mengedan selama defekasi 3. Klien mengeluh sesak 4. Klien mengeluh sesak pada Kolaboratif: malam hari dan batuk 1. Berikan oksigen tambahan, jika diindikasikan 2. Beri medikasi sesuai indikasi, mis. Diuretic loop, tiazid, inhibitor ACE, vasodilator, arteriodilator, kombinasi obat – obatan, beta DO: bloker, dan agens inotropic 1. Perubahan irama jantung: bradikardia/takikardia, EKG aritmia 2. Perubahan preload: Edema, distensi vena jugularis, CVP meningkat atau menurun 3. Perubahan afterload: Tekanan darah meningkat, nadi perifer lemah, CRT >3 detik, oliguria, sianosis 4. Perubahan kontraktilitas: Terdengar S3 & S4 Data Minor: DS: 1. Klien mengeluh Cemas DO: 1. Murmur jantung 2. Berat badan bertambah 3. PAWP menurun 4. PVR meningkat/menurun 5. SVR meningkat/menurun 6. Hepatomegaly 7. CI menurun 8. LVSWI menurun 2. Intoleransi Aktivitas Kriteria Hasil: Independent Berhubungan dengan gaya hidup 1. Klien mampu 1. Pantau tanda – tanda vital sebelum, selama dan setelah aktivitas, kurang gerak, kelamahan umum, berpartisipasi dalam hentikan aktivitas jika tanda – tanda vital tidak dalam rentang dan ketidakseimbangan antara aktivitas yang normal. suplai dan kebutuhan oksigen diinginkan, memenuhi 2. Pantau respon kardio repiratori terhadap aktivitas (takidia, Data Mayor: kebutuhan perawatan disritmia, dipsneu, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik dan Ds: Klien Mengeluh Lelah diri sendiri. frekuensi pernafasan) DO: Frekuensi jantung meningkat 2. Klien mampu mencapai 3. Kaji tingkat keletihan, penyebab keletihan, evaluasi pencetus, >20% dari kondisi istirahat peningkatan yang dapat mis. Terapi gagal jantung, nyeri, kakheksia, anemia, dan depresi Data Minor: diukur dalam hal 4. Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas Ds: toleransi aktivitas yang 5. Bantu klien dalam aktivitas perawatan diri. 1. Klien mengeluh sesak dibuktikian dengan saat/setelah aktivitas penurunan keletihan, 2. Klien mengeluh tidak nyaman kelemahan dan tanda setelah beraktivitas vital berada dalam batas Kolaboratif: 3. Klien mengeluh Lemah normal. 1. Implementasikan program rehabilitasi jantung dan aktivitas secara DO: bertahap 1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat 2. EKG aritmia saat/setelah aktivitas 3. EKG iskemia 4. Sianosis 3. Kelebihan volume cairan Kriteria Hasil: Independent: berhubungan dengan kelebihan Klien akan menunjukkan 1. Pantau tekanan darah, dan tekanan vena sentral atau cvp (jika asupan natrium, penurunan keseimbangan cairan yang tersedia) mekanisme regulator dan adekuat. 2. Pantau haluaran urine, perhatikan jumlah dan warna serta pukul retensi natrium dan air. berapa diuresis terjadi DS: 3. Pantau keseimbangan asupan dan haluaran dan keseimbangan 1. Kien mengeluh cemas selama 24 jam 2. Klien mengeluh sesak 4. Posisikan semifowler selama fase akut 3. Klien mengeluh Gelisah 5. Timbang berat badan setiap hari DO: 6. Kaji distensi pembulu darah perifer 1. Suara nafas tidak normal 7. Kaji bising usus. Perhatikan keluhan anoreksia, mual, distensi (rale/crackle) abdomen dan konstipasi 2. Anasarka 8. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan penurunan bunyi nafas, dan 3. Ansietas bunyi nafas tambahan, serta perhatikan terjadinya peningkatan 4. Azotemia dipsneu, takipnue, ortopnea, dipsneu noktural, paroksimal dan 5. Perubahan teknan darah batuk persisten 6. Perubahan status mental 9. Ukur lingkar abdomen dan palpasi abdomen. Perhatikan laporan 7. Perubahan pola pernapasan nyeri atau nyeri tekan di kuadran kanan atas 8. Perubahan Hb dan Ht 10. Anjurkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering dan mudah 9. Edema dicerna 10. Ketidakseimbangan Kolaboratif: elektrolit 1. Beri medikasi sesuai indikasi, mis. Diueretik, tiazid, penyimpan 11. Peningkatan tekanan vena kalium, dan suplemen kalium sentral 2. Konsultasikan dengan ahli gizi dalam pemberian diit dengan 12. Asupan melebihi haluaran kandungan proteun yang adekuat dan pembatasan natrium. 13. Distensi vena jugularis 3. Pantau hasil darah lengkap dan elektrolit terutama kalium dan 14. Oliguria natrium. 15. Ortopnea 16. Efusi pleura 17. Reflex hepatojugularis positif 18. Perubahan tekanan arteri pulmonal 19. Kongesti paru 20. Gelisah 21. Bunyi jantung S3 22. Perubahan berat jenis urine 23. Kenaikan berat badan dalam periode singkat 4. Gangguan pertukaran gas Kriteria Hasil: Independent: berhubungan dengan 1. Menunjukan ventilasi 1. Kaji suara paru (crickles dan mengi), frekuensi nafas, kedalaman perubahan membrane alveolar dan oksigenasi jaringan dan usaha nafas dan produksi sputum sebagai indicator kapiler seperti pengumpulan yang adekuat demgan keefektifan cairan dan perpindahan cairan nilai analisis gas darah 2. Pantau saturasi oksigen dengan oksimetri nadi ke interstitial. (AGD) dan oksimetri 3. Pantau hasil gas darah (kadar PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi Data Manyor: berada dalam kisaran menunjukkan perburukan pernafasan) DS: klien mengeluh sesak normal klien dan bebas 4. Pantau kadar elektrolit DO: dari gejala distress 5. Pantau status mental (tingkat kesadaran, gelisah dan konfusi) 1. PCO2 meningkat/menurun pernafasan. 6. Observasi adanya sianosis terutama pada mukosa mulut 2. PO2 menurun 2. Berpartisipasi dalam 7. Pantau adanya edema perifer, distensi vena jugularis dan bunyi 3. Takikardia regimen terapi dalam jantung pada S3 dan S4 4. pH arteri meningkat / tingkat kemampuan dan 8. Instruksikan klien batuk efektif dan nafas dalam menurun situasi. 9. Anjurkan klien dalam posisi semifowler dan anjurkan untuk 5. bunyi nafas tambahan melakukan perubahan posisi
Data Minor: Kolaboratif:
DS: 1. Pantau dan buat grafik AGD secara berkala dan oksimetri nadi 1. klien mengeluh pusing 2. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi 2. klien mengeluh penglihatan 3. Berikan obat antiaritmia jika diperlukan kabur DO: 1. Sianosis 2. Diaforesis 3. Gelisiah 4. Nafas cuping hidung 5. Pola nafas abnormal 6. Warna kulit pucat 7. Kesadaran menurun 5. Nyeri kronis berhubungan Kriteria Hasil: Independent: dengan penyakit fisik kronis 1. Klien mampu 1. Kaji PQRST nyeri atau kondisi fisik kronis, mengungkapkan 2. Catat kondisi penyerta perubahan kemampuan untuk peredaan atau 3. Kaji efek nyeri seperti in aktivitas fisik, keletihan berat, kesulitan melanjutkan aktivitas pengendalian nyeri tidur dan depresi sebelumnya 2. Klien mampu mendemostrasikan Kolaboratif: Data Mayor: modifikasi perilaku, 1. Bantu terapi kondisi pokok atau kondisi penyerta DS: gaya hidup dan 2. Berikan analgetik sesuai dengan indikasi 1. Klien mengeluh nyeri mengungkapkan 2. Klien Merasa depresi intervensi terapeutik DO: yang benar 1. Tampak meringis 2. Gelisah 3. Tidak mampu menuntaskan aktivitas Data Minor: DS: 1. Klien mengatakan takut mengalami cedera berulang DO: 1. Bersikap menghindari nyeri 2. Waspada 3. Pola tidur berubah 4. Anoreksia 5. Focus menyempit 6. Berfokus pada diri sendiri 6. Risiko kerusakan integritas Kriteria Hasil: Independent: kulit berhubungan dengan 1. Klien mampu 1. Inspeksi kulit, perhatikan tonjolan tulang, keberadaan edema dan gangguan sirkulasi mempertahankan perubahan sirkulasi dan pigmentasi integritas kulit 2. Beri massage lembut pada area yang memerah Data Mayor 2. Klien mampu 3. Bantu klien untuk melakukan ROM aktif dan pasif DS: - mendemostrasikan 4. Beri perawatan kulit: meminimalkan kontak dengan kelembapan DO: perilaku atau teknik dan ekresi 1. Kerusakan jaringan / lapisan untuk mencegah 5. Hindari rute intramuscular untuk pemberian medikasi kulit kerusakan kulit 6. Anjurkan klien untuk melakukan mika miki 2. Invasi struktur tubuh Data Minor: DS: - DO: 1. Nyeri 2. Perdarahan 3. Kemerahan 4. Hematoma 7. Ketidakefektifan manajemen Kriteria Hasil: Indpendent: kesehatan berhubungan dengan 1. Klien mampu 1. Kaji tingkat pemahaman pasien terhadap penyakir (gagal jantung) defisiensi pengetahuan, mengidentifikasi dan pengobatan yang direkomendasikan untuk menentukan kesulitan ekonomi, hubungan terapi defisiensi pengetahuan kompleksitas regimen berkelanjutan (program 2. Diskusikan pada klien dan keluarga untuk menentukan area terapeutik, persepsi terapi) dengan masalah dalam mengitegrasikan program pengobatan kedalam keseriusan/kerentanan penurunan episode gaya hidup Data Mayor: kekambuhan dan 3. Bantu klien dalam mengidentifikasi sudut situasional yang DS: pencegahan komplikasi menggangu kepatuhan terhdap program teraupetik 1. Klien mengatakan kesulitan 2. Menyebutkan tanda dan 4. Berikan dukungan atau motivasi kepada klien untuk melanjutkan dalam menjalani pengobatan gejala yang memerlukan kepatuhan terhadap terapi. DO: intervensi dengan 5. Informasikan tentang penyakit komplikasi dan pengobatan yang 1. Gagal melakukan tindakan segera. diberikan untuk mengurangi factor 3. Klien mampu resiko mengidentifikasi stress Kolaboratifi: 2. Gagal menerapkan sendiri dan fator resiko 1. Kolaborasikan dengan penyedia perawatan kesehatan lain untuk pengobatan dalam kehidupan serta beberapa teknik menentukan cara memodifikasi program teraupetik tanpa sehari – hari untuk mengatasinya membahayakan kesehatan klien 3. Aktivitas hidup sehari – hari 4. Klien mampu memulai tidak efektif untuk perubahan perilaku gaya memenuhi tujuan kesehatan hidup Patoflow
nafas tidak Kelainan otot jantung Kontraktilitas ↓ Retensi cairan pada efektif miokarditis Penumpukan sekret Reflek batuk ↓ ekstremitas bawah Peradangan dan penyakit Serabut otot jantung rusak miokardium Tidak dapat Bendungan vena sistemik Bendungan atrium kanan Tekanan diastole ↑ mengakomodasi semua Gagal pompa ventrikel Back failure kiri yang secara normal darah LVED naik kembali dari sirkulasi vena Lien Hepar Forward failure Renal flow ↓
Pembesaran vena di Spleen omegali Hepatomegali Nyeri
Suplai darah jaringan ↓ abdomen Suplai O2 otak ↓
Cairan terdorong ke Mendesak diafragma ↑ Tekanan pembuluh rongga abdomen/asites Gangguan Anoreksia dan mual aliran darah ke portal otot jantung Ketidakefektifan pola Sesak nafas nafas Nyeri Risiko penurunan perfusi Ketidakseimbangan Deficit perawatan diri jaringan jantung nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ansietas